(RPP)
A. Identitas
Nama Sekolah : SMP Krista Gracia Klaten
Kelas/ Semester : VIII/ Satu
Tahun Ajaran : 2022/ 2023
B. Bidang Bimbingan : Pribadi
C. Jenis Layanan : Bimbingan Kelompok
D. Tujuan
Tujuan Umum : Konseli dapat memahami emosi diri
Tujuan Khusus : Konseli diharapkan bisa menemukan nilai-nilai
kebenaran
dari kematangan emosi
E. Nilai Karakter : Mempunyai kematangan emosi
F. SKKPD : Kematangan emosi
G. Alokasi Waktu : 3 x 40
H. Media : Kertas dan alat tulis
I. Uraian Kegiatan
1. Konselor membagi konseli kedalam kelompok kecil
2. Konselor menentukan topik yang mau dijadikan dialog
3. Situasi hipotesis yang dijadikan tolak dialog mendorong konseli untuk
menemukan nilai-nilai kematangan emosi
4. Konselor menjelaskan secara singkat materi pembahasaan yang sesuai
dengan topik yang mau dikembangkan
5. Konselor menjelaskan tujuan dari dialog yang akan dilakukan
6. Konselor membuka dialog Socrates dengan mengajukan beberapa
pertanyaan pembuka :
Apa itu emosi ?
Apa itu kematangan emosi ?
Seseorang bisa dikatakan mempunyai kematangan emosi itu seperti apa ?
7. Mengaitkan nilai-nilai kematangan emosi dengan fenomena kehidupan
dimasyarakat
8. Konselor membawa konseli sampai memukan nilai-nilai kebenaran
dengan pertanyaan-pertanyaan singkat dari hasil nilai-nilai kematangan
emosi.
J. Sumber
Chaplin, J.P., 1981, Kamus Lengkap Psikologi, Penerjemah : Kartono,
Kartini., Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Ratnawati, I., 2005, Studi tentang Kematangan Emosi dan Kematangan
Sosial Pada konseli SMU Yang Mengikuti Program Akselerasi,
Skripsi, (Tidak Diterbitkan) Fakultas Psikologi Universitas 17
Agustus 1945 Surabaya.
Asmiyati, 2001, Hubungan antara Kematangan emosi dengan Perilaku
Asertif Pada Mahakonseli Psikologi Untag Surabaya, Skripsi (Tidak
Diterbitkan), Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya.
Mappiare, A., 1982, Psikologi Remaja, Usaha Nasional, Surabaya
Evaluasi :
1. Apakah konseli mampu mengungkapkan pendapat mengenai pengertian
emosi?
2. Apakah konseli mampu mengungkapkan pendapat mengenai pengertian
kematangan emosi?
3. Apakah konseli mampu mengungkapkan pendapat mengenai nilai-nilai
kematangan emosi?
4. Apakah konseli menanyakan pertanyaan balikan kepada teman yang
mengungkapkan pendapat?
5. Apakah konseli menanyakan pertanyaan balikan kepada konselor?