Anda di halaman 1dari 5

JSSF 2 (3) (2013)

Journal of Sport Sciences and Fitness


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jssf

PENGARUH AKTIVITAS OLAHRAGA TERHADAP KEBUGARAN


JASMANI

Gilang Okta Prativi  , Soegiyanto, Sutardji

Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh aktivitas olahraga terhadap kebugaran
Diterima Oktober 2013 jasmani pada member wanita usia 30 tahun keatas Celebrity Fitness Paragon Mall Semarang.
Disetujui November 2013 Metode yang digunakan adalah eksperimen semu dengan teknik tes dan pengukuran. Variabel
Dipublikasikan bebas penelitian ini adalah aktivitas olahraga dan variabel terikat adalah kebugaran jasmani. Tes
Desember 2013 jalan/lari 12 menit digunakan untuk menentukan daya tahan kardiovaskuler, tes Back Dynamometer
________________ untuk mengukur kekuatan otot punggung, tes Leg Dynamometer untuk mengukur kekuatan otot
Keywords: kaki, tes Pull Dynamometer untuk mengukur kekuatan otot lengan (menarik), tes Push Dynamometer
Sport Activity; Fitnes Level untuk mengukur kekuatan otot lengan (mendorong) dan tes Sit and Reach untuk menentukan
; kelentukan tubuh. Penelitian ini menggunakan analisis data statistik non parametrik uji wilcoxon
____________________ Diperoleh hasil, terdapat perbedaan aspek kebugaran jasmani sebelum dan setelah diberikan
latihan olahraga yang meliputi latihan aerobik, latihan resisten dan latihan fleksibilitas, dimana
kebugaran jasmani setelah diberikan latihan aktivitas olahraga lebih baik dibandingkan dengan
sebelum diberikan latihan olahraga. Kesimpulan penelitian ini adalah aktivitas olahraga
berpengaruh terhadap tingkat kebugaran jasmani.

Abstract
___________________________________________________________________
There was a research to know influence of sports activity to fitness level of on the women member Celebrity
Fitness Paragon Mall Semarang. The method used is false eksperiment techniques to test and measurement.
Independent variable is sport activity and dependent variable is fitness level. 12 minute walk/run test are used
to determain cardiovaskuler capacity, back dynamometer test used to measure back muscle strength, leg
dynamometer test used to measure leg muscle strength, pull dynamometer test used to measure arm muscle
strength (pull), push dynamometer test used to measure arm muscle strength (push), sit and reach test used to
determain flexibility body. A researh use non parametrik wilcoxon statistic. Obtained result, there are different
about fitness aspec betwen before and after given for exercise with include aerobic, resistance exercise, and
flexibility. Then for fitness level after given for exercise more better given with before exercise. Conclude is sport
activity influential to fitness level.

© 2013 Universitas Negeri Semarang

 Alamat korespondensi: ISSN 2252-6528


Gedung F1 Lantai 3 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: ah.gilang@yahoo.com

