Proposal Penelitian
Disusun Oleh :
YERMIANA KRISTIANTI
1531521412
Juni - 2016
JUDUL :
I. PERMASALAHAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial, hal inilah yang
membedakan manusia dengan mahluk hidup lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia
dapat memberikan pertolongan dan mengulurkan tangan terhadap keluarga, kelompok
atau komunitasnya, bahkan siap menolong orang tidak dikenal, dari etnis atau bangsa
lain tanpa pamrih dan tanpa meminta imbalan. Perilaku menolong menggambarkan
manusia sebagai makhluk yang tidak egois dan dermawan, mampu untuk memberikan
perhatian yang nyata untuk kesejahteraan orang lain, dan merasa bahwa dirinya
mempunyai kemampuan memberikan bantuan pada orang lain.
Perilaku prososial merupakan salah satu bentuk perilaku yang muncul
dalam kontak sosial, untuk menolong orang lain dengan sukarela tanpa mengharapkan
sesuatu untuk dirinya atau lebih ditunjukkan untuk menguntungkan orang lain
daripada untuk mendapatkan imbalan dalam bentuk apa pun.
Akhir-akhir ini seringkali kita melihat bahkan mendengar tentang fenomena
perilaku-perilaku antisosial di kalangan remaja yang timbul akibat perbedaan kultur,
etnis, kondisi ekonomi, bahkan agama, namun tidak demikian dengan siswa siswi SMA
Kristen Intan Permata Hati (IPH) East Surabaya. Keberagaman kultur, etnis, kondisi
ekonomi, bahkan agama nyaris tidak pernah menyebabkan konflik antisosial dalam
keseharian mereka di sekolah. Justru menjadi pemandangan yang sangat umum melihat
siswa dari etnis yang satu berdekatan dan membantu siswa dari etnis yang lain tanpa ada
rasa jengah meskipun latar belakang ekonomi mereka saling berbeda.
B. Perumusan Masalah
Perilaku prososial dapat terbentuk oleh karena beberapa faktor. Dalam penelitian
ini penulis mengambil subyek penelitian dari populasi remaja SMA yang masuk di
dalam kategori usia remaja akhir dimana pada kategori usia tersebut remaja cenderung
masih belum berada pada kondisi yang matang secara emosional. Hal inilah yang
mendasari penulis memilih kematangan emosi sebagai variable prediktor dalam
penelitian ini. Sedangkan variabel prediktor lainnya yang dipilih oleh penulis adalah
empati. Alasan pemilihan empati adalah karena empati banyak disebut sebagai motif
dasar bagi seseorang untuk bertindak prososial (Iannotti, 1978).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Apakah ada hubungan antara empati dan kematangan emosi dengan perilaku
prososial ?
2. Apakah ada hubungan antara empati dan perilaku prososial?
3. Apakah ada hubungan antara kematangan emosi dengan perilaku prososial?
C. Keaslian Penelitian
Dalam beberapa jurnal penelitian psikologi, terdapat beberapa penelitian dengan
menggunakan prososial sebagai variabel tergantungnya. Yang membedakan penelitian
ini dengan penelitian lain serupa dalam beberapa jurnal adalah belum ada penelitian
prososial yang menggunakan variabel bebas kematangan emosi dan empati, dengan
subyek siswa SMA yang bertenis Tionghoa.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai perilaku
prososial siswa SMA Kristen IPH East Surabaya yang beretnis tionghoa, serta untuk
untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara empati dan kematangan emosi dengan
perilaku prososial pada siswa etnis Tionghoa.
Manfaat Praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah
wacana bagi para guru, bahwa sebagai tenaga pengajar di dunia pendidikan formal
penting untuk tetap memperhatikan dan membina siswa didiknya agar memiliki
kematangan emosional dan empati sehingga perilaku prososial dapat terbentuk secara
maksimal.
kepentingan sendiri.
Baron & Byrne (2005) mengatakan bahwa perilaku prososial adalah suatu
tindakan menolong yang menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan
suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan tindakan tersebut, dan
psikologis.
Shaffer (dalam Edwina, 2002) tindakan yang memberikan keuntungan bagi
orang lain seperti berbagi dengan orang lain yang mendatangkan keuntungan
bagi orang tersebut dibanding dengan dirinya sendiri, menghibur atau menolong
orang lain untuk mencapai tujuannya atau bahkan membuat orang lain senang
dengan memuji perilaku atau prestasi mereka.
Definisi operasional dari Prososial adalah Voluntary actions that are intended to
help or benefit another individual or group of individuals", yang artinya tindakan
sukarela yang dimaksudkan untuk membantu atau menguntungkan individu lain atau
kelompok individu" (Eisenberg and Mussen 1989, 3)
lain. Orang menggunakan perasaannya dengan efektif di dalam situasi orang lain,
didorong oleh emosinya seolah-olah dia ikut bengambil bagian dalam gerakangerakan yang dilakukan orang lain.
3. Kerjasama, yaitu melakukan pekerjaan atau kegiatan secara bersama-sama
berdasarkan kesepakatan untuk mencapai tujuan bersama pula. Kegiatan atau
usaha yang dilakukan oleh beberapa orang (badan, lembaga) untuk mencapai
tujuan bersama
4. Menyumbang, yaitu berlaku murah hati kepada orang lain. Ikut menyokong
dengan tenaga dan pikiran, memberikan sesuatu kepada orang yang sedang
tertimpa musibah.
