S
NIM : 11010121051
Kelas : A2
Mata kuliah : Psikologi umum
Dosen pengampu : Ibu Rizma Fithri, S.Psi., M. Si
Psikologi sosial
1.) Menurut Gardon W Allport psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang
berusaha mengerti dan menerangkan bagaimana pikiran, perasaan, dan
tingkah laku individu yang dipengaruhi oleh kenyataan, imajinasi, atau
kehadiran orang lain dan psikologi sosial itu sebagai ilmu khusus yang
mempelajari tingkah laku manusia dalam lingkungan sosialnya, baru timbul
dari 100 tahun yang lalu dan sebelum itu gejala perilaku manusia dalam
masyarakatnya dipelajari oleh antopologi dan sosiologi. (Konseling et al.,
2016)
2.) Setiap orang menyimpan bayangan mental tentang dirinya sendiri, kita dapat
melihat konsep diri sebagai sebuah skema yang menjelaskan tentang siapa diri
kita, hal-hal yang kita sukai (atau tidak kita sukai) dan bagaimana tentang
perasaan kita tentang persepsi diri kita sendiri. Perbedaan mendasar antara
konsep diri dengan objek sosial lainnya adalah kita tahu lebih banyak tentang
diri kita sendiri dari pada diri orang lain. Diri pun menjadi penting karena kita
menganggap diri kita sendiri berharga, salah satu variabel dalam diri yang
dianggap paling penting adalah harga diri, yaitu tingkat harga positif atau
negatif yang akan kita berikan kepada diri kita sendiri. (Laura Ara King,
2020)
5.) Terdapat empat pendekatan psikologi sosial yang pertama yaitu biologis
penelitihan telah menunjukan bahwa faktor genetik memiliki peran besar 30
hingga 53 persen dalam menentukan perbedaan tendensi yang ditunjukkan
seseorang untuk melakukan perilaku persosial berbagai faktor genetik ini
kemudian terhubung dengan substansi neurotranmiter dalam otak.
Yang kedua yaitu kognitif beberapa aspek dalam lingkungan mungkin
mendorong kita untuk berperilaku agresif pembentukan sebuah memori secara
implisit (priming) dapat dilakukan dengan cara membuat sesuatu tampak
nyata bagi seseorang bahkan dengan cara yang tidak disadari sekalipun. Yang
ketiga y0aitu belajar, Pendekatan belajar memiliki pokok pemikiran bahwa
perilaku ditentukan oleh apa yang dipelajari sebelumnya. Dalam situasi
tertentu, seseorang mempelajari perilaku tertentu sebagai kebiasaan, dan bila
menghadapi situasi itu kembali, orang tersebut akan cenderung berperilaku
sesuai dengan kebiasaan itu. Contoh, bila seseorang menghulurkan tangan,
maka kita akan menjabatnya, kerana itulah yang telah kita pelajari untuk
menanggapi uluran tangan itu.dan yang terakhir adalah pendekatan insentif
memandang perilaku sebagai sesuatu yang ditentukan oleh insentif yang
tersedia bagi bermacam-macam tindakan. Orang bertindak berdasarkan
keuntungan dan kerugian yang mereka peroleh dari setiap perilaku. Analisis
insentif benar-benar mempertimbangkan hal-hal yang mendokong dan
mengurangi kemungkinan munculnya perilaku tertentu, dan berdasarkan hal
itu meramalkan bagaimana seseorang akan berperilaku.(Fry et al., 2019)
9.) Metode-metode yang digunakan dalam psikologi sosial pada dasarnya tidak
jauh menyimpang dari metode-metode yang digunakan dalam metode
psikologi pada umumnya. Disamping ini metode-metode yang digunakan
yaitu metode daro sosiologi, disini nampak pengaruh sosiologi terhadap
psikologi sosial. Bagaimana hubungan antara psikologi sosial dan sosiologi
telah dipaparkan. Dan dalam psikologi sosial dapat digunakan metode
experimental tetapi juga dapat digunakan metode non experimental, bila
digunakan experimen, maka peneliti sengaja menimbulkan situasi atau
keadaan yang akan diteliti misalnya ingin mengadakan penelitihan mengenai
sejauh mana pengaruh tekanan kelompok-kelompok terhadap keadaan
seseorang maka peneliti dengan sengaja menimbulkan situasi tekanan
tersebut. Dan yang dimaksud oleh young bahwa observasi merupakan metode
penelitihan yang dijalankan secara sistematis dan dengan sengaja diadakan
dengan alat indra (terutama mata) sebagai alat untuk menangkap langsung
kejadian-kejadian pada waktu kejadian terjadi. (Area, n.d.)
