Anda di halaman 1dari 64

RINGKASAN MATERI IPS KELAS X SMKI ASSALAM

1.
A. Interaksi Sebagai Proses Sosial

2. 1. Pengertian Interaksi Sosial

Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara segi kehidupan yang satu mempengaruhi segi
kehidupan ekonomi berpengaruh kepada segi kehidupan lainnya.
Adanya berbagai aktivitas manusia yang dapat mempengaruhi aktivitas manusia lainnya itulah yang
disebut interaksi sosial. Dengan demikian dapat diketahui bentuk utama dari proses sosial yaitu interaksi
sosial. Interaksi sosial merupakan faktor yang megakibatkan terjadinya aktivitas sosial.
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu manusia dengan individu lainnya, antara
individu dengan kelompok atau antara kelompok dan individu. Hubungan interaksi tersebut diatur oleh
nilai-nilai dan norma-norma hidu bermasyarakat.

1. 2. Jenis-Jenis Interaksi Sosial

Kontak dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial bisa juga terjadi meskipun
antara dua manusia yang bertemu tidak saling menegur atau berbicara. Syarat terjadinya interaksi sosial
atau proses sosial yaitu adanya kontak dan komunikasi.
Jenis-jenis interaksi sosial ada tiga macam yaitu :
1) Interaksi sosial antar individu
Yaitu interaksi sosial yang terjadi antara orang per orang atau individu dengan individu lainnya
2) Interaksi sosial antara individu dengan kelompok
Yaitu interaksi sosial yang terjadi antara individu dengan kelompoknya.
3) Interaksi sosial antara kelompok dengan kelompok
Yaitu interaksi sosial yang terjadi antara kelompok yang satu dengan yang lain.

Interaksi sosial terjadi apabila adanya kontak dan komunikasi dalam bentuk aktivitas sosial. Ciri-ciri dari
interaksi sosial tersebut yaitu: pelakunya lebih dari satu orang, adanya kontak dan komunikasi, adanya
dimensi waktu dan adanya tujuan.

1. B. Sosialisasi Sebagai Proses Pembentukan Kepribadian

2. 1. Pengertian Proses Sosialisasi

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara
berbagai bidang kehidupan yang berguna. Kehidupan bersama itu dapat dilihat dari berbagai segi.
Keseluruhan kebiasaan yang dimiliki manusia di bidang ekonomi, kekeluargaan, pendidikan, agama,
politik, dan sebagainya harus dipelajari oleh setiap anggota baru masyarakat melalui suatu proses yang
dinamakan sosialisasi.
Menurut Bedger, sosialisasi sebagai proses melalui bagaimana seorang anak belajar menjadi anggota
yang berpartisipasi dalam masyarakat.
1. 2. Agen / Media Sosialisasi

1) Keluarga
Merupakan lingkungan utama yang pertama kali dikenal oleh anak. Agen sosialisasi di lingkungan
keluarga meliputi; orangtua, saudara kandung, dsb. Arti pentingnya agen sosialisasi terletak pada
pentingnya kemampuan yang harus diajarkan kepada anak.
Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama yang mengajarkan cara kita berinteraksi dan
bersosialisasi dengan orang lain.
2) Teman Bermain
Anak mulai bergaul dengan lingkungan selain keluarganya. Pada lingkungan ini seorang anak
mempelajari berbagai kemampuan baru, dia melakukan interaksi sosial sederajat, anak memasuki game
stage yaitu mempelajari aturan yang mengatur peran orang lain yang kedudukannya sederajat. Dalam
kelompok ini, anak mulai belajar nilai-nilai keadilan.
3) Lingkungan Sekolah
Dilingkungan sekolah atau pendidikan formal seorang anak mulai mempelajari hal-hla baru yang belum
dipelajari dalam lingkungan keluarga maupun kelompok bermain. Pendidikan formal mempersiapkan
penguasaan peran-peran baru yang akan digunakan di kemudian hari, pada saat anak tidak tergantung
pada orang tua lagi. Di lingkungan sekolah, seseorang belajar bahasa (mendengarkan, berbicara,
membaca dan menulis), belajar matematika, ilmu pengetahuan sosial dan pelajaran lain-lain. Di
lingkungan sekolah, para siswa belajar kemandirian, prestasi, umum dan khusus.
4) Media Massa
Yaitu media cetak maupun elektronik merupakan bentuk komunikasi yang dikategorikan sebagai agen
sosialisasi. Pesan-pesan yang disampaikan media masa tersebut akan mempengaruhi perilaku
seseorang.

1. 3. Tujuan dan Indikator Keberhasilan Proses Sosialisasi

2. a. Tujuan Sosialisasi

Yaitu sebagai proses pengenalan diri sendiri dan orang lain dengan perannya masing-masing.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan sosialisasi adalah:
1) Untuk mengenal dan mengetahui lingkungan sosial di mana seseorang bertempat tinggal.
2) Untuk mengenal dan mengetahui lingkungan sosial masyarakat
3) Untuk mengenal lingkungan alam sekitar
4) Untuk mengenal sistem nilai-nilai norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat.
5) Untuk mengenal dan mengetahui lingkungan sosial budaya sehingga dapat menyesuaikan diri
dengan masyarakat.
1. b. Indikator keberhasilan proses sosialisasi

Keberhasilan seseorang individu dalam proses sosialisasi dapat dilihat dan diukur dari adanya indikasi-
indikasi sebagai berikut:
1) Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan alam sekitarnya.
2) Dapat berintegrasi dengan lingkungan sosial masyarakat.
3) Adanya peningkatan status dan peranan seseorang dalam usaha peningkatan kasir.

1. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Proses Sosialisasi

1) Faktor dari dalam individu, meliputi:

1. Biologis yang meliputi bentuk tubuh, golongan darah, wajah dan alat indera,

2. Tingkat kecerdasan atau Intelegensi Question (IQ),

3. Tingkat emosional atau Emotional Question (EQ),

4. Potensi, bakat, serta keterampilan.

2) Faktor dari luar individu, yaitu:


Lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat setempat, lingkungan bermain/pergaulan, lingkungan
pendidikan, dan lingkungan pekerjaan.

1. 5. Pembentukan Kepribadian

2. a. Faktor-faktor pembentuk kepribadian

“kepribadian” adalah sebagai ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten, yang memiliki identitas
khusus sebagai individu. Ciri khas tersebut berbeda antara individu yang satu dengan individu lainnya.
Dengan demikian kepribadian dapat diartikan sebagai keseluruhan cara seorang individu berinteraksi
dan beraksi dengan orang lain yang meliputi sikap, perilaku, kebiasaan dan sifat khas yang dimiliki oleh
individu.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang adalah :
1) Faktor keturunan
Diantaranya yaitu ukuran fisik, jenis kelamin, bentuk wajah atau temperamen, dan secara biologis
berpengaruh terhadap perilaku, pengendalian diri, dorongan, sikap dan minat.
2) Faktor lingkungan alam
Perbedaan iklim dan sumber dari alam menyebablan manusia harus dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan alam. Upaya penyesuaian diri ini akan berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian
seseorang.
3) Lingkup budaya
Proses pembentuk kepribadian dipengaruhi juga adanya kebudayaan setempat. Misalnya: adat istiadat,
budaya daerah, agama, atau kepercayaan yang dianut masyarakat dan keluarganya.
4) Situasi
Situasi mempengaruhi efek dari keturunan dan lingkungan terhadap kepribadian. Meskipun pada
umumnya kepribadian itu stabil dan konsisten, justru dapat berubah dalma situasi-situasi yang buruk.

1. b. Unsur-unsur pembentuk kepribadian

1) Pengetahuan
Merupakan unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seseorang manusia yang sadar, dan secara
nyata yang terkandung di dalam otaknya. Seluruh proses akal manusia yang sudah jadi antara lain:
persepsi, apersepsi, pengamatan, konsep maupun fantasi.
2) Perasaan
Adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia, karena pengaruh pengetahuannya, dinilai sebagai
keadaan positif atau negatif. Suatu perasaan yang bersifat subyektif biasanya menimbulkan kehendak,
keinginan, emosi, dan dorongan naluri.

1. c. Tipologi kepribadian

Tipologi kepribadian seseorang dibedakan menjadi enam tipologi dan masing-masing memiliki karakter
dan kedudukan yang berbeda-beda. Yaitu:
1) Realistis
Yaitu seseorang yang menyukai kegiatan fisik yang menuntut keterampilan, kekuatan,dan koordinasi.
2) Investigatif
Seseorang yang memiliki tipe ini, menyukai kegiatan yang mencakup pemikiran, pengorganisasian, dan
pemahaman.
3) Sosial
Yaitu seseorang yang menyukai kegiatan yang membantu meringankan beban orang lain.
4) Konvensional
Yaitu tipe orang yang menyukai kegiatan yang diatur dengan peraturan yang jelas.
5) Enterfrising
Tipe ini menyukai kegiatan di mana selalu ada peluang untuk mempengaruhi orang lain.
6) Artistik
Tipe ini menyukai kegiatan yang bersifat mendua, ekspresif, kreatif.

1. 6. Fungsi Nilai dan Norma Sosial

1. Nilai sosial

Nilai adalah suatu ukuran atau patokan yang diyakini dan dijadikan standar pedoman. Nilai sosial berarti
pedoman perilaku yang dianggap baik, pantas dan benar sebagai ukuran perilaku masyarakat.
Ciri-ciri nilai sosial:
1) Hasil interaksi sosial antara warga masyarakat,
2) Bukan pembawaan sejak lahir,
3) Terbentuk melalui proses belajar,
4) Dapat mempengaruhi perkembangan pribadi,
5) Berhubungan satu sama lain,
6) Bervariasi antara budaya yang satu dengan yang lain.

2. Norma sosial

Ciri-ciri norma sosial:


1) Umumnya tidak tertulis kecuali norma hukum,
2) Hasil dan kesepakatan masyarakat,
3) Warga masyarakat mentaatinya,
4) Mengandung sanksi bagi yang melanggarnya, dan
5) Menyebabkan terjadinya perubahan sosial sehingga norma sosial dapat berubah pula.

