Anda di halaman 1dari 20

REFERAT

ILMU BEDAH

CLEFT LIP AND PALATE

Oleh :
Muhammad Rifqi Habibullah
NIM 18710129

Pembimbing:
dr. Ulfa Elfiah, M. Kes, Sp. BP-RE (K) BURN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA


SMF/ LAB ILMU BEDAH
RSD DR. SOEBANDI JEMBER
2019

1
REFERAT
ILMU BEDAH

CLEFT LIP AND PALATE

Oleh :
Muhammad Rifqi Habibullah
NIM 18710129

Pembimbing:
dr. Ulfa Elfiah, M. Kes, Sp. BP-RE (K) BURN

Disusun untuk melaksanakan tugas Kepaniteraan Klinik Madya


SMF Ilmu Bedah di RSD dr.Soebandi Jember

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA


SMF/ LAB ILMU BEDAH
RSD DR. SOEBANDI JEMBER
2019
2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cleft Lip and Cleft Palate atau Orofacial Cleft, yang biasa dikenal dengan
bibir sumbing ada suatu kondisi defek lahir dimana terbentuknya pembukaan atau
belahan yang tidak wajar pada bibir atau palatum. Terdapat tiga jenis utama defek
cleft lip cleft palate yaitu cleft lip (CL) dimana terjadi belahan hanya pada bibir,
cleft palate (CP) dimana terjadi belahan pada daerah palatum, dan cleft lip palate
(CLP), dimana belahan terjadi menyeluruh dari palatum sampai bibir.
Berdasarkan data CDC di Amerika Serikat pada tahun 2004 hingga 2006
mengatakan bahwa kasus cleft palate mengenai 2,650 bayi baru lahir dan cleft lip
dan cleft lip palate mengenai kira-kira 4,440 bayi baru lahir. Sebuah penelitian di
Bandung menunjukkan dari 1596 pasien, ditemukan 50.53% pasien dengan cleft
lip and palate, 25.05% cleft palate, dan 24.42% cleft lip, dimana 20.08% dari
keseluruhan pasien memiliki riwayat keluarga dengan cleft lip dan cleft palate.
Sampai saat ini, cleft lip dan cleft palate belum diketahui penyebabnya atau
bersifat idiopatik. Cleft lip dan cleft palate dicurigai akibat mutasi pada gen
pembentuk rongga mulut dan bibir pada bayi ketika masa kandungan umur 4
bulan. Mutasi ini menyebabkan gagalnya penyatuan jaringan yang membentuk
palatum dan bibir atas, yang akhirnya membentuk belahan yang terlihat jelas pada
rongga mulut. Namun, beberapa penelitian terbaru juga mencurigai diet dan
pemakaian obat-obatan pada ibu, kebiasaan merokok, dll. dapat menjadi faktor

penyebab terjadinya cleft lip dan cleft palate. Cleft lip and cleft palate dapat
mengakibatkan beberapa gangguan seperti gangguan makan, gangguan berbicara,
iritasi telinga, dan gangguan gigi dan mulut.
Oleh sebab itu diperlukan suatu informasi untuk mengedukasi tenaga
kesehatan mengenai cleft lip dan cleft palate, mengenai cara mendiagnosis hingga
pemberian tatalaksana bagi pasien dengan cleft lip dan cleft palate. Penulis
berharap melalui dibuatnya student project ini dapat meningkatkan pengetahuan
tenaga medis mengenai cleft lip dan cleft palate.

3
2. 1. Definisi
BAB II
PEMBAHASAN

4
Cleft Lip and Palate adalah suatu kondisi dimana terdapat celah abnormal
di bibir atas dan atap mulut yang terjadi ketika beberapa bagian gagal bergabung
bersama selama awal kehamilan. Bibir dan palatum berkembang secara terpisah,
sehingga memungkin bagi bayi untuk dilahirkan hanya dengan bibir sumbir,
hanya celah pada langit langit palatum atau kombinasi keduanya.