5. Memperhatikan kesejahteraan orang lain, yaitu hasrat untuk menolong orang lain
tanpa memikirkan kepentingan sendiri.
B. Empati
Berikut ini beberapa definisi teoritis dari empati :
dalam
mengekspresikan
wawasan
emosionalnya,
ekspresi
sebagai
kemampuan
menempatkan diri pada posisi orang lain sehingga orang lain seakan-akan
menjadi bagian dalam diri.
cara
memahami
perasaan dan emosi orang lain serta memandang situasi dari sudut pandang orang
lain.
C. Kematangan Emosional
Berikut ini beberapa definisi teoritis dari emosi :
(Osho, 2008 : 102) Emosi terbentuk melalui perkembangan yang dipengaruhi
oleh pengalaman dan dalam perkembangan, emosi menuju tingkat yang
konstan, yaitu adanya integrasi dan organisasi dari semua aspek emosi. Emosi
tersebut bersifat positif seperti cinta, seks, berharap, teguh, simpati, optimis,
loyal, dan bersifat negative seperti takut, benci, marah, tamak, iri, dendam,
kematangan
emosional
berarti orang
tersebut sudah dewasa, tetapi orang dewasa belum tentu memiliki kematangan
emosional.
Kartono (1995 : 165) mengartikan kematangan emosi sebagai suatu keadaan
atau kondisi mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosional, oleh
karena itu pribadi yang bersangkutan tidak lagi menampilkan pada emosional
seperti pada masa kanak-kanak. Seseorang yang telah mencapai kematangan
menyebabkan
orang mampu
emosi
adalah
kemampuan dan
dalam
keadaan
ekspresi
itu
tidak
ditampakkan keluar.
4. Dapat berpikir objektif sehingga akan bersifat sabar, penuh pengertian dan
cukup mempunyai toleransi yang baik.
5. Mempunyai tanggung jawab yang baik, dapat berdiri sendiri, tidak mengalami
frustrasi dan mampu menghadapi masalah dengan penuh pengertian.
menyelesaikan,
mampu
mengendalikan
luapan
emosi
dan
mampu
Siswa SMA sendiri secara usia berada pada fase remaja akhir, dimana pada fase
tersebut adalah masa transisi atau peralihan dari akhir masa kanak-kanak menuju masa
dewasa. Dengan demikian, pola pikir dan tingkah lakunya merupakan peralihan dari
anak-anak menjadi orang dewasa (Damaiyanti, 2008).
Manusia sebagai mahluk sosial hendaknya senantiasa memberikan bantuan
kepada orang lain. Hal ini dikarenakan manusia membutuhkan kehadiran dari individu
lain dalam kesehariannya. Sears (1991:61) menegaskan bahwa manusia adalah makhluk
sosial yang hidupnya bergantung pada individu lain.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan antara
empati, kematangan emosi, dan perilaku prososial pada siswa SMA.
V. HIPOTESIS
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau
pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah:
a.
b.
c.
d.
Ada hubungan antara empati dan kematangan emosi dengan perilaku prososial.
Ada hubungan antara empati dan perilaku prososial.
Ada hubungan antara kematangan emosi dan perilaku prososial.
Ada perbedaan perilaku prososial antara siswa laki-laki dan permpuan.
ini
menggunakan
metode
kuantitatif
korelasional
dengan
menggunakan tiga buah skala sebagai alat pengumpulan data untuk menguji hubungan
antara variabel. Tiga buah skala tersebut antara lain skala perilaku prososial, skala
empati dan skala kematangan emosi. Sedangkan pengumpulan data jenis kelamin
dengan memperhatikan identitas yang terdapat dalam skala yang dijalankan.
B. Subyek Penelitian
1. Populasi
Menurut Sugiyono pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2011:80).
Pada penelitian ini populasi yang dipilih adalah SMA Kristen Intan Permata Hati
(IPH) yang berlokasi di Jl.Raya Kedung Baruk No.112-114 Surabaya, dengan jumlah
total populasi 204 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, missal karena keterbatan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan
mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya
akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representative (Sugiyono,2011).
Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 100 siswa etnis
Tionghoa yang bersekolah di SMA Kristen IPH Surabaya tanpa membedakan kelas,
dengan perbandingan jenis kelamin yang berimbang. Di SMA ini terdapat setidaknya
150 siswa etnis Tionghoa. Sampel diambil dengan menggunakan teknik nonrandom
sampling, yaitu pengambilan dengan penunjukkan.
4. Menyumbang, yaitu berlaku murah hati kepada orang lain. Ikut menyokong
dengan tenaga dan pikiran, memberikan sesuatu kepada orang yang sedang
tertimpa musibah.
5. Memperhatikan kesejahteraan orang lain, yaitu hasrat untuk menolong orang
lain tanpa memikirkan kepentingan sendiri.
b. Pengembangan Alat Ukur
Berikut ini adalah skala perilaku prososial yang disusun oleh penulis berdasarkan
indikator prososial: