Anda di halaman 1dari 25

By : Marina Dwi Mayangsari, M.

Psi
Atribut Psikologis Sebagai Konstrak Hipotetik
 Variabel Psikologis (kecemasan, minat, agresivitas, dll)
merupakan konstrak hipotetik yang dirumuskan untuk
menjelaskan fenomena psikologis pada individu
 Problematika muncul ketika :
 Banyaknya nama variabel psikologis yang sama, namun
berbeda secara definisi konsep
 Bentuk-bentuk perilaku yang mengambarkan variabel
tersebut seringkali tumpang tindih dengan bentuk
perilaku bagi variabel psikologis lain
 Konsekuensinya bentuk skala yang disusun tidak sama
karena sesuai definisi dan teori, serta diperlukan
penerjemahan konsep hipotetik ke dalam perilaku
operasional yang harus dapat di ukur
Langkah Awal Perencanaan Skala Psikologi

 Penegasan batas-batas atribut yang hendak diukur


(identifikasi spesifikasi tujuan dan kawasan ukur)
 Dilakukan dengan memilih konsep teoritik yang
dipakai mengacu pada teori mengenai variabel yang
bersangkutan
 Beserta penjelasan karakteristik dan ciri-cirinya, serta
dimensi-dimensi teoritik yang membentuk variabel
tersebut
Langkah Dasar Konstruksi Skala Psikologi

Identifikasi tujuan ukur


Operasionalisasi konsep
Penetapan konstrak
Indikator perilaku
psikologis
Pemilihan format
stimulus

Penulisan aitem penskalaan


Reviu aitem

Uji coba

Analisis aitem
Kompilasi I
Seleksi aitem Pengujian
reliabilitas validasi
Kompilasi II
Format final
PERANCANGAN SKALA PSIKOLOGIS
Menentukan
atribut

Menyusun
skala
Revisi aitem

Uji Coba

Penambahan Reliabilitas,
Sampel
validitas, seleksi
aitem

Siap pakai
• Spesifikasi tujuan
• Penguraian isi & kecakapan
• Pembatasan sifat
• Penulisan aitem
• Pengukuran validitas &
reliabilitas (Ujicoba alat ukur)
Spesifikasi Tujuan :
 Menetapkan batasan atribut yang
hendak diukur
 Menetapkan konsep yang digunakan

3 strategi :
a. Jalur literatur
b. Pendekatan para ahli, skala/interview
c. Pendekatan awam (angket)
Penguraian Isi & Kecakapan
 Isiapa yg hendak diukur &
kecakapan apa yg hendak
diungkap

 Kecakapan : kognitif
afektif
psikomotor
Penulisan Aitem
a. Berseri
b. Simultan biasa
zigzag
c. Acak/random
Definisi Konseptual
 Berdasarkan kerangka teoritik
 Ditemukan dalam definisi dari
suatu teori atau dlm kamus
 Menggambarkan hubungan logis
dengan konstruk lain yang
berada dalam teori yang sama.
 Contoh : Motivasi Kerja menurut Stephen
Robin (1989) adalah kerelaan untuk
berusaha seoptimal mungkin dalam
pencapaian tujuan organisasi yang
dipengaruhi oleh kemampuan untuk
memuaskan kebutuhan individu.
Definisi Operasional
 Definisi operasional suatu atribut
merupakan deskripsi tentang atribut
psikologis yang berisi indikator perilaku
yang teramati dan menggambarkan gejala
yang tampak dari perilaku yang
ditampilkan. (respon yang observable).
 Contoh : Motivasi kerja adalah kuat
lemahnya kerelaan dan usaha yang
ditampilkan individu dalam bekerja untuk
turut serta mencapai tujuan organisasi.
Contoh : “Dukungan Orangtua”
 Definisi Konseptual
Pemaknaan bantuan atau dukungan yang diterima dari
orang tua. Bantuan tersebut berupa bantuan materiil,
bantuan dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah,
mengadakan interaksi yang akrab, memberikan
nasihat, umpan balik dan interaksi sosial yang menarik.
 Definisi Operasional
Menunjukkan pemaknaan siswa tentang frekuensi
orang tua dalam menyediakan bantuan. Seperti
bantuan materiil, menyediakan bantuan dalam
menyelesaikan tugas, mengadakan interaksi yang
akrab.
 Indikator:
Orang tua menyediakan ongkos transport ke sekolah
Orang tua menyediakan kamar khusus untuk saya
Contoh : “Konsep Diri”
 Definisi Konseptual : Konsep diri adalah
gabungan secara total dari mental dan
karakteristik fisik individu serta evaluasi
terhadap hal-hal tersebut (Dennis
Lawrence)
 Definisi Operasional : Konsep diri
ditunjukkan oleh tingkat keyakinan akan
kesadaran tentang diri sendiri dan
perasaan tentang diri sendiri.
 Indikator Negatif:
 Melihat diri sendiri kurang memadai
 Merasa diri kurang efektif dlm
mengatasi masalah
 Merasa kurang bahagia
 Indikator Positif :
 Merasa yakin dapat mengatasi masalah
 Merasa setara dengan orang lain
 Menghargai perasaan orang lain
 Mampu memperbaiki diri
Dimensi Atribut dan Indikator Perilaku
 Indikator perilaku : bentuk-bentuk perilaku yang
mengindikasikan ada tidaknya suatu atribut psikologis
 Karakteristik indikator perilaku :
 Rumusannya sangat operasional
 Berada dalam tingkat kejelasan yang dapat diukur
 Dapat dikuantifikasikan

