Anda di halaman 1dari 6

PENTINGNYA PROGRAM MENDIDIK SISWA TENTANG SEKSUALITAS

MANUSIA

Sevina Mutia Putri Nadri


Sevinaputri82@gmaul.com

Abstrak : Kekerasan seksual adalah masalah yang tersebar luas dan


berdampak buruk pada kesejahteraan fisik, psikologis, dan sosial para korban di seluruh dunia
dan berdampak buruk pada masyarakat di seluruh dunia. Penting untuk mengatasi masalah ini
melalui program pencegahan yang menentang sikap dan keyakinan diskriminatif, mendorong
sensitivitas dan kesetaraan gender, dan memerangi segala bentuk diskriminasi gender.
Penerapan program berbasis sekolah yang sistemik dan inklusif telah diakui sebagai strategi
yang efektif dalam pencegahan kekerasan berbasis gender. Program-program ini berperan
penting dalam mendidik siswa tentang seksualitas manusia dan mengurangi ideologi yang
mendukung pemerkosaan baik terhadap laki-laki maupun perempuan. Studi evaluasi ini
menyoroti hasil positif dari pendidikan seks masyarakat dan menyoroti potensinya dalam
mengurangi kekerasan seksual

Kata kunci : [ Pendidikan seks, pemahaman, pencegahan seksual ]

Farid Wajdi1*
Asmani Arif2
1
Universitas Sembilanbelas November, Kolaka, Indonesia
2
Institut Agama Islam Al – Mawaddah Warrahmah, Kolaka, Indonesia

LATAR BELAKANG

Pemberantasan kekerasan seksual merupakan permasalahan serius yang memerlukan


pencegahan komprehensif. UNESCO mencatat bahwa perselisihan mungkin tidak dapat
dihindari, namun kekerasan dapat dicegah. Pendidikan diharapkan dapat menanamkan nilai-
nilai perdamaian atau nir-kekerasan di benak siswa mulai dari sekolah dasar hingga perguruan
tinggi. Angka kekerasan seksual di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Masih
sulitnya perempuan korban kekerasan seksual mendapatkan keadilan di pengadilan, karena
definisi kekerasan seksual yang diberikan dalam undang-undang masih terbatas. Kekerasan
seksual sendiri sangat beragam, setidaknya ada 15 jenis atau bentuk kekerasan seksual.
Kekerasan seksual terhadap anak merupakan fenomena gunung es, hanya sedikit kasus yang
dilaporkan, sisanya belum diketahui. 150 juta anak perempuan menjadi korban kekerasan
seksual pada masa kanak-kanak

MASALAH

Kekerasan seksual adalah masalah serius yang mempengaruhi banyak orang, terutama
anak – anak. Penting untuk memahami dampak kekerasan seksual terhadap korban dan
bagaimana menangani kasus – kasus tersebut. Beberapa masalah yg terjadi dalam kekerasan
seksual :

1. Factor apa yang mempengaruhi kekerasan seksual ?


2. Bagaimana cara mencegah kekerasan seksual terhadap siswa sekolah ?
3. Bagaimana perlindungan hukum bagi korban kekerasan seksual pada siswa ?
4. Bagaimana dampak psikologis dan fisik dari kekerasan seksual ?

TINJAUAN PUSTAKA

Kekerasan seksual meliputi istilah kekerasan seksual, yang berasal dari Bahasa inggris
“sexcual hardness” . yang berarti perlakuan tidak pantas, pornografi, perkataan dan Tindakan
tidak senonoh, serta persetubuhan yang tidak bertanggung jawab dengan anak. Hal ini juga
berlaku keterlibatan anak dalam aktivitas seksual illegal seperti prostitusi. Pelecehan seksual
adalah perilaku yang tidak diinginkan atau merendahkan yang terkait dengan orientasi seksual
atau seksualitas, termasuk ajakan untuk melakukan aktivitas seksual pilihan pelaku dan ucapan/
terkait. Pelecahan seksual adalah setiap Tindakan, Upaya, komentar atau saran yang tidak di
sengaja atau lainnya yang melibatkan pemaksaan untuk melakukan hubungan seksual.
Kekerasan seksual adalah aktivitas seksual antara orang dewasa dengan anak atau anak kecil
yang melanggar hak dan kepribadian anak.