2.2 Epidemiologi
Insiden bibir sumbing pada populasi kulit putih adalah sekitar 1 dari 1000
kelahiran hidup. Insiden di populasi Asia dua kali lebih besar, sedangkan pada

populasi kulit hitam kurang dari setengah besar. Anak laki-laki lebih sering
terkena daripada anak perempuan dengan rasio 2:1.
Bibir sumbing masih menjadi masalah cukup serius di Indonesia. Masih
belum ada data yang pasti. Kasus bibir sumbing/ celah pada palatum (langit-
langit) 1:600 kelahiran, sedangkan kasus pada palatum saa 1:1000 kelahiran.
Tahun 2012 Pusat Pelatihan Celah Bibir dan Langit-langit Internasional mecatat
jumlah penderita kelainan bibir sumbing di Indonesia mencapai 7500 orang per

tahun.10 Hal ini menunjukan kasus bibir sumbing merupaka masalah di kalangan
masyarakat Indonesia. Angka kejadian terus meningkat dari tahun ke tahun harus
membutuhkan perhatian lebing dari berbagai kalangan.

2.3 Etiologi dan Faktor Resiko


Cleft Lip atau Celah Bibir adalah penyakit yang disebabkan oleh
kontribusi dari faktor lingkungan serta faktor genetik. Penyebab dari sebagian
besar kejadian celah bibir masih belum diketahui hingga sekarang. Beberapa anak
mengalami celah bibir karena adanya perubahan genetik. Kasus celah bibir
merupakan hal yang diturunkan secara genetik. 1 dari 5 kasus celah bibir
merupakan kasus yang terjadi akibat adanya penurunan secara genetic.

5
Faktor resiko terjadinya celah bibir pada anak bayi sudah ada sejak bayi tersebut
masih berada dalam kandungan. Beberapa faktor resiko bagi janin untuk
mengalami celah bibir adalah :
-
Sang ibu merokok

-
Sang ibu mengidap diabetes

-
Konsumsi obat-obatan tertentu pada masa kehamilannya yang
meningkatkan kemungkinan anaknya untuk mengalami celah bibir11
-
Terinfeksi virus Rubella

-
Terjadi kekurangan beberapa vitamin pada masa kehamilan

Faktor lingukungan dan genetik saling memengaruhi dan berperan penting


dalam patogenesis dari Cleft Lip and Palate (CLP). Ibu yang merokok selama
kehamilan berisiko melahirkan anak yang mengalami CLP karena bisa terjadi
mutasi gen TGF α. Merokok saat kehamilan juga memengaruhi pertumbuhan
embrionik dengan menghasilkan hipoksi jaringan yang mengganggu pertumbuhan
jaringan, khususnya pertumbuhan palatum. Selain itu juga, serum folat juga dapat
menurun pada ibu hamil tersebut yang dapat terbentuknya celah atau cleft yang
sering diasosiasikan dengan defisiensi folat.
Konsumsi alkohol pada kehamilan sering dikaitkan dengan pola
abnormalitas pada keturunannya yang disebut Fetal Alcohol Syndrome (FAS). Hal
ini dikarenakan konsumsi alkohol oleh ibu hamil dapat memberikan efek
teratogenik seperti retardasi mental, gangguan kardiovaskuler, dan terkadang juga
terjadi clefting atau terbentuknya celah pada ronggal mulut bayinya.
Beberapa obat dapat menginduksi terjadinya CLP. Obat-obatan kemoterapi
seperti aminopterin, methotrexate, cyclophospamide, procarbazine, dan turunan
asam hydroxamic mengganggu sintesis DNA yang menghasilkan malformasi pada
fetus. Penggunaan obat-obatan anti kejang, contohnya phenytoin, dapat
menghambat pertumbuhan embrio secara keseluruhan, termasuk facial
prominences, yang ditandai dengan menurunnya laju proliferasi sel mesenkimal
pada facial prominences sekitar 50%.

