Anda di halaman 1dari 11

MODUL AJAR

Nama : Hana Fauziah, S.Pd


Sekolah : SMAS IP YAKIN
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Jenjang : SMA
Mata Pelajaran : Sosiologi
Fase/Kelas/Semester : E/X IPS/Ganjil
Alokasi : 3 JP (4X45 Menit = 180 Menit)

Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu memahami fungsi sosiologi sebagai ilmu yang secara kritis mengkaji
masyarakat. Di samping itu peserta didik mampu mengenal identitas diri, menjelaskan tindakan
sosial, menjelaskan hubungan sosial, menjelaskan peran lembaga sosialdalam mewujudkan tertib
sosial, dan memahami berbagai ragam gejala sosial yang ada di masyarakat multikultural melalui
konsep-konsep dasar sosiologi.

Tujuan Pembelajaran

Fase : E-2
Domain Konten : Mengenal identitas diri
Konsep Dasar : Identitas diri

Tujuan Pembelajaran :
Mengenali dan mengidentifikasi identitas diri dalam masyarakat. Secara individual atau
berkelompok melaporkan hasil penelitian sederhana mengenai identitas diri secara kreatif
dalam pergaulan di masyarakat.

Tujuan Per Pertemuan:


1. Membahas materi tentang Identitas diri dan Kepribadian
2. Membahas materi tentang Status dan Peran

Profil Pelajar Pancasila


 Berkebhinekaan global (Berinisiatif melakukan suatu tindakan berdasarkan identifikasi
masalah untuk mempromosikan keadilan, keamanan ekonomi, menopang ekologi dan
demokrasi sambil menghindari kerugian jangka panjang terhadap manusia, alam ataupun
masyarakat).
 Bergotong royong (Aktif menyimak untuk memahami dan menganalisis informasi,
gagasan, emosi, keterampilan dan keprihatinan yang disampaikan oleh orang lain dan
kelompok menggunakan berbagai simbol dan media secara efektif, serta menggunakan
berbagai strategi komunikasi untuk menyelesaikan masalah guna mencapai berbagai
tujuan bersama).
 Mandiri (Mengevaluasi efektivitas strategi pembelajaran digunakannya, serta
menetapkan tujuan belajar, prestasi, dan pengembangan diri secara spesifik dan
merancang strategi yang sesuai untuk menghadapi tantangan-tantangan yang akan
dihadapi pada konteks pembelajaran, sosial dan pekerjaan yang akan dipilihnya di masa
depan)
 Pribadi yang kreatif (Menghasilkan gagasan yang beragam untuk mengekspresikan
pikiran dan/atau perasaannya, menilai gagasannya, serta memikirkan segala risikonya
dengan mempertimbangkan banyak perspektif seperti etika dan nilai kemanusiaan ketika
gagasannya direalisasikan).
 Bernalar kritis (Secara kritis mengklarifikasi serta menganalisis gagasan dan informasi
yang kompleks dan abstrak dari berbagai sumber. Memprioritaskan suatu gagasan yang
paling relevan dari hasil klarifikasi dan analisis).
MATERI
NO MATERI
1. Identitas
Pengertian Self Identity (Identitas Diri)
Self identity (identitas diri) adalah kesadaran individu untuk menempatkan diri dan
memberi arti pada dirinya sebagai seorang pribadi yang unik, memiliki keyakinan
yang relatif stabil, serta memiliki peran penting dalam konteks kehidupan
bermasyarakat. Identitas diri melibatkan suatu pengakuan dan perasaan yakin
akan identitas personal individu yang berbeda dengan orang lain di sekitarnya, hal
ini dilakukan demi mendapatkan arti atau makna untuk kehidupannya sendiri.

Identitas diri juga merupakan suatu kesadaran dan kesinambungan diri dalam
mengenali dan menerima kekhasan pribadi, peran, komitmen, orientasi dan tujuan
hidup sehingga individu tersebut mampu berperilaku sesuai kebutuhan dirinya dan
harapan masyarakat. Demikian Bernstein da et al, (1994) mendefinisikan self‐
identity sebagai sebuah penilaian terintegrasi seorang individu terhadap citra
dirinya sendiri sebagai seseorang yang unik, yang membedakan dirinya dengan
orang lain.