Factor penyebab terjadinya kekerasan seksual adalah ancaman hukuman yang ringan,
lemahnya system kepolisian, penggambaran kekerasan, seks dan pornografi di media,
perubahan pola piker Masyarakat dan system social yang masih memuat kekerasan seksual dan
penguasa. Jenis – jenis kekerasan seksual antara lain pelecehan non fisik, pelecehan fisik,
pemaksaan hubungan intim, pemerkosaan, kepercayaan, dan pemerkosaan oleh seseorang.
Faktor individu yang mempengaruhi kekerasan seksual: rendahnya tingkat pendidikan,
kurangnya pengetahuan untuk mencegah kekerasan seksual, perilaku buruk, riwayat kekerasan,
pengakuan terhadap kekerasan seksual, penggunaan narkoba. Faktor kerentanan: jenis kelamin,
umur, tingkat ekonomi.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelusuran, factor – factor berikut mungkin mempengaruhi kekerasan


seksual terhadap siswa :

1. Factor – factor yang mempengaruhi kekerasan seksual meliputi factor individu,


relasional, komunitas, dan social. Beberapa factor spesifik yang dapat berkontribusi
terhadap kekerasan seksual meliputi :
- Factor individu : termasuk alkohol dan obat-obatan, perilaku kriminal,
ketidakpedulian terhadap orang lain, perilaku agresif, dan penerimaan perilaku
kekerasan.
- Kurangnya perhatian dan penanganan pemerintah : Kurangnya
perhatian dan penanganan pemerintah terhadap kekerasan seksual dapat
berkontribusi terhadap terjadinya kekerasan seksual.
- Pendidikan seks yang tidak memadai : Kurangnya pendidikan seks dapat
menyebabkan kurangnya batasan dan persetujuan, yang dapat mendorong
kekerasan seksual.
- Kuranya control orang tua : Kurangnya kontrol orang tua juga dapat
mendorong terjadinya kekerasan seksual terhadap anak.
Dari penjelasan tersebut merupakan beberapa contoh factor – factor kekerasan seksual yang
terjadi pada siswa sekolah.

Dalam mencegah kekerasan seksual di lingkungan Pendidikan, diperlukan komirmen yang


kuat dan baik dari satu Pendidikan maupun pemerintah sebagai regulator.
2. Kekerasan seksual di lingkungan Pendidikan dapat dicegah dengan beberapa cara,
antara lain :
- Menciptakan lingkungan yang aman : Institusi pendidikan harus
menciptakan lingkungan pendidikan yang aman. Lingkungan yang dapat
melindungi setiap warga negara dari segala bentuk kekerasan, termasuk kekerasan
seksual. Jika sekolah dapat menciptakan lingkungan yang aman, maka kekerasan
seksual dapat dicegah.
- Pendidikan seks : Siswa diberikan pemahaman yang memadai tentang
pendidikan seks agar mereka memahami pentingnya melindungi diri dan mengenali
batasan ketika berinteraksi dengan lawan jenis atau orang lain.
- Meningkatkan keamanan institusi Pendidikan : Institusi pendidikan harus
meningkatkan keamanan dengan memasang CCTV, menambah jumlah petugas
keamanan dan memperkuat kontrol terhadap setiap orang yang memasuki
lingkungan sekolah.
- Membentuk tim khusus pencegahan kekerasan seksual : tim khusus ini
fokus menangani segala persoalan terkait kekerasan seksual, dan upaya pencegahan
serta forum penanganan korban. Anggota tim terdiri dari kepala sekolah,
perwakilan guru, perwakilan orang tua/wali, dan tokoh masyarakat atau agama.

Beberapa peraturan perundang – undangan mengatur tentang perlindungan hukum terhadap


