Anda di halaman 1dari 58

Yayang Romadanti

071511433048

Psikologi Sosial

Social Pshycology

Kepribadian Individu dengan Organisasi?

Personality Individual with Organization?

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

SOCIOLOGY DEPARTMENT

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

FACULTY SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE

UNIVERSITAS AIRLANGGA

AIRLANGGA UNIVERSITY
PENGANTAR

Dimana saja di dunia ini, tidak pernah manusia

hidup di dalam isolasi yang komplit, absolute dan

permanen. Apabila terjadi juga, bahwa ada manusia

yang terasing secara komplit, maka sifat pengasingan

terasing secara komplit. Kontak sosial itu diperlukan

secara psinsipal oleh manusia, karena hanya di dalam

kehidupan bersama dengan manusia sajalah, berkembang

potensi-potensi yang ada pada manusia itu menjadi satu

kepribadian. Dan kontak sosial itu diperlukan secara

terus menerus agar kepribadiannya dapat mengikuti

proses yang wajar (Harsojo, 1967:240).


Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu

yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku

tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya

terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok,

maupun organisasi). Perilaku organisasi juga dikenal

sebagai Studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah

bidang telaah akademik khusus yang mempelajari

organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari

ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan

psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi

ini adalah studi tentang Sumber daya manusia dan

psikologi industri serta perilaku organisasi.

Studi organisasi adalah telaah tentang pribadi dan

dinamika kelompok dan konteks organisasi, serta sifat

organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berinteraksi

dalam organisasi, banyak faktor yang ikut bermain. Studi


organisasi berusaha untuk memahami dan menyusun

model-model dari faktor-faktor ini. Seperti halnya

dengan semua ilmu sosial, perilaku organisasi berusaha

untuk mengontrol, memprediksikan, dan menjelaskan.

Namun ada sejumlah kontroversi mengenai dampak etis

dari pemusatan perhatian terhadap perilaku pekerja.

Karena itu, perilaku organisasi (dan studi yang

berdekatan dengannya, yaitu psikologi industri) kadang-

kadang dituduh telah menjadi alat ilmiah bagi pihak

yang berkuasa. Terlepas dari tuduhan-tuduhan itu,

Perilaku Organisasi dapat memainkan peranan penting

dalam perkembangan organisasi dan keberhasilan kerja.

Individu berasal dari kata yunani yaitu

“individium” yang artinya “tidak terbagi”. Dalam ilmu

sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan

kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang peranan


dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan

kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia

perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Maka

dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang

memiliki peranan khas atau spesifik dalam

kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu

yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah,

dan aspek sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling

berhubungan. Apabila salah satu rusak maka akan

merusak aspek lainnya.

Berkaitannya antar individu dengan individu

lainnya, maka menjadi lebih bermakna manusia apabila

pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku

massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatkan

ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada

dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau


aktualisasi diri. Dalam proses ini maka individu

terbebani berbagai peranan yang berasal dari kondisi

kebersamaan hidup, yang akhirnya muncul suatu

kelompok yang akan menentukan kemantapan satu

masyarakat. Individu dalam tingkah laku menurut pola

pribadinya ada tiga kemungkinan: pertama menyimpang

dari norma kolektif kehilangan individualitasnya. Kedua

takluk terhadap kolektif, dan ketiga mempengaruhi

masyarakat. (Hartomo, 2004: 64). Dengan demikian

manusia merupakan mahluk individual tidak hanya

dalam arti keseluruhan jiwa-raga, tetapi merupakan

pribadi yang khas, menurut corak kepribadiannya dan

kecakapannya. Individu mempunyai ciri-ciri memiliki

suatu pikiran dan diri. Dimana individu sanggup

menetapkan kenyataan, interprestasi situasi, menetapkan

aksi dari luar dan dalam dirinya. Dapat diartikan sebagai


proses komunikasi individu dalam berinteraksi dan

berhubungan.

Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa

adanya suatu masyarakat yang menjadi latar individu

tersebut ditandai dengan dimana individu tersebut

berusaha menempatkan perilaku pada dirinya sesuai

dengan norma dan kebudayaan lingkungan tersebut ,

seperti di Indonesia individunya menjunjung tinggi

perilaku sopan santun, dan beretika dalam bersosialisasi.

Individu selalu berada didalam kelompok, peranan

kelompok tersebut adalah untuk mematangkan individu

tersebut menjadi seorang pribadi. Dimana prosesnya

tergantung terhadap kelompok dan lingkungan dapat

menjadi faktor pendukung proses juga dapat menjadi

penghambat proses menjadi suatu pribadi. Faktor

pendukung dan faktor penghambat juga dapat


berdasarkan individu itu sendiri. Kumpulan dari

beberapa invidu dapat dikatakan sebagai kelompok.

Sulit untuk berpikir tentang diri sendiri tanpa

mengacu kepada orang-orang. Meskipun konsep yang

sangat tampak menunjukkan individualisme, diri tetaplah

tidak lengkap tanpa mengakui maupun melakukan

interaksi kita dengan orang lain.Orang sering

menggambarkan diri mereka dalam hal hubungan

(suami, anak, ibu) atau sebagai anggota profesi (dan

dengan demikian sebagai anggota dari kelompok sosial).

Harga diri mencerminkan apa yang dipikirkan orang lain

(Leary, Tambor, Terdal, & Downs, 1995). Upaya

pengendalian diri bisa mendapatkan keuntungan ataupun

merugikan orang lain (Misalnya, merokok dan minum;

Baumeister, Heatherton, & Tice, 1994). Perilaku orang

dapat secara radikal dipengaruhi oleh sosial baik


penolakan atau pengecualian (Twenge, Baumeister, Tice,

& Stucke, 2001; K. D. Williams, Cheung, & Choi, 2000).

diri tidak dapat berkembang dan berkembang jika

terisolasi. Orang belajar dari siapa dan apa yang mereka

dari orang lain, dan mereka selalu memiliki identitas

sebagai anggota kelompok sosial.

Dengan cara yang sama, hubungan pribadi yang

dekat dan kuat mungkin penting untuk pengembangan

kepribadian. Seorang manusia yang menghabiskan

seluruh hidupnya dalam isolasi sosial akan terhambat

dan mengalami kekurangan diri.

Selain itu, diri secara naluri berhubungan antarpribadi,

karena hubungan dengan orang lain adalah bagian dari

apa diri dibangun, digunakan, diubah, dan dipertahankan

sebagai cara untuk menghubungkan organisme individu

untuk anggota lain dari spesiesnya. Dengan ini kita tidak


dapat mengajukan suatu hormon misterius yang

menjadikan diri untuk melayani keperluan sendiri.

Sebaliknya, kita mulai dengan mengakui bahwa

kebutuhan untuk hidup manusia mendasar adalah

melayani tujuan biologis bawaan hidup dan reproduksi

(lihat Baumeister & Leary, 1995), dan sebagai

mekanisme psikologis seperti diri cenderung dibentuk

untuk membina hubungan interpersonal. Biologis evolusi

spesies mungkin didirikan secara kognitif dan menjadi

dasar motivasi diri, dan juga pengalaman individu dalam

konteks sosial secara langsung didasarkan pada basis

untuk membentuk diri dengan cara-cara yang mengarah

untuk membangun dan mempertahankan beberapa

obligasi sosial yang penting.


Jika tidak ada yang suka Anda, kemungkinan

besar bahwa Anda akan mulai bertanya "Apa yang salah

dengan saya "-? dan membuat perubahan untuk diri

ketika Anda mendapatkan beberapa jawaban. Kita akan

membahas bagaimana diri individu mempengaruhi orang

lain dan bagaimana orang lain mempengaruhi diri

individu. Diri antarpribadi adalah satu dari tiga aspek

utama dari (Baumeister, 1998). Dua aspek utama lainnya

adalah Pengalaman kesadaran refleksif, yang melibatkan

makhluk sadar diri dan membangun struktur

pengetahuan (termasuk konsep diri dan harga diri)

tentang diri, dan fungsi eksekutif, yang mengontrol

keputusan dan tindakan diri.

Setiap individu memiliki sifat yang unik.

Satu orang dengan orang yang lain memiliki

kepribadian yang berbeda. Kepribadian menunjuk pada


pengaturan sikap sikap seseorang untuk bertindak,

berpikir, merasakan, cara berhubungan dengan orang

lain, dan cara seseorang menghadapi masalah.

Kepribadian sendiri terbentuk melalui proses sosialisasi

yang panjang sejak kita dilahirkan. Kepribadian

mencakup kebiasaan, sikap, dan sifat seseorang yang

bisa berubah dan berkembang seiring proses sosialisasi

yang dilakukan individu tersebut. Proses sosial adalah

setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu

jangka waktu yang sedemikian rupa hingga

menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku

dalam kehidupan masyarakat.Interaksi sosial merupakan

kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa

interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan

bersama.
Interaksi sosial merupakan syarat utama

terjadinya aktivitas sosial. Selain itu interaksi sosial

merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis

yang menyangkut hubungan antara orang perorangan,

kelompok dengan kelompok atau orang perorangan

dengan kelompok. Interaksi sosial telah terjadi karena

masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang

menyebabkan terjadinya perubahan dalam perasaan

maupun syarat orang-orang yang bersangkutan.

Interaksi sosial antara kelompok-kelompok

manusia terjadi pula di dalam masyarakat. Interaksi

tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara

kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok.

Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak

apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak. Interaksi

sosial tidak akan mungkin terjadi apabila manusia


mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu

yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem

interaksinya.

Bentuk umum proses sosial adalah interaksi

sosial(yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial)

karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya

aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan

hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang

menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan,

antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara

orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi

sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara

kelompok tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya

tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.