Norma artinya patokan atau ukuran yang memiliki sanksi-sanksi. Norma dijadikan pedoman untuk
memotivasi dan menekan seseorang, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan.

Jenis-jenis norma sosial:


1) Norma kesusilaan
Norma kesusilaan adalah norma yang bersumber dari perasaan manusia. Norma kesopanan merupakan
norma yang bersumber pada akal pikiran manusia.
Norma kesopanan maupun norma kesusilaan merupakan norma yang paling dasar. Norma tersebut
mengatur interaksi timbal balik antar individu, antara individu dengan kelompok, antarkelompok dalam
pergaulan di masyarakat.

2) Norma adat atau kebiasaan


Yaitu suatu rangkaian aturan yang mengatur kehidupan bermasyarakat yang dipergunakan secara
berulang-ulang dan dibakukan sebagai pedoman adat dalam kelompok masyarakat tertentu.
3) Norma agama
Yaitu aturan-aturan yang bersumber dan ajaran agama yang mengikat pada penganutnyayang berisi
perintah-perintah maupun larangan bagi penganutnya masing-masing untuk memperoleh kebahagiaan
dunia dan akhirat, pelanggaran norma tersebut akan dianggap sebagai perbuatan dosa
4) Norma hukum
Merupakan suatu rangkaian aturan yang dibuat oleh lembaga berwenang untuk dijadikan pedoman
dalam mengatur kehidupan warga negara, dan kehidupan dalam hal ini sanksi bagi yang melanggar
dikenai denda, hukuman penjara, sesuai tingkatan kesalahannya.

3. Fungsi nilai dan norma sosial

1) Sebagai petunjuk perilaku


Nilai dan norma merupakan sesuatu yang mengandung kebaikan yang telah diyakini dan dijadikan
pedoman dalam kehidupan.
2) Sebagai pelindung pihak-pihak yang lemah
Nilai dan norma membatasi ruang gerak orang-orang yang kuat untuk melakukan perilaku
sekehendaknya. Aktivitas seseorang, akan dibatasi oleh adanya nilai-nilai dan norma-norma sosial dan
agama, agar tidak melanggar hak-hak orang lain terutama warga masyarakat lemah.
3) Sebagai motivator individu untuk melakukan sesuatu
Jika seseorang berpedoman pada nilai-nilai norma-norma sosial, maka akan mendorong seseorang
untuk berbuat yang terbaik dan menjauhi hal-hal yang tidak baik atau terlarang.

4. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan nilai dan norma

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan nilai dan norma dalam masyarakat antara lain
sbb:
1) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi secara pesat dan timbulnya inovasi-inovasi baru
melahirkan gagasan-gagasan baru atau penemuan-penemuan baru sangat mendorong terjadinya
pergeseran nilai dan norma.
2) Pengaruh kebudayaan asing
Akibat lajunya perkembangan teknologi informasi, memungkinkan kebudayaan asing masuk ke dalam
kebudayaan masyarakat dan memungkinkan terjadinya asimilasi dan akulturasi. Dengan demikian secara
lambat laun niali dan norma sosial yang ada terpengaruh bergeser dan berbaur dengan nilai kebudayaan
asing tersebut.
3) Perubahan struktur pemerintahan
Perubahan struktur pemerintahan dan personilnya sangat mungkin mendorong terjadinya perubahan.
Misalnya perubahan UUD, UU, peraturan pemerintah, peraturan presiden, peraturan menteri,
peraturan daerah, keputusan gubernur, keputusan bupati, dsb.

1. C. Bentuk-bentuk interaksi sosial

2. Proses Assosiatif

1. Kerja sama

Adalah suatu usaha bersama antara individu dengan individu lainnya, atau antar individu dengan
kelompok atau kelompok dengan kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

2. Akomodasi

Terdapat dua pengertian akomodasi.


Pengertian pertama=> akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, artinya adanya keseimbangan
dalam interaksi antara individu dengan individu lain.
Pengertian kedua=> akomodasi sebagai suatu proses menunjukkan pada usaha-usaha manusia untuk
meredakan suatu pertentangan dengan maksud mencapai kestabilan.

Secara umum tujuan akomodasi adalah:


1) Untuk mengurangi pertentangan antara individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan
kelompok sebagai akibat adanya perbedaan pendapat.
2) Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu.
3) Memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang hidupnya terpisah
akibat faktor-faktor psikologis dan kebudayaan.
4) Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah.

Sebagai suatu proses akomodasi mempunyai beberapa bentuk antara lain:


1) Toleransi
Merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal, kadang-kadang toleransi timbul secara
tidak sadar dan tanpa direncanakan.
2) Kompromi
Adalah suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar
tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada. Salah satu pihak bersedia untuk merasakan
dan memahami keadaan pihak lainnya dan begitu sebaliknya.
3) Arbitrasi
Yaitu suatu cara mencapai kompromi apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya
sendiri. Perselisihan diselesaikan oleh pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak.
4) Mediasi
Yaitu suatu cara mencapai kompromi yang hampir sama dengan arbitrasi. Di dalam mediasi kedudukan
pihak ketiga sebagai penasihat yang bertugas mengusahakan suatu penyelesaian damai. Keputusan-
keputusan tetap berada pada pihak I dan pihak II.
5) Konsiliasi
Yaitu suatu usaha mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi mencapai
tujuan bersama. Dalam hal ini terbuka untuk mengadakan asimilasi.
6) Adjudikasi
Yaitu suatu cara penyelesaian perselisihan secara damai dengan keputusan yang berwenang yang
tujuannya mendapat keadilan, contohnya lewat pengadilan.

