Anda di halaman 1dari 20

KONSEP DASAR SIKAP DAN

PERILAKU EMPATIK
(PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK)

DOSEN PENGAMPU :
Agus Tri Susilo, S.Pd., M.Pd.
DISUSUN OLEH :
Anggara Laksana Putra (K5616006)
Fairuz Kusuma Alifah (K5616020)
Guntur Fardi Saputra (K5616026)
Muhammad Zakariyya Anwar (K5616052)
Ramadhan Dwi Ananda Putra (K5616057)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SIKAP

 Sikap adalah pandangan-pandangan atau


perasaan yang disertai kecenderungan untuk
bertindak. Sesuai sikap objek tadi, Sikap dalam
beberapa hal menyerupai motif atau dorongan,
namun tetap ada perbedaan yang mendasar.
Perbedaan utama berkenaan dengan jangka
waktu yang berlangsung. Sikap tidak ditandai
oleh suatu dorongan, tetapi hanya menunjuk
pada kemungkinan bahwa suatu
motif tertentu dapat dibangkitkan.
EMPATI

 Empati adalah kemampuan untuk berpikir dan


merasa kehidupan dalam batin orang lain.
Empati secara konseptual memiliki banyak
definisi dan mencakup spektrum yang luas,
mulai dari rasa kepedulian terhadap orang lain,
keinginan untuk membantu mereka, mengalami
emosi sesuai dengan emosi orang lain,
mengetahui apa yang orang lain pikirkan atau
rasakan, mengaburkan batas antara dirinya
dengan orang lain.
KONSEP SIKAP DAN
PERILAKU EMPATIK
KONSEP SIKAP

 Kepribadian seringkali diartikan sebagai


bauran yang unik dari ciri-ciri fisik dan mental
yang ada dalam diri seseorang. Kepribadian
seseorang kadang berkombinasi, seperti
kepribadian yang karismatik. Kepribadian
karismatik merupakan kombinasi yang langka
dari ciri-ciri yang melancarkan pesona atau
daya tarik tertentu, bagaimana posisi sikap
dalam totalitas kepribadian seseorang.
SIKAP MENURUT BEBERAPA AHLI

 Walgito (2004), “Sikap mengandung tiga komponen:


kognitif (konseptual), afektif (emosional), konatif
(perilaku atau actio action component).” Komponen
kognitif yaitu koponen yang berkaitan dengan
pengetahuan, pandangan, keyakinan, yang berkaitan
dengan bagaimana orang mempersepsi objek sikap.
Komponen afektif yaitu yang berhubungan rasa senang
atau tidak senang terhadap objek sikap. Komponen
konatif yaitu komponen yang berkaitan dengan
kecenderungan untuk berperilaku terhadap objek sikap.
Komponen ini menunjukan ini menujukan intensitas
sikap, yaitu menunjukan bessar kecilnya kecenderungan
bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek
sikap.
Djamarah (2000), “berpendapat bahwa sesuatu yang belum
diketahui dapat mendorong siswa untuk belajar mencari tahu.
Siswapun mengambil sikap seiring dengan minatnya terhadap
suatu objek. Sikap itulah yang mendasari dan mendorong ke arah
perbuatan belajar.
Komponen kognitif atau komponen perseptual sikap yaitu
komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan,
keyakinan berkaitan dengan bagaimana seseorang mempersepsi
objek sikap.
Secara garis besar komponen sikap kognitif ini berpengaruh
terhadap komponen efektif atau komponen emosional yaitu
komponen yang berhubungandengan rasa senang atau tidak
senang terhadap objek sikap. Kemudian sikap tersebut
diaplikasikan dalam bentuk perilaku atau action component, yaitu
komponen yang berkaitan dengan kecenderungan untuk
berperilaku. Komponen ini menunjukan intensitas sikap, yaitu
menunjukan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau
berperilaku seseorang terhadap objek sikap.”
SIKAP POSITIF DAN KESUKAAN