Fearon (dalam Mulyono, 2007) menyimpulkan tiga pengertian dasar yang sering
digunakan oleh para ahli dalam mendefinisikan identitas diri di antaranya,
Keanggotaan dalam sebuah komunitas yang menyebabkan seseorang merasa
terlibat, termotivasi, berkomitmen dan menjadikannya rujukan atau pertimbangan
dalam memilih dan memutuskan sesuatu berdasarkan hal yang normatif.
Terbentuknya identitas diri pada dasarnya dipengaruhi secara intensif oleh
interaksi seseorang dengan lingkungan sosial. Identitas diri yang digunakan
seseorang untuk menjelaskan tentang diri biasanya juga berisikan identitas sosial.
Identitas diri juga merujuk pada konsep abstrak dan relatif dan jangka panjang
yang ada dalam pikiran seseorang tentang siapa dirinya, menunjukkan eksistensi
dan keberhargaan serta membuat dirinya menjadi “seseorang”. Karena itu identitas
diri biasanya juga berisi harga diri seseorang/self esteem. Konsep ini menunjukkan
bahwa identitas diri merupakan sesuatu yang berperan sebagai motivator perilaku
dan menyebabkan keterlibatan emosional yang mendalam dengan individu
tentang apa yang dianggapnya sebagai identitas diri.
Identitas diri bukan hanya terdiri sesuatu yang ‘terbentuk’ tapi juga termasuk juga
potensi dan status bawaan sejak lahir, misalnya jenis kelamin dan keturunan

Self Identity (Identitas Diri) Menurut Para Ahli


1. Erikson (1968), identitas diri merupakan sebuah kondisi psikologis secara
keseluruhan yang membuat individu menerima dirinya, memiliki orientasi dan
tujuan dalam mengarahkan hidup serta keyakinan internal dalam
mempertimbangkan beberapa hal.
2. Marcia (1993), identitas diri merupakan komponen penting yang menunjukkan
identitas personal individu. Semakin baik struktur pemahaman diri seseorang
berkembang, semakin sadar individu akan keunikan dan kemiripan dengan
orang lain, serta semakin sadar akan kekuatan dan kelemahan individu dalam
menjalani kehidupan. Sebaliknya, jika kurang berkembang maka individu
semakin tergantung pada sumber‐sumber eksternal untuk evaluasi diri.
3. Kartono dan Gulo (dalam Purwanti, 2013), identitas diri merupakan prinsip
kesatuan yang membedakan diri seseorang dengan orang lain. Individu harus
memutuskan siapakah dirinya sebenarnya dan bagaimanakah peranannya
dalam kehidupan nanti.
4. Hogg & Abraham, identitas diri adalah konsep yang digunakan oleh orang‐
orang untuk menyatakan tentang siapakah mereka, orang macam apa mereka
dan bagaimana mereka berhubungan dengan orang lain.
5. Jenkis, Identitas diri merujuk pada cara yang digunakan oleh individu dan
kelompok dilihat diri hubungan sosial mereka dengan kelompok lain.
6. Wendt, Identitas diri adalah pengertian dan harapan yang relatif spesifik dan
stabil tentang diri.
7. Taylor, Identitas diri didefinisikan sebagai komitmen dan identifikasi yang
menyediakan kerangka yang memungkinkan seseorang untuk mencoba
memilih, mengevaluasi apa yang baik, penting, memungkinkan dilakukan atau
apa yang pantas dan tepat atau sebaliknya.

Dimensi Self Identity (Identitas Diri)


