Anda di halaman 1dari 11

BIG FIVE PERSONALITY

TRAIT
Disusun Oleh:
Marza Puji Lestari (Q11112005)
Zidane Latifadilah (Q11112007)
Dewi Noer Indah Sari (Q11112108)
Ulfiani Syam (Q11112256)
Nurul Indira Sukry Putri (Q11112267)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS


KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

BIG FIVE PERSONALITY THEORY


A. Sejarah Big Five Personality
Istilah Big Five pertama kali diperkenalkan oleh Lewis Goldberg pada tahun
1981. Menurut Feist (2010:134) kajian mengenai sifat manusia pertama kali dilakukan
oleh Allport dan Odbert pada tahun 1930-an, dilanjutkan oleh Cattell pada tahun 1940an. Kemudian dilanjutkan oleh Tupes, Christal dan Norman pada tahun 1960-an. Pada
akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an, Paul T. Costa dan Robert McCrae melakukan
suatu usaha untuk mengidentifikasi personality trait yang terungkap lewat analisis
faktor.
Dalam masa tersebut, Costa dan McCrae awalnya hanya terfokus pada dua
dimensi utama, yaitu Extraversion dan Neuroticism. Tidak lama setelah menemukan N
dan E, Costa dan McCrae menemukan faktor ketiga, yaitu Openness. Hampir semua
studi awal Costa dan McCrae hanya terfokus pada ketiga dimensi ini. Walaupun Lewis
Goldberg adalah orang yang pertama menggunakan istilah Lima Besar, Costa dan
McCrae masih melanjutkan studi mereka pada ketiga faktor tersebut.
Tahun 1985, mereka mulai melaporkan studi pada lima faktor kepribadian
dengan dua dimensi terakhir, yaitu Agreeableness dan Conscientiousness. Costa dan
McCrae tidak sepenuhnya mengembangkan skala A dan C sampai versi revisi dari
NEO-PI muncul pada tahun 1992. Studi ini dengan cepat berkembang menjadi
taksonomi mengenai personality trait dan five factor model. Setelah banyak
ditambahkan oleh studi-studi lainnya, model ini kemudian menjadi suatu teori yang
dapat menjelaskan perilaku. Sekarang banyak peneliti yang setuju bahwa perbedaan
individu dapat diketahui dengan lima perluasan yang terkenal dengan sebutan Big
Five.
Big Five disusun bukan untuk menggolongkan individu ke dalam satu
kepribadian tertentu, melainkan untuk menggambarkan personality trait yang disadari

oleh individu itu sendiri dalam kehidupannya sehari-hari. Pendekatan ini disebut
Goldberg sebagai Fundamental Lexical (Language) Hypothesis; perbedaan individu
yang paling mendasar digambarkan hanya dengan satu istilah yang terdapat pada
setiap bahasa (dalam Pervin, 2005). Big Five Personality atau yang juga disebut
dengan Five Factor Model oleh Costa & McRae dibuat berdasarkan pendekatan yang
lebih sederhana.
B. Definisi Kepribadian
Beberapa definisi kepribadian menurut tiga tokoh yang mempelopori Teori Big
Five adalah sebagai berikut:
1. Lewis Goldberg
Manusia dibedakan kepada karakter-karekter serta kepribadian yang dipunyai oleh
setiap individu. Masing-masing memiliki ciri-ciri tersendiri, sikap, dan pola
berfikir sendiri yang banyak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan mereka
dibesarkan dan bentuk pendidikan yang diperoleh. Teori-teori kepribadian yang
ditonjolkannya adalah dimensi-dimensi kepribadian yang mungkin dipunyai oleh
semua manusia di dunia ini, yaitu OCEAN; Openness, Conscientiousness,
Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness.
2. Paul T. Costa, kepribadian merupakan penentu penting dari cara-cara orang
menghadapi stress.
3. Robert R.McCrae mengatakan bahwa kepribadian adalah dimensi perbedaan
individu dalam kecenderungan untuk menunjukkan pola konsisten dari pikiran,
perasaan, dan tindakan. Mereka mempengaruhi interaksi pribadi dan dukungan
sosial, kebiasaan kesehatan dan keluhan somatik, sikap dan nilai-nilai, cara
mengatasi, dan kepentingan kerja dan rekreasi. McCrae percaya bahwa
personality is a biological trait, first and foremost.
C. Trait dalam Big Five
Big Five Personality adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam psikologi
untuk melihat kepribadian manusia melalui trait yang tersusun dalam lima buah
domain kepribadian yang telah dibentuk dengan menggunakan analisis faktor.