32
Gilang Okta Prativi / Journal of Sport Sciences and Fitness 2 (3) (2013)

PENDAHULUAN

Pergeseran pola hidup dari banyak perorangan yang terdiri dari 1-4 orang (Senam-
bekerja secara dinamis menjadi jarang bekerja Tenis), kelompok yang terdiri dari 6-22 orang
ditengarahi sebagai penyebab menurunnya (Sepak takraw-Sepakbola), masal yang terdiri
tingkat kebugaran. Hal tersebut merupakan dari lebih 22 orang, (Santosa Giriwijoyo. 2005:
dampak negatif dari semakin lajunya 30). Olahraga adalah gerak badan untuk
perkembangan teknologi. Orang berlomba- menguatkan dan menyehatkan tubuh, (KBBI,
lomba menciptakan berbagai peralatan serba 2007: 796). Berdasarkan beberapa pendapat di
otomatis untuk mengganti hampir semua kerja atas dapat disimpulkan bahwa olahraga adalah
manusia. Orang yang mulanya harus bekerja serangkaian gerak raga atau mengolah raga
secara fisik, misalnya berjalan dari rumah ke yang teratur dan terencana yang dilakukan
tempat bekerja, diganti oleh peran motor atau orang dengan sadar untuk meningkatkan
mobil sehingga orang cenderung statis kurang kemampuan fungsionalnya. Berdasarkan uraian
kerja fisik dan bermalas-malasan (sedentary). diatas maka aktivitas olahraga adalah keaktifan
Keadaan kurang gerak (Hipokinetik) dapat atau kegiatan mengolah raga secara teratur dan
menyebabkan berbagai problematika kesehatan terencana untuk meningkatkan kemampuan
yang ditandai dengan semakin banyaknya orang fungsional.
terkena penyakit degeneratif atau non infeksi American College of Sports Medicine
seperti jantung koroner, hipertensi, (ACSM) merekomendasikan latihan
aterosklerosis, diabetes mellitus, osteoporosis, kardiorespirasi dan latihan ketahanan untuk
sakit pinggang, gampang kelelahan, dan meningkatkan kebugaran fisik dan kesehatan,
sebagainya, (Djoko Pekik Irianto, 2004: 5). latihan kelentukan/fleksibilitas menjaga
Aktivitas olahraga sangat mempengaruhi jangkauan gerak, latihan neuromotor dan
kebugaran jasmani seseorang, terlebih lagi berbagai aktivitas untuk menjaga dan
memang aktivitas itu memberikan kontribusi meningkatkan fungsi fisik dan mengurangi
langsung pada komponen kebugaran jasmani. resiko jatuh pada orang tua, (Carrol Ewing
Aktivitas olahraga tetap harus disesuaikan Garber et al. 2011:1348).
dengan usia seseorang, misalnya jenis aktivitas, Latihan aerobik melibatkan kelompok
faktor keselamatan dan peralatan yang otot utama, berkelanjutan dan berirama.
digunakan. Aktivitas olahraga tidak bisa Latihan aerobik ber intensitas sedang-berat
dilakukan sembarangan, tetap harus dilakukan maka frekuensi 3-5 kali perminggu dengan
dengan teknik dan aturan yang benar. durasi setiap latihan 20 menit dan tipe latihan
Walaupun senang terhadap olahraga, tetap aerobik interval. Latihan ketahanan atau
harus melihat usia dan kondisi fisik sehingga resisten untuk pemula frekuensi 2-3 kali per
tetap terkontrol dengan baik. minggu, untuk meningkatkan kekuatan adalah
Dari sudut pandang Ilmu Faal Olahraga, 60%-70% dari 1RM, 8-12 repetisi, 2-4 set.
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang Peningkatkan power adalah 20%-50% dari 1
teratur dan terencana yang dilakukan orang RM, 8-12 repetisi, 2-4 set. Peningkatkan daya
dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan tahan adalah lebih dari 50% dari 1 RM 15-20
fungsionalnya, sesuai dengan tujuannya repetisi dengan minimal 2 set atau lebih.
melakukan olahraga. Olahraga dibagi Periode istirahat 2 hingga 3 menit setiap set,
berdasarkan sifat atau tujuannya yaitu olahraga (Carrol Ewing Garber et al. 2011:1336).
prestasi, olahraga rekreasi, olahraga kesehatan Frekuensi 2-3 hari per minggu untuk
dan olahraga pendidikan, (Santosa Giriwijoyo, meningkatkan jangkauan gerak sendi (ROM)
2005: 30). atau setiap hari untuk hasil maksimal.
Ditinjau dari segi pesertanya, maka Intensitasnya diukur dengan perasaan sedikit
olahraga dapat dibagi menjadi olahraga ketat atau sakit pada otot. Suatu peregangan

33
Gilang Okta Prativi / Journal of Sport Sciences and Fitness 2 (3) (2013)

statis membutuhkan waktu 10-30 detik, dan 30- Semarang yang aktif berjumlah 200 orang.
60 detik untuk para orang tua. Tipe latihan Teknik pengambilan sampel adalah purposive
fleksibilitas untuk masing-masing otot utama sampling. Sampel yang digunakan berjumlah 7
dan tendon, fleksibilitas statis (aktif atau pasif), orang. Variabel bebas dalam penelitian ini
fleksibilitas dinamis, fleksibilitas balistik dan adalah aktivitas olahraga sedangkan variabel
PNF. Volume total peregangan adalah 60 detik terikatnya adalah kebugaran jasmani. Instrument
untuk masing-masing latihan fleksibilitas. dalam penelitian ini meliputi a) Jalan/lari 12
Latihan fleksibilitas yang paling efektif adalah menit untuk menentukan daya tahan
saat otot terasa hangat, (Carrol Ewing Garber et kardiovaskuler, b) Back dynamometer untuk
al. 2011:1336). mengukur kekuatan otot punggung, c) Leg
Bort telah menuliskan pada tahun 1983 dynamometer untuk menentukan kekuatan otot
dalam Journal of American Medical Association kaki, d) Push dynamometer untuk mengukur
sebagai berikut: ”Tidak ada obat yang sekarang kekuatan otot lengan (mendorong), e) Pull
atau masa depan akan dipakai, yang dynamometer untuk mengukur kekuatan otot
menjanjikan dengan pasti akan memberikan dan lengan (menarik), f) Sit and reach untuk
mempertahankan kesehatan lebih baik daripada mengukur kelentukan tubuh. Analisis data
kebiasaan hidup yang senantiasa berolahraga”. penelitian menggunakan teknik statistik non
Berolahraga hingga sekarang ini sudah cukup parametrik uji wilcoxon.
untuk memberikan kehidupan yang sehat dan
nyaman bila anda telah mengikutinya, otot-otot HASIL DAN PEMBAHASAN
menjadi kuat, jantung menjadi sehat, tekanan
darah menjadi normal, kadar gula dapat Untuk menguji ada tidaknya pengaruh
terkontrol dan berat badan menjadi normal, aktivitas olahraga terhadap kebugaran jasmani
kadar gula dapat terkontrol dan barat badan pada member wanita usia 30 tahun keatas di
menjadi seimbang yang kesemuanya ini akan Celebrity Fitness Paragon Mall Semarang tahun
membuat tubuh sehat dan nyaman, (Harsuki, 2012 dilakukan analisis data statistik Non
2003: 247). parametrik uji wilcoxon, pengujian kebugaran
jasmani dilakukan dengan 6 aspek diantaranya
METODE adalah daya tahan kardiovaskuler, kelentukan,
kekuatan otot punggung, kekuatan otot kaki,
Populasi dalam penelitian ini adalah kekuatan otot lengan, kekuatan otot lengan.
semua member Celebrity Fitness Paragon Mall

