Anda di halaman 1dari 23

Kecerdasan Emosional

Dr. Intan Ratnawati, M. Si


Kontrak Belajar Kuliah
KECERDASAN EMOSI
1. Harus ada yang bersedia menjadi Ketua Kelas.
2. Ketua kelas bertugas: membentuk kelompok,
bertanggung jawab atas pelaksanaan
perkuliahan
3. Buku Wajib:
1. Emotional Intelligence – Kecerdasan Emosi
2. Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak
Prestasi
Pengarang: Daniel Goleman
5. Setiap perkuliahan harus ada satu kelompok yang bertugas
sebagai presenter dan satu kelompok sebagai pembahas.
6. Tugas Kelompok Penyaji Makalah (Presenter) adalah:
a. Menyajikan paper dalam bentuk ppt terkait dengan
chapter yang menjadi tugas kelompok
b. Mengirimkan ppt kepada dosen pengampu melalui email 1
hari sebelum jadwal kuliah
c. Alamat email: intanratna@yahoo.com
7. Tugas Kelompok Pembahas adalah:
a. Membahas paparan yang disampaikan Kelompok Penyaji
b. Memberi saran/ masukan terkait paper yang sudah
disampaikan
Chapter Yang Dipresentasikan
• Sebelum UTS:
1. Minggu ke 1: Chapter 1 (Oleh Dosen)
2. Minggu ke 2: Chapter 4, Buku 1
3. Minggu ke 3: Chapter 5, Buku 1
4. Minggu ke 4: Chapter 6, Buku 1
5. Minggu ke 5: Chapter 7, Buku 1
6. Minggu ke 6: Chapter 8, Buku 1
7. Minggu ke 7: Chapter 12, Buku 1
• Sesudah UTS:
8. Minggu ke 8: Chapter 10, Buku 1
9. Minggu ke 9: Chapter 11, Buku 1
10. Minggu ke 10: Chapter 4, Buku 2
11. Minggu ke 11: Chapter 5, Buku 2
12. Minggu ke 12: Chapter 6, Buku 2
13. Minggu ke 13: Chapter 7, Buku 2
14. Minggu ke 14: Chapter 11, Buku 2
8. Penilaian yang akan dilakukan:
a. Tugas 1: 20% (sebagai pemakalah)
b. Tugas 2: 20% (sebagai pembahas)
c. UTS: 25%
d. UAS: 35%
9. Prosentase (%) kehadiran mahasiswa
dihitung oleh sistem
PENGANTAR

Kecerdasan emosional merupakan istilah yang


pertama kali diperkenalkan pada tahun 1990
oleh psikolog dari Harvard University yang
bernama Peter Salovey dan John Mayer dari
University of New Hampshire, untuk
menjelaskan tentang kualitas-kualitas
emosional yang tampaknya penting bagi
keberhasilan kehidupan seseorang.
• Kualitas-kualitas tersebut, antara lain: empati,
mengungkapkan dan memahami perasaan,
mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan
menyesuaikan diri, kemampuan memecahkan
masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan,
keramahan, serta sikap saling menghormati.
• Pada tahun 1995 konsep kecerdasan emosional
disebarluaskan oleh seorang psikolog
berkebangsaan Amerika yang bernama Daniel
Goleman dari pengkajiannya secara mendalam dari
berbagai riset mengenai kecerdasan emosional.
PENGERTIAN
Goleman (2009) menyatakan:
“Kecerdasan emosi merupakan kemampuan
seseorang untuk mengendalikan diri,
memiliki daya tahan ketika menghadapi suatu
masalah, mampu mengendalikan impuls,
memotivasi diri, mampu mengatur suasana
hati, kemampuan berempati dan membina
hubungan dengan orang lain”
• Dengan kecerdasan emosi maka orang dapat
menempatkan emosi nya pada porsi yang tepat,
memilah kepuasan dan mengatur suasana hati.
• Koordinasi suasana hati adalah inti dari
hubungan sosial yang baik. Apabila seseorang
pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati
individu yang lain atau dapat berempati, orang
tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas
yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan
diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya.
• Shapiro (2001) mendefinisikan kecerdasan
emosional sebagai himpunan suatu fungsi jiwa
yang melibatkan kemampuan memantau
intensitas perasaan atau emosi, baik pada diri
sendiri maupun pada orang lain.
• Individu memiliki kecerdasan emosional tinggi
memiliki keyakinan tentang dirinya sendiri,
penuh antusias, pandai memilah semuanya dan
menggunakan informasi sehingga dapat
membimbing pikiran dan tindakan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud kecerdasan
emosi adalah kemampuan merasakan dan
memahami secara lebih efektif terhadap daya
kepekaan emosi yang mencakup kemampuan
memotivasi diri sendiri atau orang lain,
pengendalian diri, mampu memahami perasaan
orang lain dengan efektif, dan mampu
mengelola emosi yang dapat digunakan untuk
membimbing pikiran untuk mengambil
keputusan yang terbaik.
Goleman memandang kecerdasan emosional sebagai pengantar
perjalanan yaitu perjalanan menuju pada pemahaman yang lebih
mendalam tentang saat-saat yang membingungkan hidup dan dunia di
sekitarnya.
Emosional yang dimunculkan melalui sebuah tindakan ataupun sikap
seseorang dapat terbagi menjadi dua, yakni
1. Tingkah laku pelibatan diri (attachment)
Tingkah laku pelibatan diri merupakan tingkah laku yang
bertujuan bergerak maju untuk mempertahankan suasana yang
menyenangkan ataupun menghadapi kenyataan dan
menyelesaikan masalah yang dianggap menggaggu stabilitasnya
2. Pelepasan diri (withdrawal)
Pelepasan diri merupakan tindakan yang dilakukan untuk
melarikan diri dalam upayanya menghindari objek yang
menimbulkan emosi.
Aspek-aspek Kecerdasan Emosi
Goleman (2009) menyatakan bahwa secara
umum ciri-ciri seseorang memiliki kecerdasan
emosi adalah:
mampu memotivasi diri sendiri, bertahan
menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan
hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan,
mengatur suasana hati dan menjaga agar
beban stres tidak melumpuhkan kemampuan
berfikir serta berempati dan berdoa.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kecerdasan Emosi

Lingkungan keluarga
Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertam dalam
mempelajari emosi. Peran serta orang tua sangat
dibutuhkan karena orang tua adalah subyek pertama
yang perilakunya diidentifikasi, diinternalisasi yang pada
akhirnya akan menjadi bagian dari kepribadian anak
Lingkungan non keluarga
Dalam hal ini adalah lingkungan kerja, masyarakat dan
lingkungan penduduk. Kecerdasan emosi ini berkembang
sejalan dengan perkembangan fisik dan mental anak.
FUNGSI EMOSI BAGI KEHIDUPAN
MANUSIA
1. Untuk mempertahankan hidup (survival)
2. Sebagai pembangkit energi (energizer)
3. Sebagai pembawa pesan (messenger)
4.  Untuk menyatakan kesiapan diri

Anda mungkin juga menyukai