Menurut Erikson (dalam Santrock, 2003) identitas melibatkan tujuh dimensi di
antaranya,
1. Genetik. Hal ini berkaitan dengan suatu sifat yang diwariskan oleh orang tua
pada anaknya. Orang tua sangat mempengaruhi sifat yang akan dimiliki
anaknya di kemudian hari. Sifat inilah yang akan memberikan sesuatu yang
berbeda antara individu satu dengan individu lainnya, terutama di dalam
menjalankan kehidupannya.
2. Adaptif. Identitas adalah penyesuaian remaja mengenai keterampilan‐
keterampilan khusus, dan bagaimana remaja tersebut dapat menyesuaikan diri
dengan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya. Sejauh mana
keterampilan atau kemampuannya tersebut dapat diterima oleh masyarakat di
lingkungan tempat tinggalnya ataukah masyarakat tidak menerima keterampilan
yang dimilikinya.
3. Struktural. Hal ini terkait dengan perencanaan masa depan yang telah disusun
oleh remaja, atau dengan kata lain remaja telah mempersiapkan kehidupan di
masa depannya. Namun bukan berarti tidak ada hambatan dalam menjalankan
rencana masa depannya ini. Sering kali apa yang telah direncanakan tidak
berjalan sesuai dengan yang diharapkan bisa jadi rencana tersebut mengalami
suatu kemunduran (deficit structural) atau bahkan bisa tidak sama sekali
terwujud.
4. Dinamis. Proses ini muncul dari identifikasi masa kecil individu dengan orang
dewasa yang kemudian dapat membentuk suatu identitas yang baru di masa
depannya ataukah sebaliknya, proses identifikasi tersebut tidak berpengaruh
pada identitasnya melainkan yang berpengaruh adalah pemberian peran dari
masyarakat terhadap remaja.
5. Subjektif atau berdasarkan pengalaman. Individu yang mempunyai pengalaman
akan berbeda dengan individu yang sama sekali belum memiliki pengalaman.
Erikson (dalam Santrock, 2003) menjelaskan bahwa individu yang telah
memiliki pengalaman sebelumnya, individu tersebut akan merasakan suatu
kepastian dalam dirinya. Dengan adanya pengalaman maka akan banyak
alternatif yang dapat kita jadikan pedoman untuk melangkah dengan lebih yakin
ke arah depan atau semakin banyak pengalaman maka akan semakin timbul
antisipasi dalam melakukan berbagai hal yang belum kita ketahui secara pasti
konsekuensinya.
6. Timbal balik psikososial. Erikson (dalam Santrock, 2003) menekankan
hubungan timbal balik antara remaja dengan dunia dan masyarakat sosialnya.
Perkembangan identitas tidak hanya terbentuk oleh diri kita sendiri melainkan
melibatkan hubungan dengan orang lain, komunitas dan masyarakat.
7. Status eksistensial. Erikson (dalam Santrock, 2003) berpendapat bahwa remaja
mencari arti dalam hidupnya sekaligus arti dari hidup secara umum. Dalam hal
ini remaja ingin merasakan apa yang dinamakan dengan makna hidup, ingin
diakui keberadaannya di dalam masyarakat dengan peran sosial yang
dijalankan serta keterampilan yang dimilikinya.

Aspek Self Identity (Identitas Diri)


Aspek‐aspek identitas diri menurut Guneri dkk (dalam Purwanti, 2013) di
antaranya,
1. Sosial, keanggotaan dalam kelompok dan pemenuhan peran, merupakan aspek
utama dalam pembentukan identitas sosial remaja. Keanggotaan dalam
kelompok merupakan fasilitas penting dalam menunjang validasi diri.
Penerimaan teman sebaya juga memiliki pengaruh yang penting dalam
pembentukan identitas diri remaja.
2. Fisik, penampilan fisik memiliki pengaruh penting terhadap identitas diri. Untuk
sebagian remaja penilaian dari orang lain berkaitan dengan penampilan fisik
mereka memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan penilaian diri
mereka sendiri karena hai ini mempengaruhi persepsi mereka.
3. Personal, meliputi karakteristik kepribadian seperti harga diri, kepercayaan diri
dan kontrol diri, selain itu juga berhubungan dengan identitas jenis 23 kelamin
yang kuat, di mana pria merasa lebih puas dengan identitas jenis kelamin
mereka.
4. Keluarga, memegang peranan penting terhadap pembentukan identitas diri dan
perilaku remaja, orang tua adalah tokoh yang paling penting dalam
perkembangan identitas diri remaja.

Adapun aspek identitas diri menurut Marcia (1966) mencakup 4 konsep status
identitas di antaranya,
1. Achievement Identity. Seorang individu dikatakan telah memiliki identitas, jika
dirinya telah mengalami krisis dan ia dengan penuh tekad mampu
menghadapinya dengan baik. Justru dengan adanya krisis akan mendorong
dirinya untuk membuktikan bahwa dirinya mampu menyelesaikannya dengan
baik. Walaupun kenyataannya ia harus mengalami kegagalan, tetapi bukanlah
akhir dari upaya untuk mewujudkan protes dirinya.
2. Foreclosure Identity. Identitas itu ditandai dengan tidak adanya suatu krisis,
tetapi ia memiliki komitmen atau tekad. Sehingga individu sering kali berangan‐
angan tentang apa yang ingin dicapai dalam hidupnya, tetapi sering kali tidak
sesuai dengan kenyataan yang dihadapinya. Akibatnya, ketika individu
dihadapkan pada masalah realitas, tidak mampu menghadapi dengan baik.
Bahkan kadang‐kadang melakukan mekanisme pertahanan diri seperti;
rasionalisasi, regresi pembentukan reaksi dan sebagainya.
3. Moratorium Identity. Identitas ini ditandai dengan adanya krisis, tetapi ia tidak
memiliki kemauan kuat (tekad) untuk menyelesaikannya masalah krisis
tersebut. Ada dua kemungkinan tipe individu ini di antaranya, individu yang
menyadari adanya suatu krisis yang harus diselesaikan, tetapi ia tidak mau
menyelesaikannya. Orang yang memang tidak menyadari tugasnya, namun
juga tidak memiliki komitmen.
4. Diffusion Identity. Orang tipe ini, yaitu orang mengalami kebingungan dalam
mencapai identitas. Ia tidak memiliki krisis dan juga tidak memiliki tekad untuk
menyelesaikannya (Marcia, 1966).

