Anda di halaman 1dari 4

4.

Penanggulangan Kasus Pelecehan Seksual Bidang Hukum, Sosial, dan


Kesehatan
a. Bidang Hukum
Bagian penting dari pelecehan seksual adalah tidak menyukai atau
menolak bentuk-bentuk perhatian seksual. Pelecehan seksual terhadap
remaja di Indonesia diatur dalam beberapa pasal, antara lain Pasal 28G dan
28I UUD 1945 yang dimana pelecehan seksual ini merampas hak manusia
untuk bebas atas dirinya tanpa ada rasa diintimidasi atau disentuh tanpa
seiizin pemiliknya. KUHP juga memuat ketentuan pidana untuk kekerasan
seksual, termasuk pelecehan seksual. Pelecehan seksual dipandang sebagai
penyimpangan dari norma dan ketidakpatuhan terhadap undang-undang yang
diberlakukan oleh pemerintah. Di Indonesia terdapat beberapa bentuk
kekerasan seksual yang diatur dengan undang-undang. Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (KUHP) memuat ketentuan tentang kekerasan
seksual, antara lain pelecehan seksual, perkosaan, pelecehan seksual,
pelecehan seksual, kontrasepsi paksa, aborsi paksa, pernikahan paksa,
pelacuran paksa, perbudakan seksual, dan penyiksaan seksual. UUD 1945
Pasal 12 tahun 2022 yang baru diadopsi tentang kejahatan kekerasan seksual
bertujuan untuk mencegah segala bentuk kekerasan seksual, melindungi dan
merehabilitasi korban, menegakkan hukum dan merehabilitasi pelaku,
menciptakan lingkungan yang bebas dari kekerasan dan memastikan bahwa
kekerasan seksual tidak terjadi lagi. Komnas Perempuan, mengidentifikasi
15 bentuk kekerasan seksual, antara lain perkosaan, pelecehan seksual,
kawin paksa dan perbudakan seksual. KUHP mengatur kekerasan seksual
terhadap moral yang baik, pornografi dan pornografi anak. 
Dengan diberlakukannya UUD 1945 pasal 12 tahun 2022, peran
pemerintah seharusnya akan lebih maksimal dalam menanggulangi masalah
pelecehan seksual dengan segera mengesahkan Rancangan Undang –
Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) dimana sudah
diusulkan oleh Komnas Perempuan sejak Tahun 2012 lalu. Dalam kasus
pelecehan seksual non verbal, pemerintah seharusnya mengoptimalkan
kinerja petugas terkhusus di tempat umum seperti kereta, bus, dan
sebagainya agar masyarakat merasa aman. Mengembangkan teknologi
dengan menyediakan cyber police di Indonesia dengan fasilitas 24 jam agar
korban pelecehan terutama pelcehan virtual bisa mengadukan kejadian
langsung dan segera ditanggapi seperti halnya panggilan darurat.
b. Aspek Sosial
Mencegah pelecehan seksual di kalangan remaja di Indonesia
memerlukan penanganan aspek sosial. Pelecehan seksual dapat
menyebabkan konsekuensi negatif seperti masalah kesehatan mental seperti
depresi, kecemasan, dan gangguan stres pascatrauma. Komisi Nasional Anti
Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mendefinisikan
pelecehan seksual sebagai setiap tindakan seksual, fisik atau non fisik, yang
menargetkan organ seksual atau seksualitas korban, termasuk bersiul,
mengedipkan mata, komentar seksual, menunjukkan konten pornografi,
menyentuh, dan seksual. isyarat Dalam berbagai kejadian pelecehan seksual,
80 persen bentuknya adalah non-verbal yang mengarah ke pelecehan
seksual. Untuk mencegah pelecehan seksual di kalangan remaja, penting
untuk mendidik mereka tentang hubungan yang sehat, persetujuan, dan
menghormati batasan orang lain. Orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya
dapat memainkan peran penting dalam mempromosikan sikap positif
terhadap seksualitas dan mencegah pelecehan seksual. Pelecehan seksual
memiliki dampak sosial yang signifikan. Edukasi tentang tindakan bullying
dan pelecehan seksual sangat penting untuk mencegah tindakan tersebut dan
menciptakan lingkungan yang aman di masyarakat. Edukasi bisa dilakukan
oleh tenaga pendidik dengan melakukan sosialisasi kepada para remaja.
Perguruan tinggi wajib melakukan penanganan yang meliputi
pendampingan, perlindungan, sanksi administrasi, dan pemulihan korban
jika terdapat laporan kekerasan seksual. Upaya pencegahan berbasis privasi
mahasiswa dapat dilakukan melalui edukasi tentang kekerasan seksual
sebagai upaya pencegahan, penanganan yang berpihak pada korban, dan
menumbuhkan moral demi terwujudnya lingkungan kampus yang aman dari
pelecehan seksual.
c. Aspek Kesehatan
Ada beberapa cara untuk menanggulangi pelecehan seksual dalam aspek
kesehatan. Pertama, membawa korban kekerasan seksual ke lingkungan baru
dapat menjadi salah satu cara terbaik untuk menanggulangi atau memulihkan
kondisi psikologisnya. Kedua, masyarakat perlu diberi pengetahuan tentang
jenis pelecehan seksual yang dapat terjadi dan cara menghindarinya, serta
memperjuangkan hak-hak korban pelecehan seksual serta memberikan
dukungan dan perlindungan kepada mereka. Ketiga, memberikan dukungan
pada korban kekerasan seksual dengan tidak menghakimi dan menyalahkan
korban, mendengarkan ceritanya, dan memberikan dukungan emosional.
Keempat, memberikan pelayanan Kesehatan seperti bimbingan konseling,
psikolog, dsb kepada korban yang memiliki rasa traumatis agar rasa takut,
cemas yang diderita korban akibat kejadian pelecehan seksual tersebut bisa
hilang dan korban bisa menjalani hidupnya dengan damai tanpa dihantui rasa
takut, cemas, dan mengubah kepribadiannya karena lingkungan korban yang
kurang mendukung.
DAFTAR PUSTAKA

View of Edukasi Kesehatan Seksual Remaja untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap
Remaja terhadap Pelecehan Seksual (stikeskendal.ac.id)

Perlindungan Hukum Korban Kekerasan dan Pelecehan Seksual Minim (uii.ac.id)

Perlindungan Hukum Korban Kekerasan dan Pelecehan Seksual Minim (uii.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai