Anda di halaman 1dari 28

IMPROVING INTERPERSONAL

RELATIONS WITH
SELF DISCLOSURE

sriwahyuni@staff.gunadarma.ac.id
• Self disclosure an introduction
• Benefit gained from self disclosure
• The Johari window
Pengertian Self Disclo-
• Keterbukaan diri atau self disclosure (Desure
Janasz et al., 2006:2 proses memberi ke-
sempatan kepada pihak lain untuk mengetahui cara kita berpikir, mengenai
perasaan kita tentang sesuatu dan tentang keinginan.

• Devito (2011: 64) menyatakan bahwa keterbukaan diri adalah jenis komunikasi dimana
individu mengungkapkan informasi tentang dirinya yang biasanya disembunyikan atau
tidak diceritakan kepada orang lain. Istilah keterbukaan diri mengacu pada pengungka-
pan informasi secara sadar.
Karakteristik Self Disclosure
• Devito (1997) mengemukakan bahwa self disclosure mempunyai beber-
apa karakteristik umum antara lain:
1) Self disclosure adalah suatu tipe komunikasi tentang informasi diri yang pada
umumnya tersimpan, yang dikomunikasikan kepada orang lain.

2) Self disclosure adalah informasi diri yang seseorang berikan merupakan penge-
tahuan yang sebelumnya tidak diketahui oleh orang lain dengan demikian harus
dikomunikasikan.

3) Self disclosure adalah informasi tentang diri sendiri yakni tentang pikiran
perasaan dan sikap

4) Self disclosure dapat bersifat informasi secara khusus. Informasi secara


khusus adalah rahasia yang diungkapkan kepada orang lain secara pribadi
yang tidak semua orang ketahui.

5) Self disclosure melibatkan sekurang-kurangnya seorang individu lain, oleh


karena itu keterbukaan diri merupakan informasi yang harus diterima dan di-
mengerti oleh individu lain.
4 point penting tentang self disclosure menurut
Gregory M. Herek adalah:

1. Integrasi perilaku social yang normal


2. tingkat keintiman hubungan antar orang
3. penerimaan dan penolakan terhadap kein-
timan hubungan seseorag
4. stigmatisasi hubungan seseorang
Alasan yang mendasari orang
melakukan
Self Disclosure
• Ekspresi diri
sikap ini dihasilkan hanya untuk memuaskan dan
melampiaskan kegelisahan yang ada di dalam dirinya

• Klarifikasi Diri (Self Clarification)


Dalam proses berbagi perasaan atau pengalaman dengan orang
lain, individu mungkin mendapat self-awareness dan pema-
haman yang lebih baik. Bicara kepada teman mengenai
masalah dapat membantu individu untuk mengklarifikasi piki-
rannya tentang situasi yang ada.
• Social Validation
Dengan melihat bagaimana reaksi pendengar pada pengungkapan diri yang dilakukan,
individu mendapat informasi tentang kebenaran dan ketepatan pandangannya
• Social Control
Individu mungkin mengungkapkan atau menyembunyikan in formasi tentang dirinya, sama
seperti arti dari kontrol sosial. Individu mungkin menekan topik, kepercayaan atau ide yang
akan membentuk pesan yang baik pada pendengar.
• Relationship Development

Banyak penelitian yang menemukan bahwa kita lebih disclosure kepada orang dekat dengan
kita, seperti: suami/istri, keluarga, sahabat dekat. Penelitian lain mengklaim bahwa kita lebih
disclosure pada orang
yang kita sukai daripada orang yang tidak kita sukai. Kita lebih sering untuk terbuka kepada
orang yang sepertinya menerima, memahami, bersahabat, dan
mendukung kita.
Berikut beberapa topik yang sering
dibicarakan dalam pembukaan diri (self
disclosure):
• Menurut Budyatna dan Ganiem (2011, 67-74)
1. Tentang sikap
2. Tentang opini, baik mengenai politik maupun seks
3. Tentang orang-orang terdekat
4. Tentang seks, meliputi khayalan seks, pengalaman seks, dan lain-lain
5. Tentang kebiasaan
6. Keadaan fisik
7. Tujuan hidup pribadi\
8. Pengalaman hidup
9. Perasaan, meliputi perasaan bahagia maupun senang.
Faktor yang mempengaruhi
Self Disclosure
• Menurt Joseph A. Devito

