Anda di halaman 1dari 11

Tugas Individu ke-3

Nama : Adi Masito


NPM : 23310601077
MK/Topik : Hakikat Manusia
Dosen Pengampu : Reni Ferlitasari

A. Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial


Manusia sebagai makhluk individu memiliki keunikan tersendiri yang
membedakannya dari makhluk hidup lainnya. Secara fisik, manusia sama dengan
makhluk hidup lainnya, tetapi secara khusus, manusia berbeda dengan makhluk
lainnya karena manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan menjadi makhluk paling
sempurna dengan akal yang dimilikinya. Penciptaan akal yang dimiliki manusia dapat
membantunya menyebut atau mengategorikan sesuatu dan membuat sebuah konsep
sehingga memiliki kemampuan untuk berpikir. Kebutuhan manusia terbagi menjadi
dua, yakni kebutuhan kebendaan dan kebutuhan rohani. Kebutuhan kebendaan
mencakup dua hal, yakni jasmani dan biologis. Sementara kebutuhan rohani mencakup
mental dan psikologi. Kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow terbagi menjadi
lima, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan perlindungan, kebutuhan
sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Meskipun manusia
sebagai makhluk individu, manusia tidak bisa hidup seorang diri karena manusia
diciptakan sebagai makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dan bantuan dari
orang lain dalam kehidupan sehari-harinya.
Individu adalah manusia yang memiliki kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai
manusia “perseorangan” atau “orang seorang” yang memiliki keunikan. Setiap
manusia memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis
sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan
tersendiri. Sekalipun orang itu terlahir secara kembar, mereka tidak ada yang memiliki
ciri fisik dan psikis yang persis sama. Setiap anggota fisik manusia tidak ada yang
persis sama, meskipun sama-sama terlahir sebagai manusia kembar (Setiadi dkk,
2008).

Setiap manusia memiliki ciri khas yang berbeda. Baik itu ciri fisik maupun ciri
psikisnya. Tidak mungkin seorang manusia memiliki ciri khas yang sama persis
dengan orang lain. bahkan seseorang yang di katakan kembar identik pun pasti
memiliki ciri khas yang berbeda, misal dari sidik jarinya. Keunikan dan ciri khas
masing-masing orang itulah yang dijadikan faktor pembeda antara manusia yang satu
dengan manusia yang lain.

Walaupun secara umum manusia itu memiliki perangkat fisik yang sama, tetapi kalau
perhatian kita tujukan pada hal yang lebih detail, maka akan terdapat perbedaan-
perbedaan. Perbedaan itu terletak pada bentuk, ukuran, sifat, dan lain-lainnya. Kita
dapat membedakan seseorang dari orang lainnya berdasarkan perbedaan-perbedaan
yang ada, baik pada perbedaan fisik maupun psikis. Begitu pula dalam kumpulan atau
kerumunan ribuan atau jutaan manusia, kita tetap dapat mengenali seseorang yang
sudah kita kenal karena memiliki ciri fisik yang sudah kita kenal. Seperti di tengah-
tengah pasar yang penuh orang atau di lapangan di mana berkumpul ribuan orang, kita
akan dapat mengenali orang yang sudah kita kenal. Sebaliknya, bila hal terjadi pada
kumpulan atau kerumunan hewan atau binatang, sulit bagi kita untuk mengenali satu
hewan di tengah ribuan hewan yang sejenis (Suratman dkk, 2013).

Ciri-ciri seseorang tidak hanya bisa dilihat melalui fisiknya saja, tetapi juga dapat
dilihat dari sifatnya dan karakter seseorang tersebut. Jika dilihat dari fisiknya,
seseorang dapat dibedakan menjadi orang yang gemuk, orang yang kurus, tinggi,
langsing, pendek, mancung, tidak mancung, bermata sipit, bermata bundar, berkulit
putih, hitam atau berkulit sawo matang. Jika dilihat dari sifatnya, seseorang dapat
dibedakan menjadi orang yang penyabar, pendiam, cerewet, sombong, pemalas, rajin
dan lainnya.
Dalam bahasa Inggris kata masyarakat disebut society, asal katanya socius
yang berarti kawan. Adapun kata masyarakat berasal dari bahasa Arab yaitu syirk,
artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk-bentuk aturan
hidup yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh
unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan
(Soelaeman, 1989).