6
2.4 Patogenesis
Pada morfogenesis wajah, sel neural crest bermigrasi ke daerah wajah
dimana mereka akan membentuk jaringan tulang, jaringan ikat, serta seluruh
jaringan pada gigi kecuali enamel. Bibir atas merupakan turunan dari prosesus
medial nasal dan maxillary. Kegagalan penggabungan prosesus medial nasal dan
maksila pada minggu kelima kehamilan, baik pada satu atau kedua sisinya,
berakibat cleft lip. Cleft lip biasanya terjadi pada pertemuan antara bagian sentral
dan lateral dari bibir atas. Cleft dapat memengaruhi bibir atas saja atau bisa juga
melebar lebih jauh ke maksila dan palatum primer. Jika terjadi kegagalan
pengabungan palatal shelves juga, terjadi cleft lip dengan cleft palatum, yang
membentuk kelainan Cleft Lip and Palate.
Normalnya, perkembangan palatum sekunder dimulai dari prosesus palatal
kanan dan kiri. Fusi palatal shelve dimulai pada minggu ke-8 kehamilan dan
berlanjut sampai minggu ke-12 kehamilan. Cleft palate terjadi karena kegagalan
fusi total atau sebagian dari palatal shelve. Hal ini dapat terjadi dengan beberapa
cara, yaitu ada kelainan pada gen yang mengatur diferensiasi sel, pertumbuhan,
apoptosis, adhesi antar sel, dan pensinyalan sel, serta adanya gangguan pada
fungsi sel yang disebabkan lingkungan yang teratogenik, atau gabungan
keduanya.

7
2.5 Gambaran Klinis
Bibir sumbing atau yang juga dikenal dengan cleft lip with or without
palate merupakan tipe orofacial cleft yang bisa diklasifikasikan berdasarkan
lateralitas, jangkauan, dan keparahannya. Lateralitas (kiri, kanan,
asimetris/simetris bilateral) dicatat lebih sering dengan deformitas unilateral
dibandingkan dengan bilateral. Jangkauan dari cleft lip and palate bervariasi dan
dapat diikuti oleh cleft alveolus, bisa berupa komplit atau lekukan (notched). Pada
jenis cleft lip and palate, celah langit-langit digambarkan sebagai unilateral (satu
palatal shelf melekat pada septum nasal) atau bilateral. Jangkauan dari cleft lip
and palate bisa diklasifikasikan sebagai cleft lip and palate yang lengkap
(Gambar 1), tidak tidak lengkap (Gambar 2), atau bentuk mikro (Gambar 3). Pada
jenis cleft lip and palate yang lengkap, ada gangguan pada mukosa bibir hingga ke
dasar hidung dengan deformitas nasal terkait. Cleft lip and palate bilateral yang
tidak lengkap bisa sangat asimetris (Gambar 4).
Keparahan lebar cleft lip and palate dapat membuat perbaikan lebih sulit
8
karena ketegangan luka. Penatalaksanaan cleft lip and palate yang lebih parah
sering membutuhkan periode persiapan pra-operasi yang lebih lama (misalnya,
ortopedi bayi pra-bedah [PSIO]).
Pada cleft lip and palate unilateral lengkap, terdapat rotasi eksternal dan ke
atas dari segmen medial premaxilla dan rotasi internal dan lateral segmen lateral.
Serat orbikularis oris menempel secara medial ke dasar columella dan lateral ke
basis alar. Septum hidung mengalami dislokasi dari alur vomerian dengan
pemendekan columella. Tulang rawan alar dari sisi sumbing mengalami deformasi
sedemikian rupa sehingga crus medial bergeser ke posterior dan crus lateral
diratakan di atas cleft.
Pada deformitas cleft lip and palate bilateral lengkap, premaxilla dan
prolabium sepenuhnya terpisah dari bibir lateral dan segmen maksila. Akibatnya,
premaksila menjorok melewati segmen lateral. Prolabium dapat bervariasi dalam
ukuran dan tidak memiliki struktur philtral normal dari alur tengah dan
punggungan philtral. Persimpangan vermilion dan gulungan kulit (putih) sering
kurang. Pada cleft lip and palate yang lengkap, proklamium tidak mengandung
otot orbicularis oris. Deformitas hidung yang terkait dengan cleft lip and palate
adalah columella yang diperpendek, ujung hidung pipih, dan alar hooding.
Pembakaran dari basis alar ini sama dengan perbaikan base alar yang tidak
memadai.

Gambar 1. Bayi dengan cleft lip and palate unilateral lengkap. (A) Pra operasi. (B)
Ilustrasi yang menggambarkan alveolus premaxilla, otot perioral, dan deformitas nasal
sumbing khas. Panah menunjukkan ketinggian vermilion, yang harus dibuat simetris dan
garis merah dari Noordhoff (wet-dry junction) dari bibir. (C) Pandangan pasca operasi
anak yang sama setelah modifikasi perbaikan rotasi Mohler dan rhinoplasti primer.