1. Proses Disassosiatif

1. Persaingan

Adalah suatu proses sosial tempat individu atau kelompok manusia saling bersaing dan mencari
keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian
umum.

2. Kontravensi

Merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan.
Merupakan rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, seperti keraguan bahkan kebencian
terhadap kepribadian seseorang.
4. Proses Interaksi Sosial

1. Tahap-tahap proses interaksi sosial

1. Kontak dan komunikasi

Tahap-tahap proses interaksi sosial yaitu kontak dan komunikasi. Kontak dan komunikasi merupakan
syarat mutlak terjadinya proses interaksi sosial. Akibat adanya kontak dan komunikasi dapat bersifat
positif dan negatif.

1. Kontak primer dan kontak sekunder

Kontak dapat bersifat primer dan sekunder. Kontak yang bersifat primer berupa pertemuan atau tatap
muka.
Kontak yang bersifat sekunder adalah kontak yang tidak melibatkan pertemuan langsung melainkan
melalui perantara.

1. Interaksi Primer

Interaksi primer adalah proses interaksi social yang berlangsung di lingkungan keluarga dan teman
sebaya. Melalui interaksi primer anak dapat mengenal dirinya sendiri, orang tuanya, saudara-
saudaranya serta teman-temannya.

Melalui interaksi social di lingkungan keluarga, seorang anak mengenal dan memahami nilai
norma yang berlaku di lingkungan keluarganya, yang harus dipatuhi dan dilaksanakannya. Anak itu mulai
mengembangkan pola perilaku yang boleh dilakukan dan menghindari perilaku yang melanggar norma.

Sebagai manusia yang kecil, kadang anak mau tidak mau harus patuhdan tunduk kepada orang tua
dan orang dewasa lainnya. Peran orang tuadalam proses interaksi social sangatlah penting dan
menentukan. Proses interaksi primer berlangsung secara normal dan wajar di lingkungan keluarga
berpengaruh positif terhadap pembentukan kepribadian anak. Proses interaksi primer yang tidak normal
dapat membentuk kepribadian yang menyimpang.

2. Interaksi sekunder

Interaksi sekunder adalah proses interaksi social yang dilakukan seseorang di lingkungan
masyarakat seperti sekolah, tempat kerja, dan masyarakat umum. Dasar-dasar yang diperoleh
dari interaksi primer, merupakan persiapan untuk memasuki interaksi sekunder. Apabila tokoh
identifikasi yang berperan dalam interaksi primer adalah orang tua dan saudaranya, maka dalam
interaksi sekunder yang berperan antara lain teman sebaya, guru, dan warga masyarakat lainnya.

Di sekolah siswa mempelajari mempelajari berbagai pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, norma-


norma, dan sebagainya yang harus dipahami dan dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Misalnya, siswa diajari gurunya tentang tata krama pergaulan, ilmu agama, bahasa, kewarganegaraan,
sejarah, ilmu ekonomi, matematika dan sebagainya. Setelah tamat SMK ia akan memasuki lingkungan
baru, yaitu lingkungan pekerjaan atau perguruan tinggi.
1. Kontak tanpa komunikasi

Kontak dapat terjadi tanpa komunikasi, misalnya: kamu bertemu dengan turis dari Inggris, karena kamu
tidak bisa berbahasa Inggris dan sebaliknya turis tidak bisa berbahasa Indonesia, maka kamu bertanya
menggunakan bahasa Indonesia padahal turis tidak mengerti berarti tidak terjadi komunikasi. Oleh
karena itu terjadi kontak tanpa komunikasi.

2. Faktor-faktor pendorong proses interaksi sosial

1. Faktor pendorong yang bersumber dari dalam

Manusia adalah makhluk sosial tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia hidup pasti
memiliki kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan itulah yang mendorong manusia untuk melakukan interaksi
sosial.

Faktor-faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial yang berasal dari dalam, yaitu:
1) Kebutuhan fisik, yaitu kebutuhan yang paling dasar untuk mempertahankan kelangsungan hidup.
2) Kebutuhan keamanan dan keselamatan, yaitu kebutuhan untuk merasa aman dari ancaman dan
keselamatan dalam melakukan pekerjaan.
3) Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan berteman, dicintai dan mencintai, bergaul, perasaan diterima
oleh orang lain, perasaan dihormati, perasaan ingin kemajuan.
4) Kebutuhan akan penghargaan diri, yaitu kebutuhan penghargaan dari orang lain, prestise dan
pengakuan.
5) Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan menggunakna kemampuan, keterampilan dan prestasi.