Menurut Costa dan McCrae dalam Feist (2010:136) ada beberapa istilah yang
digunakan untuk menggolongkan trait, yaitu:
1. Extraversion (E)
Extraversion bisa disebut faktor dominan-patuh (dominance-submissiveness).
Faktor ini merupakan dimensi yang penting dalam kepribadian, dimana extraversion
ini dapat memprediksi banyak tingkah laku sosial. Menurut penelitian, seseorang
yang memiliki faktor extraversion yang tinggi, akan mengingat semua interaksi
sosial, berinteraksi dengan lebih banyak orang dibandingkan dengan seseorang
dengan tingkat extraversion yang rendah. Dalam berinteraksi, mereka juga akan lebih
banyak memegang kontrol dan keintiman. Peergroup mereka juga dianggap sebagai
orang-orang yang ramah, fun-loving, affectionate, dan talkative. Extraversion
dicirikan dengan afek positif seperti memiliki antusiasme yang tinggi, senang
bergaul, memiliki emosi yang positif, energik, tertarik dengan banyak hal, ambisius,
workaholic, juga ramah terhadap orang lain.
Extraversion memiliki tingkat motivasi yang tinggi dalam bergaul, menjalin
hubungan dengan sesama dan juga dominan dalam lingkungannya. Extraversion
mudah termotivasi oleh perubahan, variasi dalam hidup, tantangan dan mudah bosan.
Sedangkan orang-orang dengan tingkat ekstraversion rendah cenderung bersikap
tenang dan menarik diri dari lingkungannya.
2. Neuroticism (N)
Neuroticism menggambarkan seseorang yang memiliki masalah dengan emosi
yang negative, seperti rasa khawatir dan rasa tidak aman. Secara emosional mereka
labil, seperti juga teman-temannya yang lain, mereka juga mengubah perhatian
menjadi sesuatu yang berlawanan. Seseorang yang memiliki tingkat neuroticism
yang rendah cenderung akan lebih gembira dan puas terhadap hidup dibandingkan
dengan seseorang yang memiliki tingkat neuroticism yang tinggi. Selain memiliki
kesulitan dalam menjalin hubungan dan berkomitmen, mereka juga memiliki tingkat
self-esteem yang rendah. Individu yang memiliki nilai atau skor yang tinggi di
neuroticism adalah kepribadian yang mudah mengalami kecemasan, rasa marah,
depresi, dan memiliki kecenderungan emotionally reactive.
3. Openness (O)

Faktor openness terhadap pengalaman merupakan faktor yang paling sulit


untuk dideskripsikan karena faktor ini tidak sejalan dengan bahasa yang digunakan
tidak seperti halnya faktor-faktor yang lain. Openness mengacu pada bagaimana
seseorang bersedia melakukan penyesuaian pada suatu ide atau situasi yang baru.
Openness mempunyai ciri-ciri, yaitu mudah untuk menyerap informasi,
menjadi sangat focus, dan mampu untuk waspada pada berbagai perasaan, pemikiran
dan impulsivitas. Seseorang dengan tingkat openness yang tinggi digambarkan
sebagai seseorang yang memiliki nilai imajinasi, broadmindedness, dan a world of
beauty. Sedangkan seseorang yang memiliki tingkat openness yang rendah memiliki
nilai kebersihan, kepatuhan, dan keamanan bersama, kemudian skor openess yang
rendah juga menggambarkan pribadi yang mempunyai pemikiran yang sempit,
konservatif dan tidak menyukai adanya perubahan.
4. Agreeableness (A)
Agreebleness dapat disebut juga social adaptibility atau likability yang
mengindikasikan seseorang yang ramah, memiliki kepribadian yang selalu mengalah,
menghindari konflik, dan memiliki kecenderungan untuk mengikuti orang lain.
Berdasarkan value survey, seseorang yang memiliki skor agreeableness yang tinggi
digambarkan sebagai seseorang yang memiliki value suka membantu, forgiving, dan
penyayang.
Namun, ditemukan pula sedikit konflik pada hubungan interpersonal orang
yang memiliki tingkat agreeableness yang tinggi, dimana ketika berhadapan dengan
konflik, self-esteem mereka akan cenderung menurun. Pria yang memiliki tingkat
agreeableness yang tinggi dengan penggunaan power yang rendah, akan lebih
menunjukan kekuatan jika dibandingkan dengan wanita. Sedangkan orang-orang
dengan tingkat agreeableness yang rendah cenderung untuk lebih agresif dan kurang
kooperatif.
Pelajar yang memiliki tingkat agreeableness yang tinggi memiliki tingkat
interaksi yang lebih tinggi dengan keluarga dan jarang memiliki konflik dengan
teman yang berjenis kelamin berlawanan.
5. Conscientiousness (C)

