Penanggulangan Kasus Pelecehan Seksual Bidang Hukum, Sosial, dan
Kesehatan a. Bidang Hukum Bagian penting dari pelecehan seksual adalah tidak menyukai atau menolak bentuk-bentuk perhatian seksual. Pelecehan seksual terhadap remaja di Indonesia diatur dalam beberapa pasal, antara lain Pasal 28G dan 28I UUD 1945 yang dimana pelecehan seksual ini merampas hak manusia untuk bebas atas dirinya tanpa ada rasa diintimidasi atau disentuh tanpa seiizin pemiliknya. KUHP juga memuat ketentuan pidana untuk kekerasan seksual, termasuk pelecehan seksual. Pelecehan seksual dipandang sebagai penyimpangan dari norma dan ketidakpatuhan terhadap undang-undang yang diberlakukan oleh pemerintah. Di Indonesia terdapat beberapa bentuk kekerasan seksual yang diatur dengan undang-undang. Kitab Undang- Undang Hukum Pidana (KUHP) memuat ketentuan tentang kekerasan seksual, antara lain pelecehan seksual, perkosaan, pelecehan seksual, pelecehan seksual, kontrasepsi paksa, aborsi paksa, pernikahan paksa, pelacuran paksa, perbudakan seksual, dan penyiksaan seksual. UUD 1945 Pasal 12 tahun 2022 yang baru diadopsi tentang kejahatan kekerasan seksual bertujuan untuk mencegah segala bentuk kekerasan seksual, melindungi dan merehabilitasi korban, menegakkan hukum dan merehabilitasi pelaku, menciptakan lingkungan yang bebas dari kekerasan dan memastikan bahwa kekerasan seksual tidak terjadi lagi. Komnas Perempuan, mengidentifikasi 15 bentuk kekerasan seksual, antara lain perkosaan, pelecehan seksual, kawin paksa dan perbudakan seksual. KUHP mengatur kekerasan seksual terhadap moral yang baik, pornografi dan pornografi anak. Dengan diberlakukannya UUD 1945 pasal 12 tahun 2022, peran pemerintah seharusnya akan lebih maksimal dalam menanggulangi masalah pelecehan seksual dengan segera mengesahkan Rancangan Undang – Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) dimana sudah diusulkan oleh Komnas Perempuan sejak Tahun 2012 lalu. Dalam kasus pelecehan seksual non verbal, pemerintah seharusnya mengoptimalkan kinerja petugas terkhusus di tempat umum seperti kereta, bus, dan sebagainya agar masyarakat merasa aman. Mengembangkan teknologi dengan menyediakan cyber police di Indonesia dengan fasilitas 24 jam agar korban pelecehan terutama pelcehan virtual bisa mengadukan kejadian langsung dan segera ditanggapi seperti halnya panggilan darurat. b. Aspek Sosial Mencegah pelecehan seksual di kalangan remaja di Indonesia memerlukan penanganan aspek sosial. Pelecehan seksual dapat menyebabkan konsekuensi negatif seperti masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan stres pascatrauma. Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mendefinisikan pelecehan seksual sebagai setiap tindakan seksual, fisik atau non fisik, yang menargetkan organ seksual atau seksualitas korban, termasuk bersiul, mengedipkan mata, komentar seksual, menunjukkan konten pornografi, menyentuh, dan seksual. isyarat Dalam berbagai kejadian pelecehan seksual, 80 persen bentuknya adalah non-verbal yang mengarah ke pelecehan seksual. Untuk mencegah pelecehan seksual di kalangan remaja, penting untuk mendidik mereka tentang hubungan yang sehat, persetujuan, dan menghormati batasan orang lain. Orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya dapat memainkan peran penting dalam mempromosikan sikap positif terhadap seksualitas dan mencegah pelecehan seksual. Pelecehan seksual memiliki dampak sosial yang signifikan. Edukasi tentang tindakan bullying dan pelecehan seksual sangat penting untuk mencegah tindakan tersebut dan menciptakan lingkungan yang aman di masyarakat. Edukasi bisa dilakukan oleh tenaga pendidik dengan melakukan sosialisasi kepada para remaja. Perguruan tinggi wajib melakukan penanganan yang meliputi pendampingan, perlindungan, sanksi administrasi, dan pemulihan korban jika terdapat laporan kekerasan seksual. Upaya pencegahan berbasis privasi mahasiswa dapat dilakukan melalui edukasi tentang kekerasan seksual sebagai upaya pencegahan, penanganan yang berpihak pada korban, dan menumbuhkan moral demi terwujudnya lingkungan kampus yang aman dari pelecehan seksual. c. Aspek Kesehatan Ada beberapa cara untuk menanggulangi pelecehan seksual dalam aspek kesehatan. Pertama, membawa korban kekerasan seksual ke lingkungan baru dapat menjadi salah satu cara terbaik untuk menanggulangi atau memulihkan kondisi psikologisnya. Kedua, masyarakat perlu diberi pengetahuan tentang jenis pelecehan seksual yang dapat terjadi dan cara menghindarinya, serta memperjuangkan hak-hak korban pelecehan seksual serta memberikan dukungan dan perlindungan kepada mereka. Ketiga, memberikan dukungan pada korban kekerasan seksual dengan tidak menghakimi dan menyalahkan korban, mendengarkan ceritanya, dan memberikan dukungan emosional. Keempat, memberikan pelayanan Kesehatan seperti bimbingan konseling, psikolog, dsb kepada korban yang memiliki rasa traumatis agar rasa takut, cemas yang diderita korban akibat kejadian pelecehan seksual tersebut bisa hilang dan korban bisa menjalani hidupnya dengan damai tanpa dihantui rasa takut, cemas, dan mengubah kepribadiannya karena lingkungan korban yang kurang mendukung. DAFTAR PUSTAKA
View of Edukasi Kesehatan Seksual Remaja untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Remaja terhadap Pelecehan Seksual (stikeskendal.ac.id)
Perlindungan Hukum Korban Kekerasan dan Pelecehan Seksual Minim (uii.ac.id)
Perlindungan Hukum Korban Kekerasan dan Pelecehan Seksual Minim (uii.ac.id)