1. b. Faktor pendorong yang bersumber dari luar

Proses interaksi sosial terjadi karena adanya rangsangan, tanggapan, aksi dan reaksi.
Faktor-faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial yang berasal dari luar, yaitu:
1) Sugesti
Yaitu rangsangan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dengan cara mempengaruhi segi
kejiwaan. Dengan pemberian sugesti, orang lain melakukan tindakan menuruti atau menerima apa yang
diperintahkan tanpa berpikir panjang.
2) Motivasi
Adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu.
3) Imitasi
Yaitu proses interaksi sosial yang berupa perilaku untuk meniru orang lain meliputi sikap, penampilan,
maupun gaya hidup. Proses imitasi pertama terjadi dalam sosialisasi keluarga.
4) Identifikasi
Adalah proses interaksi sosial berupa upaya menyamai orang lain atau imitasi yang lebih dalam, artinya
bukan saja perilaku yang ditiru tetapi sudah mengarah ke kejiwaan.
5) Simpati
Adalah proses kejiwaan seseorang merasa tertarik kepada seseorang/ sekelompok orang karena sikap,
penampilan, tindakan, kewibawaan, kepandaian, keterampilan, kecantikan. Dari rasa simpati ini
berkembang menjadi rasa cinta kasih atau sayang.
6) Empati
Yaitu perasaan ikut mengalami (baik suka maupun duka).
A.MASUKNYA KOLONIALISME DAN IMPERIALISME ASING KE WILAYAH

INDONESIA : PORTUGIS, SPANYOL, VOC-BELANDA DAN INGGRIS

1. MASA KEKUASAAN VOC

Usaha bangsa Barat untuk mendapatkan benua baru dipelopori oleh bangsa Portugis dan Spanyol
yang ingin mendapatkan rempah-rempah. Bartholomeu Dias (1492) dan Vasco daGama (1498)
berkebangsaan Portugis berlayar menyusuri pantai barat Benua Afrika akhirnyatiba di Kalkuta,
India. Kemudian mereka membangun kantor dagang di Kalkuta dan berdagang di Asia Tenggara.
Pada tahun 1512, Portugis masuk ke Maluku sedangkan Spanyol masuk ke Tidore (1521) untuk
mencari rempah-rempah.

Pada tahun 1596, pedagang Belanda dengan empat buah kapal di bawah Cornelis de Houtman
berlabuh di Banten. Mereka mencari rempah-rempah di sana dan daerah sekitarnya untuk
diperdagangkan di Eropa. Namun, karena kekerasan dan kurang menghormati rakyat maka diusir
dari Banten. Kemudian pada tahun 1598, pedagang Belanda datang kembali ke Indonesia di
bawah Van Verre dengan delapan kapal dipimpin Van Neck, Jacob van Heemkerck datang di
Banten dan diterima Sultan Banten

Abdulmufakir dengan baik. Sejak saat itulah ada hubungan perdagangan dengan pihak

Belanda sehingga berkembang pesat perdagangan Belanda di Indonesia.

Namun, tujuan dagang tersebut kemudian berubah. Belanda ingin berkuasa sebagai penjajah
yang kejam dan sewenang-wenang, melakukan monopoli perdagangan, imperialisme ekonomi,
dan perluasan kekuasaan.

Setelah bangsa Belanda berhasil menanamkan kekuasaan perdagangan dan ekonomi di Indonesia
maka pada tanggal 20 Maret 1602 Belanda membentuk kongsi dagang VOC (Vereenigde Oost-
Indische Compagnie) yang dianjurkan oleh Johan van Olden Barnevelt yang mendapat izin dan
hak istimewa dari Raja Belanda. Alasan pendirian VOC adalah adanya persaingan di antara
pedagang Belandasendiri, adanya ancaman dari komisi dagang lain, seperti (EIC) Inggris, dan
dapat memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia. Untuk mendapatkan keleluasaan
usaha di Indonesia, VOC memiliki hak oktroi, yaitu hak istimewa.

Di samping itu, VOC juga melakukan pelayaran Hongi, yakni misi pelayaran Belanda yang
ditugasi mengawasi, menangkap, dan mengambil tindakan terhadap para pedagang dan
penduduk pribumi yang dianggapnya melanggar ketentuan perdagangan Belanda. Usaha VOC
semakin berkembang pesat (1623) dan berhasil menguasai rempah-

rempah di Ambon dalam peristiwa Ambon Massacre. Selanjutnya tahun 1641, VOC berhasil
merebut Malaka dari tangan Portugis. VOC selalu menggunakan Batigslot Politiek (politik
mencari untung, 1602 – 1799) dengan memegang monopoli Belanda di Indonesia. Selain itu,
VOC menjalankan politik devide et impera, yakni sistem pemecah belah di antara rakyat
Indonesia.