10.) sarat-syarat agar sikap dapat mempengaruhi sebuah perilaku yang pertama
yaitu empati, empati adalah kemampuan merasakan perasaan yang tengah
dirasakan oleh orang lain, pada saat kita berempati dengan seseorang kita dapat
merasakan apa yang orang tersebut rasakan, empati juga memberi jalan bagi
manusia melihat dunia dari sudut pandang orang lain.(Laura A King, 2013)
Yang kedua yaitu kepribadian adalah sifat yang memiliki hubungan paling kuat
dengan prilaku prosial, hubungan antara sikap ramah dan stuktur otak dapat
membantu memperjelas peran sifat ramah dalam mendorong munculnya
perilaku prososial. (Laura A King, 2013)
Dan yang terakhir adalah suasana hati suasana hati seseorang dapat menentukan
kemunculan perilaku prososial, sebagai literatur penelitihan dengan tegas
menyimpulkan bahwa orang-orang yang Bahagia cenderung lebih banyak
menolong ketimbang orang-orang yang merasa tidak bahagia. (Laura A King,
2013)
11.) situasi sosial yaitu diamana saling terdapat hubungan antara manusia yang
satu dengan manusia yang lainnya. Menurut M sherif seseorang ahli ilmu
jiwa Amerika Serikat, situasi-situasi sosial itu dapat dibagi menjadi dua yang
pertama dala situasi kebersamaan pada situasi ini individu-individu yang
turut serta dalam situasi tersebut belum mempunyai hubungan yang teratur
seperti yang terdapat pada situasi kelompok sosial. Situasi kebersamaan itu
merupakan situasi dimana berkumpul sejumlah orang yang sebelumnya tidak
saling kenal, dan interaksi sosial yang lalu terdapat diantara mereka itu tidak
seberapa mendalam. Dan yang kedua yaitu situasi kelompok sosial situasi
merupakan diamana setiap kelompok sosial tempat orang-orangnya
berinteraksi itu merupakan suatu keseluruhan tertentu, hubungan tersebut
berdasarkan pembagian tugas diantara para anggotanya yang menuju ke
suatu kepentingan bersama.(Astuti et al., 2015)
12.) Motivasi terbentuk dalam diri individu dari factor lingkungan. Menurut
Maslow individu memiliki motif berupa kebutuhan akan penghargaan,
motivasi dalam diri individu menurut Maslow lebih mendorong bentuk
motivasi sangat besar karena merupakan sutu kebutuhan yang akan dipenuhi.
(Laura A. King, n.d.)
13.) Kalau kita kaji lebih mendalam sesungguhnya ada dua hal yang bisa
digambarkan untuk memahami perilaku individu dalam kontek sosial.
Pertama; manusia laksana tawon atau lebah, yang diabstraksikan sebagai
fenomena mahluk dalam konteksosialnya selalu bsersifat dan bersikap positif.
Lebah senantiasa makan atau menghi sap madu dari Bunga yang masih segar,
jika dia mengeluaarkan sesuatu, dia mengeluarkan barang yang baik yakni
madu, jika dia bersarang di pepohonan sarangnya tidak bakal merusak pohon,
ranting bahkan dahan yang ditempatinya. Pendek kata lebah secara sosial
melambangkan perilaku interaksi sosial dengan lingkungannya secara
produktif, tidak meninggalkan kerusakan apalagi bencana yang
mengakibatkan dampak sosial yang kontra produktif. Kedua; manusia laksana
benalu yang diabstraksikan sebagai fenomena mahluk dalam konteks
sosialnya selalu bersifat kontra produktif. Jika diamati benalu adalah jenis
tumbuhan yang hidupnya tumbuh di pohon atau ranting pohon dia tidak bisa
hidup sendiri di tanah, dia tidak bisa mandiri. Setiap pohon yang ditumbuhi
oleh benalu cepat atau lambat akan mati, paling tidak pertumbuhan pohon
yang dihinggapi oleh benalu akan terganggu karena asupan energy yang
disarikan oleh akar dari tanah dirampok oleh sibenalu. Lebih tragis lagi
benalu, pohon maupun daunya tidak dapat digunakan. Dua gambaran
tawon/lebah dan benalu sesungguhnya merupakan abstraksi potret perilaku
manusia dalam kontek sosial. Perilaku sosial tawon/lebah dapat dikatakan
sebagai perilaku prososial atau autososial. Sementara perilaku sosial benalu
dalam konteks sosialnya sebagai perilaku anti sosial, non sosial kontra
produktif, perilaku yang berdampak negative bagi lingkungan sosial
sekitarnya. (No Titleالبترول, n.d.)
