Anda di halaman 1dari 2

Menurut Hawari (2013) terdapat beberapa dampak dari kekerasan seksual:

a. Stress pascatrauma Kasus kekerasan seksual yang dialami oleh seseorang sebagai korban
merupakan pengalaman traumatik yang cenderung mengarah kepada trauma psikis daripada fisik.
Hal tersebut ditandai dengan adanya stresor yang berat mengenai kekerasan; adanya penghayatan
berulangulang seperti ingatan dan mimpi secara berulang dan tiba-tiba; berkurangnya hubungan
dengan dunia luar; adanya gejala yang timbul setelah trauma seperti kewaspadaan berlebihan,
gangguan tidur, perasaan bersalah, susah berkonsentrasi, menghindar; peningkatan gejala apabila
dihadapkan dengan peristiwa yang hampir sama.

b. Pembunhan dan pembuangan bayi Dampak tersebut muncul dikarenakan oleh perasaan dihantui
rasa malu yang dialami ibu-ibu yang melakukan hubungan gelap atau korban kekerasan seksual.

c. Aborsi Aborsi merupakan pengguguran kandungan yang disengaja dengan berbagai cara. d.
Gangguan jiwa Mereka yang mengalami kekerasan seksual (korban) dapat menderita gangguan jiwa
seperti stress, kecemasan, depresi, dan yang paling parah gangguan jiwa skizofrenia. e. Penyakit
kelamin Adanya penyakit ini ditularkan dari hubungan seksual, kebanyakan berasal dari hubungan di
luar nikah atau faktor kebersihan organ.

Menurut WHO (2017), beberapa dampak dari kekerasan seksual yakni sebagai berikut:

a. Dampak Fisik

1) Masalah kehamilan dan reproduksi Kekerasan seksual dapat mempengaruhi kehamilan yang tidak
diinginkan oleh korban. Hal ini memaksa korban untuk menerima kehamilannya, yang dapat
menyebabkan kehamilan yang stres. Kehamilan di usia muda dapat menimbulkan berbagai masalah
kehamilan bagi korbannya karena alat reproduksinya belum siap menerima kehamilan. Dampak
lainnya antara lain gangguan sistem reproduksi yang biasa terjadi pada korban perkosaan, seperti
perdarahan, infeksi saluran reproduksi, iritasi pada alat kelamin, nyeri saat berhubungan badan, dan
masalah reproduksi lainnya.

2) Meningkatnya penyakit menular seksual Perilaku kekerasan seksual korban dapat berdampak
negatif di kehidupan selanjutnya jika ditemukan bukti bahwa pelaku yang melakukan kekerasan
seksual terhadap korban pernah melakukan hubungan seksual dengan beberapa orang yang berbeda
di masa lalu.

b. Dampak psikologis Dampak psikologis yang ditimbulkan oleh kekerasan seksual pada korban
adalah depresi atau stres akibat stres pasca trauma, gangguan tidur, hilangnya kepercayaan diri dan
harga diri, terjadinya gangguan psikosomatis, penyalahgunaan narkoba dan alkohol akibat depresi
seperti melukai diri sendiri dan mengalami pikiran. Melakukan bunuh diri, rasa cemas, cemas, tidak
berdaya, terisolasi, dan mudah tersinggung merupakan efek psikologis korban kekerasan seksual.

c. Dampak sosial

1) Hambatan interaksi sosial. Pengucilan serta penolakan oleh keluarga dan masyarakat, merasa
tidak pantas.

2) Masalah rumah tangga. Pernikahan paksa dan perceraian.

3) Masalah dalam pekerjaan. Menurunnya produktivitas kerja.


Dampak kekerasan terhadap korban antara lain sebagai berikut:

1. Dampak pada Kesehatan Fisik atau Psikis Dampak kekerasan seksual selain menganggu kesehatan
fisik, seperti luka-luka atau kerusakan fisik yang memerlukan penanganan medis segera, juga dapat
membawa pengaruh pada kondisi kejiwaan atau setidaknya pada kesehatan emosional seseorang.
Terlebih, dampak psikologis tidak terlihat langsung, sehingga cenderung diabaikan.

2. Dampak pada Pemenuhan Hak Asasi Perempuan dan Relasi Sosial Dampak fisik dan psikis yang
dialami korban sering diperburuk oleh reaksi masyarakat terhadap korban. Korban ditempatkan
dalam kondisi yang serba sulit untuk mampu menjalankan peran sosialnya, yang kemudian dapat
berakibat lebih lanjut pada eksistensinya dalam relasi sosial di masyarakat. Secara sosial, dampak
yang biasanya cepat dikenali, yaitu korban mengalami kesulitan untuk membina relasi dengan orang
lain baik dengan lingkungan terdekat seperti keluarga ataupun dengan lingkungan yang lebih luas.
Kesulitan demikian, pada kasus yang ekstrim, menyebabkan korban kemudian akan lebih merasa
“aman” berdiam dengan dunia yang dibangunnya sendiri. Mereka cenderung menjadi tidak
produktif dan kehilangan semangat untuk bekerja. Hal ini secara tidak langsung menyebabkan
masyarakat dan negara kehilangan potensi warganya dalam membangun bangsa.

3. Dampak Ekonomi Kekerasan seksual juga mempunyai pengaruh terhadap ekonomi perempuan
korban dan keluarganya. Korban/keluarganya harus mengeluarkan biaya untuk penanganan gawat
darurat, perawatan rawat inap/jalan, pemulihan serta obat-obatan. Korban yang memilih
penyelesaian kekerasan melalui jalur hukum, perlu mengeluarkan biaya selama proses penyidikan
sampai di pengadilan. Ini akan sangat menyulitkan perempuan miskin dan akan menyebabkan
perempuan/keluarga menjadi lebih miskin.

Jika perempuan korban adalah perempuan pekerja, kekerasan seksual akan mengganggu rutinitas
dan produktivitasnya di tempat kerja. Bahkan mungkin akan berakibat pada performa kinerja,
penerimaan gaji maupun posisi kerjanya. Sedangkan jika kekerasan seksual menimpa perempuan
pekerja, tulang punggung keluarga atau pencari nafkah utama keluarga juga akan membuat
keuangan perempuan atau keluarga terganggu, jika kemudian korban tidak mampu bekerja lagi
karena dampak kekerasan yang dialaminya

19 Komnas Perempuan. “Kekerasan Seksual”, Lembar Info Komnas Perempuan, dalam


http://www.komnasperempuan.go.id/wpcontent/uploads/2012/11/Kekerasan-Seksual-Kenali-dan-
Tangani.pdf, diakses pada 11 April 2014.

20 Data riwayat berita pencabulan terhadap perempuan. Diakses melalui


http://nasional.kini.co.id/2016/07/01/15969/diautopsi-polisibongkar-makam-siswi-smp-korban-
pencabulan pada 21 April 201

Selain itu WHO mengidentifikasi bahwa kekerasan seksual berdampak pada berbagai persoalan yang
dialami oleh korban khususnya masalah kesehatan baik kesehatan psikis dan isik. Akibatnya biaya
yang dikeluarkan dalam penangan korban jika telah terjadi kekerasan sangatlah besar, baik biaya
ekonomi, kesehatan dan biaya sosial lainnya.

Anda mungkin juga menyukai