Conscientiousness dapat disebut juga dependability, impulse control, dan will


to achieve, yang menggambarkan perbedaan keteraturan dan self-discipline
seseorang. Seseorang yang conscientious memiliki nilai kebersihan dan ambisi.
Orang-orang tersebut biasanya digambarkan oleh teman-teman mereka sebagai
seseorang yang well-organize, tepat waktu, dan ambisius.
Conscientiousness mendeskripsikan kontrol terhadap lingkungan sosial,
berpikir sebelum bertindak, menunda kepuasan, mengikuti peraturan dan norma,
terencana, terorganisir, dan memprioritaskan tugas. Di sisi negatifnya trait
kepribadian ini menjadi sangat perfeksionis, kompulsif, workaholic, membosankan.
Tingkat conscientiousness yang rendah menunjukan sikap ceroboh, tidak terarah
serta mudah teralih perhatiannya.
Trait dan Facets Big Five Personality Costa & McCrae
Faktor

Facet
Warmth (E1)
Kecenderungan untuk mudah bergaul dan membagi kasih
sayang
Gregariousness (E2)
Kecenderungan untuk banyak berteman dan berinteraksi
dengan orang banyak
Assertiveness (E3)
Individu yang cenderung tegas

Extraversion (E)

Activity (E4)
Individu yang sering mengikuti berbagai kegiatan, memiliki
energi dan semangat yang tinggi
Excitement-seeking (E5)
Individu yang suka mencari sensasi dan suka mengambil resiko
Positive emotion (E6)
Kecenderungan untuk mengalami emosi-emosi yang positif
seperti bahagia, cinta, dan kegembiraan

Agreeableness
(A)

Trust (A1)
Tingkat kepercayaan individu terhadap orang lain
Straightforwardness (A2)

Individu yang terus terang, sungguh-sungguh dalam


menyatakan sesuatu
Altruism (A3)
Individu yang murah hati dan memiliki keinginan untuk
membantu orang lain
Compliance (A4)
Karakteristik dari reaksi terhadap konflik interpersonal
Modesty (A5)
Individu yang sederhana dan rendah hati
Tender-mindedness (A6)
Simpatik dan peduli terhadap orang lain
Anxiety (N1)
Kecenderungan untuk gelisah, penuh ketakutan, merasa kuatir,
gugup dan tegang
Hostility (N2)
Kecenderungan untuk mengalami amarah, frustasi dan penuh
kebencian
Depression (N3)
Kecenderungan untuik mengalami depresi pada individu
normal
Neuroticism (N)

Self-consciousness (N4)
Individu yang menunjukkan emosi malu, merasa tidak nyaman
diantara orang lain, terlalu sensitive, dan mudah merasa rendah
diri
Impulsiveness (N5)
Tidak mampu mengotrol keinginan yang berlebihan atau
dorongan untuk melakukan sesuatu
Vulnerability (N6)
Kecenderungan untuk tidak mampu menghadapi stress,
bergantung pada orang lain, mudah menyerah dan panik bila
menghadapi sesuatu yang datang mendadak

Openness (O)

Fantasy (O1)
Individu yang memiliki imajinasi yang tinggi dan aktif
Aesthetic (O2)

Individu yang memiliki apresiasi yang tinggi terhadap seni dan


keindahan
Feelings (O3)
Individu yang menyadari dan menyelami emosi dan perasannya
sendiri
Action (O4)
Individu yang berkeinginan untuk mencoba hal-hal baru
Ideas (O5)
Berpikiran terbuka dan mau menyadari ide baru dan tidak
konvensional
Values (O6)
Kesiapan seseorang untuk menguji ulang nilai-nilai social
politik dan agama
Competence (C1)
Kesanggupan, efektifitas dan kebijaksanaan dalam melakukan
sesuatu
Order (C2)
Kemampuan mengorganisasi
Dutifulness (C3)
Conscientiousness Memegang erat prinsip hidup
(C)