Secara sosiologis pengertian kelompok sosial

adalah suatu kumpulan orang-orang yang mempunyai

hubungan dan saling berinteraksi satu sama lain dan

dapat mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama.

Disamping itu terdapat beberapa definisi dari para ahli

mengenai kelompok sosial. Menurut Josep S Roucek

dan Roland S Warren kelompok sosial adalah suatu

kelompok yang meliputi dua atau lebih manusia, yang

diantara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang

dapat dipahami oleh para anggotanya atau orang lain

secara keseluruhan.

Kelompok-kelompok sosial merupakan himpunan

atau kesatuan manusia yang hidup bersama dan saling

berinteraksi. Untuk itu, setiap himpunan manusia agar

dapat dikatakan sebagai kelompok sosial, haruslah

memenuhi persyaratan sebagai berikut:


1. Setiap anggota kelompok memiliki kesadaran

bahwa dia merupakan bagian dari kelompok yang

bersangkutan.

2. Ada kesamaan faktor yang dimiliki anggota-

anggota kelompok itu sehingga hubungan antara

mereka bertambah erat. Faktor-faktor kesamaan

tersebut, antara lain

o Persamaan nasib

o Persamaan kepentingan

o Persamaan tujuan

o Persamaan ideologi politik

o Persamaan musuh

3. Kelompok sosial ini berstruktur, berkaidah, dan

mempunyai pola perilaku.

Kelompok sosial ini bersistem dan berproses.

Menurut bahasa kelompok sosial berasal dari bahasa


Inggris, yaitu " Social " yang berarti

sosial/kemasyarakatan dan " group " yang berarti

kelompok/golongan. Sedangkan menurut istilah

kelompok sosial yaitu sejumlah orang yang memiliki

norma-norma, nilai-nilai, serta harapan yang sama, yang

secara sengaja dan teratur saling berinteraksi dan

mempunyai kesadaran diri sebagai anggota kelompok

yang diakui oleh pihak luar. Jadi, Kelompok sosial itu

bisa terbentuk apabila mereka memiliki kesamaan

kepentingan, tujuan, serta untuk memenuhi peran sosial,

karena kelompok social yang ada dalam masyarakat

memainkan peran yang sangat penting dalam struktur

sosial.

Manusia pada umumnya malas, atau manusia hanya

menginginkan suatu kesempatan untuk membuktikan

apa yang bisa mereka kerjakan. Tiga asumsi dasar


mengenai manusia. Saat kita mengajukan pertanyaan

tentang bermacam-macam manusia: “Apakah kebenaran

yang mendasar dan tanpa kecuali tentang perilaku

manusia?” kepada para mahasiswa, anggota serikat

buruh, insinyur, arsitek, guru dan dokter.

Pertama adalah pandangan tentang sebab-akibat

(causality) yaitu suatu pendapat bahwa perilaku manusia

itu ada sebabnya, sebagaimana perilaku benda-benda

alam yang disebabkan oleh kekuatan yang bergerak pada

benda-benda alam tersebut. Kedua, adalah pandangan

tentang arah atau tujuan (directedness), yaitu bahwa

perilaku manusia tidak hanya disebabkan oleh sesuatu,

tetapi juga menuju kearah sesuatu, atau mengarah

kepada sesuatu, atau bahwa manusia pada hakekatnya

ingin menuju kepada sesuatu. Ketiga, konsep tentang

motivasi (motivation) yang melatarbelakangi perilaku,


yang dikenal juga sebagai suatu “desakan” atau

“keinginan” (want) atau “kebutuhan” (need) atau suatu

“dorongan” (drive).

Ketiga pandangan tersebut dapat merupakan

sumbangan bagi pemahaman tentang perilaku manusia.

Dengan bantuan pandangan-pandangan tersebut,

manusia bisa dipandang sebagai bagian dari suatu

permainan ganda dari motif ke arah perilaku dan

kemudian kearah tujuan.

Manusia itu sempurna, tetapi tak sama. Mereka

serupa di dalam hal bahwa perilaku mereka mempunyai

sebab, digerakkan oleh motivasi, terarah kepada suatu

tujuan dan perlengkapan fisik mereka secara umum

adalah sama. Macam-macam motif perilaku yang terjadi

di kehidupan antar manusia adalah berbeda. Maka


setidaknya dapat digolongkan dalam dua kelompok

besar. Sebagian timbul dari kebutuhan-kebutuhan, yang

pada dasarnya bersifat fisik dan “pokok” : kebutuhan

akan makanan, kebutuhan akan buang air kecil, buang

air besar, tidur, dan sebagainya. Senua ini merupakan

kebutuhan yang jelas dan tidak samar-samar, yakni

kebutuhan yang bersifat fisiologis; bersifat universal,

kebutuhan yang tidak dapat dibantah sebagai

pembawaan seseorang sejak lahir.