9
(Dikutip dari: [A, B] Tollefson TT, Sykes JM. Unilateral cleft lip. In: Goudy S, Tollefson
TT, editors. Complete cleft care. New York: Thieme; 2015. p. 40; with permission.)

Gambar 2. Bayi dengan cleft lip yang tidak lengkap. (A) Pra operasi. (B) Pascaoperasi
setelah perbaikan Fisher Subunit.

Gambar 3. Bayi dengan cleft lip mikroform menunjukkan (1) peningkatan puncak Cupid,
(2) pengerakan philtrum, (3) defisiensi vermilion kering medial, (4) maloksi alar dasar,
(5) mukosa berlubang, dan (6) defisiensi otot orbicula-ris oris.

Gambar 4. (A) Bayi berusia dua minggu dengan cleft lip bilateral asimetris dan
palatum (tidak lengkap di kanan dan lengkap di kiri). (B) Enam bulan pasca
operasi.
10
2.6 Diagnosis
Orofacial cleft termasuk cleft lip dengan atau tanpa cleft palate adalah
abnormalitas kongenital yang umum. Namun deteksi prenatal yang tepat sangat
penting karena jenis dan ekstensi dari cleft berhubungan dengan outcome yang
berhubungan secara anatomi dan abnormalitas kromosom. Cleft lip tanpa cleft
palate memiliki prognosis yang lebih baik daripada cleft lip yang disertai cleft
palate. Teknik rekonstruksi, operasi, risiko untuk kronis otitis media, kehilangan
pendengaran, lafal yang abnormal akan sangat berbeda dibandingkan keduanya.
Cleft lip yang disertai cleft palate menimbulkan morbiditas yang lebih besar dan
memerlukan perbaikan yang lebih banyak yang berhubungan dengan lebih
banyaknya tindakan operasi.

Transabdominal ultrasonography (TA-US) yang dilakukan pada trimester


dua kehamilan adalah pilihan pertama untuk screening orofacial cleft. TA-US
banyak dilakukan karena mudah dan tidak menimbulkan radiasi. Selain itu ada
juga 3-D US seperti Ultrasonographic surface rendered oro-palatal (SROP) yang
adalah gambaran rekonstruksi 3D dari regio perioral fetal. SROP dapat melihat
superior lip, alveolar ridge, dan palate sekunder dalam satu kali scan. SROP ini
digunakan untuk managemen cleft lip dengan atau tanpa cleft palate, uni atau bi-
lateral yang telah didiagnosis pada umur gestasi 22-28 minggu. Namun 3-D US
lebih jarang digunakan karena membutuhkan waktu lebih lama. Sehingga orang
lebih sering menggunakan 2-D US. Untuk meningkatkan akurasi dari 2-D US ada
penggunaan aplikasi warna atau power Doppler. Ultrasound konvensional yang
berwarna abu-abu dapat saja melewati adanya cleft palate saat pemeriksaan
karena bayangan dari bony alveolar ridge yang menutupi kecacatan pada palate.
Penggunaan warna atau power Doppler pada potongan sagittal dapat memperbaiki
keakuratan diagnostik dengan mendeteksi aliran lambat cairan amniotik diantara
ruang buccal dan nasal fossa selama bernafas atau menelan.
Selain ultrasound yang biasanya dilakukan pada umur gestasi 25-26
minggu, dapat juga dilakukan MRI pada umur gestasi 29-30 minggu jika
pemeriksaan secara ultrasound terlalu sulit. Kepastian diagnosis akan
terkonfirmasi saat dilakukan pemeriksaan klinis pada bayi yang sudah lahir.

11
Gambar 5. Gambaran ultrasonographic prenatal dengan cleft lip and palate pada umur
gestasi 27 minggu.

2.7 Komplikasi
Terdapat komplikasi lain yang mungkin terkait dengan celah bibir dan
celah langit-langit, termasuk yang berikut :

 Kesulitan makan terjadi lebih banyak dengan kelainan langit-langit celah.