Achievement-striving (C4)
Aspirasi individu dalam mencapai prestasi
Self-discipline (C5)
Mampu mengatur diri sendiri
Deliberation (C6)
Selalu berpikir dahulu sebelum bertindak

D. UNIT-UNIT BIG FIVE PERSONALITY


Dalam teori kepribadian McCrae dan Costa (1996, 1999, 2003), perilaku
diprediksi dengan memahami tiga komponen sentral (inti) dan tiga komponen
periferal.
a. Komponen Inti

Kecenderungan Dasar
Kecenderungan dasar bisa diwariskan, dicetak oleh pengalaman awal atau
dimodifikasi oleh penyakit dan gangguan psikologis namun di periode mana pun
dalam hidup individu, kecenderungan dasar menentukan potensi dan arah
individu. Kecenderungan dasar juga mencakup kemampuan, talenta artistic,
orientasi seksual, dan proses-proses psikologis yang melandasi penggunaan
bahasa.

Adaptasi Karakter
Adaptasi karakter adalah struktur kepribadian yang dibutuhkan ketika manusia
beradaptasi dengan lingkungannya. Perbedaan mendasar antara kecenderungan
dasar dan adaptasi karakter terletak pada fleksibilitasnya. Adaptasi karakter lebih
fleksibel dari kecenderungan dasar dan dipengaruhi oleh faktor eksternal. Semua
keterampilan yang dipelajari dan spesifik adalah adaptasi karakter. Misalnya
seberapa cepat kita belajar (bakat, inteligensi, kemampuan) adalah kecenderungan
dasar, sedangkan apa yang kita pelajari adalah karakteristik adaptasi.

Konsep diri
McCrae dan Costa (2003) menjelaskan bahwa konsep diri adalah karakteristik
adaptasi, tetapi konsep diri mendapatkan tempatnya sendiri karena merupakan
adaptasi yang penting. McCrae dan Costa (1996) menuliskan bahwa konsep diri
terdiri dari pengetahuan, pandangan, dan evaluasi tentang diri, dengan cakupan
beragam fakta atas sejarah personal sampai identitas yang memberikan suatu
perasaan memiliki tujuan dan kesatuan dalam hidup.

b. Komponen Periferal

Dasar biologis
Mekanisme biologis yang utama yang memengaruhi kecenderungan dasar adalah
gen, hormone, dan struktur otak.

Biografi objektif

Biografi objektif merupakan apapun yang dilakukan, dipikirkan, dan dirasakan


seseorang sepanjang hidupnya. Biografi objektif menekankan pada apa yang
terjadi dalam hidup seseorang (objektif) daripada pandangan atau persepsi mereka
mengenai pengalaman mereka (subjektif). McCrae dan Costa terfokus pada
pengalaman objektifkejadian dan pengalaman yang dimiliki seseorang selama
hidupnya, reaksi emosi, perubahan karier, dan perilaku.

Pengaruh Eksternal
Situasi fisik dan sosial yang berpengaruh terhadap sistem kepribadian. Contohnya
norma kultural, budaya, peristiwa dan kejadian dalam hidup, serta situasi-situasi.
Menurut McCrae dan Costa, respon-respon individu terhadap situasi fisik atau
sosial merupakan fungsi dari karakteristik adapatasi dan interaksi mereka dengan
pengaruh eksternal. McCrae dan Costa berasumsi bahwa perilaku adalah fungsi
dari interaksi antara karakteristik adaptasi dan pengaruh eksternal.

DAFTAR PUSTAKA
Feist, Jess & Gregory J. Feist. 2011. Teori Kepribadian. Buku 2, Edisi 7. Jakarta:
Salemba Humanika.
Anonim. Big Five Personality. http://rumahbelajarpsikologi.com. Diakses tanggal 3
Oktober 2013.
Anonim. Chapter II. http://repository.usu.ac.id/. Diakses pada 3 Oktober 2013
Cherry, Kendra. The Big Five Personality Dimensions. http://psychology.about.com/.
Diakses pada 3 Oktober 2013
Fitria, Nur. 2011. McCrae Costa. http://blog.uad.ac.id/ Diakses pada 3 Oktober 2013

Anda mungkin juga menyukai