Namun tetapi golongan besar ke dua agak sukar di

definisikan. Kebutuhan-kebutuhan akan prestasi, status

dan “rasa bahwa ia termasuk dalam suatu kelonpok”,

lebih merupakan cirri-ciri kemanusiaan, dan sebagian

besar tidak segera dapat diamati pada bayi yang baru

lahir. Kebutuhan-kebutuhan tersebut juga tampak lebih


individualis bila dibandingkan kebutuhan-kebutuhan

fisik yang pokok.

Rintangan dalam diri manusia

Konflik dapat dianggap sebagai suatu golongan dari

frustasi, yaitu golongan yang ditandai oleh suatu

dorongan yang bergerak kedua arah pada waktu yang

sama. Situasi konflik adalah semacam situasi antara

wajah penggorengan dengan api, atau situasi keledai di

antara tumpukan-tumpukan jerami yang banyak. Situasi

itu mengharuskan seseorang memilih atau mengambil

keputusan. Dan golongan situasi psikologis ini

melatarbelakangi baik gangguan emosional yang besar

maupun hal-hal yang tidak rasional dalam pemecahan

persoalan setiap hari.


Konflik-konflik batin (internal conflics) terjadi pada

semua tingkat kepribadian dan pada semua derajat

kepentingan. Sebagian merupakan konflik-konflik kecil.

Dan juga, sebagian besar dari kita mengalami konflik

yang tidak terbilang banyaknya dalam perjalanan hidup

sehari-hari, yaitu konflik-konflik yang berhasil kita

pecahkan dalam kurun waktu yang singkat dan tanpa

bekas luka yang menetap.

Konflik antar individu didalam organisasi. Sebagian

besar pengawasan adalah suatu usaha untuk

mengendalikan orang-orang lain melalui penggunaan

konflik. Misalnya, ancaman disiplin untuk mencegah

beberapa perilaku yang tidak diharapkan adalah suatu

usaha untuk memasukkan suatu konflik kedalam dunia

persepsi orang lain. Pengendalian konflik semacam itu

tidak dapat digolongkan begitu saja sebagai baik dan


buruk. Konflik-konflik tersebut kebanyakan berasal dari

luar (external) terhadap kepribadian. Tetapi sejauh orang

mungkin menganggap bahwa peraturan-peraturan

merupakan tantangan bagi otonomi dasar mereka,

reaksinya mungkin menjadi semakin kuat.

Penggunaan konflik sebagai alat untuk

mengendalikan perilaku dapat menjadi lebih serius.

Misalnya,sebagai pengganti ancaman disiplin, kita

mencoba mengembangkan perasaan-perasaan yang

positif seperti “kesetiaan maupun tugas berperusahaan”

kepada karyawan terhadap perusahaan. Apabila berhasil,

berarti saat ini kita sedang membina konflik-konflik di

dalam orang itu (internal). Banyak tempat di dalam

industri di mana seseorang mungkin menemukan

konflik-konflik emosional jangka panjang secara serius.

Banyak dari konflik ini berpusat pada keinginan-


keinginan akan kebebasan dan otonomi di satu pihak

melawan keinginan-keinginan akan ketergantungan dan

dukungan moril di pihak lain. Pola keseluruhan dari

organisasi industri mendorong timbulnya jenis konflik

semacam ini. Menurut definisi bawahan adalah

tergantung kepada para atasan mereka. Oleh karenanya,

para bawahan terpaksa merasakan dua perasaan yang

bertentangan (ambivalent) sampai pada taraf tertentu,

misalnya secara tidak enak terikat namun merasa senang

karena dilindungi.

Kadang-kadang seseorang menemukan individu-

individu yang berusaha untuk mencapai keseimbangan

antara kebutuhan-kebutuhan mereka akan otonomi dan

ketergantungan, mungkin dengan menemukan suatu

pekerjaan yang khusus pada suatu tingkat tertentu yang

memuaskan kedua kebutuhan tersebut – misalnya suatu


pekerjaan sebagai pembantu dari atasan yang

mempunyai kekuasaan yang besar. Terkadang pula,

suatu pekerjaan menuntut seseorang untuk melakukan

aktivitas yang tidak sesuai dengan konsepsinya tentang

apa yang benar, apa yang layak dan apa yang pantas

baginya sebagai seorang anggota masyarakat.

Masalah konflik nampak merupakan salah satu

kekacuan didalam alam itu sendiri. Jika perkembangan

manusia seluruhnya teratur, mungkin sistem kebutuhan

dari seorang individu akan sangat dirancang sehingga

tidak pernah ada dua kebutuhan yng secara serempak

bertentangan satu sama lain. Tetapi orang tidak tumbuh

dengan sesuatu sistem kebutuhan-kebutuhan yang

terintegrasi dengan baik semacam itu. Sebaliknya, sejak

permulaan mereka nampak mengembangkan kebutuhan-

kebutuhan yang saling bertentangan yang sering


menuntut pemuasan secera serempak. Orang-orang

menjadi lapar dan mengantuk pada saat yang sama;

mencintai dan membencil; mengalah atau tunduk.