 Sikap yang positif sangat penting


dan begitu kuatnya sehingga dapat
memperkuat ciri-ciri kepribadian.
Sebaliknya, sikap yang negatif dapat
meminimalkan atau meniadakan
karakteristik-karakteristik yang
seyogyanya menarik. Beberapa
sikap positif tampaknya
“mencemerlangkan” karakteristik
kepribadian yang lain dan dalam
proses ini citra keseluruhan orang
yang bersangkutan menjadi lebih
bersinar dan lebih menarik bagi
orang lain.
PEMBENTUKAN SIKAP SOSIAL ANAK
 Imitasi (peniruan yang terjadi tanpa disengaja atau sengaja)
 Sugesti yaitu seseorang membentuk suatu sikap terhadap
objek tanpa suatu alasan dan pemikiran yang jelas
 Identifikasi yaitu seseorang meniru orang lain atau suatu
organisasi/badan tertentu sifatnya didasari suatu keterikatan
emosional
 Meniru dalam hal ini lebih banyak dalam arti berusaha mnyamai

 Pembentukan sikap sosial anak mengandung tiga komponen :


 Kognitif (konseptual) yaitu komponen yang berkaitan dengan
pengetahuan, pandangan, keyakinan
 Afektif (emosional) yaitu yang berhubungan rasa senang atau
tidak senang terhadap objek sikap
 Konatif (perilaku atau action component) yaitu komponen yang
berkaitan dengan kecenderungan untuk berperilaku terhadap
objek sikap
 Sarwono (2000,95) mengemukakan bahwa pembentukan sikap
sosial anak dapat melalui empat macam :
 Adopsi : kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi
berulang-ulang dan terus menerus, lama kelamaan secara
bertahap diserap ke dalam diri invidup dan mempengaruhi
terbentuknya suatu sikap.
 Diferensiasi : dengan berkembangnya intelegensi,
bertambahnya pengalaman , sejalan dengan bertambahnya
usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis,
sekarang dipandang tersediri lepas dari jenisnya.
 Integrasi : pembentukan sikap ini terjadi secara bertahap,
dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan
dengan satu hal tersebut.
 Trauma : adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan,
yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang
bersangkutan. Pengalaman-pengalaman yang traumatis dapat
juga menyebabkan terbentuknya sikap.
KONSEP
DAN
PERILAKU
EMPATI
KONSEP EMPATI

 Kata empathy (inggris) secara


etimologi berasal dari kata yunani
empatheia terdiri dari dua kata
yaitu en artinya masuk dan pathos
artinya merasa, emphateia atau
empati berarti kasih secara
konseptual memiliki banyak
definisi dan mencakup spektrum
yang luas.
KONSEP EMPATIK MENURUT AHLI
TERKAIT
 Jean Decety (2004,2008) memaknai empati sebagai kesamaan perasaan yang
dialami oleh diri sendiri dan orang lain, tanpa merasa kebingungan antara dua
individu.
 Goldman (1960) mendifinisikan empati sebagai kemampuan untuk
menempatkan diri pada posisi orang lain secara mental dan memahami emosi
dan perasaannya.
 Heinz Kohut menyatakan bahwa empati adalah kemampuan untuk berpikir dan
merasa kehidupan dalam batin orang lain.
 M. Berger (1987) mengartikan empati sebagai kemampuan untuk mengetahui
pengalaman emosional orang lain dari kerangka acuan dari orang
lain,kemampuan untuk mencoba sesuatu yang lain atau untuk menempatkan
diri pada orang lain.
 Nancy Eisenberg (2006) mengartikan empati sebagai sebuah tanggapan afektif
yang timbul dari penangkapan atau pemahaman keadaan atau kondisi
emosional orang lain, sebagaimana yang orang lain rasakan atau yang
diharapkan untuk dirasakan.
PERKEMBANGAN PERILAKU EMPATI

 Anak pada usia dua tahun biasanya mulai


menunjukkan dasar perilaku empati dengan
menunjukkan respon emosionalnya dalam
berhubungan dengan orang lain. Menurut
para peneliti di University of Chicago dengan
menggunakan alat Functional Magnetic
Resonance Imagine (FMRI) yang dikenakan
pada anak anak usia 7 dan 12 tahun secara
alami cenderung menunjukkan adanya
perasaan empati terhadap orang lain.

Anda mungkin juga menyukai