KONASI MANUSIA
MAKALAH
Ditulis untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Psikologi Pendidikan Islam
Oleh:
AHMAD FIKRI JAUHARI
NIM: 213206030037
A. LATAR BELAKANG
Jiwa adalah sesuatu yang tidak nampak, namun bisa diketahui melalui
tingkah laku dari seseorang, Manusia telah memikirkan tentang asal tujuan jiwa,
serta hubungannya dengan jasmani sejak dulu. Karena sifatnya yang abstrak,
kita hanya bisa mengetahuinya dengan melihat gejala-gejalanya. Dalam ilmu
psikologi, hal ini disebut dengan gejala-gejala jiwa. Secara umum, gejala-gejala
jiwa dapat terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kognisi, emosi, dan konasi.
Kognisi merupakan serapan dari Bahasa inggris cognition, merupakan
padanan kata knowing yakni mengetahui. Dalam perkembangannya, istilah ini
digunakan sebagai wilayah psikologis manusia yang meliputi perilaku mental
yang berhubungan dengan pemahaman, oleh informasi, penyelesaian
permasalahan, serta keyakinan.
Emosi merupakan gambaran perasaan seseorang ketika menghadapi
permasalahan yang berbeda-beda. Gembira ketika mendapatkan sesuatu yang
diidam-idamkan, sedih ketika kehilangan apa yang disukai, merupakan
beberapa contoh dari gambaran perasaan tersebut.
Sedangkan konasi adalah aktifitas jiwa yang berkaitan dengan eksekusi
pada satu tujuan. Konasi mampu mendorong seseorang untuk mencapai tujuan
dan cita-citanya
B. RUMUSAN MASALAH
Dari gambaran di atas, dapat kami rumuskan permasalahan yang akan
kami bahas sebagaimana berikut:
1. Apakah pengertian kognisi, emosi, dan konasi?
2. Apakah gejala konisi, emosi, dan konasi pada manusia?
PEMBAHASAN
A. GEJALA KOGNISI
Kata kognisi berasal dari bahasa Latin cognoscere yang artinya
mengetahui. Kognisi dapat pula diartikan sebagai pemahaman terhadap
pengetahuan atau kemampuan untuk memperoleh pengetahuan. Kognisi secara
terminologi adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari
proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Jadi gejala kognisi adalah gejala
bagaimana cara manusia memberi arti pada rangsangan.
1. Pengamatan / Penginderaan
Ialah aktivitas yang dilakukan oleh manusia, terhadap suatu objek
atau proses dengan maksud merasakan dan memahami, untuk mendapatkan
informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.
Proses-proses pengamatan dilakukan melalui panca indera, yakni:
penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman serta pengecapan
Pengamatan dilakukan dengan mengenali obyek, mengidentifikasi,
selanjutnya menterjemahkan ke dalam pemahaman-pemahaman yang
sesuai dan dimengerti untuk menarik suatu kesimpulan baru mengenai apa
yang seseorang alami.
2. Reproduksi
Reproduksi merupakan gejala kognisi dalam psikologi yang berasal
secara langsung dari jiwa yang dapat menimbulkan tanggapan menuju
kesadaran seseorang, yang dimulai dari mengingat sesuatu yang telah
diamati dan dialami menjadi sesuatu yang ia tidak mengerti dan terus diolah
menjadi obyek atau hal yang ia pahami dan terwujud dalam tingkah lakunya
mengenai pemahaman akan hal tersebut.
3. Asosiasi.
Asosiasi merupakan hubungan antara anggapan satu dengan
anggapan yang lain dalam satu jiwa yang satu sama lain dikaitkan dan
diambil mana yang terkuat atau mana yang paling benar menurutnya.
4. Khayalan / Fantasi
Khayalan ialah pemikiran mengenai bayangan atau sesuatu yang
dikembangkan dalam imajinasi Fantasi bisa terjadi sebab disadari ataupun
tanpa disadari. Gejala yang muncul dalam fantasi sulit diamati secara
langsung. Hal ini terjadi karena tidak semua fantasi mampu ditunjukkan
dalam dunia nyata.