Perjalanan kongsi dagang VOC lama kelamaan mengalami kemunduran, bahkan

VOC runtuh pada tanggal 31 Desember 1799. Kemunduran VOC disebabkan hal-hal berikut.

a. Perang-perang yang dilakukan membutuhkan biaya yang besar padahal hasil dari bumi

Indonesia telah terkuras habis dan kekayaan Indonesia sudah telanjur terkirim ke

Negeri Belanda. VOC tidak kuat lagi membiayai perang-perang tersebut.

b.Kekayaan menyebabkan para pegawai VOC melupakan tugas, kewajiban, dan tanggung

jawab mereka terhadap pemerintah dan masyarakat.

c.Terjadinya jual beli jabatan.

d.Tumbuhnya tuan-tuan tanah partikelir.

e.Kekurangan biaya tersebut tidak dapat ditutup dengan hasil penjualan tanah saja, VOC

harus juga mencari pinjaman. Akibatnya, utang VOC semakin besar.

f.Pada akhir abad ke-18, VOC tidak mampu lagi memerangi pedagang-pedagang Eropa

lainnya (Inggris, Prancis, Jerman) yang dengan leluasa berdagang di Nusantara

sehingga monopoli VOC hancur.

Keberadaan VOC sudah tidak dapat dipertahankan lagi sehingga harta milik dan

utang-utangnya diambil alih oleh pemerintah negeri Belanda. Pemerintah kemudian membentuk
Komisi Nederburg untuk mengurusinya, termasuk mengurusi wilayah VOC di Indonesia (1800 –
1907).

2. MASA KEKUASAAN BELANDA (PRANCIS)

Tahun 1807 – 1811, Indonesia dikuasai oleh Republik Bataaf bentukan Napoleon Bonaparte,
penguasa di Prancis (Belanda menjadi jajahan Prancis). Napoleon Bonaparte mengangkat Louis
Napoleon menjadi wali negeri Belanda dan negeri Belanda diganti namanya menjadi Konikrijk
Holland. Untuk mengurusi Indonesia, Napoleon mengangkat Herman Willem Daendels menjadi
gubernur jenderal di Indonesia (1808 – 1811). Tugas utama Daendels adalah mempertahankan
Jawa dari serangan Inggris sehingga pusat perhatian Daendels ditujukan kepada pertahanan dan
keamanan.

Untuk memperoleh dana, Daendels menjual tanah-tanah kepada orang-orang swasta. Akibatnya,
tanah-tanah partikelir mulai bermunculan di sekitar Batavia, Bogor, Indramayu, Pamanukan,
Besuki, dan sebagainya. Bahkan, rumahnya sendiri di Bogor dijual kepada pemerintah, tetapi
rumah itu tetap ditempatinya sebagai rumah tinggalnya. Tindakan dan kekejaman Daendels
tersebut menyebabkan raja-raja Banten dan Mataram memusuhinya.

Untuk menutup utang-utang Belanda dan biaya-biaya pembaharuan tersebut, Daendels kembali
menjual tanah negara beserta isinya kepada swasta, sehingga timbullah system tuan tanah di
Jawa yang bertindak sebagai raja daerah, misalnya di sekitar Batavia dan Probolinggo.
Kekejaman Daendels tersebut terdengar sampai ke Prancis. Akhirnya, dia dipanggil pulang
karena dianggap memerintah secara autokrasi dan Indonesia diperintah oleh Jansens.

3. MASA KEKUASAAN INGGRIS

Keberhasilan Inggris mengalahkan Prancis di Eropa menyebabkan kekuasaan Belanda atas


Indonesia bergeser ke tangan Inggris. Untuk itulah ditandatangani Kapitulasi Tuntang (1811)
yang isinya Belanda menyerahkan Indonesia ke tangan Inggris dari tangan Jansens kepada
Thomas Stamford Raffles, seorang Letnan Gubernur Jenderal Inggris untuk Indonesia. Oleh
karena itu, beralihlah Indonesia dari tangan Belanda ke tangan Inggris.

Adapun langkah-langkah yang diambil Raffles adalah

a. membagi Pulau Jawa menjadi 16 karesidenan,

b. para bupati dijadikan pegawai negeri,

c. melaksanakan perdagangan bebas,

d. melaksanakan land rente (pajak sewa tanah) dan Raffles menjual tanah kepada swasta,

e. menghapuskan perbudakan, dan

f. kekuasaan para raja dikurangi. Di Yogyakarta, Pangeran Notokusumo diangkat sebagai Paku
Alam (1813). Akibatnya, Mataram Yogyakarta pecah menjadi dua, yakni Kasultanan Yogyakarta
di bawah HB III dan Paku Alaman di bawah Paku Alam I.

Pada tanggal 13 Agustus 1814, di Eropa ditandatangani Perjanjian London oleh


Inggris dan Belanda yang isinya Belanda memperoleh kembali sebagian besar daerah

koloninya, termasuk Indonesia. Oleh karena itu pada tahun 1816, Raffles meninggalkan

Indonesia dan Belanda kembali berkuasa di Indonesia.

