Anda di halaman 1dari 4

ASPEK SELF DISCLOSURE

Altman & Taylor (dalam Gainau, 2009) mengemukakan 5 aspek dalam self disclosure yaitu
ketepatan, motivasi, waktu, keintensifan, kedalaman dan keluasan. Gainau, Maryam.B. (2009).
Keterbukaan diri (Self disclosure) Siswa dalam Persfektif Budaya dan Implikasinya Bagi Konseling.
Jurnal Ilmiah. Universitas Katolik Widya Mandala Madiun. Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan
Negeri (STKAPN) Papua Vol.33 No.1. (Accessed: 5 April).
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/jiw/article/view/17061

a. Ketepatan Ketepatan mengacu pada apakah seorang indiviidu mengungkapkan informasi


pribadinya dengan relevan dan untuk peristiwa di mana individu terlibat atau tidak (sekarang dan
disini). Self disclosure sering sekali tidak tepat atau tidak sesuai ketika menyimpang dari norma –
norma. Sebuah self disclosure mungkin akan menyimpang dari norma dalam hubungan yang spesifik
jika individu tidak sadar akan norma – norma tersebut. Individu harus bertanggung jawab terhadap
resikonya, meskipun bertentangan dengan norma. Self disclosure yang tepat dan sesuai
meningkatkan reaksi yang positif dari partisipan atau pendengar. Pernyataan negatif berkaitan
dengan penilaian diri, sedangkan sedangkan pernyataan positif merupakan pernyataan yang
termasuk kategori pujian.

b. Motivasi Motivasi berkaitan dengan apa yang menjadi dorongan seseorang untuk mengungkapkan
dirinya kepada orang lain. Dorongan tersebut berasal dari dalam diri maupun dari luar. Dorongan
dari dalam berkaitan dengan apa yang menjadi keinginan atau tujuan seseorang melakukan self
disclosure. Sedangkan dari luar, dipengaruhi lingkungan keluarga, sekolah, dan pekerjaan.

c. Waktu Waktu yang digunakan dengan seseorang akan cenderung meningkatkan kemungkinan
terjadinya self disclosure. Pemilihan waktu yang tepat sangat penting untuk menentukan apakah
seseorang dapat terbuka atau tidak. Dalam keterbukaan diri individu perlu memperhatikan kondisi
orang lain. Bila waktunya kurang tepat yaitu kondisinya capek serta dalam keadaan sedih maka
orang tersebut cenderung kurang terbuka dengan orang lain. Sedangkan waktu yang tepat yaitu
bahagia atau senang maka ia cenderung untuk terbuka dengan orang lain.

d. Keintensifan Keintensifan seseorang dalam keterbukaan diri (self disclosure) tergantung kepada
siapa seseorang mengungkapkan diri, apakah teman dekat, orang tua , teman biasa, orang yang baru
dikenal.

e. Kedalaman dan keluasan Terbagi atas dua dimensi yakni self disclosure yang dangkal dan yang
dalam. Self disclosure yang dangkal biasanya diungkapkan kepada orang yang baru dikenal. Kepada
orang tersebut biasanya diceritakan aspek – aspek geografis tentang diri, misalnya nama, daerah,
asal dan alamat. Self disclosure yang dalam, diceritakan kepada orang yang memilki kedekatan
hubungan (intimacy). Seseorang dalam menginformasikan dirinya secara mendalam dilakukan
kepada orang yang betul – betul dipercaya dan biasanya hanya dilakukan kepada orang yang betul –
betul akrab dengan dirinya, misalnya orang tua, teman dekat, teman sejenis, dan pacar.

Sedangkan menurut Jourard 1973 (dalam ifdil,2013) mengembangkan enam aspek self disclosure
disebut Jourard Self disclosure (JSDQ) meliputi : Ifdil . 2013, Konsep Dasar Self Disclosure dan
Pentingnya Bagi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling. Jurnal Pedagogi Fakultas Ilmu Pendidikan.
Vol:XIII No 1 2013 Avaible from : E- Jurnal:(Accessed:7November2017)

a. Sikap atau opini mencakup pendapat/sikap mengenai keagamaan dan pergaulan remaja.
b. Selera dan minat mencakup selera dalam berpakaian, selera dalam makanan dan minuman,
kegemaran akan hobi yang disukai.