Tabel 1. Uji Wilcoxon Signed Rank Test


Indikator Waktu Mean Zhitung Sig Kriteria

Daya Tahan
Lari 12 menit pre 1.49
Kardiovaskuler
terdapat perbedaan
-2.366 0.018
Lari 12 menit post 1.89
Kelentukan
Sit and reach pre 19.29
terdapat perbedaan
-2.375 0.018
Sit and reach post 23.29
Kekuatan Otot
Back dynamometer pre 39.86
Punggung
terdapat perbedaan
-2.375 0.018
Back dynamometer post 43.43

34
Gilang Okta Prativi / Journal of Sport Sciences and Fitness 2 (3) (2013)

Kekuatan Otot
Leg dynamometer pre 39.93
Kaki
terdapat perbedaan
-2.384 0.017
Leg dynamometer post 43.57
Kekuatan Otot
Pull dynamometer pre 9.29
Lengan
terdapat perbedaan
(Menarik) -2.388 0.017
Pull dynamometer post 13.29
Kekuatan Otot
Push dynamometer pre 12.21
Lengan
terdapat perbedaan
(Mendorong) Push dynamometer post 15.36
-2.388 0.017

Kerbugaran jasmani 122.06


Kebugaran pre
5.79 0.001 terdapat perbedaan
Jasmani
Kebugaran jasmani 140.82
post

Tabel 2. Tes Statistikb


Indikator Lari 12 Sit and reach Back Leg Pull Push
menit post - post - Sit and dynamometer dynamometer dynamometer dynamometer
Lari 12 reach pre post - Back post - Leg post - Pull post - Push
menit pre dynamometer dynamometer dynamometer dynamometer
pre pre pre pre
Z -2.366a -2.375a -2.375a -2.384a -2.388a -2.388a
Asymp. Sig. (2-
.018 .018 .018 .017 .017 .017
tailed)
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Berdasarkan hasil perhitungan analisis maka tubuh menggunakan lemak sebagai


data statistik non parametrik uji wilcoxon untuk energinya sehingga lemak tubuh akan
kebugaran jasmani secara keseluruhan, berkurang. Komposisi tubuh yang dimiliki
diperoleh nilai sig = 0,001 < 0,05 dengan kata menjadi lebih baik, (Junusul Hairy, 1989: 210).
lain terdapat perbedaan kebugaran jasmani Seiring dengan berkurangnya massa
aspek kebugaran jasmani sebelum dan setelah lemak dalam tubuh, dengan metode latihan
diberikan latihan olahraga yang meliputi kekuatan dan daya tahan otot. Otot dilatih
aerobik, latihan resisten dan latihan fleksibilitas, dengan pembebanan yang berlebih secara
dimana kebugaran jasmani setelah diberikan bertahap sehingga otot mengalami hiperthropi
latihan aktivitas olahraga lebih baik atau pembesaran otot karena penambahan
dibandingkan dengan sebelum diberikan latihan penampang lintang serabut otot. Otot menjadi
olahraga. lebih kuat dan daya tahan otot meningkat.
Semua bentuk aktivitas fisik Dengan hal itu maka massa lemak akan
menggunakan energi dalam tubuh. Energi dapat menurun karena digunakan sebagai energi dan
berasal dari lemak. Lemak pada jaringan massa tubuh tanpa lemak akan meningkat
adiposa yang berlebih menyebabkan bentuk karena peningkatan massa otot. Bentuk tubuh
tubuh tidak proporsional. Dengan berolahraga menjadi lebih proporsional sehingga

