Anda di halaman 1dari 3

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DAN KECERDASAN EMOSI DENGAN

PERILAKU PROSOSIAL

Variabel Tergantung = Perilaku Prososial


Variabel bebas 1 = Empati
Variabel bebas 2 = Kecerdasan Emosi

DINAMIKA PSIKOLOGI
Dalam penelitian ini saya mengambil Hubungan Antara Empati dan Kecerdasan Emosi
dengan Perilaku Prososial. Menurut Clarke (dalam Rahman, 2013) mendefinisikan perilaku
menolong sebagai sebuah bagian dari perilaku prososial yang dipandang sebagai tindakan yang
ditujukan untuk memberikan keuntungan pada satu atau banyak orang. Perilaku prososial tidak
semata-mata berdasarkan pada logika, pemahaman, atau penalaran, karena beberapa kondisi
emosi menjadi penyebab dari munculnya perilaku prososial, diantaranya empati (Kau 2010).
Sedangakan Watson (1984: 272) menyatakan bahwa perilaku prososial adalah suatu tindakan
yang memiliki konsekuensi positif bagi orang lain, tindakan menolong sepenuhnya yang
dimotivasi oleh kepentingan sendiri tanpa mengharapkan sesuatu untuk dirinya. Dapat
disimpulkan perilaku prososial merupakan suatu tindakan yang mendorong seseorang untuk
berinteraksi, bekerjasama, dan menolong orang lain tanpa mengharapkan sesuatu untuk dirinya.
Aspek- aspek perilaku prososial Menurut Mussen (1989) meliputi: Sharing (Berbagi),
Cooperating (Bekerjasama), Helping (Menolong), Donating (Dermawan). Serta faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku prososial Menurut Staub (1978) meliputi: Self Again (Harapan
sesorang untuk memperoleh atau menghindari kehilangan sesuatu), Personal Values and Norms
(Adanya nilai-nilai dan norma sosial yang di internalisasikan oleh individu selama mengalami
sosialisasi dan sebagian nilai-nilai serta norma tersebut berkaitan dengan tindakan prososial),
Empathy (Kemampuan seseorang untuk ikut merasakan perasaan atau pengalaman orang lain).
Faktor –faktor yang mempengaruhi perilaku prososial, menurut Sarwono (2009) meliputi: faktor
Situasional (Bysatander, Atribusi terhadap korban, Adanya model, Desaakan Waktu), sedangkan
faktor dalam diri (Suasana hati, sifat, Jenis kelamin, Tempat tinggal, Pola asuh orsng tua).
Sedangkan faktor –faktor perilaku prososial menurut Wulandari (2012: 4-5) meliputi:
Pemerolehan diri, Norma, Empati, Kecerdasan.
Hoffman (dalam Taufik, 2012) empati berkaitan secara positif dengan perilaku
menolong. Ada juga bukti-bukti eksperimental bahwa empathic distress akan membangkitkan
individu untuk menolong orang lain, dan observer yang mengalami empathic distress lebih tinggi
akan memberikan pertolongan secara tepat kepada korban yang mengalami kesakitan. Sementara
itu, jika mereka tidak melakukan suatu pertolongan maka observer empathic distress menjadi
merasa bersalah dan mereka merasa lebih baik jika memberikan pertolongan. Eisenberg (dalam
Kau, 2010) Empati dan perilaku prososial juga berkaitan dalam seting kehidupan sehari-hari.
Orang-orang yang membantu orang Yahudi dari Nazi ketika diwawancara menjelaskan motif
mereka membantu, lebih dari separuh menyatakan bahwa mereka membantu karena rasa empati
dan simpati dengan kondisi para korban. Dalam literature psikologi sosial, pada awalnya kajian
empati terfokus pada isu-isu yang terkait dengan perilaku menolong (Wispe, 1987). Hal ini
dipertegas oleh pendapat Carkhuff (1969), Whithout emphty there is no basis for helping.
Selanjutnya Kohut (1997) melihat empati sebagai suatu proses dimana seseorang berfikir
mengenai kondisi orang lain yang seakan akan ia berada pada posisi orang lain itu. Dari berbagai
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa empati berhubungan dengan perilaku prososial
merupakan perilaku menolong orang lain karena mempunyai rasa empati pada korban, dimana
seseorang berfikir mengenai kondisi yang dialami orang tersebut. Aspek –aspek empati menurut
Davis (dalam Taufik, 2012) meliputi: Perspective Taking (kecenderungan untuk memahami
pandangan-pandangan orang lain dalam kehidupan sehari-hari), Empati Concern (kecenderungan
terhadap pengalaman yang berhubungan dengan kehangatan, rasa ibu dan kehangantan terhadap
kemalangan orang lain), Personal Distress (seseorang tidak nyaman dengan perasaannya sendiri
ketika melihat ketidaknyamanan pada emosi orang lain), Fantasy (kecenderungan untuk
menempatkan diri sendiri ke dalam perasaan dan perilaku dari karakter yang ada di dalam buku,
cerita, novel, film, game, dan situasi- situai fiksi lainnya). Sedangkan faktor- faktor empati
menurut Knafo dan Uzefousky (2012) meliputi faktor internal (Usia dan jenis kelamin,
Kelekatan atau Attachement) dan Faktor Eksternal (Interaksi dengan orang tua, Interaksi dengan
Saudara).
Kecerdasan emosi adalah kecerdasan dalam mengenali, memahami, dan mengendalikan
emosi pribadi serta kemampuan untuk merasakan dan memahami orang lain, untuk membimbing
pikiran serta untuk mengambil keputusan yang terbaik (Gpleman, 2000). Kecerdasan emosi
didefinisiskan sebagai kemampuan untuk mengerti dan mengekspresikan emosi, mengerti emosi
dan mengatur emosi, saat mengatur emosi dalam diri sendiri muapun terhadap orang lain.
(Mcshare dalam Hutapea dan Thoha, 2008). Penelitian oleh Baron dkk (Goleman, 2000)
menjelaskan bahwa perilaku proposial, ditemukan adanya hubungan positif antara perilaku
menolong (Prososial) dan kecerdasan emosi khususnya Suasana hati. Kecerdasan emosi dengan
tingkah laku proposial memiliki hubungan erat. Semakin tinggi kecerdasan yang dimiliki
seseorang maka semakin baik pula perilku prososialnya. Sebaliknya, semakin rendah kecerdasan
emosi seseorang maka semakin rendah pula perilaku prososialnya. Terdapat aspek- aspek
kecerdasan emosi menurut Goleman (2000) seperti Mengenal Emosi diri, Memitivasi diri
sendiri, Mengenali emosi orang lain, Membina hubungan. Dan terdapat faktor- faktor yang
mempengaruhi kecerdasan emosi seperti menurut Goleman (2009:267-282), yaitu: Lingkungan
keluarga dan Lingkungan non keluarga.
Dari variabel antara empati dengan perilaku prososial merupakan perilaku menolong
orang lain karena mempunyai keinginanan menolong korban, dimana si penolong berfikir
mengenai kondisi yang dialami orang lain. Sedangkan, kecerdasan emosi dengan perilaku
prososial mempunyai hubungan positif yang erat dimana Semakin tinggi kecerdasan yang
dimiliki seseorang maka semakin baik pula perilku prososialnya, sebaliknya.

Tolong cari definisi kecerdasan yang ada dalam factor yang mempengaruhi perilaku
prososial

Anda mungkin juga menyukai