Bayi mungkin tidak dapat mengisap dengan baik karena langit-langit
mulut tidak terbentuk sepenuhnya.
 Infeksi telinga sering disebabkan oleh disfungsi tuba yang
menghubungkan telinga tengah dan tenggorokan. Infeksi berulang dapat
menyebabkan gangguan pendengaran.
 Karena pembukaan atap mulut dan bibir, fungsi otot dapat menurun, yang
dapat menyebabkan keterlambatan bicara atau bicara abnormal. Rujukan
ke ahli terapi bicara harus didiskusikan dengan dokter anak Anda.
 Sebagai akibat dari ketidaknormalan, gigi mungkin tidak meletus secara
normal dan perawatan ortodontik biasanya diperlukan.

2. 8 Pengobatan dan Manajemen


Penderita dengan celah bibir dan langit-langit memerlukan perawatan yang
ektensif dan rutin. Perawatan dilakukan dalam 4 tahap yaitu sebelum pembedahan
awal untuk memperbaiki bentuk bibir, selama masa gigi geligi sulung, masa gigi
geligi bercampur, dan awal masa gigi geligi tetap.
Untuk menangani masalah penelanan yaitu masuknya bahan makanan
12
untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangan, maka dibuatkanlah suatu
obturator yang disesuaikan dengan pertumbuhan tulang maksila untuk membantu
fungsi penelanan penderita dan diharapkan penderita akan mendapatkan bentuk
palatum yang seperti normal agar lidah terbiasa pada posisi fisiologis.
Pembedahan melibatkan beberapa prosedur primer dan sekunder. Prosedur
pembedahan dan waktu pelaksanaannya bervariasi, tergantung pada tingkat
keparahan. Penutupan bibir awal dilakuakn selama beberapa bulan pertama lalu
dianjurkan dengan perbaikan langitan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
penampilan yang lebih baik, mengurangi insiden penyakit saluran pernapasan.
Prosedur perbaikan sekunder jaringan lunak dan prosedur ortognatik dapat
dilakukan untuk meningkatkan fungsi dan tampilan estetik.

Berikut adalah tabel penatalaksanaan celah bibir dan langit - langit:


USIA TINDAKAN
0-1 minggu Pemberian nutrisi dengan kepala
miring posisi 45°

1-2 minggu Pasang obturator untuk menutup celah


pada langitan, agar dapat menelan

10 minggu Labioplasty
1,5-2 tahun Palatoplasty
2-4 tahun Speech therapy
4-6 tahun Velopharyngoplasty
6-8 tahun Ortodonsi (pengaturan lengkung gigi)
8-9 tahun Alveolar bone grafting

9-17 tahun Ortodonsi tulang


17-18 tahun Cek keseimbangan mandibula dan
maksila

Table 1. penatalaksanaan Celah Bibir dan Langit – langit.

2.9 Pencegahan
Cleft lip and palate adalah cacat lahir dari mulut yang terbentuk selama
perkembangan janin awal. Mutasi genetik yang menyebabkan cleft lip and palate
13
tidak dapat dicegah. Tetapi wanita hamil dapat mengambil tindakan pencegahan
tertentu untuk mencegah paparan lingkungan yang dapat meningkatkan risiko
memiliki anak yang lahir dengan bibir sumbing atau langit-langit celah :

- Berkonsultasi dengan konselor genetik jika memiliki riwayat keluarga bibir


sumbing dan celah langit-langit sebelum mendapatkan anak.
- Pastikan imunisasi sudah diperbarui sebelum hamil.
- Kurangi risiko untuk infeksi selama kehamilan. Beberapa infeksi dapat
meningkatkan risiko bahwa janin akan mengembangkan celah bibir atau celah
langit-langit. Misalnya, pastikan semua daging dimasak dengan baik. Praktek
ini dapat membantu mencegah terkenanya toxoplasmosis, infeksi yang bisa
didapatkan dari daging yang kurang matang.
- Mengonsumsi makanan dan vitamin yang benar sebelum hamil dan selama
masa kehamilan. Juga mengambil suplemen asam folat seperti yang
diinstruksikan oleh dokter.
- Hindari mengonsumsi obat apa pun sebelum mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari dokter. Beberapa obat resep yang diambil selama kehamilan
meningkatkan kemungkinan bahwa janin akan mengembangkan celah bibir
atau celah langit-langit. Bekerja samalah dengan dokter untuk menemukan
keseimbangan yang tepat antara kebutuhan akan obat dan risiko yang mungkin
terjadi pada janin.
- Hindari merokok. Merokok selama kehamilan dapat meningkatkan risiko
memiliki anak dengan bibir sumbing dan / atau celah langit-langit.
- Hindari penggunakan obat ilegal dan minuman beralkohol.
- Hindari melakukan tes medis yang memaparkan terhadap radiasi.
- Jauhkan diri dari orang sekitar yang memiliki penyakit menular, seperti cacar

air.