Meskipun adanya kebutuhan-kebutuhan yang saling

bertentangan saja sudah menyebabkan konflik-konflik,

namun hal itu tidak menyebabkan kekuatan atau

perubahan dari reaksi-reaksi menjadi konflik. Apa yang

diperlukan untuk menimbulkan perbedaan-perbedaan

antar-pribadi ini adalah suatu dimensi tambahan di

dalam gambaran struktur kepribadian manusia. Kita

perlu memperkenalkan konsep tentang hati nurani,

tentang pengendalian dari dalam oleh orang itu sendiri

terhadap perilakunya sendiri.

Perkembangan hati nurani nampak melewati

beberapa tahap, dan anda sering dapat benar-benar


melihatnya pada seorang anak. Mula-mulai, anak itu

menghindari beberapa hal yang ingin ia lakukan karena

ia takut akan pembalasan-pembalasan dari orang tuanya.

Ketika ia mendapati dirinya dihukum karena

melemparkan susunya kepada Ibu, ia mungkin mulai

berpikir dua kali untuk melemparkannya. Lain kali

apabila dorongan yang sama timbul, ia mungkin

mencoba untuk melakukannya ketika Ibu sedang tidak

melihatnya.

Ini adalah hati nurani. Hati nurani adalah perbedaan

antara orang yang sadar akan hukum tetapi semata-mata

takut tertangkap dengan orang yang dirinya sendiri

merasa bahwa hukum adalah betul serta tepat dan

melanggarnya adalah salah secara moral. Maka

kebutuhan hati nurani yang dipelajari hanya dapat


dipuaskan dengan mengingkari kepuasan dari

kebutuhan-kebutuhan lain.

Proses-proses mengatasi konflik emosional ini –

yaitu usaha-usaha untuk mengatur kembali atau

mengurangi komunikasi yang baru masuk –

memupunyai persamaan dengan proses mengambil

keputusan dan memecahkan masalah, yang sama

pentingnya tetapi kurang bersifat emosional. Kali ini

harus memusatkan perhatian kepada masalah berpikir,

sehingga perlu membuat suatu jembatan antara segi

emosional dengan segi yang lain, yaitu segi pemecahan

masalah sehari-hari. Sebagian dari dilema yang

memerlukan penjelasan adalah masalah-masalah seperti

misalnya banyaknya keputusan yang jelas-jelas tidak

rasional bahkan yang realistis.


Perkembangan kepribadian individu memungkinkan

kebutuhan-kebutuhan yang saling berlawanan hidup

saling berdampingan secara damai. Situasi konflik

adalah situasi yang memerlukan keputusan antara

kebutuhan-kebutuhan yang saling berlawanan yang

hidup berdampingan secara damai semacam itu.

Konflik yang tak begitu mendalam tetapi sama

pentingnya terjadi dalam situasi-situasi pengambilan

keputusan sehari-hari. Di situ mekanisme emosional dan

mekanisme logis bercampur satu sama lain. Maka sering

menjadi sulit bagi kita untuk mengatakan seberapa jauh

hal-hal yang kita lakukan dalam suatu rangkaian

kegiatan adalah objektif serta logis dan seberapa jauh

merupakan usaha untuk memelihara keseimbangan dan

menghindarkan ketidakselarasan antara keyakinan-

keyakinan dan ide-ide yang saling berlawanan. Oleh


karena itu, apabila kita membuat suatu keputusan yang

sulit maka kita cenderung untuk menyusun dukungan

terhadap keputusan kita dan mencari sebanyak mungkin

alasan agar kita merasa bahwa kita berada di pihak yang

benar dalam menolak alternative lainnya.

Manusia tidak sepenuhnya rasional, tetapi mereka

juga bukannya tidak mampu berpikir dan belajar secara

layak dan secara sadar. Mereka dibekali dengan semua

perlengkapan yang mereka butuhkan; indera penerima

masukan, otot-otot penghasil tenaga, organ-organ

ingatan, motivasi, mekanisme pengambilan keputusan

dan mekanisme penentuan pemilihan. Baru pada akhir-

akhir ini kita bahkan telah hampir dapat melengkapi

mesin-mesin dengan semacam pembawaan-pembawaan

yang dimiliki oleh manusia, sehingga mesin-mesin itu


dapat melakukan beberapa tindakan intelektual

sebagaimana orang-orang yang kompeten.

Orang-orang yang berbeda satu sama lain di dalam

bahasa berpikir dan proses berpikir sama hal nya dengan

perbedaan mereka di dalam aspek-aspek kepribadian

lainnya. Pendidikan, khususnya pendidikan vokasional

dan profesional, cenderung menekankan pada bahasa

pemikiran tertentu, bahasa wujud (gambar) yang

tertentu, dan bahasa penghayatan (meraba dan merasa)

tertentu pula. Perbedaan proses berpikir dapat

digambarkan pada suatu skala yang berkisar dari analitik

ke imaginative.

