Anda di halaman 1dari 3

Nama : Naufal Musyaffa

Nim : 044494427
Matkul : Teori Komunikasi / SKOM4204
Tugas 1

Perspektif Komunikasi dalam Interaksi Kelompok


Dalam interaksi kelompok, terdapat beberapa perspektif yang dapat digunakan untuk
menjelaskan komunikasi. Berikut adalah beberapa perspektif yang relevan:

Perspektif Sosiologis: Perspektif ini melihat komunikasi dalam kelompok sebagai produk dari
struktur sosial dan norma-norma kelompok. Faktor-faktor seperti hierarki, peran, dan norma-
norma kelompok dapat mempengaruhi cara komunikasi terjadi dalam kelompok.
Perspektif Psikologis: Perspektif ini menekankan peran individu dalam komunikasi
kelompok. Faktor-faktor seperti motivasi, kebutuhan, dan dinamika kepribadian individu
dapat mempengaruhi cara individu berkomunikasi dalam kelompok.
Perspektif Organisasi: Perspektif ini melihat komunikasi dalam kelompok sebagai bagian dari
dinamika organisasi. Faktor-faktor seperti struktur organisasi, budaya organisasi, dan
kebijakan komunikasi dapat mempengaruhi cara komunikasi terjadi dalam kelompok.
Perspektif Interaksi: Perspektif ini fokus pada interaksi antara anggota kelompok. Faktor-
faktor seperti komunikasi verbal dan nonverbal, saling responsif, dan dinamika kekuasaan
dalam kelompok dapat mempengaruhi interaksi dan pemahaman antara anggota kelompok.
Dalam kedua konteks interaksi pribadi dan kelompok, penting untuk memahami bahwa
komunikasi adalah proses yang kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Perspektif-
perspektif ini dapat membantu kita memahami dan menganalisis komunikasi dalam berbagai
situasi

Contoh Interaksi Sosial Antara Individu dengan Kelompok – Manusia adalah makhluk sosial
yang selalu membutuhkan bantuan orang lain dalam kehidupannya. Tidak hanya
membutuhkan bantuan, namun orang lain dalam setiap manusia tentunya menjadi teman bagi
manusia itu sendiri. Tidak bisa dibayangkan jika kita hanya hidup seorang diri tanpa siapa
pun, tentunya kita akan repot dengan persoalan di dunia ini.

Interaksi yang dilakukan antar manusia tentunya memberikan manfaat dan ilmu. Setiap kita
bertemu dengan orang yang baru maka kita bisa saja mendapatkan ilmu yang baru juga dari
orang tersebut. Kita bisa mempelajari apa yang sedang ia pelajari atau kerjakan. Bahkan tidak
hanya dengan satu orang saja, kita pun bisa berinteraksi dengan kelompok masyarakat.

Dalam sosiologi, interaksi dipahami sebagai proses yang mungkin tidak disengaja atau
direncanakan, berulang, dan terjadi secara teratur. Interaksi sosial juga selalu melibatkan dua
orang atau lebih atau dua kelompok atau lebih. Proses interaktif inilah yang menjadi dasar
terbentuknya struktur sosial dan budaya masyarakat. Hal ini karena pranata dan norma sosial
terbentuk melalui interaksi antara individu dan kelompok, dan sistem (masyarakat) tempat
orang hidup terbentuk.
Sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat dalam keseluruhannya dan hubungan-hubungan
antara orang-orang dalam masyarakat tersebut, sosiologi memegang peranan penting dalam
membantu memecahkan masalah-masalah sosial, seperti kemiskinan, konflik antarras,
delinkuensi anak-anak, dan lain-lain.

Faktor yang Berpengaruh dalam Interaksi Sosial


Interaksi sosial dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk faktor dari manusia lain yang
sedang berinteraksi atau berkomunikasi. Berikut adalah faktor yang memengaruhi interaksi
sosial.
1. Faktor Imitasi
Banyak ahli sosial mengklaim bahwa semua kehidupan sosial sebenarnya didasarkan pada
faktor-faktor imitasi. Meski pandangan ini ternyata sepihak, peran peniruan dalam interaksi
sosial tidaklah sedikit.

2. Faktor Sugesti
Sugesti bagi seseorang adalah untuk mengekspresikan sudut pandang atau sikapnya dalam
sebuah kalimat dan kemudian diterima oleh orang lain.
Sugesti adalah pengaruh psikologis diri sendiri dan orang lain yang diterima secara umum
tanpa kritik. Oleh karena itu, dalam psikologi dibedakan antara sugesti yang merupakan
sugesti dari diri sendiri dan sugesti akal yang merupakan sugesti dari orang lain.

3. Faktor Identifikasi
Identifikasi adalah istilah yang dicetuskan oleh Sigmund Freud, seorang tokoh di bidang
psikologi. Identifikasi adalah keinginan untuk menjadi identik dengan orang lain. Identifikasi
dilakukan oleh orang lain dan orang yang dianggap ideal dalam satu aspek untuk memperoleh
norma, sikap, dan sistem nilai yang dianggap ideal yang menjadi kekurangan dalam dirinya.
Identifikasi dapat dilakukan dengan dua cara. Seperti, anak-anak belajar dan menerima
norma-norma sosial karena orang tua secara sadar mendidiknya, dan anak
mengidentifikasikan diri dengan orang tuanya karena mereka adalah tempat yang sangat
penting bagi orang tua untuk mengidentifikasi diri dengan anak-anaknya.

4. Faktor Simpati
Simpati dapat didefinisikan sebagai perasaan peduli terhadap orang lain. Simpati muncul
ketika ego manusia yang sadar merasakan kasih sayang kepada orang lain. Simpati
menghubungkan satu orang dengan orang lain, sedangkan antipati cenderung menekan atau
sepenuhnya mengecualikan hubungan intra personal.

Anda mungkin juga menyukai