Faktor Self Identity (Identitas Diri)


Soetijiningsih (2004) mengemukakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
perkembangan identitas seseorang di antaranya,
1. Keluarga
Orang tua adalah sosok yang penting dalam perkembangan identitas remaja
(Santrock, 2003). Salah satu faktor yang berkaitan dengan perkembangan
identitas remaja adalah iklim keluarga. Iklim keluarga yang sehat, yaitu interaksi
sosio emosional di antara anggota keluarga (ibu‐ayah, orang tua‐anak, dan
anak‐ anak) sikap dan perlakuan orang tua terhadap anak berjalan dengan
harmonis dan penuh kasih sayang, remaja akan mampu mengembangkan
identitasnya secara realistik dan stabil (stabil). Sebaliknya, dengan iklim
keluarga yang kurang sehat, remaja akan mengalami kegagalan dalam
mencapai identitasnya secara matang, mereka akan mengalami kebingungan,
konflik atau frustrasi (Yusuf, 2011).
2. Reference group
Reference group merupakan kelompok‐kelompok yang terbentuk ketika
memasuki masa remaja. Pada umumnya remaja menjadi anggota kelompok
usia sebaya (peer group) (Seotijiningsih. 2004). Misalnya kelompok agama atau
kelompok yang berdasarkan kesamaan minat tertentu. Teman sebaya
merupakan kelompok acuan bagi seorang anak untuk mengidentifikasi dirinya
dan untuk mengikuti standar kelompok. Sejak seorang remaja menjadi bagian
dari kelompok teman sebaya tersebut, identitas dirinya sudah mulai terbentuk,
karena teman sebaya membantu remaja untuk memahami identitas diri (jati/diri)
sebagai suatu hal yang sangat penting (Yusuf, 2011). Melalui kelompok
tersebut remaja dapat memperoleh nilai‐nilai dan peran yang dapat menjadi
acuan bagi dirinya.
3. Significant other
Yaitu merupakan seorang yang sangat berarti, seperti sahabat, guru, kakak,
bintang olahraga atau bintang film atau siapa pun yang dikagumi. Orang‐ orang
tersebut menjadi tokoh ideal (idola) karena mempunyai nilai‐nilai ideal bagi
remaja dan mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan
identitas diri, karena pada saat ini remaja giat‐giatnya mencari model. Tokoh
ideal tersebut dijadikan model atau contoh dalam proses identifikasi. Remaja
cenderung akan menganut dan menginternalisasikan nilai‐nilai yang ada pada
idolanya tersebut ke dalam dirinya. Sehingga remaja sering berperilaku seperti
tokoh idealnya dengan meniru sikap maupun perilakunya dan bahkan merasa
seolah‐olah menjadi seperti mereka (Seotjiningsih, 2004).

2. KEPRIBADIAN
Link Media Ajar
Video :
https://www.youtube.com/watch?v=J37RdKaF4g8
Podcast: https://open.spotify.com/episode/3jOalD7wKdfh6pU2s0H9qt?
si=e9MbqtQsT6aAdHI3CbLfOg&utm_source=copy-link
3. STATUS DAN PERAN
Video:
https://youtu.be/68FxmhaHB24
Podcast: https://open.spotify.com/episode/0hSlZzMqeg2c1fklBLUBzP?
si=aRe38C5WRgO6ccQJWA1jtA&utm_source=copy-link
KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertanyaan Pemantik

1. Apa Identitas diri kalian di sekolah?


2. Apa yang menjadi alas an kalian untuk sekolah disini?

PERTEMUAN KE-1
KEGIATAN PERETEMUAN
PEMBELAJARAN
Pendahuluan 1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa
untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran sebagai
sikap disiplin
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan orientasi
pengauatan kompetensi siswa.
3. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang meliputi;
penjelasan singkat materi, analisis gambar/artikel/video
tentang identitas diri dan kerja mandiri untuk pendalaman
pemahaman dan analisis konsep pada materi.