Orang tidak hanya mengembangkan kebutuhan serta

gaya pemecahan masalah, tetapi mereka juga

mengembangkan keyakinan, pendapat, sikap dan nilai-


nilai. Sebagian orang percaya kepada Tuhan, sebagian

lagi ateis. Ada yang berpendapat bahwa tempat wanita di

dapur, tetapi ada pula yang berbaris untuk

memperjuangkan hak-hak wanita. Sebagian orang

percaya bahwa jika kita bekerja keras maka kita akan

maju; tetapi orang lain berpendapat bahwa bekerja

adalah semacam perbudakkan yang diciptakan oleh

perusahaan, namun demikian siapakah yang ingin maju

di dalam masayarakat yang matrealistis?

Orang memulai, merubah serta mngakhiri suatu

hubungan dengan jalan berkomunikasi satu sama lain.

Komunikasi adalah saluran mereka untuk mempengaruhi

serta mekanisme mereka untuk melakukan perubahan.

Akhir-akhir ini di dalam organisasi industri masalah

berkomunikasi tentang komunikasi telah menjadi

popular – yaitu berbicara dan menulis tentang


pentingnya komunikasi. Pembicaraan tentang

komunikasi adalah tepat sebab sebetulnya komunikasi

adalah merupakan suatu dimensi yang kritis dari

organisasi. Namun sayang bahwa sebagian besar

pembicaraan tentang komunikasi telah bersifat omong

kosong dan tidak dapat dimanfaatkan. Pertama-tama,

kata komunikasi telah dipergunakan untuk mengartikan

segala hal dari berpidato sampai berdagang. Kemudian

sebagian besar pembicaraan telah lebih bersifat teguran

daripada penjelasan.

Masyarakat yang sepenuh hati percaya kepada logika

dan akal mungkin akan enggan menerima kenyataan

bahwa sebagian orang lebih dipengaruhi oleh emosi

ketimbanga akal. Tetapi hal tersebut memberikan alasan

yang kuat agar kita bekerja dengan berpikir kea rah suatu

dunia yang lebih rasional. Akan tetapi, rasional segi yang


positif, bahkan segi yang layak dari emosionalitas. Tentu

saja ada saat-saat dalam kehidupan masing-masing

dimana tepat untuk berbuat tidak setia atau melepaskan

diri dari tanggung jawab moral.

Sebagian dari kita mempunyai “kekuasaan”, yaitu

wewenang. Ada pula jenis-jenis yang lain. Sebagian dari

kita mempunyai kekuasaan “keahlian”. Misalnya para

dokter. Sebagian dari kita mempunyai kekuasaan

“hubungan” – yaitu kekuasaan yang muncul dari

hubungan kita dengan orang-orang lain yang berkuasa.

Sebagian dari kita mempunyai kekuasaan “memaksa”

dan kekuasaan “memberi hadiah” – yaitu kekuasaan

untuk menghukum dan memberi hadiah kepada orang-

orang lain melalui pembagian sumber penghasilan yang

kita kuasai.
Wewenang adalah sebuah pengertian yang licin

untuk dibatasi. Pengertian wewenang terutama adalah

mengenai pangkat, peranan dan posisi yang resmi

sebagai alat untuk mengendalikan dan mempengaruhi

perilaku atau pribadi-pribadi lain.

Sebagai mana yang telah dikatakan wewenang juga

tampak sebagai suatu bentuk kekuasaan resmi, lagi-lagi

seperti pangkat kemiliteran, yang dapat secara resmi di

ubah atau di limpahkan, “mereka”, “pembesar top”,

seorang tinggi di atas, dapat mengubah pangkat

seseorang lainnya dan dengan sendirinya juga mengubah

wewenang orang lain.

Saat membicarakan tentang wewenang dari

pandangan orang yang di pimpin (bawahan) wewenang

nampak lebih bersifat psikologis; yaitu suatu mekanisme


untuk memberikan kepada bawahan hadiah dan

hukuman terhadap perilakunya. Bila melihat kepada

pemakai (wewenang) , wewenang tampak seperti suatu

mekanisme untuk melakukan koordinasi dan

pengendalian. Tetapi kekuasaan itu juga seringkali

meliputi kekuasaan terhadap orang lain, kekuasaan untuk

membatasi atau menghukum, dan kekuasaan untuk

memberi hadiah.

Pada taraf ini timbulah kesukaran, suatu organisasi

(atau seseorang yang berkuasa) tidak dapat melimpahkan

semua kekuasaan yang dimilikinya, sekalipun ia

mengehendakinnya. Seorang eksekutif kepala hanya

dapat melimpahkan beberapa jenis saja dari kekuasannya

dengan menyebutnya sebagai wewenang.


Sesungguhnya jika wewenang dipergunakan sebagai

alat untuk mempengaruhi perilaku, hal itu bukanlah demi

pengaruh tapi demi organisasi. Lagipula, bila sebagian

besar wewenang dipergunakan terlalu sering untuk

membatasi perilaku individu – dan dengan demikian

merintangi dan menimbulkan frustasi orang-orang – hal

itu disebabkan karena memang demikianlah halnya.