1. Efek Diadik
self-disclosure itu bersifat timbal balik. Oleh karena itu,
keterbukaan diri kita yang ditanggapi dengan keterbukaan
lawan komunikasi yang membuat interaksi antara kita dan
lawan komunikasi bisa berlangsung. Keterbukaan diri kita
mendorong lawan komunikasi kita dalam komunikasi atau
interaksi di antara dua orang untuk membuka diri
2. Ukuran Khalayak

self disclosure lebih besar kemungkinannya terjadi dalam ko-


munikasi dengan khalayak kecil, misalnya dalam komunikasi
antarpribadi atau komunikasi kelompok kecil. Alasannya
sederhana saja. Jika khalayak komunikasi itu besar jumlahnya
maka kita akan sulit mengontrol dan menerima umpan balik
dari lawan komunikasi kita. Apabila khalayaknya kecil saja
maka kita bisa mengontrol situasi komunikasi dan bisa meli-
hat umpan balik itu. Apabila lawan komunikasi kita mem-
berikan respons yang baik terhadap self-disclosure kita, den-
gan melakukan self-disclosure juga maka proses komunikasi
yang menyingkapkan diri kita itu akan terus
berlangsung.
3. Topik Bahasan
Pada awalnya orang akan selalu berbicara hal-hal yang umum
saja. Makin akrab maka akan makin mendalam topik pem-
bicaraan kita.

4. Valensi
Pada umumnya, manusia cenderung lebih menyukai valensi
positif
atau selfdisclosure positif dibandingkan dengan self-disclosure
negatif.
Apalagi apabila lawan komunikasi kita bukanlah orang yang
kita akrab betul. Namun, apabila lawan komunikasi kita itu
adalah orang yang sudah akrab maka self-disclosure negatif
5. Jenis Kelamin
Wanita lebih terbuka dibandingkan dengan pria. Bisa saja ungkapan tersebut
merupakan ungkapan stereotipikal. Namun, beberapa penelitian menun-
jukkan ternyata wanita memang lebih terbuka dibandingkan dengan pria.
Meski bukan berarti pria juga tidak melakukan self-disclosure. Bedanya,
apabila wanita mengungkapkan dirinya pada orang yang dia sukai maka
pria mengungkapkan dirinya pada orang yang dipercayainya

6. Ras, Nasionalitas, dan Usia


Ini juga bisa saja dipandang sebagai bentuk stereotip atas Ras, Nasionalitas,
dan
usia. Namun, kenyataan menunjukkan memang ada ras-ras tertentu yang
lebih
sering melakukan self-disclosure dibandingkan dengan ras lainnya. Misalnya
kulit
putih Amerika lebih sering melakukan self-disclosure dibandingkan dengan
orang Negro. Begitu juga dengan usia, self-disclosure lebih banyak di-
lakukan oleh orang yang berusia antara 17-50 tahun dibandingkan dengan
7. Mitra dalam Hubungan

mengingat tingkat keakraban sebagai penentu kedalaman self-


disclosure maka lawan komunikasi atau mitra dalam hubun-
gan akan menentukan self-disclosure itu. Kita melakukan self-
disclosure kepada mereka yang kita anggap sebagai orang
yang
dekat misalnya suami/istri, teman dekat atau sesama anggota
keluarga.
Di samping itu kita juga akan memandang bagaimana respon
mereka. Apabila kita pandang mereka itu orang yang hangat
dan penuh perhatian maka kita akan melakukan self-disclo-
sure, apabila sebaliknya yang
terjadi maka kita akan lebih memilih untuk menutup diri.
Sifat keterbukaan diri
• Deskriptif
terdiri dari informasi dan kenyataan tentang diri
sendiri berupa penggambaran tentang karakteris-
tik pribadi individu baik secara personal maupun
umum, misalnya:
“saya mempunyai kebiasaan minum teh setiap
pagi”

• Evaluasi
Pengungkapan diri yang bersifat evaluasi ini berisi ek-
spresi
akan perasaan yang bersifat personal atau pribadi, pe-
nilaian
Dimensi Self Disclosure
Devito (1986). Menyebutkan bahwa terdapat lima (5) dimensi di
dalam self disclosure, yaitu:
1. Amount
kuantitas dari pengungkapan diri dapat diukur dengan mengetahui
frekuensi dengan siapa individu mengungkapkan diri dan durasi dari pe-
san self-disclosing atau waktu yang diperlukan untuk mengutarakan
statemen self disclosure individu tersebut terhadap orang lain.

2. Valensi self disclosure


Valensi merupakan hal yang positif atau negative dari pengungkapan diri.
Individu dapat menyingkapkan diri mengenai hal-hal yang menye-
nangkan atau tidak menyenangkan mengenai dirinya, memuji hal-hal
yang ada dalam dirinya atau menjelek-jelekkan diri individu sendiri.
Faktor nilai juga mempengaruhi sifat dasar dan tingkat dari pengungka-
pandiri.
3. Accuracy / Honesty
yakni ketepatan dan kejujuran individu dalam mengungkapkan diri.
Ketepatan dari pengungkapan diri individu dibatasi oleh tingkat dimana
individu mengetahui dirinya sendiri. Pengungkapan diri dapat berbeda
dalam hal kejujuran. Individu dapat saja jujur secara total atau dilebih-
lebihkan, melewatkan bagian penting atau berbohong.