Kegiatan Inti 4. Guru memberikan deskripsi singkat tentang materi identitas


diri, siswa menyimak, memahami dan menanggapi secara
kritis.
5. Guru memberikan stimulus berupa beberapa gambar tentang
identitas diri
6. Siswa secara mandiri melakukan analisis untuk penguatan
pemahaman konsep dan identifikasi faktor terjadi identitas
diri sesuai dengan konteks pada gambar.
7. Siswa membuat catatan kritis tentang temuan-temuan terkait
konteks masalah dalam bentuk sintesis konsep identitas diri
dan teori-teori pendukung tarjadinya identitas diri.
8. Siswa menyusun jawaban pada lembar kerja mandiri, dan
menunjukan hasil kerja mandiri melalui berbagai media yang
relevan.
9. Siswa menyampaikan secara lisan hasil temuannya
10. secara bergantian dan diambil secara acak.
11. Guru membuat catatan kritis terhadap jalannya pembelajaran
dan berbagai argumentasi dari siswa serta memberikan
umpan balik.
Penutup 12. Siswa diarahkan untuk menggeneralisasikan hasil berupa
kesimpulan pada suatu materi yang sedang di kaji dan di
amati.
13. Siswa dapat membuat pertanyaan tentang materi
pembelajaran yang sedang di kaji dan di amati untuk
dilakukan tindak lanjut pendalaman.
14. Guru dan Siswa menarik sebuah kesimpulan tentang point-
point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran,
baik secara konten, konteks dan proses pembelajaran
PENILAIAN
Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat memahami secara kritis konsep identitas diri.
 Siswa dapat menganalisis identitas diri bagian dalam masyarakat.

Proses Asesmen
 Guru melakukan pengamatan selama kerja mandiri berlangsung. Hasil pengamatan
berupa kelengkapan worksheet dan partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi kelas
 Guru mengajukan pertanyaan lisan untuk mengetahui ketercapaian pemahaman materi
pembelajaran tentang identitas diri.
 Guru memberikan penilaian dan umpan balik hasil kerja mandiri tentang identitas diri
berdasarkan analisis konteks pada materi ajar.

Pertanyaan Refleksi Siswa


1. Silahkan kamu identifikasi tantangan dan hambatan dalam pembelajaran
2. Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini?
3. Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?
4. Apakah kamu memahami secara kritis dan mendalam pada materi identitas diri?

Analisis konteks pada gambar


Gambar

https://asset.kompas.com/crops/-pYnYf46vNl-_cO861vprBkG7BU=/0x0:0x0/750x500/data/
photo/2016/08/02/0929541reBPK-Penabur-2p.jpg

https://d18nu206jtfjv5.cloudfront.net/wp-content/uploads/2020/05/photo_2020-05-27_14-57-
08.jpg

Pertanyaan untuk diskusi:


1. Apa yang kalian pikirkan mengenai kedua gambar tersebut?
2. Identitas diri apa yang terdapat pada kedua gambar tersebut?
Tabel pertanyaan pengertian identitas diri

No Nama Sosiolog Pengertian Identitas Diri


1 Erikson

2 Marcia

3 Kartono dan Gulo

4 Hogg & Abraham

5 Jenkis

6 Wendt

7 Taylor

Rubrik Penilaian Kerja Mandiri


Analisis Konteks Gambar
Hari/Tanggal : _____________________________________
Nama : _____________________________________
Kelas : _____________________________________

No Aspek Penilaian Bobot Skor Nilai


1 Kesesuaian jawaban dengan 25%
kontens gambar dan materi
pembelajaran
2 Kedalaman argumentasi terhadap 30%
konteks permasalahan
3 Kemampuan menganalisis konteks 25%
secara kritis dan relevan
4 Ketepatan dalam penarikan 15%
kesimpulan pada konteks masalah
dan materi ajar
5 Ketepatan waktu mengumpulkan 5%
tugas
Total

Keterangan:
Skor 1-4 dimana 1. Sangat kurang, 2. Kurang, 3. Baik, dan 4. Sangat Baik
Nilai : (Bobot x skor) x 25
Skor maksimal : 100
Skor minimal : 25