Organisasi-organisasi merupakan tempat di mana orang

tidak dapat melakukan hal yang sesuai dengan apa yang

mereka sukai, di mana orang dituntut untuk tunduk

kepada peraturan-peraturan dan pedoman-pedoman

pembatasan tertentu. Jika orang menyelesaikan proyek-

proyek hanya apabila mereka menyukainya atau

mengatakan apa saja yang mereka ingin katakana, maka

tidak ada organisasi yang dapat bertahan hidup terus

menerus.
Struktur resmi tampak sebagai suatu persamaan yang

jelas. Hukum, dalam beberapa hal merupakan ancaman

frustasi bagi seseorang di dalam masyarakat yang

melangkah di luar batas. Semua membutuhkan hukum,

sekalipun sebagian besar masyarakat patuh tanpa

ancaman.
Kesimpulan

Uraian kalimat diatas adalah serangkaian

kejadian maupun peristiwa bahkan konflik batin yang

saya rasa sering melanda jiwa jiwa manusia. Sehingga

diperlukan ketegasan dalam mengambil keputusan

dalam suatu kelompok maupun organisasi. Seperti yang

diucapkan Josep S Roucek dan Roland S Warren

kelompok sosial adalah suatu kelompok yang meliputi

dua atau lebih manusia, yang diantara mereka terdapat

beberapa pola interaksi yang dapat dipahami oleh para

anggotanya atau orang lain secara keseluruhan. Sehingga

di perlukan sebuah interaksi agar terjadi imbal balik

antara individu sendiri maupun organisasi. Tidak

seluruhnya organisasi dapat bermanfaat bagi individu,

ada segelintir individu yang merasa organisasi maupun

kelompok-kelompok sosial yang ada di sekitarnya dapat


mengganggu terutama pada kepribadiannya. Hal ini bisa

terjadi pada individu yang notabenenya memiliki

kepribadian yang cenderung pendiam atau anti-sosial.

Sehingga diperlukan proses penyelesaian konflik

emosional semacam ini.


Daftar Pustaka

Handbook of Psychology

Volume 5

Personality and Social Psychology

Chapter 11 – Social Cognition


Social Pshycology

English Version
INTRODUCTION

Anywhere in the world, never the man lives in complete

isolation, absolute and permanent. If there is, too, that no

man is alienated is complete, then the nature estranged

complete seclusion. Social contact is necessary in

psinsipal by humans, because only in coexistence with

humans alone, developing the potentials that exist in

humans it into one personality. And the social contact

that is required continuously so that his personality may

follow due process (Harsojo, 1967: 240).


The individual comes from the Greek word

"individum" meaning "undivided". In the social sciences

to understand the individual, regarding the nature of the

life and soul of the compound, plays a role in human

social life. Individuals are limited unity that is as

individual human beings rather than as whole human

beings. It can be concluded that the individual is a

human who has a role in a specific characteristic or

personality. And there are three aspects of the individual

that is the organic aspects of physical, psychological

aspects of spiritual and social aspects. Where these

aspects are interrelated. If one breaks down it will

damage other aspects.

Much to do between individuals and other

individuals, then it becomes more meaningful if the

pattern of human behavior is almost identical to the


behavior of the masses is concerned. Processes that

improve the characteristics of the person's individuality

to himself, called individualization process or self-

actualization. In this process, the individual burdened

with the various roles that come from living conditions

of togetherness, which finally emerged a group that will

determine the stability of the society. Individuals in their

personal behavior according to the pattern, there are

three possibilities: first deviates from the norm collective

loss of individuality. The second subject of the

collective, and the third affects the community.

(Hartomo, 2004: 64). Thus the individual human being

is a creature not only in the sense of the whole body and

soul, but it is a personal characteristic, according to the

style of his personality and skills. Individuals have the

characteristics to have a mind and self. Where people


could establish the fact, the interpretation of the

situation, set the action from the outside and inside of

him. Can be defined as individuals in the communication

process interact and relate.

Individuals will not be clearly identified without

the existence of a society is the background of the

individual where the individual is characterized by trying

to put on her behavior in accordance with the norms and

culture of the environment, such as in Indonesia upholds

individual behavioral manners and ethics in socializing.

Individuals always being in a group, the role of these

groups is to finalize the individual to become a person.

Wherein the process depends on the group and the

environment can be a factor supporting the process can

also be inhibiting the process of becoming a person.

Factors supporting and inhibiting factors may also be


based on the individual itself. A collection of some

invidual can be said as a group.

It's hard to think of yourself without reference to

the people. Although the concept is very visible show of

individualism, self remains incomplete without

recognizing nor do our interactions with frequent. People

describe themselves in terms of the relationship

(husband, son, mother) or as a member of a profession

(and thus as a member of a social group). Self-esteem

reflects what other people think (Leary, Tambor, Terdal,

& Downs, 1995). Self-control efforts can benefit or harm

to others (for example, smoking and drinking;

Baumeister, Heatherton, and Tice, 1994). The behavior

of people can be radically affected by either social

rejection or exclusion (Twenge, Baumeister, Tice, &

Stucke, 2001; K. D. Williams, Cheung, & Choi, 2000).


not able to grow and thrive if they are isolated. People

learn from who and what they are from others, and they

always have an identity as a member of a social group.