Dalam masyarakat manusia tidaklah dapat hidup sendiri. Mereka hidup


berinteraksi dengan orang lain. Dalam interaksi itulah manusia harusnya memiliki
suatu etika hidup bermasyarakat. Etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-
norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya. Nilai erat hubungannya dengan masyarakat, baik dalam bidang etika
yang mengatur kehidupan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Manusia sebagai
makhluk yang bernilai akan memaknai nilai sebagai suatu yang objektif, apabila ia
memandang nilai itu ada tanpa ada yang menilainya, tetapi ada sebagian sesuatu yang
ada dan menuntun manusia dan kehidupannya. Jadi nilai memang tidak akan ada dan
tidak akan hadir tanpa hadirnya penilaian. Oleh karena itu nilai melekat dengan subjek
penilaian (Hartomo, 1997).

Unsur masyarakat yang melekat adalah kebudayaan. Dimana budaya yang


timbul dalam masyarakat dapat berupa tradisi, nilai, norma, upacara-upacara yang
sudah melekat dalam interaksi sosial warga masyarakat. Manusia sejak ia lahir selalu
terikat dengan masyarakat. Masyarakat di sini dapat dihitung dari konteks masalah
lingkungan. Sejak lahir manusia akan selalu berkaitan dengan lingkungan sekitarnya.
Setiap masyarakat akan menerima pengaruh dari lingkungan sosial yang disebut
masyarakat.

Penyebab manusia hidup bermasyarakat dan berinteraksi dengan orang lain


yaitu karena seseorang harus bergaul dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan itu dapat
terwujud manakala seorang individu berbicara, berinteraksi dan saling berhubungan
dengan masyarakat lain agar terciptanya lingkungan sosial atau interaksi sosial dalam
masyarakat.

Interaksi adalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling


mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam
kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain. Unsur
saling memerlukan muncul karena setiap manusia sebagai anggota masyarakat tidak
bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhannya tanpa bantuan anggota lainnya. Jadi ada
saling ketergantungan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologisnya. Dan
disinilah sesungguhnya makna manusia sebagai makhluk sosial (Suratman dkk, 2013).

Faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial yaitu:


a) Faktor imitasi (peniruan)
Imitasi adalah proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui
sikap, penampilan, gaya hidup atau apa saja yang dimiliki oleh orang lain tersebut.
Misalnya seorang anak meniru kebiasaan-kebiasaan orang tuanya, baik cara berbicara
atau tutur kata, cara berjalan, cara berpakaian dan sebagainya. Proses imitasi yang
dilakukan oleh seseorang berkembang dari lingkup keluarga kepada lingkup
lingkungan yang lebih luas, seperti lingkungan tetangga, lingkungan sekolah dan
lingkungan kerja, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan pergaulan orang
tersebut. ruang lingkup imitasi menjadi semakin luas seiring dengan berkembangnya
media massa terutama media audio-visual (Herimanto, 2011).

Proses imitasi dapat berlangsung terhadap hal-hal yang positif maupun negatif, maka
pengaruhnya terhadap interaksi sosial juga dapat positif maupun negatif. Apabila
imitasi berlangsung terhadap cara-cara atau hal-hal yang positif maka akan
menghasilkan interaksi sosial yang berlangsung dalam keteraturan, sebaliknya apabila
imitasi berlangsung terhadap cara-cara atau hal-hal yang negatif, maka akan berperan
besar terhadap munculnya proses-proses interaksi sosial yang negatif (Herimanto,
2011).
b) Identifikasi (menyamakan ciri)
Identifikasi adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
untuk menjadi sama (identik) dengan seseorang atau sekelompok orang lain.
Identifikasi dapat dinyatakan sebagai proses yang lebih dalam atau lebih lanjut dari
imitasi. Apabila pada imitasi orang hanya meniru cara yang dilakukan oleh orang lain,
maka dalam identifikasi ini orang tidak hanya meniru tetapi mengidentikkan dirinya
dengan orang lain tersebut. dalam identifikasi yang terjadi tidak sekedar peniruan pola
atau cara, namun melibatkan proses kejiwaan yang dalam (Herimanto, 2011).

c) Sugesti (diterimanya suatu sikap atau tindakan secara emosional)


Sugesti adalah rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan oleh seseorang
kepada individu lain sehingga orang yang dipengaruhi tersebut menerima pengaruh
tersebut secara emosional, tanpa berfikir lagi secara kritis dan rasional. Sugesti dapat
diberikan dari seorang individu kepada kelompok, kelompok kepada individu ataupun
kelompok terhadap kelompok. Wujud sugesti dapat bermacam-macam, dapat berupa
tindakan, sikap perilaku, pendapat, saran dan pemikiran (Herimanto, 2011).