c. Pekerjaan atau pendidikan mencakup keadaan lingkungan sekolah dan pergaulan sekolah.

d. Keuangan mencakup keadaan keuangan seperti sumber keuangan, pengeluaran yang dibutuhkan,
cara mengatur keungan.

e. Kepribadian hal – hal yang mencakup keadaan diri, seperti marah, cemas, sedih, serta hal – hal
yang berhubungan dengan lawan jenis.

f. Fisik mencakaup keadaan fisik dan kesehatan fisik. Berdasarkan dari pemaparan diatas aspek –
aspek pengungkapan diri terbagi atas : ketepatan, motivasi, waktu, keintesifan, kedalam dan
keluasan, sikap atau opini, selera dan minat, pekerjaan atau pendidikan, keuangan, kepribadian dan
fisik.

DeVito (1997) menjelaskan ada beberapa catatan khusus mengenai aspek pengungkapan diri ini,
yakni: DeVito, Joseph. A. (1997). Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Profesional Books. . (2007).
Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Profesional Books

a. Pengungkapan diri adalah salah satu bentuk komunikasi Pernyataan yang tidak disengaja yang
memengaruhi kita, seperti selip lidah, gerakan non-verbal yang tidak disadari, dan pengakuan
terbuka dapat diklasifikasikan sebagai pesan yang mengungkapkan diri sendiri.

b. Pengungkapan diri adalah informasi Sesuatu yang diketahui penerima sebelumnya. Informasi
adalah pengetahuan baru, sehingga pengetahuan baru harus diberikan untuk keterbukaan diri.

c. Pengungkapan diri adalah informasi tentang diri sendiri Pengungkapan diri dapat diartikan sebagai
tindakan, pikiran, perasaan, perilaku seseorang atau orang lain yang sangat dekat dengan orang yang
mereka pikirkan.

d. Pengungkapan diri biasanya menyangkut informasi yang secara aktif disembunyikan


Pengungkapan diri adalah informasi yang biasanya tidak akan anda ungkapkan dan anda secara aktif
berusaha merahasiakannya.

e. Pengungkapan diri melibatkan sedikitnya satu orang lain Agar pengungkapan diri berlangsung,
komunikasi harus melibatkan setidaknya dua orang dan dipahami serta diterima oleh orang lain.

Wheeless (1986) merancang instrument untuk mengukur pengungkapan diri atau self disclosure
yang dinamakan Wheeless Revised-Disclosured Scale (RSDS), yaitu:

a. Tujuan (Intent to Disclosure) Seseorang secara sadar membuat dirinya terbuka dan memiliki
tujuan. Individu akan mengungkapkan apa yang harus diungkapkan sehingga individu secara sadar
dapat mengontrol pengungkapan diri.

b. Jumlah (Amont of Disclosure) Jumlah tersebut mengacu pada frekuensi pengungkapan diri
seseorang. Tingkat pengungkapan diri ditentukan oleh berapa kali seseorang mengungkapkan diri
dan lamanya waktu pesan tersebut mengungkapkan diri atau waktu yang dibutuhkan untuk
melaporkan pengungkapan diri tersebut.
c. Positif-negatif (Positive-negative Nature of Disclosure) Dimensi ini berfokus pada informasi positif
atau negatif yang diteruskan kepada orang lain. Individu dapat mengekspresikan diri dengan baik
dan menyenangkan (positif) atau tidak bersahabat dan tidak nyaman (negatif). Ciri-ciri ini
mempengaruhi orang yang mengekspresikan diri dan pendengarannya secara berbeda.

d. Kejujuran-kecermatan (Honesty-accuracy of Disclosure) Kejujuran mengacu pada keakuratan


informasi yang disajikan kepada orang lain. Selain itu, keterbukaan diri berbeda berdasarkan
kejujuran. Individu bisa benar-benar jujur, atau membesar-besarkan, atau berbohong. Kebenaran
atau keakuratan pengungkapan akan dibatasi oleh sejauh mana individu tersebut mengetahui atau
mengenal dirinya sendiri.

e. Kedalaman (Control of Depth of Disclosure) Individu dapat mengontrol pengungkapan diri dengan
mengungkapkan informasi rahasia. Individu dapat mengungkapkan hal-hal yang dianggap feriferal
atau impersonal, atau hal-hal yang antara feriferal dan impersonal.