1.) Psikologi Industri dan Organisasi merupakan penerapan ilmu psikologi dalam
bidang pekerjaan. Istilah lain dari psikologi industri dan organisasi memiliki
arti dari industrial and organizational psychology, yang lebih luasnya industri
juga mencakup makna pengertian mengenal perusahaan,psikologi industri dan
organisasi adalah suatu studi ilmiah tentang perilaku, kognisi, emosi, dan
motivasi serta proses mental manusia yang ada dalam industri/organisasi yang
berorientasi pada sistem kegiatan yang berkoordinasi dari suatu kelompok
orang yang bekerja secara komperatif untuk mencapai tujuan yang sama
dibawah otoritas dan kepemimpinan tertentu. (Izzati & Mulyana, 2019)
2.) PIO sangat penting dipelajari karena dapat membantu individu ketika sedang
berada di dalam sebuah organisasi, individu akan memahami setiap
karakteristik seseorang di organisasinya sehingga menciptakan
keharmonisasian antar anggota kelompok dan dapat mengatasi apabila
organisasi nanti terjadi hambatan.Kedudukan PIO di berbagai cabang ilmu
psikologi sangat penting karena ilmu yang dipelajari dalam PIO terfokus pada
pemahaman kinerja suatu organisasi, mengembangkan penelitian untuk
mengetahui hambatan, mencaritahu bagaimana cara meningkatkan motivasi
pekerja, kondisi lingkungan kerja yang dapat memengaruhi psikologi pekerja.
(Laura A. King, n.d.)
3.) Karena dalam psikologi I-O peneliti tertarik untuk meneliti berbagai topik
yang tertarik dengan lingkungan kerja. Termasuk diantaranya yaitu seleksi
karyawan untuk sebuah posisi, pengaruh sikap terhadap kinerja dan cara orang
bekerja terhadap suatu kelompok. (Laura A. King, 2017)
4.) Manajer teori X (theory managers) yaitu berasumsi pada dasarnya pekerjaan
tidak pernah menyenangkan dan semua orang memiliki keinginan kuat untuk
menghindari pekerjaan. Manajer seperti ini percaya bahwa karyawan sangat
membutuhkan arahan. Manajer teori X memotivasi kinerja karyawan dengan
cara mengontrol karyawan dan menggunakan ancaman hukum. (Laura A
King, 2020)
Sedangkan manajer teori Y (theory Y managers) yaitu kelompok yang
dianjurkan oleh McGregor, berasumsi bahwa bekerja adalah hal yang alamiah
yang dilakukan oleh manusia bahkan ketika sedang bermainpun, manusia
tetap menunjukkan kerja keras teori Y percaya bahwa manusia senantiasa
mencari tanggung jawab dan motivasi tersebut mendorong mereka untuk
selalu berusaha mencari solusi dari permasalahan yang tengah dihadapi secara
kreatif dan bermakna.(Laura A King, 2020)
5.) Analisis jabatan (job analysis) adalah sebuah proses yang dilakukan untuk
menghasilkan deskripsi pekerjaan, termasuk didalamnya keahlian dan
pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Sebuah
analisis jabatan yang efektif memiliki tiga elem utama.
