Anda di halaman 1dari 3

Menurut WHO (dalam Bagong.

S, dkk, 2000), kekerasan adalah


penggunaan kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap
diri sendiri, perorangan atau sekelompok orang atau masyarakat yang
mengakibatkan atau kemungkinan besar mengakibatkan memar/trauma,
kematian, kerugian psikologis, kelainan perkembangan atau perampasan hak.
Bagong Suyanto dan Sri sanituti, Krisis & Child Abuse, Airlangga University, Surabaya, 2002,
hal. 114

Patricia ( 2001) mendefinisikanChild Abuse sebagai suatu kelalaian


tindakan/perbuatan oleh orang tua atau yang merawat anak yang
mengakibatkan terganggu kesehatan fisik, emosional, serta perkembangan
anak. Ini mencakup penganiayaan fisik dan emosi, kelalaian dan eksploitasi
seksual.( Potter, Patricia A., & Anne Griffin Perry. (2001). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Edisi 4, Volume II.
Jakarta: EGC. )

KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) (2006) mendefinisikan


tindak kekerasan terhadap anak adalah segala bentuk ucapan, sikap dan
tindakan yang dapat menimbulkan kesakitan, gangguan psikis, penelantaran
ekonomi dan sosial terhadap anak oleh orang tua atau orang dewasa lainnya
(2006).

Kekerasan menurut Simon Fisher yang dikutip Neneng (2008; 1) kekerasan adalah tindakan,
perkataan, sikap berbagai struktur atau sistem yang menyebabkan kerusakan secara fisik, sosial,
atau lingkungan atau menghalangi seseorang untuk meraih potensi secara penuh. Saat ini
kekerasan dalam kehidupan sehari-hari hampir diidentikkan dengan perkelahian, benturokan
fisik. Kekerasaan bukan hanya berwujud bentrokan fisik tetapi bisa diwujudkan dalam perkataan,
tindakan, sikap manusia dapat dikatagorikan kekerasan.
Menurut Igbal Djayadi, Sosolog UI yang dikutip Sumarsih (2008; 3) Kekerasan secara umum
dapat merujuk kepada tindakan untuk mengurangi atau meniadakan eksistensi manusia lain. Ada

dua jenis kekerasan, yaitu kekerasan yang dilakukan oleh individual dan berorientasi sepenuhnya
pada individu, dan secara umum jenis ini merujuk pada kriminalitas. Tercakup di dalamnya
tindakan penganiayaan dan pembunuhan, baik dilakukan untuk mengambil harta maupun nyawa
orang lain. Kedua adalah kekerasan yang dilakukan secara kolektif , baik pelaku maupun
orientasi hasilnya adalah kelompok bukan individu.
Kekerasan anak usia dini adalah kekerasan terhadap individu yang belum dewasa, termasuk yang
ada di dalam kandungan ibunya. Perlakuan tindakan semena-mena terhadap anak biasanya
dilakukan oleh seseorang yang seharusnya menjaga atau melindungi anak (care taker) pada
seorang anak. Kekerasan biasanya dilakukan pada anak baik secara fisik, mental, seksual atau
emosi. Pelaku kekerasan pada umumnya bertindak sebagai pelindung, yang seharusnya
memprotek terhadap kehidupan anak, dan kekerasan dilakukan oleh orang terdekat. Biasanya
dilakukan oleh ibu kandung, bapak kandung, bapak tiri, ibu tiri, kakek, nenek, paman, tante,
supir pribadi, pembantu, tukang ojek, tukang kebun, kakak kelas (Yayan Akkhyar, 2008: 1).

Kekerasan adalah suatu perbuatan terhadap seseorang terutama anak, yang mengakibatkan
kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikologis, seksual, finansial, spiritual. Bentukbentuk atau dimensi kekerasan adalah dimensi mencakup : Fisik memukul, menampar,
mencekik, menendang, melempar barang ke tubuh korban, menginjak, melukai dengan tangan
kosong atau mengunakan senjata, membunuh. Psikologis berteriak, menyumpah, mengancam,
merendahkan, mengatur, melecehkan, menguntit dan memata-matai, tindakan-tindakan lain yang
menimbulkan rasa takut (termasuk yang diarahkan kepada orang-orang dekat korban, misalnya
keluarga, anak, suami, teman dekat, dll). ( Luhulima Achie Sudarti, Pemahaman Bentuk-bentuk
Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Alternatif Pemecahannya. (Alumni, Jakarta, 2000).
Hal 11, 12)

Jenis Kekerasan Terhadap Anak


1. Kekerasan Fisik
Bentuk kekerasan seperti ini mudah diketahui karena akibatnya bisa terlihat pada tubuh korban.
Kekerasan biasanya meliputi, memukul, mencekik, menempelkan benda panas ketubuh korban
dan lain-lainnya. Dampak dari kekerasan seperti ini selain menimbulkan luka dan trauma pada
korban, juga seringkali membuat korban meninggal.
2.

Kekerasan secara Verbal

Bentuk kekerasan seperti ini sering diabaikan dan dianggap biasa atau bahkan dianggap sebagai
candaan. Kekerasaan seperti ini biasanya meliputi hinaan, makian, maupun celaan. Dampak dari
kekerasaan seperti ini yaitu anak jadi belajar untuk mengucapkan kata-kata kasar, tidak
menghormati orang lain dan juga bisa menyebabkan anak menjadi rendah diri.
3. Kekerasan secara Mental
Bentuk kekerasan seperti ini juga sering tidak terlihat, namun dampaknya bisa lebih besar dari
kekerasan secara verbal. Kekerasaan seperti ini meliputi pengabaian orang tua terhadap
anak yang membutuhkan perhatian, teror, maupun sering membanding-bandingkan hal-hal dalam
diri anak tersebut dengan yang lain, bisa menyebabkan mentalnya menjadi lemah. Dampak
kekerasan seperti ini yaitu anak merasa cemas, menjadi pendiam, rendah diri, hanya bisa iri
tanpa mampu untuk bangkit.
4. Kekerasan Seksual
Bentuk kekerasan seperti ini biasanya dilakukan oleh orang yang telah dikenal anak, seperti
keluarga, tetangga, guru maupun teman sepermainannya sendiri. Bentuk kekerasan seperti ini
yaitu pelecehan, pencabulan maupun pemerkosaan. Dampak kekerasan seperti ini selain
menimbulkan trauma mendalam, juga seringkali menimbulkan luka secara fisik.

Anda mungkin juga menyukai