d). Simpati (kemampuan merasakan diri dalam keadaan orang lain)


Simpati adalah suatu proses ketika seorang individu atau sekelompok individu tertarik
kepada (merasakan diri) dalam keadaan orang atau kelompok orang lain sedemikian
rupa sehingga menyentuh jiwa dan perasaannya. Dinyatakan sedemikian rupa karena
dapat terjadi bagi jiwa dan perasaan orang lain, keadaan tersebut biasa-biasa saja,
artinya tidak menimbulkan simpati. Karena merupakan proses kejiwaan,
berlangsungnya tidak selalu mudah dipahami secara rasional (Herimanto, 2011).
B. Manusia Sebagai Makhluk Jasmani dan Rohani
Manusia sebagai makhluk jasmani dan rohani memiliki arti bahwa manusia
memiliki dua unsur yang saling berkaitan, yaitu unsur jasmani dan unsur rohani. Unsur
jasmani merupakan segala sesuatu yang dapat dilihat, dipegang, dan dinikmati, seperti
fisik, raga, dan badan. Kebutuhan jasmani manusia terdiri dari kebutuhan primer dan
kebutuhan turunan dari kebutuhan primer tersebut. Kebutuhan primer jasmani
manusia meliputi makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal. Sedangkan
kebutuhan turunan dari kebutuhan primer tersebut meliputi kebutuhan akan makanan
atau minuman tertentu, busana model tertentu, dan tempat tinggal dengan bentuk dan
ukuran tertentu. Unsur rohani selalu dihubungkan dengan roh, jiwa, nyawa, dan
perasaan. Kebutuhan rohani berhubungan dengan kesehatan jiwa manusia sehingga
dapat memberikan kepuasan batin. Kebutuhan rohani manusia meliputi pendidikan,
kesenian, rekreasi, dan ketika seseorang mengalami stres. Dalam pandangan Islam,
manusia terdiri dari unsur jasmani dan unsur rohani. Tubuh manusia berasal dari
materi dan mempunyai kebutuhan-kebutuhan materiil, sedangkan roh manusia bersifat
immateri dan mempunyai kebutuhan immateri (spiritual). Kedua unsur tersebut saling
berkaitan dan mempengaruhi kehidupan manusia secara keseluruhan.

Manusia sebagai makhluk jasmani dan rohanimanusia berjasad sama dengan


makhluk lainnya (hewan). Tapi, ada perbedaan prinsip,sedemikian prinsip tersebut
menjadi hakikat dirinya, socrates (470 399) sebagian hakikatmanusia ialah makhluk
yang ingin tahu dan untuk itu harus ada yang membantunya bertindaksebagai bidan
yang membantu keluar dari rahimnya. Plato mengatakan hakikat manusia ituada dua,
yaitu; rasio dan kesenangan dan keduanya saling bertentangan dan tarik menarik,lebih
jauh ia sampaikan jiwa manusia terdiri dari tiga elemen, yaitu roh, nafsu dan akal.
Renedescartes menganggap akal adalah menempati posisi sentral sebagai hakikat
manusia.thomas hobbes hakikat manusia adalah kontrak sosial oleh sebab itu setiap
manusiaharus menghargai dan menjaga hak orang lain. John locke, (1623 1704),
dengan teoritabularasanya mengatakan hal terpenting dan sangat berpengaruh pada
kehidupan manusiaadalah pengalaman (faktor eksternal). Immanuel kant (1724 1804)
manusia adalah makhlukrasional yang bebas bertindak berdasarkan alasan moral.
Dalam pandangannya segalaaktivitas manusia pasti berdasarkan alasan-alasan
tertentu.imam al-ghazali dalam saeful anwar, manusia adalah manusia yang terbentuk
darijasad dan roh dengan potensi dan naluri tertentu, yang berwujud sebagai
identitasketunggalan dalam mutlaknya kebersamaan dan berfungsi sebagai abdi
sekaligus khalifahdimuka bumi. Ia diciptakan pada posisi diantara hewan dan malaikat
dan mengandung sifatsifat kehewanan, kesetanan, kemalaikatan, dan ketuhanan.
Sedangkan hakikat manusia adalahrohnya sedangkan badan merupakan kendaraannya
sedangkan potensi-potensi dan nalurinalurinya merupakan alat kelengkapannya yang
tunduk pada akal komfulsif. Dankesempurnaan manusia terletak pada akalnya dan
menangkap esensi segala sesuatu sesuairealitasnya.dari pengertian tersebut manusia
adalah makhluk yang multi dimensi dengan segalapotensi dan daya yang dimilikinya
ia mampu mendesain hidupnya sendiri, mulyadhikartanegara lebih jauh katakan
manusia adalah mikrokosmos yang didalamnya terkandungsegala unsur yang ada
dalam kosmos,. Artinya, manusia adalah puncak dari segala ciptaan,dalam hadits qudsi
allah sampaikan kalau bukan karenamu, tidak akan kuciptakan alamsemesta ini .al-
quran menegaskan unsur-unsur manusia sebagai makhluk jasmani (material);