35
Gilang Okta Prativi / Journal of Sport Sciences and Fitness 2 (3) (2013)

meningkatkan rasa percaya diri, (Junusul Hairy, tubuh. Disimpulkan bahwa aktivitas olahraga
1989: 213). dapat meningkatkan kebugaran.
Semakin berat aktivitas fisik maka makin
besar kebutuhan energi untuk otot. Jantung SIMPULAN
sebagai pemompa darah yang menjadi
tansporter bahan makanan dan oksigen harus Berdasarkan tujuan yang ingin hendak
lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan dicapai, penelitian ini merupakan salah satu
tersebut. Denyutan jantung yang semakin kuat upaya untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
dan cepat saat melakukan aktivitas olahraga Aktivitas olahraga berpengaruh terhadap tingkat
menjadikan otot yang berada pada organ kebugaran seseorang. Aktivitas olahraga dalam
jantung mengalami hiperthropi sehingga otot bentuk latihan aerobik, latihan resisten atau
jantung menjadi lebih kuat. Dengan ketahanan dan latihan fleksibilitas dapat
meningkatnya kekuatan otot jantung tersebut meningkatkan kebugaran tubuh. Latihan
maka kualitas pompa jantung juga akan dilakukan dengan intensitas sedang frekuensi 3
meningkat. Jantung menjadi tidak perlu bekerja kali perminggu dan durasi 60 menit. Pentingnya
berat lagi untuk memenuhi suplai kebutuhan kebugaran tubuh seseorang harus mendapatkan
energi ke otot karena otot jantung lebih kuat. perhatian yang lebih. Khususnya dalam
Peningkatan kualitas jantung dapat dilihat dari peningkatan kualitas kemampuan kondisi fisik
menurunnya jumlah denyut nadi per menit saat seperti daya tahan kardiovaskuler, kekuatan dan
istirahat. Bentuk latihan untuk meningkatkan daya tahan otot, kelentukan tubuh. Dalam hal
daya tahan jantung-paru adalah olahraga ini seseorang dapat melakukan latihan yang
dengan intensitas ringan tetapi durasinya lama, maksimal terhadap kondisi fisik tersebut.
(Junusul Hairy, 1989: 211).
Dengan latihan daya tahan aerobik DAFTAR PUSTAKA
pembuluh darah kapiler pada otot bertambah
banyak, sehingga memungkinkan difusi oksigen Eri, Pratiknyo Dwikusworo. 2010. Tes Pengukuran dan
di dalam otot dapat lebih mudah, akibatnya Evaluasi Olahraga. Semarang: Widya Karya.
mempunyai kemampuan untuk mengangkut Garber, Carol E. Et al. 2011. Quantity and Quality of
exercise for developing and Maintaining
dan mempergunakan rata-rata oksigen lebih
Cardiorespiratory, Musculoskeletal, and
besar daripada orang yang tidak terlatih. Karena
Neuromotor Fitness in Apparently Healthy
itu dapat mengkonsumsi oksigen lebih banyak
Adults: Guindance for Prescribing Exercise.
per-unit massa otot, dan dapat bekerja lebih American College of Sports Medicine.
tahan lama, (Junusul Hairy, 1989: 208). DOI:10.1249/MSS.0b013e318213fefb. (1334-
Setiap latihan olahraga selalu dilakukan 1359).
streching berupa gerakan meregang sendi dan Harsuki. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini.
mengulur otot. Streching bertujuan untuk Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
menyiapkan otot dan sendi sebelum dilakukan Junusul, Hairy. 1989. Fisiologi Olahraga jilid1. Jakarta
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
latihan inti. Selain itu streching yang dilakukan
2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
secara teratur dapat berpengaruh terhadap
Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka.
kelentukan tubuh secara umum. Otot yang
Santosa, Giriwijoyo. 2005. Ilmu Faal Olahraga, Fungsi
terbiasa dilakukan penguluran maka akan Tubuh Manusia Pada Olahraga.
berdampak pada peningkatan kelenturan otot. Sofyan, Yamin dan Heri, Kurniawan. 2009. SPSS
Sendi yang dilakukan peregangan secara teratur Complete Teknik Analisis Statistik Terlengkap.
akan berdampak peningkatan ruang gerak sendi Bandung: Salemba Empat
(ROM). Berdasarkan penelitian ini, aktivitas
olahraga secara teratur dapat meningkatkan
daya tahan jantung-paru, kekuatan dan daya
tahan otot, kelentukan tubuh dan komposisi

36

Anda mungkin juga menyukai