Penilaian Tabel Pengertian Identitas diri


Menjawab 7 pertanyaan 100
Menjawab 6 pertanyaan 86
Menjawab 5 pertanyaan 72
Menjawab 4 pertanyaan 58
Menjawab 3 pertanyaan 44
Menjawab 2 pertanyaan 30
Menjawab 1 pertanyaan 13
Penilaian Total Penilaian Kerja Mandiri = (Nilai konteks gambar + Nilai Tabel) : 2

Proses Asesmen
 Guru melakukan pengamatan proses pembelajaran berlangsung dengan melihat tingkat
partisipasi siswa
 Guru mengajukan pertanyaan secara lisan untuk mengetahui tingkat ketercapaian
pemahaman materi pembelajaran sebelum pembelajaran berakhir
 Guru mengajukan pertanyaan secara tertulis untuk mengetahui tingkat ketercapaian
pemahaman materi pembelajaran di akhir pemberian materi

Pertanyaan Refleksi Siswa


1. Silahkan kamu identifikasi tantangan dan hambatan dalam pembelajaran!
2. Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini?
3. Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?

Pertanyaan Pemantik
1. Bagaimana peran kalian disekolah sebagai peserta didik?
2. Interaksi sosial yang bagaimana peran anda sebagai peserta didik di sekolah?

PERTEMUAN KE-2
KEGIATAN PERTEMUAN
PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN 1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa
untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran sebagai
sikap disiplin
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan orientasi
pengauatan kompetensi siswa.
3. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang meliputi;
penjelasan singkat materi, analisis gambar/artikel/video
tentang status dan peran untuk pendalaman pemahaman
dan analisis konsep pada materi.

KEGIATAN INTI 4. Guru memberikan deskripsi singkat tentang materi identitas


diri, siswa menyimak, memahami dan menanggapi secara
kritis.
5. Guru memberikan stimulus berupa beberapa gambar tentang
status dan peran
6. Siswa secara mandiri melakukan analisis untuk penguatan
pemahaman konsep status dan peran
7. Siswa membuat catatan kritis tentang temuan-temuan terkait
konteks masalah dalam bentuk sintesis konsep status dan
peran
8. Siswa menyusun jawaban pada lembar kerja mandiri, dan
menunjukan hasil kerja mandiri melalui berbagai media yang
relevan.
9. Siswa menyampaikan secara lisan hasil temuannya
10. secara bergantian dan diambil secara acak.
11. Guru membuat catatan kritis terhadap jalannya pembelajaran
dan berbagai argumentasi dari siswa serta memberikan
umpan balik.
PENUTUP 12. Siswa diarahkan untuk menggeneralisasikan hasil berupa
kesimpulan pada suatu materi yang sedang di kaji dan di
amati.
13. Siswa dapat membuat pertanyaan tentang materi
pembelajaran yang sedang di kaji dan di amati untuk
dilakukan tindak lanjut pendalaman.
14. Guru dan Siswa menarik sebuah kesimpulan tentang point-
point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran,
baik secara konten, konteks dan proses pembelajaran.
PENILAIAN

Lembar Kerja Peserta Didik

Rubrik Penilaian Kerja Mandiri/kelompok ; Analisis Artikel, Diskusi, Unjuk


Kerja, Jurnal, Portofolio, teman sebaya, . . . . (coret yang tidak dipilih)

Asesmen Formatif

 Instrumen Penilaian Diskusi :

Kelas : ………….
Nama Kelompok : …………..
Jml. Anggota Kelompok : ……..

Catatan
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
Khusus

1 Penguasaan materi

2 Kemampuan menjawab pertanyaan

3 Kemampuan mengolah kata

4 Kemampuan menyelesaikan masalah

5 Kemampuan mengembangkan materi

Soal Asesmen Sumatif

Soal Pilihan Ganda :


Jawablah pertanyaan berikut !

1. Apa yang dimaksud dengan status? (15 poin)


2. Apa yang dimaksud dengan peran? (15 poin)
3. Saat kapan status dan peran seseorang dimasyarakat menjadi penting dalam interaksi
social ? (30 poin)
4. Mengapa perlu ada status dan peran dalam interaksi social? (20 poin)
5. Tuliskan 3 jenis tatus menurut Ralph Linton ! (20) poin)

Jml Soal : 5 butir


Jml Poin Soal : 100 Poin
Penilaian : ( Jml Soal X Jml Poin Benar) : 100 = NTS

Anda mungkin juga menyukai