Karakteristik dan Dimensi Self Disclosure Menurut Jourard (1964) self disclosure memiliki tiga
karakteristik, antara lain :

a) Keluasan (breadth) Dimensi ini berkaitan dengan materi yang diungkapkan atau topik
pembicaraanya. Ada enam kategori informasi tentang diri sendiri yang biasanya diungkapkan, yaitu:
(1)sikap dan pendapat, (2) rasa dan minat, (3) pekerjaan atau kuliah, (4)uang, (5)kepribadian dan
(6)tubuh. Penelitian Mulcahey (Jourard 1971), mengenai perbedaan topik pada laki-laki dan
perempuan menunjukan bahwa topik yang sering dibicarakan perempuan adalah seputar selera dan
kegemaran, serta kepribadian. Sedangkan laki-laki lebih suka mengungkapkan seputar selera dan
kegemaran, pelajaran, juga sikap dan pendapat.

b) Kedalaman (depth) Dimensi ini berkaitang dengan kedalaman pengungkapan diri atau seberapa
terbuka seseorang dalam mengungkapkan dirinya pada orang lain. Ada empat tingkatan: (1) tidak
pernah bercerita kepada orang lain tentang aspek diri, (2)berbicara secara umum, (3)bercerita
secara penuh dan sangat mendetail, (4)berbohong atau memberikan gambaran diri yang salah pada
orang lain.

c) Target/sasaran Dimensi ini berkaitan dengan orang yang menjadi sasaran seseorang dalam
melakukan pengungkapan diri. Ada lima target/sasaran yang biasanya menjadi objek pengungkapan
diri yaitu: (1)ayah, (2)ibu, (3)teman pria, (4)teman wanita, dan (5)pasangan. Biasanya pada masa
kanak- kanak hingga remaja awal remaja lebih ering mengungkapkan diri pada orang tua mereka,
namun semakin mereka menuju dewasa mereka lebih sering mengungkapkan diri pada teman
sebaya atau lawan jenis

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self Disclosure

a. Budaya(culture) Nilai-nilai dan budaya yang dipahami seseorang mempengaruhi tingkat self
disclosure.Begitu pula kedekatan budaya antar individu. Baik budaya yang dibangun dalam keluarga,
pertemanan, daerah, negara memainkan peranan penting dalam mengembangkan self disclosure
seseorang.
b. Gender Laki-laki lebih tertutup dibandingkan perempuan (Pearson, 1987). Wanita lebih terbuka,
intim dan penuh emosi. Dalam hal pengungkapan diri. “Wanita maskulin”, relatif “kurang membuka
diri ketimbang wanita yang nilai dalam skala maskulinitasnya lebih rendah”. “Pria feminin” membuka
diri lebih besar ketimbang pria yag nilai dalam skala feminitasnya lebih rendah.

c. Besar kelompok Self disclosure lebih banyak terjadi dalam kelompok kecil ketimbang kelompok
besar. Hal ini karena sejumlah ketakutan yang dirasakan oleh individu dalam mengungkapkan cerita
tentang diri sendiri, lebih sering terjadi dalam kelompok yang kecil daripada kelompok yang besar.
Dengan pendengar lebih dari satu seperti monitoring sangatlah tidak mungkin karena respon yang
nantinya bervariasi antara pendengar. Alasan lain adalah jika kelompoknya lebih besar dari dua,
pengungkapan diri akan dianggap dipamerkan dan terjadinya pemberitaan publik. Kemudian akan
dianggap hal yang umum karena sudah banyak orang yang tahu.

d. Perasaan menyukai/mempercayai Seseorang lebih membuka diri kepada orang-orang yang


disukai/dicintai, begitupula sebaliknya (Derlega, dkk., 1987

Kepribadian Orang yang pandai bergaul (sociable) dan ekstrovet melakukan pengungkapan diri lebih
banyak dibandingkan mereka yang kurang pandai bergaul dan lebih introvet.

f. Usia Terdapat perbedaan frekuensi pengungkapan diri dalam grup usia yang berbeda.
Pengungkapan diri pada teman dengan gender berbeda meningkat dari usia 17-50 tahun dan
menurun kembali.

Anda mungkin juga menyukai