4. Intention
yaitu seluas apa individu mengungkapkan tentang apa yang ingin
diungkapkan, seberapa besar kesadaran individu untuk mengontrol
informasi-informasi yang akan dikatakan pada orang lain.

5. Intimacy
yaitu individu dapat mengungkapkan detail yang paling intim dari
hidupnya,
hal-hal yang dirasa sebagai periperal atau impersonal atau hal yang
hanya
bohong.
Tingkatan Self Disclosure dalam Komunikasi
• Basa-basi
adalah taraf paling bawah dalam pengungkapan diri, tetapi tidak terjadi
hubungan antar pribadi. Namun begitu terdapat keterbukaan antara indi-
vidu, basa-basi merupakan komunikasi untuk sekedar kesopanan
untuk mengawali ungkapan.
• Membicarakan orang lain
adalah pengungkapan diluar diri orang lain, sekalipun pembicaraan ini
mendalam, namun tidak ada pengungkapan diri dalam pembicaraan
tersebut.
• Menyatakan gagasan atau pendapat
adalah awal dari menjalin sebuah hubungan erat, sebab individu
walaupun hanya sebatas pendapat mengenai hal-hal tertentu saja.
• Perasaan yang berbeda
Perasaan yang berbeda selalu ada dalam tiap individu sekalipun
gagasan dan pendapatnya sama. Hubungan tiap individu yang
sungguh-sungguh harus dilandasi dengan dengan kejujuran,
keterbukaan dan disertai perasaan-perasaan mendalam.

• Hubungan puncak
adalah ketika pengungkapan dilakukan secara mendalam, tiap
individu yang saling berhubungan antar pribadi saling menghay-
ati perasaan yang dialami satu sama lain, oleh karenannya
segala persahabatan yang mendalam dan sejati harus
berdasarkan pada pengungkapan diri dan kejujuran secara total
Manfaat Self Disclosure
1. Keterbukaan memberi manfaat perbaikan secara psikologi,
seseorang yang mengalami frustasi atau kecewa akan cepat
bangkit kembali apabila menceritakan masalahnya kepada
orang lain.
2. Menceritakan suatu masalah kepada orang yang tepat atau
orang yang mau mendengarkan membuat kita lebih
memahami permasalahan yang sedang dihadapi. Penden-
gar yang baik akan dapat memberikan masukan yang da-
pat memperbaiki perspektif dalam melihat permasalahan.
3. Membuka diri juga akan dapat mengurangi stress atau men-
gurangi beban yang sedang dipikul.
4. Membuka diri akan meningkatkan jalur komunikasi dengan
orang lain, mendorong orang lain juga memberi informasi
yang dia miliki sehinhgga akan terjadi saling memberi
5. Membuka diri dengan orang lain termasuk teman sejawat, bawa-
han, atau atasan akan mempererat hubungan, yangpada
akhirnya akan menciptakan rasa saling mempercayai.
6. Membuka diri dengan orang lain memberi peluang untuk
menggunakan potensi yang dimiliki secara bersama-sama
untuk kepentingan bersama atau institusi.
7. Semakin membuka diri dengan pegawai lain berarti semakin
menikmati pekerjaan dan semakin tinggi produktivitas. Tim
yang saling mengenal dan saling membuka diri akan lebih
mudah menyelesaikan tugasnya dai pada tim yang
anggotanya kurang membuka diri dengan sesamanya.
8. Membuka diri dapat menciptakan lingkungan yang saling
mempercayai antara para anggota, dengan pelanggan dan den-
gan lingkungan yang lainnya.
Johari Win-
dow
• Joseph Luft dan Harry Ingram
telah menyusun Johari
Window
untuk menjelaskan keter-
batasan dalam mengenali
diri sendiri.
• Johari Window menggunakan
tingkat pemahaman diri kita dan
orang lain atas diri kita
sendiri.
• Open area atau area terbuka
adalah wilayah pengenalan diri (informasi) oleh diri kita sendiri dan orang lain.
Misalnya tentang nama, alamat, nomor telepon, status perkawinan dan tingkat
pendidikan. Apabila kita membina hubungan dengan orang lain dengan memberi
informasi tambahan maka area ini akan semakin besar. Misalnya dengan bercerita
tentang fakta, perasaan dan pandangan kita tentang situasi tertentu maka orang lain
akan lebih memahami kita. Semakin banyak informasi yang kita berikan se-
makin besar keuntungan yang akan kita peroleh dari hubungan interaksi dengan
orang lain.
• Hidden area atau area tersembunyi kepada orang lain.
Dalam hal ini orang lain tidak mengetahui, tetapi kita mengetahui. Informasi ini misalnya ten-
tang masalah kesehatan kita, pemahaman kita tentang pelajaran. Dalam jangka pendek infor-
masi pada area tersembunyi ini seolah-olah nyaman bagi kita, karena orang lain tidak tahu
bahwa kita sehat, bahwa kita tidak mema- hami mata pelajaran tersebut. Apabila kita
menyembunyikan sesuatu kepada orang lain justru akan menimbulkan persepsi bahwa kita
sedang membangun tembok pemisah dengan merek—yang tentunya akan merusak hubungan
komunikasi selanjutnya. Sebaliknya, apabila kita membuka area tersembunyi akan di- persep-
sikan kita membuka hubungan komunikasi yang lebih baik. Kita akan dipersepsikan sebagai
orang yang jujur yang layak dipercayai untuk melakukan kerja sama. Apabila informasi ten-
tang diri dan pengalaman kita bagikan kepada orang lain area tersembunyi ini akan
semakin mengecil.
• Blind area atau area buta