5. Ingatan / Memory
Ingatan ialah kekuatan-kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan
dan memproduksi kesan-kesan. Ingatan merupakan gejala psikologi yang
menunjukkan bahwa sesuatu yang diamati tidaklah langsung hilang, namun
akan terekam dan tersimpan dalam otak, untuk kemudian dipikirkan dan
diambil suatu kesimpulan.
6. Gejala lupa
Gejala lupa merupakan gejala kognisi dalam psikologi yang dialami
oleh setiap manusia dan dapat diamati perilakunya secara langsung.
7. Berpikir
Berfikir merupakan tahap di mana seseorang ingin membuat
kesimpulan atau ingin menciptakan obyek yang baru dari obyek yang lama.
Dengan berpikir seseorang akan dapat mengembangkan suatu obyek yag
diamati dan mengetahui manfaat dari obyek yang diamati tersebut.
8. Tanggapan.
Tanggapan merupakan kesan yang dialami setelah proses
pengamatan berhenti dan setelah melalui proses berpikir. Tanggapan dapat
berupa berbagai hal yang dapat diamati secara langsung, seperti ungkapan
setuju atau tidak setuju atau bisa juga gejala yang tidak ditimbulkan secara
langsung, seperti diam dengan ekspresi yang menandakan ketidak-
setujuannya.
9. Intelegensi / kecerdasan
Wechsler (1958) dikutip oleh Sugiyanto memberikan pengertian
inteligensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk
bertindak dengan bertujuan, berfikir secara rasional dan kemampuan
menghadapi lingkungan secara efektif.
10. Intuisi.
Intuisi merupakan gejala kognisi dalam psikologi yang berupa
kemampuan untuk memahami sesuatu tanpa penalaran rasional dan muncul
dari alam bawah sadar. Intuisi tidak dapat dijelaskan secara langsung karena
berhubungan dengan perasaan pribadi serta memiliki penilaian khusus akan
sesuatu hal yang tidak bisa dijelaskan kepada orang lain.
B. GEJALA EMOSI
Emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu
(khusus), dan emosi cenderung terjadi dalam kaitannya dengan perilaku yang
mengarah (approach) atau menyingkiri (avoidance) terhadap sesuatu, dan
perilaku tersebut pada umumnya disertai adanya ekspresi kejasmanian,
sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami
emosi.
Menurut Crow & Crow, emosi adalah suatu keadaan yang bergejolak
pada diri individu yang berfungsi sebagai inner adjustment (penyesuaian dari
dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan
individu.
Menurut William James, emosi yaitu kecenderungan untuk memiliki
perasaan yang khas bila berhadapan dengan objek tertentu dalam
lingkungannya.
Descartes mengemukakan 6 emosi dasar pada manusia yaitu :
1. Desire (keinginan)
2. Hate (benci)
3. Wonder (kagum)
4. Sorrow (kesedihan)
5. Love (cinta)
6. Joy (kegembiraan)
Berikut ini merupakan gejala-gejala emosi pada manusia :
1. Kekuatan emosi
Kekuatan emosional adalah kemampuan untuk kuat "menekan"
perasaan, mengakibatkan intoleransi emosi dan perasaan dalam diri kita dan
orang lain. Tingkat kekuatan emosi diukur dengan seberapa banyak atau
seberapa sering kita bertindak. Semakin banyak tindakan atau ekspresi fisik,
maka emosi akan menjadi semakin kuat.
Contoh : Ketika seseorang merasa bahagia karena memenangkan lotre atau
uang undian, lantas dia bernyanyi-nyanyi dan menari tanpa memperdulikan
orang disekelilingnya. Maka, tingkat kekuatan emosinya dikatakan kuat di
bandingkan dengan orang yang hanya diam padahal dia sedang merasa
senang.