2.10 Prognosis
Pada umumnya, prognosis buat cleft lip and palate adalah bagus kalau
pasien di beri perawatan. Perawatan yang terbaik buat pasien celah bibir dan celah

14
langit-langit ialah pembedahan.
Pembedahan untuk membaiki bibir celah biasanya berlaku dalam beberapa
bulan pertama kehidupan dan disyorkan dalam tempoh 12 bulan pertama
kehidupan. Pembedahan untuk membaiki kelenjar celah disarankan dalam tempoh
18 bulan pertama atau lebih awal jika mungkin. Ramai kanak-kanak memerlukan
prosedur pembedahan tambahan apabila mereka sudah besar. Pembedahan boleh
membaikan rupa muka kanak-kanak dan mungkin juga meningkatkan kadar
pernafasan, fungsi pendengaran, dan perkembangan dalam komunikasi lisan.
Kanak-kanak yang dilahirkan dengan celah orofacial mungkin memerlukan jenis
rawatan dan perkhidmatan yang lain, seperti penjagaan gigi atau ortodontik khas
atau terapi pertuturan.
Dengan rawatan, kebanyakan kanak-kanak dengan celah bibir dan celah
langit-langit dapat menjalani kehidupan yang baik. Sesetengah kanak-kanak
dengan kecacatan orofacial mungkin mempunyai masalah dengan harga diri jika
mereka bimbang dengan perbezaan yang kelihatan antara dirinya dan anak-anak
lain. Sokongan moral dari ibu bapa boleh adalah penting dalam memelihara
keadaan psikologis kanak-kanak supaya tidak mengalami depresi dan sebagainya.
Kesimpulannya, walaupun rawatan mungkin melangkaui beberapa tahun dan
memerlukan beberapa pembedahan bergantung kepada penglibatan, kebanyakan
kanak-kanak yang terjejas oleh keadaan ini boleh mencapai penampilan, ucapan,
dan makan yang biasa.

15
13
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Simpulan
Cleft Lip and Palate adalah sebuah kondisi defek pada anak-anak yang
mengakibatkan belahan pada palatum dan bibir. Selama ini faktor genetik
dicurigai menjadi faktor penyebab kuat dari cleft lip and palate, namun beberapa
studi terkini menunjukkan bahwa faktor lingkungan dan gaya hidup dari ibu dapat
berkontribusi mengakibatkan kondisi ini pada bayi. Belahan pada kondisi ini
diakibatkan tidak terbentuknya jaringan ikat yang menutup palatum atau
membentuk bibir pada masa gestasi. Apabila cleft lip and palate tidak diatasi,
kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan makan, gangguan berbicara, gangguan
pernapasan, dll. Kondisi ini dapat didiagnosis kini pada masa kehamilan, dan
penatalaksanaan dengan tindakan operasi dan terapi pra dan pasca operasi agar
melatih fisiologis mulut dan gigi anak dengan normal. Pencegahan dapat
dilakukan dengan memperhatikan asupan nutrisi dan gaya hidup dari ibu maupun
konsultasi kehamilan untuk memeriksakan kemungkinan anak mengalami cleft lip
and palate.
DAFTAR PUSTAKA