korban kekerasan seksual terhadap pelajar di Indonesia.
3. Upaya perlindungan hukum berikut dapat ditawarkan kepada korban kekerasan seksual
terhadap pelajar :
- Undang-undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU No. 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak : Pasal 59(1) dan Pasal 2(j)
Undang-undang ini mengatur bahwa pemerintah, pemerintah daerah, dan lembaga
negara lainnya berkewajiban dan bertanggung jawab untuk menjamin perlindungan
anak khusus. perlindungan terhadap anak salah satunya diberikan. kepada anak
korban kejahatan seksual. Perlindungan khusus tersebut dilaksanakan melalui
upaya-upaya seperti perawatan darurat, meliputi perawatan dan/atau rehabilitasi
fisik, psikis, dan sosial serta pencegahan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya;
dukungan psikososial selama pengobatan sampai sembuh; pemberian bantuan
sosial kepada anak dari keluarga miskin; dan memberikan perlindungan dan
bantuan dalam segala proses hukum.
- Undang-undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam
Rumah Tangga : Undang-undang ini mengatur kejahatan yang berkaitan
dengan kekerasan seksual, termasuk pemerkosaan, pemaksaan seks dan tindakan
merugikan seksual lainnya.
- UU Perlindungan Anak No. 31/2014 : ndang-undang ini mengatur
tentang perlindungan anak terhadap berbagai bentuk kekerasan, termasuk
kekerasan seksual. Undang-undang ini juga mengatur hak-hak korban kekerasan
seksual, seperti hak atas pengobatan, rehabilitasi, dan bantuan social.

Kekerasan seksual terhadap siswa dapat menimbulkan konsekuensi mental dan fisik yang
signifikan.
4. Berikut beberapa akibat yang mungkin dialami oleh korban kekerasan seksual :
- Dampak psikologis : trauma mendalam, stress dapat mengganggu
fungsi dan perkembangan otak, gangguan emosional seperti marah, perasaan tidak
aman terus – menerus, mimpi buruk, ketakutan, rasa malu yang luar biasa.
- Efek fisik : cedera dalam dan pendarahan, kerusakan organ
dalam pada kasus yang parah, penalaran penyakit menular seksual kepada anak –
anak.
- Dampak social : ditinggalkan untuk kehidupan social, hilangnya
motivasi dan dukungan moral untuk bangkit Kembali dalam hidup.
Penting untuk memahami dampak kekerasan seksual terhadap siswa agar dapat memberikan
dukungan dan bantuan yang memadai kepada korban. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya
untuk mengatasi dampak psikologis dan fisik kekerasan seksual terhadap siswa, seperti
menciptakan kesadaran lingkungan, perspektif sekolah dan masyarakat sekitar, rehabilitasi
korban kekerasan seksual, dan memberikan dukungan moral. . kepada para korban.

KESIMPULAN
Beberapa faktor spesifik yang mungkin mempengaruhi kekerasan seksual antara lain
faktor individu. Hal ini termasuk penggunaan alkohol dan obat-obatan, perilaku kriminal, tidak
menghormati orang lain, perilaku agresif dan kekerasan. Kekerasan seksual di lembaga
pendidikan dapat dicegah dengan banyak cara, termasuk menciptakan lingkungan yang aman.
Dan lembaga pendidikan juga harus menciptakan lingkungan pendidikan yang aman.
Perlindungan khusus tersebut dilakukan misalnya melalui pelayanan kesehatan yang
tidak dapat dihindari, meliputi perawatan dan/rehabilitasi fisik, psikis, dan sosial, serta melalui
pencegahan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya
untuk mengatasi dampak psikologis dan fisik kekerasan seksual terhadap siswa, seperti
meningkatkan kesadaran lingkungan, pandangan sekolah dan masyarakat sekitar, rehabilitasi
korban kekerasan seksual, memberikan dukungan moral.
DAFTAR PUSTAKA
Munkizul Umam Kau, E. S. (2023). Sosialisasi program pencegahan kekerasan seksual
pada anak usia dini melalui program KKNT di desa Torosiaje. Gorontalo : jurnal
pengabdian kepada Masyarakat.
https://www.mendeley.com/catalogue/56d27ad3- 296b-3194-8f1c-6f400b6b56b7
Betra Sarianti, S. M. (2021). Factor yang melatar belakangi terjadinya kekerasan seksual
pada anak dalamm lingkungan keluarga. IDEA edisi Desember 2021.
http://jurnal.umb.ac.id/index.php/idea/article/view/3109/1842
Saitya, I. B. (2019). Faktor – factor penyebab tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak.
IHDN Denpasar.
https://journal.uii.ac.id/Lex-Renaissance/article/download/17206/pdf/45474
Alpian, R. (2022), Perlindungan Hukum Bagi korban Tindak Pidana Kekerasan Seksual Di
Perguruan Tinggi. Riyan Alpin. Perlindungan hukum bagi korban.
https://journal.uii.ac.id/Lex-Renaissance/article/download/22029/pdf/64111

Anda mungkin juga menyukai