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan allah kepadamu (kebahagiaan)negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi
danberbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana allah telah berbuat baik
kepadamu, danjanganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
allah tidak menyukaiorang-orang yang berbuat kerusakan. (qs. Alqashash: 77)

Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,
makandan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya allah tidak
menyukai orangorang yang berlebih-lebihan.( qs. Al-araf: 31)manusia tersusun dari
organ-organ fisik sebagaimana hewan, artinya jasmanimerupakan salah satu esensi
manusia, dalam hakikat manusia lanjut ahmad tafsir salah satuaspek terpentingnya
adalah akal, yang dalam al-quran disebut dalam berbagai kosa katauntuk mewakili
konsep akal, diantaranya kata nazara, tadabbara, tafakkara, faqiha,tadzakkara, fahima,
aqala. Selanjutnya merujuk pada abdul fattah jalal, kata aqala denganberbagai
turunannya dalam al-quran banyak memakai bentuk fiilnya, mengindikasikanpada
proses berpikirnya bukan bentuk/bendanya, terdapat pada 49 tempat, hal
inimempertegas bahwa akal/berpikir adalah salah satu unsur manusia hakiki. Selain
dua unsurhakikat manusia adalah roh atau rohani, aspek rohaniyah ini menjadi penentu
kualitas dankemuliaannya, karena kedua aspek yang lain jasmani dan akal sangat
ditentukan unsurrohaniyahnya. Kehilangan rohaniyahnya manusia sama dengan
binatang atau bahkan lebihrendah dari hewan

Dan sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka jahanam kebanyakan dari jin
danmanusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayatallah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
melihat (tandatanda kekuasaan allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannyauntuk mendengar (ayat-ayat allah). Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan merekalebih sesat lagi. Mereka itulah orangorang yang lalai. (qs. Al-
araf: 179).

C. Manusia Sebagai Makhluk Mensejarah


Manusia adalah makhluk mensejarah yang telah melalui perkembangan dan
transformasi selama ribuan tahun. Evolusi manusia dimulai dari nenek moyang
primata yang tinggal di Afrika, dan melalui perjalanan panjang ini, manusia modern
telah mengalami perubahan fisik, kognitif, dan budaya yang signifikan.

Dalam aspek fisik, manusia mengalami evolusi dan adaptasi untuk berdiri tegak,
mengembangkan otak yang lebih besar, dan memperoleh keterampilan tangan yang
canggih. Perubahan ini memungkinkan manusia untuk mengembangkan alat-alat,
teknologi, dan keahlian yang membedakan mereka dari makhluk lain di bumi.
Di samping perubahan fisik, manusia juga mengalami perkembangan kognitif yang
mencakup peningkatan kapasitas otak, perkembangan bahasa, dan kemampuan untuk
berpikir abstrak. Kemampuan ini membuka jalan bagi perkembangan budaya yang
kompleks, termasuk sistem kepercayaan, seni, agama, dan ilmu pengetahuan.

Perkembangan budaya manusia terkait erat dengan perkembangan bahasa. Bahasa


memungkinkan manusia untuk menyimpan, mewariskan, dan menyebarkan
pengetahuan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Manusia membangun
masyarakat, menciptakan peradaban, dan membentuk organisasi sosial yang
kompleks.

Seiring berjalannya waktu, manusia mencapai tonggak sejarah penting, seperti


Revolusi Neolitikum yang mengawali pertanian dan permukiman tetap, munculnya
peradaban-peradaban kuno di Mesopotamia, Mesir, India, dan Tiongkok, hingga
Revolusi Industri yang mengubah fundamental cara manusia hidup dan bekerja.