Fungsi indikator perilaku :


Untuk mendiagnosis atribut psikologis, hal ini sama dengan
analogi simptom atau gejala penyakit yang digunakan dokter
untuk mendiagnosa penyakit.
Tidak ada alat ukur langsung terhadap kecemasan, tetapi
dapat disimpulkan dari bentuk perilaku tertentu yang
mengindikasikan kecemasan yang disebut indikator perilaku
 Dasar perumusan indikator perilaku yang
operasional adalah : dari karakteristik dan
dimensi variabel yang bersangkutan
 Cara memudahkan identifikasi tujuan dan
kawasan ukur adalah : dengan menguraikan
komponen-komponen atau faktor-faktor yang
ada dalam konsep teoritik mengenai atribut yang
hendak diukur, biasanya berasal dari dimensi
atau aspek variabel yang bersangkutan
 Selanjutnya aitem disusun berdasarkan dimensi
yang terdapat di dalam konsep teoritik tersebut
Contoh : Perancangan Skala prokrastinasi
Berangkat dari komponen prokrastinasi yang diuraikan dari definisi
prokrastinasi (Miligram 1991, dalam Ferrari et. Al 1995)yaitu :
 Suatu rangkaian Perilaku Penangguhan
 Menghasilkan perilaku di bawah standar
 Melibatkan tugas yang dianggap penting
 Mengakibatkan kerisauan emosional

Empat komponen tersebut merupakan dimensi prokrastinasi yang


menjadi keseluruhan cakupan pengukuran yang harus diungkap oleh
aitem skala
Skala dikatakan memiliki validitas mengukur prokrastinasi jika penulis
menulis aitem-aitem yang mengungkap ke empat dimensi tersebut
Semakin banyak uraian dimensi atau komponen indikator perilaku
dari suatu konstrak teoritis maka akan lebih banyak bentuk perilaku
yang harus diungkap dalam sebuah skala, konsekuensinya makin
banyak aitem yang harus ditulis pada skala tersebut
Pembuatan Konstruksi Skala Sikap

 Disajikan dalam bentuk tabel Blue Print (Rincian Aitem)