In the same way, a close personal relationship

and strong as possible is important for the development

of personality. A man who spent his entire life in social

isolation will be stunted and deprived themselves. In

addition, self instinctively associated interpersonal,

because the relationship with others is part of what the

self-built, used, modified, and maintained as a way to

connect the individual organism for other members of

their species. With this we can’t file a mysterious

hormone that is made to serve its own purposes. Instead,

we begin by recognizing that the fundamental human

need to live innate biological purpose is to serve the

survival and reproduction (see Baumeister & Leary,


1995), and as a psychological mechanism such as myself

tend formed to foster interpersonal relationships.

Biological evolution of species may be established

cognitively and became the basis of self-motivation, and

also the experience of the individual in a social context is

directly based on the base to form themselves in ways

that lead to building and maintaining some important

social bonds.

If nobody likes you, chances are that you will

start to ask "What's wrong with me" -? and make

changes to yourself when you get some answers. We will

discuss how the individual affects others and how others

affect the individual. Interpersonal self is one of the three

main aspects of the (Baumeister, 1998). Two other major

aspect is the experience of reflexive consciousness,

which involves being self-conscious and build


knowledge structures (including the self-concept and

self-esteem) about yourself, and executive function,

which controls the decisions and actions.

Each individual has unique properties. One

person with another who has a different personality.

Personality refers to setting the attitudes of a person to

act, think, feel, how to relate to others, and how one

deals with the problem. Its own personality formed

through a process of socialization that long since we

were born. Personality includes habits, attitudes, and the

nature of a person that can change and evolve as the

process of socialization that made the individual. Social

process is any social interaction that takes place within a

period of time in such a way to show the patterns of

behavior in relation repetition society . Social interaction


life is the key to all social life, because without social

interaction there can be not life together.

Social interaction is a key condition the

occurrence of social activity. Besides social interaction is

social relations dynamic regarding the relationship

between the individual, group by group or individual

with the group. Social interaction has occurred because

each aware of the other party caused by the change in

feeling or condition of the person concerned.

Social interaction between human groups also

occurred in the community. The interaction is more

striking when there is a clash between the interests of

individual interest groups. Social interactions only take

place between the parties in the event of a reaction to the

two sides. Social interaction will not be possible if the


man held a direct relationship with something that did

not affect the interaction system.

The general form of social process social

interactions (which can also be named as a social

process) for social iteration is the main condition the

social activities. Social interaction is social relations

dynamic concerning the relations between individuals,

between groups of people, as well as among individuals

with human groups. Social interaction between human

groups occurred between the groups as a whole and do

not usually involve private members.

The sociological understanding of the social

group is a collection of people who have a relationship

and interact with each other and can lead to feelings of

growing together. Besides, there are several definitions

of experts on social groups. According to Josep S


Roucek and Roland S Warren social group is a group

that includes two or more people, among whom there are

some patterns of interaction that can be understood by its

members or any other person as a whole.

Social group or entity is an assemblage of people who

live together and interact. To that end, any set of human

beings in order to be regarded as a social group, must

meet the following requirements:

1. Each member of the group becomes aware that

he is part of the group concerned.

2. There is a similarity factor owned by the

members of the group so that the relationship

between them more closely.

The similarity factors, among others


o Equation fate

o The same interest

o The equation of interest

o Equation political ideology

o Equation enemy

3. The social group is structured, helpful, and

have a pattern of behavior.

The social groups applying and proceed.

According to the language of social groups derived from

English, namely "Social" which means social / societal

and "group" means a group / class. Meanwhile,

according to the term social group, namely people who

share the norms, values, and expectations are the same,

which is deliberately and regularly interact and have a


sense of self as a member of a group that is recognized

by outsiders. Thus, the social group may form if they

have similar interests, objectives, and to fulfill a social

role, because the social groups in society plays a very

important role in the social structure


Conclusion

The description above sentence is a series of events as

well as events and even the inner conflict that I think is

often plagued human souls. So that the necessary

firmness in taking decisions in group or organization. As

used by Josep S Roucek and Roland S Warren social

group is a group that includes two or more people,

among whom there are some patterns of interaction that

can be understood by its members or any other person as

a whole. So in need of a reciprocal interaction that

occurs between individuals themselves and the

organization. Not all organizations can benefit the

individual, there are a few individuals who feel

organizations and social groups in the surrounding areas

can be annoying especially in personality. This can occur

in individuals who notabenenya has a personality that


tend to be quiet or anti-social. So that the necessary

process of resolving this kind of emotional conflict.


Bibliography

Handbook of Psychology

Volume 5

Personality and Social Psychology

Chapter 11 – Social Cognition

Anda mungkin juga menyukai