2. Gangguan emosi
Seseorang akan disebut mengalami gangguan emosi jika keadaan
emosi yang dialami menimbulkan gangguan pada dirinya. Baik karena
emosi yang dialami terlalu kuat (misalnya sangat sedih), tidak ada emosi
yang hadir (misalnya tidak merasa bahagia) atau emosinya menimbulkan
konflik (misalnya terlalu sering marah).
Biasanya, orang yang merasa emosinya terganggu karena salah satu
dari empat alasan,
a. Seseorang mengalami emosi tertentu, seperti depresi, kecemasan, dan
kemarahan yang terlalu sering atau terlalu kuat.
b. Seseorang mengalami emosi tertentu terlalu jarang atau terlalu lemah.
Mereka merasa tidak mampu menunjukkan rasa sayang, kepercayaan,
marah atau penolakan.
c. Seseorang merasa kesulitan untuk berhubungan dengan orang lain.
Misalnya pacar membuat merasa bersalah, teman-teman
mengecewakan, pasangan menimbulkan rasa takut, dan lainnya.
d. Seseorang merasa mengalami beberapa konflik karena dua atau lebih
emosi. Misalnya antara marah dan takut, antara benci dan cinta, dan
lainnya.
3. Dasar Emosi
Dalam, hidup ini setiap manusia memiliki emosi dasar yang menjadi
watak manusia yang ada dalam dirinya.
Para peneliti masih terus memperdebatkan tentang mana yang
termasuk emosi-emosi dasar yang menjadi watak manusia. Meskipun belum
semuanya sepakat, namun para ahli telah mengelompokkan yang termasuk
emosi dasar manusia diantaranya adalah:
- Rasa amarah
- Rasa kesedihan
- Rasa dendam
- Rasa takut
- Rasa kenikmatan
- Rasa malu
- Rasa cinta
Kalau kita merasa bahagia, gembira, senang, terhibur, rasa
terpesona, kegirangan luar biasa, merasa puas, senang sekali misalnya, itu
bukanlah emosi dasar manusia, melainkan itu emosi yang diakibatkan oleh
salah satu dari emosi dasar manusia berupa rasa kenikmatan. Dari emosi
dasar ini lahirlah berbagai turunan emosi lainnya atau variasi emosi lainnya.
4. Simpati
Simpati adalah suatu proses dimana seseorang merasa tertarik
terhadap pihak lain, sehingga mampu merasakan apa yang dialami,
dilakukan dan diderita orang lain. Dalam simpati, perasaan memegang
peranan penting. Simpati akan berlangsung apabila terdapat pengertian pada
kedua belah pihak Simpati lebih banyak terlihat dalam hubungan
persahabatan, hubungan bertetangga, atau hubungan pekerjaan.
Seseorang merasa simpati dari pada orang lain karena sikap, penampilan,
wibawa, atau perbuatannya. Misalnya, mengucapkan selamat ulang tahun
pada hari ulang tahun merupakan wujud rasa simpati seseorang.
5. Empati
Empati mirip perasaan simpati, akan tetapi tidak semata-mata
perasaan kejiwaan saja, melainkan diikuti perasaan organisme tubuh yang
sangat dalam, seolah-olah kita sendiri sedang mengalaminya. Contoh bila
sahabat kita orangtuanya meninggal, kita sama-sama merasakan
kehilangan.
Empati bahkan lebih powerfull jika kita pernah mengalami kejadian
yang sama atau minimal orang terdekat dengan kita. Contoh kita berempati
dengan korban banjir karena orang tua atau rekan dekat pernah mengalami
dan kita ikut dalam penangannya. Walau begitu empati tidak harus pernah
kita alami sendiri.
Dengan simpati kita belum dikatakan bisa merasakan apa yang
dirasakan orang lain. Contohnya saat melihat teman yang sedang limbung
bisnisnya kita bersimpati dengan menunjukkan kepedulian menanyakan
alasan kebangkrutannya tapi kita belum bisaberempati sepenuhnya
merasakan kepedihannya
https://www.kompasiana.com/