1. Tolarova MM et al. Pediatric Cleft Lip and Palate. Medscape; 2018


2. Parker SE, Mai CT, Canfield MA, Rickard R, Wang Y, Meyer RE, Anderson P,
Mason CA, Collins JS, Kirby RS, Correa A; for the National Birth Defects
Prevention Network. Updated national birth prevalence estimates for selected
birth defects in the United States, 2004-2006. Birth Defects Research (Part A):
Clinical and Molecular Teratology 2010;88:1008-16.
3. Sjamsudin E, Maifara D. Epidemiology and characteristics of cleft lip and palate
and the influence of consanguinity and socioeconomic in West Java, Indonesia: a
five-year retrospective study. International Journal of Oral and Maxillofacial
Surgery. 2017 Mar 1;46:69.
4. Honein MA, Rasmussen SA, Reefhuis J, Romitti P, Lammer EJ, Sun L, Correa A.
Maternal smoking, environmental tobacco smoke, and the risk of oral clefts.
Epidemiology 2007;18:226–33.
5. Correa A, Gilboa SM, Besser LM, Botto LD, Moore CA, Hobbs CA, Cleves MA,
Riehle-Colarusso TJ, Waller DK, Reece EA. Diabetes mellitus and birth defects.
American Journal of Obstetrics and Gynecology 2008;199:237.e1-9.
6. Margulis AV, Mitchell AA, Gilboa SM, Werler MM, Glynn RJ, Hernandez-Diaz
S, National Birth Defects Prevention Study. Use of topiramate in pregnancy and
risk of oral clefts. American Journal of Obstetrics and Gynecology
2012;207:405.e1-e7.
7. Mossey PA, Little J, Munger RG, Dixon MJ, Shaw WC. Cleft lip and palate. The
Lancet. 2009 Nov 21;374(9703):1773-85.
8. Cleft Lip, Benjamin C Paul, MD;, May 23, 2017,
https://emedicine.medscape.com/article/877970-overview#a7
9. Facts about Cleft Lip and Cleft Palate | Birth Defects | NCBDDD | CDC
[Internet]. Centers for Disease Control and Prevention. 2018. Available from:
https://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/cleftlip.html
10. Causes of Cleft Lip & Palate [Internet]. 2019. Available from:
https://med.virginia.edu/pediatrics/about/clinical-and- patient-services/patient-
tutorials/cleft-lip-palate/causes-of-cleft-lip- palate/
11.Tolarova M. Pediatric Cleft Lip and Palate: Background, Pathophysiology, Etiology

18
[Internet]. Emedicine.medscape.com. 2018. Tersedia di:
https://emedicine.medscape.com/article/995535- overview#a2

12. Shaye D, Liu C, Tollefson T. Cleft Lip and Palate. Facial Plastic Surgery
Clinics of North America. 2015;23(3):357-372.
13. Dabadie, A., dkk. Added value of MRI for the prenatal diagnosis of
isolated orofacial clefts and comparison with ultrasound. NCBI. 2016. [Online]
97(9): 915-21. Tersedia di:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26969118
14. Lee, Myoung Seok., dkk. Value of sagittal color Doppler ultrasonography
as a supplementary tool in the differential diagnosis of fetal cleft lip and palate.
NCBI. 2017. [Online] 36(1): 53-59. Tersedia di
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5207358/
15. Levaillant, Jean-Marc., dkk. Prenatal diagnosis of cleft lip/palate: The
surface rendered oro-palatal (SROP) view of the fetal lips and palate, a tool to
improve information-sharing within the orofacial team and with the parents.
Elsevier. 2016. [Online] Tersedia di: www.jcmfs.com/article/S1010-
5182(16)30015-4/fulltext
16. Orthodontic Therapy of Clefts of the Lips, Jaw, and Palate. Quintessence
International : 1/1981:27-33.
17. Erwin S. Perawatan Ortodontik Pada Pasien Celah Bibir dan Langit-
langit. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. 2000; 7 ; 607-613.
18. Stone C. Cleft Lip and Palate: Etiology, Epidemiology, Preventive and
Intervention Strategies. Anatomy & Physiology. 2013;04(03).
19. Global health issues related to cleft lip and palate: Prevention and
treatment need to team together. Indian Journal of Dental Research.
2016;27(5):455.
20. Parker SE, Mai CT, Canfield MA, Rickard R, Wang Y, Meyer RE,
Anderson P, Mason CA, Collins JS, Kirby RS, Correa A; for the National Birth
Defects Prevention Network. Updated national birth prevalence estimates for
selected birth defects in the United States, 2004-2006. Birth Defects Research
(Part A): Clinical and Molecular Teratology 2010;88:1008-16
21. Yazdy MM, Autry AR, Honein MA, Frias JL. Use of special education
services by children with orofacial clefts. Birth Defects Research (Part A):

19
Clinical and Molecular Teratology 2008;82:147-54.

20

Anda mungkin juga menyukai