Pertama analisis yang dilakukan harus mengikuti sebuah prosedur sistematis
yang telah ditentukan sebelumnya.yang kedua analisis harus memecah
pekerjaan ke dalam unit-unit kecil sehingga semua dalam aspek pekerjaan
dapat dipahami dengan baik. Dan yang ketiga yaitu analisis harus
menghasilkan sebuah panduan untuk karyawan yang memberikan penjelasan
akurat tentang suatu pekerjaan. Sebuah analisis jabatan dapat berfokus pada
pekerjaan atau pun pada karakteristik karyawan yang dinilai cocok dalam
pekerjaan tersebut. (Laura A King, 2020)
6.) Terdapat empat elemen dalam kepemimpinan hirearki. Yang pertama yaitu
kepemimpinan hirearki memiliki pengaruh pada nilai-nilai yang dimiliki
karyawan, mereka melakukan apa yang dianggap benar dan menjadi teladan
bagi karyawan. Kedua pemimpin hirearki memotivasi karyawan dengan cara
memberi inspirasi untuk menjadi yang terbaik. Ketiga pemimpin hirearki
mendedikasikan diri untuk menstimulasi kecerdasan para karyawan. Mereka
menegaskan bahwa mereka membutuhkan masukan dari para karyawan
karena pemimpin tidak memiliki semua jawaban yang dibutuhkan. Dan yang
terakhir pemimpi hirearki memeperhatikan kebutuhan pribadi karyawan dan
menunjukan perhatian yang tulus kepada kesejahteraaan psikologis karyawan.
(Laura A. King, 2017)
9.) Pengumpulan data secara mekanikal ialah jika data dikumpulkan berdasarkan
pedoman-pedoman,peraturan, serta prosedur yang telah ditetapkan semula
(misalnya tes atau alat ukur yang telah dikaji dan dibakukan
pengambilan,pengelolahan, dan penilaiannya). Sedangkan pengumpulan data
secara klinikal yaitu jika data dikumpulkan dengan cara yabg lentur atau
fleksibel dalam arti kata bahwa data yang dikumpulkan dari seseorang
berbeda dengan data yang dikumpulkan dari orang lain, tergantung pada orang
(psikolog) yang mengumpulkan data tersebut data yang dianggap perlu di
kumpulkan dari seseorang dapat berbeda macamnya dengan data yang
dianggap perlu dikumpulkan dari orang lain (misalnya pada wawancara
seleksi dengan A,dirasakan perlu mengetahui lebih dalam tentang hubungan
antara anggota keluarga karena diduga berpengaruh besar pada prestasi
pekerjaannya, sementara pada wawancara dengan B, dirasakan penting
mengetahui lebih banyak tentang prestasinya atau pengalaman organisasinya).
(Holt et al., 2019)
10.) Stress kerja yaitu merujuk pada pengalaman stre yang dialami saat bekerja,
sumber utama stress kerja yaitu konflik peran. Konflik peran dapat terjadi
ketika seseorang berusaha memenuhi terutama lebih dari satu peran hidup.
Beban kerja menjadi sesuatu yang kronis individu dapat menjadi korban
kejenuhan kerja sebuah kondisi psikologis di mana individu merasa Lelah
secara emosional dan memiliki sedikit motivasi untuk bekerja. Burnout dapat
mencakup perasaan terekploitasi namun tidak dihargai, serta menyebabkan
depersonalisasi,kebingungan,kekhawatiran dan rasa tidak suka kepada
pekerjaan. Sedangkan kinerja yaitu dapat didefinisikan sebagai tingkat
keberhasilan seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya dapat dijelaskan
bahwa kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerjaan dalam
pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan.
(Science, n.d.)
11.) Behaviorstik adalah suatu pandangan teoritis yang beranggapan bahwa
persoalan psikologi adalah tingah laku, tanpa mengaitkan konsepsi-konsepsi
mengenai kesadaran dan mentalitas. Pendekatan behavioristik juga bisa disebut
dengan pendekatan tingah laku.contohnya yaitu yang pertama manusia
memiliki potensi untuk segala jenis perilaku, dan yang kedua manusia dapat
mempengaruhi perilaku orang lain sebagaimana perilakunya juga dipengaruhi
oleh orang lain. (Science, n.d.)
12.) Sudut pandang ini menganggap konsumen sebagai cognitive man atau sebagai
problem solver. Menurut pandangan ini konsumen merupakan pengolah
informasi yang senantiasa mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk
dan gerai. Pengolahan informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan,
selanjutnya terjadi inisitif untuk membeli dan menolak produk, jadi cognitive
man dapat diibaratkan berdiri diantara economic man dan passive man.
Cognitive man juga mempunyai pola respons tertentu terhadap informasi yang
berlebihan dan sering kali mengambil keputusannya untuk sampai pada
keputusan yang memuaskan. (Onainor, 2019)