 Memuat uraian komponen-komponen atribut yang
harus dibuat aitemnya
 Tujuannya: untuk menggambarkan isi skala dan menjadi
acuan serta pedoman bagi penulis untuk tetap berada
dalam lingkup ukur yang benar sehingga akan mampu
mendukung validitas isi skala
 Bobot komponen dinyatakan dalam bentuk proporsi
 Satu komponen dapat lebih menentukan dari
komponen lainnya karenanya komponen yang lebih
penting harus mendapat bobot lebih banyak/porsi
lebih besar dalam menentukan jumlah aitem
 Perbandingan proporsional bobot komponen
sedapat mungkin didasari oleh teori atau analisis
faktor yang telah dilakukan sebelumnya, jika tidak
ada dapat digunakan penilaian profesional
(profesional judgment) berdasarkan kepatutan akal
(common sense)
 Bila tidak ada alasan suatu komponen signifikan
lebih penting dari yang lain seyogyanya semua
komponen diberi bobot sama
Contoh Blue Print Skala Prokrastinasi

No Komponen Bobot %

1 Perilaku Penangguhan 35

2 Perilaku di bawah standar 30

3 Tugas yang dianggap penting 20

4 Kerisauan emosional 15

Total 100
 Selanjutnya penyajian bobot komponen secara proporsional
dalam bentuk presentase dengan mudah diterjemahkan ke dalam
angka yang menunjukkan banyaknya aitem pada masing-masing
komponen bilamana jumlah aitem secara keseluruhan telah
ditetapkan oleh spesifikasi skala
 Dispesifikasikan juga nomor-nomor aitem favorabel (positif) dan
unfavorabel (negatif)
 Aitem favorabel : isi pernyataan mendukung, memihak atau
menunjukkan ciri adanya atribut yang diukur
 Skor aitem favorabel : setiap respon positif diberi bobot lebih
tinggi daripada respon negatif ( SS=4, S=3, TS=2,STS =1)
 Aitem non vaforabel : isi pernyataan tidak mendukung atau tidak
menggambarkan ciri atribut yang diukur
 Skor aitem non favorabel : setiap respon negatif diberi bobot
lebih tinggi daripada respon positif ( SS=1, S=2, TS=3,STS =4)
Contoh Rincian Aitem Pada Blue Print Skala Prokrastinasi
No Komponen Aitem Positif Aitem Negatif F (%)
1 Perilaku Penangguhan 1,9,17,25,31,35,39 5,13,21,28,33,37,40 14 (35)

2 Perilaku di bawah 2,10,18,26,32,36 6,14,22,29,34,38 12 (30)


standar
3 Tugas yang dianggap 3,11,19,27, 7,15,23,30 8 (20)
penting
4 Kerisauan emosional 4,12,20 8,16,24, 6 (15)

Total 20 20 40 (100)

Aitem no 1 : (+)
Saya lebih memilih jalan-jalan bersama teman terlebih dahulu baru akan
mengerjakan tugas kuliah yang dikumpul besok hari
Aitem no 5: (-)
Ketika pulang kuliah sesegera mungkin saya menyelesaikan tugas kuliah
yang diberi dosen hari ini
Uji Coba Skala
Setelah selesai merancang skala maka langkah terakhir
sebelum digunakan sebagai skala yang valid harus
dilakukan ujicoba terlebih dahulu, dengan tujuan :
 Untuk mengidentifikasi soal-soal yg lemah/cacat
 Untuk mengidentifikasi taraf kesukaran soal
 Untuk mengidentifikasi daya beda soal
 Untuk menentukan berapa banyak soal untuk masing-
masing bagian tes
 Untuk menentukan alikasi waktu yang layak
 Untuk menemukan kelemahan dlm petunjuk, contoh
soal, format, dll
 Untuk menemukan saling hubungan antarsoal
TUGAS HARUS DIBAWA MINGGU DEPAN
 Pilihlah sebuah variabel psikologis yang ingin anda ukur
 Uraikan alasan singkat mengapa anda ingin mengukur
variabel tersebut (LB)
 LB : sedapat mungkin memunculkan gambaran
masalah/isu sentral tentang variabel yang diangkat
beserta subjek yang dikenai pengukuran
 Tentukanlah konstrak teoritisnya dengan mengutarakan
definisi operasional konsep variabel tersebut beserta
karakteristik/aspek/dimensi/indikator perilakunya
 Buatlah konstruksi skala variabel tersebut dalam bentuk
blue print lengkap
 Konstruksi ini akan digunakan pada pertemuan
berikutnya yaitu penulisan aitem !

Anda mungkin juga menyukai