adalah area tentang diri kita yang kita sendiri tidak tahu, tetapi orang lain tahu. Dalam kondisi
ini, kita
memerlukan orang lain untuk memberitahukan informasi tersebut (feedback). Misalnya tentang
kelebihan dan kelemahan yang kita sendiri tidak tahu. Dengan mengetahui kelebihan yang se-
belumnya tidak kita ketahui kita dapat mengoptimalkannya untuk dapat bekerja sama dengan
orang lain dan untuk tujuan lainnya.
Dengan mengetahui kelemahan kita dapat memperbaikinya, sehingga tidak menjadi faktor
penghalang
bagi kerjasama dengan orang lain. Dengan interaksi dengan orang lain, kita dapat memperbesar
area
terbuka dan mengurangi area buta.
• Unknown area atau area ketidaktahuan
adalah area tentang kita yang kita dan orang lain tidak tahu. Ketidaktahuan ini bisa
terjadi karena kurangnya pengalaman atau kejadian yang seharusnya dapat
membuka mata kita tentang sesuatu hal. Ketidaktahuan ini akan berubah menjadi
tahu setelah mengalami suatu kejadian. Kita tidak akan dapat sepenuhnya menge-
tahui reaksi dan perasaan kita apabila situasi tersebut akan terjadi. Orang lain juga
tidak akan mengatahui sampai mereka menyaksikan kita berada pada situasi ter-
tentu atau sampai kita sendiri memberitahukan kepada mereka tentang
perasaan kita tentang situasi tersebut. Pada area ini termasuk informasi yang sudah
lupa. Area ini akan semakin mengecil dengan perkembangan diri melalui pen-
galaman, pembelajar- an dan interaksi lainnya dengan pihak lain.
Meningkatkan Efektivitas Keterbukaan Diri
• Agar lebih efektif, keterbukaan diri perlu memper-
hatikan berbagai hal berikut: (De Janasz,et
al.,2006:27)
- Menjelaskan perasaan tentang fakta
berarti dalam menjelaskan suatu informasi kepada
orang lain perlu disertai dengan pernyataan men-
genai perasaan kita atas informasi tersebut. Den-
gan menjelaskan perasaan kita pada suatu kondisi
akan memberi kesempatan
orang lain untuk mengenal kita lebih dalam.
• Memperkenalkan diri lebih terbuka
maksudnya adalah untuk membuat keterbukaan diri membentuk sebuah hubun-
gan yang baik dengan orang lain maka keterbukaan itu perlu dijelaskan lebih
luas dan lebih dalam. Penjelasan lebih luas berarti mendiskusikan berbagai hal
seperti pekerjaan, keluarga dan berbagai hal yang relevan dengan lawan bicara.
Sementara, menjelaskan lebih dalam berarti menjelaskan suatu peristiwa atau
kondisi tertentu lebih dalam.

• Lebih mementingkan informasi sekarang dari pada masa lalu


adalah bahwa informasi yang lebih efektif menarik perhatian orang adalah ten-
tang masa sekarang dibandingkan dengan masa lalu.
Ketertarikan pada informasi sekarang disebabkan informasi tersebut masih rel-
evan digunak-an.
• Hal timbal balik
berarti proses membuka diri hendaknya memperhatikan tingkat keterbukaan
dari partner kita. Artinya keterbukaan diri hendaknya dilakukan secara berta-
hap dan
seimbang dengan tingkat keterbukaan dari partner kita. Keterbukaan akan
kurang efektif bila dilakukan terlalu cepat pada waktu yang terlalu dini.

Anda mungkin juga menyukai