“ALTRUISME”
Disusun demi memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Positif
Disusun Oleh :
Ayra Alaia Putri Afany 202110230311300
Zidan Naufal Januarta 202110230311306
Ahmad Fauzan Angga W. 202110230311311
Nur Aziza Ilmi 202110230311317
M. Rizky Setiawan 202110230311333
Kelompok 6
Dosen Pengampu:
Sofa Amalia, S.Psi.M.Si
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023
A. Pengertian, Sejarah, dan Tokoh Altruisme
Altruisme mempunyai arti suatu pandangan yang menekankan kewajiban
manusia memberikan pengabdian, rasa cinta, dan tolong-menolong terhadap sesama.
Orang yang mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingan dirinya
disebut altruis. Dan pandangan tentang mementingkan orang lain disebut altruisme.
Jadi perilaku altruisme adalah suatu sifat suka memperhatikan dan mengutamakan
kepentingan orang lain, cinta kasih yang tidak terbatas kepada sesama manusia,
altruisme juga merupakan sifat manusia yang berupa dorongan untuk berbuat jasa dan
kebaikan terhadap orang lain. Altruisme merupakan lawan dari egoisme dan membela
sikap melayani tanpa pamrih kepada orang lain, kesediaan berkorban demi kepentingan
orang lain atau masyarakat serta usaha mengekang keinginan diri demi cinta orang lain.
Altruisme merupakan perilaku atau motif dan sikap menolong seseorang yang
menolong secara ikhlas tanpa meminta imbalan sedikit pun dan tidak ada maksud lain
dalam menolong untuk kepentingan pribadi, sehingga tidak ada keuntungan yang
didapat dari si penolong tersebut yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan
orang lain dan kebaikan orang lain.
Menurut Auguste Comte (dalam Sarwono, 2002), altruisme berasal dari bahasa
Perancis, dan mendefinisikan altruisme berasal dari kata “alter” yang artinya “orang
lain”. Secara bahasa altruisme adalah perbuatan yang berorientasi pada kebaikan orang
lain. Auguste Comte juga membedakan antara perilaku menolong yang altruis dengan
perilaku menolong yang egois. Menurutnya dalam memberikan pertolongan, manusia
memiliki dua motif, yaitu altruis dan egois. Kedua dorongan tersebut sama-sama
ditujukan untuk memberikan pertolongan. perilaku menolong yang egois tujuannya
justru mencari manfaat dari orang yang ditolong. Sedangkan perilaku menolong altruis
yaitu perilaku menolong yang ditujukan semata-mata untuk kebaikan orang yang
ditolong.
Menurut Baron dan Byrne (dalam Pratiwi, 2009) merupakan bentuk khusus
dalam penyesuaian perilaku yang ditujukan demi kepentingan orang lain, biasanya
merugikan diri sendiri dan biasanya termotivasi terutama oleh hasrat untuk
meningkatkan kesejahteraan orang lain agar lebih baik tanpa mengharapkan
penghargaan.
B. Konsep Teori
Ada banyak ahli yang memberikan pandangannya atau teori mengenai
altruisme, salah satunya adalah Santrock. Menurut Santrock (2002) sendiri, altruisme
dapat diartikan sebagai suatu minat yang tidak mementingkan diri sendiri dalam
menolong seseorang. Selain dari Santrock, ahli lain yang bernama Myers (2012)
mendefinisikan altruisme sebagai sebuah hasrat untuk menolong orang lain tanpa
memikirkan kepentingan diri sendiri. Salah satu contoh kegiatan dari bentuk altruisme
ini adalah gerakan Kepalangmerahan dan Bulan Sabit Merah Dunia (International
Federation of the Red Cross and Red Crescent Societies - IFRC) yang tujuannya adalah
memberikan bantuan kemanusiaan kepada seluruh orang dunia tanpa memandang latar
belakang atau kepentingan kelompok apa pun.