4. MASA KEKUASAAN PEMERINTAH BELANDA

Pada tahun 1830, pemerintah Belanda mengangkat gubernur jenderal yang baru untuk Indonesia,
yaitu Van den Bosch, yang diserahi tugas untuk meningkatkan produksi tanaman ekspor, seperti
tebu, teh, tembakau, merica, kopi, kapas, dan kayu manis. Dalam

hal ini, Van den Bosch mengusulkan adanya sistem tanam paksa. Adapun hal-hal yang
mendorong Van den Bosch melaksanakan tanam paksa, antara lain, Belanda membutuhkan
banyak dana untuk membiayai peperangan, baik di negeri Belanda sendiri maupun di Indonesia.
Akibatnya, kas negara Belanda kosong. Sementara itu, di Eropa terjadi perang Belanda melawan
Belgia (1830 – 1839) yang juga menelan banyak biaya.

Tujuan diadakannya tanam paksa adalah untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya,
guna menutupi kekosongan kas negara dan untuk membayar utang utang negara.

Pelaksanaan tanam paksa diselewengkan oleh Belanda dan para petugasnya yang berakibat
membawa kesengsaraan rakyat Bentuk penyelewengan tersebut misalnya, kerja tanpa dibayar
untuk kepentingan Belanda (kerja rodi) kekejaman para mandor terhadap para penduduk, dan
eksploitasi kekayaan Indonesia yang dilakukan Belanda.

Melihat penderitaan rakyat Indonesia, kaum humanis Belanda menuntut agar tanam paksa
dihapuskan. Tanam paksa mengharuskan rakyat bekerja berat selama musim tanam. Penderitaan
rakyat bertambah berat dengan adanya kerja rodi membangun jalan raya, jembatan, dan waduk.
Selain itu, rakyat masih dibebani pajak yang berat,sehingga sebagian besar penghasilan rakyat
habis untuk membayar pajak. Sementara itu di pihak Belanda, tanam paksa membawa
keuntungan yang besar.

Praktik tanam paksa mampu menutup kas negara Belanda yang kosong sekaligus

membayar utang-utang akibat banyak perang. Akhirnya, tanam paksa dihapuskan, diawali
dengan dikeluarkannya undang-undang (Regrering Reglement) pada tahun 1854

tentang penghapusan perbudakan. Tanam paksa benar-benar dihapuskan pada tahun 1917.
Sebagai bukti, kewajiban tanam kopi di Priangan, Manado, Tapanuli, dan Sumatra Barat
dihapuskan.

Setelah tanam paksa dihapuskan, pemerintah Belanda melaksanakan politik kolonial liberal di
Indonesia dengan memberikan kebebasan pada pengusaha swasta untuk menanamkan modal di
Indonesia. Namun, pelaksanaannya tetap menyengsarakan rakyat karena kebijakan-kebijakan
yang dilaksanakan semata-mata untuk kepentingan kolonial Belanda. Belanda tetap
melaksanakan cara-cara menguasai bangsa Indonesia dengan perjanjian, perang, dan pemecah
belah.

Pelaksanaan politik kolonial liberal ternyata banyak mendatangkan penderitaan bagi rakyat
terutama buruh sebab upah yang mereka terima tidak seperti yang tertera dalam kontrak.
Akibatnya, banyak buruh yang melarikan diri, terutama dari Deli, Sumatra Utara. Dari kenyataan
di atas jelas Belanda tetap masih melaksanakan usaha menindas bangsa Indonesia