Manusia juga terlibat dalam konflik dan kolaborasi, membentuk negara, menciptakan
undang-undang, dan mendukung nilai-nilai yang membentuk landasan etika dan
moralitas. Dalam konteks sejarah, manusia telah belajar dari pengalaman masa lalu,
mengembangkan pemikiran filosofis, dan memajukan pengetahuan dan teknologi
untuk meningkatkan kualitas hidup.

Secara keseluruhan, manusia sebagai makhluk mensejarah adalah hasil dari evolusi
biologis, perkembangan kognitif, dan kompleksitas budaya. Perjalanan sejarah
manusia mencerminkan adaptasi, inovasi, dan aspirasi untuk meningkatkan kehidupan
dan memahami tempat mereka di dunia.

Manusia merupakan makhluk menyejarah (human historical) sekaligus makhluk


berbudaya (human cultural). Berbicara tentang manusia berarti berbicara tentang
sejarah dan perkembangan peradaban kebudayaan manusiaitu sendiri. Dalam konteks
kehidupan sosial, manusia memiliki struktur kebudayaannya masing-masing dan hal
ini terbangun dalam sebuah konteks hidup berbangsa atau bernegara. Setiap negara
memiliki keunikan dan keanekaragaman subsistem kehidupannya. Oleh karena itu,
bangsa yang majemuk adalah bangsa yang mempertahankan sejarah dan
keanekaragaman kebudayaan, sebagai bukti eksis atas hadirnya bangsa tersebut.
Realisasi konkret manusia yang hidup berbangsa adalah tidak mengabaikan produk-
produk kebudayaan yang dimilikinya dan melestarikannya secara konsisten atas nilai
kebudayaan tersebut. Manusia yang berbudaya dan menyejarah harus
merekonstruksikan hal yang sangat esensial dari nilai kebudayaan dengan tidak
menghilangkan unsur-unsur substansial di dalamnya. Sehingga, mempelajari dan
mengulas secara spesifik tentang kebudayaan merupakan salah satu cara untuk
mendapatkan hakikat makna, wujud serta fungsi yang dapat memberikan sumbangsih
atau konstribusi dalam ilmu pengetahuan.

Indonesia mempunyai salah satu ciri khas bila dibandingkan dengan negara Asia
lainnya, dalam hal ini keanekaragaman budaya, agama, bahasa dan suku
bangsanya.Setiap keanekaragaman tersebut selalu memiliki identitasnya tersendiri
dan tidak dapat dipersatukan

oleh kondisi fisik apapun.Dengan demikian, satu hal yang bisa memahami dan
mengenal setiap kanekaragaman tersebut adalah bahasa.

Bahasa berfungsi sebagai salah satu produk kebudayaan dan mampu menyatukan
keanekaragaman yang ada. Bahasa juga sebagai salah satu instrumen dalam mengenal
dan mengetahui tentang kebudayaan secara mendalam. Intinya bahwa, bahasa adalah
salah satu produk penting dari sebuah budaya. Konkretisasi dari keanekaragaman ini
merupakan pelestarian sejarah dalam konteks bahasa yang menunjukkan eksisnya
budaya tersebut.
Mempertahankan nilai-nilai fundamental dari keanekaragaman kebudayaan
merupakan suatu hal yang sulit. Oleh karena itu, peran serta masyarakat untuk
melestarikan nilai-nilai tersebut secara nyata, sangat penting. Misalnya, melalui
bahasa lisan, simbol, ataupun tulisan yang memiliki makna serta fungsi tertentu.
Indonesia memiliki banyak macam upacara adat,salah satunya adalah adat Ngembah
Belo Selambar Batak Karo. Penyelanggaran acara merupakan salah satu kegiatan yang
dipakai oleh berbagai masyarakat di Indonesia. Dan setiap suku sudah pasti
mempunyai cara dan proses yang berbeda dalam menjalankan acara
kebudayan.SepertihalnyapadamasyarakatKaro, terdapat berbagai bentuk upacara yang
berhubungan dengan acara kebudayaan mereka.

Reference

Edi Sumanto. (n.d.). Hubungan Esensi, Hakikat, dan Eksistensi Manusia (Sebuah
Kajian Filsafat Islam).

Gramedia Literasi. (n.d.). Pengertian dan Contoh Manusia sebagai Makhluk Sosial.

UINFAS Bengkulu. (2019). Pendahuluan Manusia adalah makhluk jasmani dan


rohani.

Online Learning UHAMKA. (n.d.). Manusia sebagai mahkluk individu dan makhluk
social.

Anwar, I. C. (2020). Pengertian Perubahan Sosial, Ciri-ciri, dan Faktor.

Anda mungkin juga menyukai