D. Cara Mengukur
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengukur altruisme adalah dengan
menggunakan skala atau skor angka yang dikembangkan oleh Piliavin dan Charng
(1990). Dari keduanya, mengemukakan 4 aspek yang digunakan untuk mengukur
tingkat altruisme seseorang, yaitu empathy, prosocial moral reasoning, self attributions
of motivation to help, dan sensitivity to social norms. Penelitian yang dilakukan oleh
Piliavin dan Charng menggunakan skor total dari semua aspek, sehingga semakin tinggi
skor yang diperoleh seseorang maka akan semakin tinggi pula tingkat altruisme yang
dimilikinya.
1. Faktor fungsional
merupakan faktor yang turut mempengaruhi dorongan untuk memberikan
pertolongan atau tidak. Faktor-faktor dari fungsional tersebut adalah:
- Bystander
Tempat seseorang berada sangat berperan penting dalam mempengaruhi
keputusan seseorang dalam menolong atau tidak saat dihadapkan pada
kondisi darurat.
- Daya tarik
Daya Tarik akan mempengaruhi dorongan untuk menolong seseorang
yang cenderung memiliki kesamaan dengannya.
- Atribusi terhadap orang
Seseorang lebih mudah terdorong untuk menolong orang cacat dan lebih
tua daripada yang sehat dan muda.
- Pelopor
Adanya model yang mengawali tingkah laku menolong akan mendorong
seseorang memberikan pertolongan pada orang lain.
- Desakan waktu
Orang yang sibuk dan tergesa-gesa cenderung tidak akan menolong,
sedangkan orang yang memiliki banyak waktu luang akan lebih besar
kemungkinannya untuk memberikan pertolongan pada yang memerlukan
bantuan.
- Sifat kebutuhan korban
Kesediaan seseorang dalam menolong dipengaruhi oleh kejelasan bahwa
korban benar-benar membutuhkan pertolongan, sehingga orang yang
meminta pertolongan akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk
ditolong daripada orang yang tidak meminta pertolongan.
Angraeni, N., Andriani, S. S., Muliawati, S., & Faozi, C. (2018). Pola Asuh Demokratis untuk
Mengembangkan Perilaku Altruisme Anak di Era Global. Journal of Innovative
Counseling: Theory, Practice, and Research, 2(02), 51-56.
Hadori, M. (2014). PERILAKU PROSOSIAL (PROSOCIAL BEHAVIOR); Telaah
Konseptual Tentang Altruisme (Altruism) Dalam Perspektif Psikologi. LISAN AL-
HAL: Jurnal Pengembangan Pemikiran Dan Kebudayaan, 8(1), 7-18.
Mukhlana, Y., Arneliwati, A., & Indriati, G. (2021). Faktor Yang Mempengaruhi Altruisme
Masyarakat Dalam Mendonorkan Darah. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu
Keperawatan, 7(1), 78-85.
Piliavin, J. A., & Charng, H. W. (1990). Altruism: A Review of Recent Theory and Research.
Annual Review of Sociology, 16, 27-65.
Robet, R. (2015). Altruisme, solidaritas dan kebijakan sosial. MASYARAKAT: Jurnal
Sosiologi, 1-18.
Rahmawati, S. W. (2017). Pengasuhan Holistik Terhadap Altruisme dan Bullying. Humanitas
Indonesian Psychological Journal, 14(1), 10-25.
Riadi, M. (2020). Altruisme (Pengertian, Aspek dan Faktor yang Mempengaruhi).
Diambil kembali dari kajianpustaka.com:
https://www.kajianpustaka.com/2020/04/altruisme-pengertian-aspek-dan-faktor-yang-
mempengaruhi.html
Ulfaresti, R. (2015, September 15). Hubungan antara Empati dengan Perilaku Altruisme bagi
Pengguna KRL di Jakarta. Diambil kembali dari psychology.binus.ac.id:
https://psychology.binus.ac.id/2015/09/24/hubungan-antara-empati-dengan-perilaku-
altruisme-bagi-pengguna-krl-di-jakarta
Zain, A. Q. & Jafar, A. (2021). Pengaruh Empathy Care Training Terhadap Perilaku Altruisme
pada Relawan Covid-19 di Dusun Trajaya Kabupaten Majalengka. Acta Islamica
Counsenesia: Counselling Research and Applications, 1(2), 83-94.