Latabelakang masuknya bangsa Eropa ke Indonesia

Pada permulaan abad pertengahan, bangsa Eropa sudah mengenal hasil / komoditas dagang dari
Indonesia, yaitu rempah-rempah.Rempah-rempah dari Indonesia masuk ke wilayah Eropa melalui
perdegangan secara berantai. Jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan penguasa Turki Usmani
menutup perdagangan di Laut Tengah bagi orang-orang Eropa, keadaan ini menyebabkan
perdagangan antara dunia Timur dengan Eropa menadi mundur,sehingga barang-barang yang
sangat dibutuhkan oleh orang-orang Eropa menjadi berkurang di pasaran Eropa,terutama rempah-
rempah.
Pada akhir abad ke-15 dan permulaan abad ke-16 pelaut-pelaut Eropa berhasil menjelajahi
samudera dan sampai ke negeri-negeri baru seperti Amerika, Afrika, Asia Timur, termasuk
Indonesia.
Faktor-faktor yang mendorong orang-orang Eropa mengadakan penjelajahan samudera pada akhir
abad ke-16 diantaranya:
1. Jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan penguasa Turki Usmani tahun 1453.
2. Kisah perjalanan Marco Polo ke dunia Timur.
3. Penemuan Copernicus yang di dukung oleh Galileo yang menyatakan bahwa bumi
itu bulat.
4. Penemuan kompas.
5. Semangat Reconquesta,yaitu semangat pembalasan dendam terhadap kekuasaan
Islam di mana pun.
Tujuan penjelajahan samudera ini adalah G, Gold, Glory, Gospel, yaitu mencari kekayaan,
kejayaan dan menyebarkan agama Nasrani.
Penjelajahan samudera di pelopori oleh bangsa Spanyol dan Portugis. Setelah perjanjian
Thordesillas (1492) pelaut-pelaut Spanyol dan Portugis melakukan penjelajahan samudera untuk
mencari dunia baru. Pelaut-pelaut tersebut di antaranya:
1. Penjelajah dari Spanyol
1. Christopher Columbus, tahun 1492 sampai ke Bahama di Laut Karibia
(Amerika) yang diyakini sebagai India,sehingga penduduk aslinya disebut Indian
2. Cortez, tahun 1519 berhasil menduduki Mexico setelah menaklukan
kerajann Aztec dan suku Maya
3. Pizzaro, tahun 1530 berhasil menguasai Peru setelah menaklukan kerajaan
Inca
4. Ferdinand Magelhaens, tahun 1520 sampai di wilayah Filipina
5. Sebastian d’Elcano, tahun 1521 sampai di wilayah Maluku, namun di
Maluku telah berkuasa bangsa Portugis.
2. Penjelajah dari Portugis
1. Bartholomeus Diaz, tahun 1496 sampai ke ujung Afrika yang di beri nama
Tanjung Haeapan ( cape of good hope )
2. Vasco da Gama, tahun 1498 sampai ke Kalkuta,India
3. Alfonso d’Albuquerque, tahun 1511 berhasil sampai ke Malaka, tahun 1512
sampai ke Maluku.
Daerah-daerah yang berhasil di datangi oleh para pelaut Spanyol dan Portugis dijadikan daeah
kekuasaan negaranya masin-masing, mereka memperkenalkan budaya latin sehingga berkembang
budaya latin di daerah-daerah yang berhasil di dudukinya.
Perkembangan kekuasaan bangsa Eropa di Indonesia
1. Kekuasaan Bangsa Portugis di Indonesia ( 1511-1641)
Pada tahun 1511, Malaka berhasil direbut oleh bangsa Portugis dibawah pimpinan Alfonso
d’Albuquerque,dengan demikian bangsa Portugis dapat mengadakan perdagangan
langsung dengan daerah-daerah di Indonesia seperti Ternate, Ambon, Banda, dan Timor.
Bangsa Portugis berusaha menanamkan kekuasaannya di daerah Maluku dengan tujuan
agar dapat memonopoli perdagangan rempah-rempah. Tindakan Portugis yang sewenang-
wenang dan bertindak kejam menimbulkan pertentangan antara rakyat Maluku dengan
bangsa Portugis.Kekuasaan Portugia yang berlangsung dari tahun 1511-1641
meninggalkan peninggalan-peninggalan kebudayaan seperti bahasa, kesenian ( seni musik
keroncong), penggunaan nama-nama yang meniru nama-nama orang Portugis, dan juga
benda-benda peninggalan berupa meriam-meriam yang diberi nama Nyai Setomi (Solo), si
Jagur ( Jakarta ), dan Ki Amuk (Banten). Selain itu bangsa Portugis menyebarkan agama
Katolik oleh seorang Missionaria bernama Fransiscus Xaverius.
2. Kekuasaan VOC ( Kompeni Belanda ) di Indonesia
Bangsa Belanda memulai pelayarannya pada tahun 1596 di bawah pimpinan Cornelis de
Houtman dan sampai di wilayah Banten dengan tujuan untuk berdagang. Dari Bandar
Banten, pelaut Belanda melanjutkan pelayarannya kea rah timur dan berhasil membawa
rempah-rempah dalam jumlah yang cukup banyak.Sejak keberhaslannya itu, para
pedagang Belanda semakin ramai dating ke Indonesia yang menyebabkan timbulnya
persaingan diantara para pedagang Belanda. Untuk mengatasinya, pemerintah Belanda
membentuk kongsi dagang yang diberi nama VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie)
pada tahun 1602.
3. Tujuan dibentuknya VOC adalah :
1. menghindari persaingan antarpedagang Belanda
2. memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi Portugis dan Spanyol
3. mencari keuntungan sebesar-besarnya.
4. Hak istimewa VOC :
1. hak monopoli perdagangan
2. hak octrooi, yaitu hak untuk mencetak dan mengedarkan uang sendiri
3. hak ekstirpasi, yaitu hak untuk mengurangi hasil produksi rempah-rempah
4. hak mengadakan perjanjian, memungut pajak, memiliki angkatan perang,
mendirikan benteng, dan hak untuk menjajah.
Pada awalnya VOC berpusat di Banten, tahun 1618 Jan Pieterzoon Coen mendirikan benteng di
Jayakarta, tahun 1619 Jan Pieterzoon Coen mendirikan kota baru yaitu Batavia setelah Jayakarta
di baker, dan Batavia dijadikan sebagai pusat kekuasaan Belanda di Indonesia.
Pada awal abad ke-18, VOC mengalami kemunduran yang disebabkan oleh:
1. Banyak pegawai VOC yang korupsi.
2. Persaingan dagang dangan prancis dan inggris.
3. Perdagangan gelap yang meraja lela.
4. Hutang VOC yang semakin besar.
5. Penduduk Indonesia banyak yang miskin.
6. Anggaran belanja yang besar untuk gaji pegawai.
Tanggal 31 Desember 1799 pemerintah Belanda membubarkan VOC.
Indonesia di bawah pemerintahan kerajaan Belanda
Setelah di bubarkan,segala hak dan kewajiban diambil alih oleh pemerintah Republik Bataafshe
sampai th 1807,tahun 1807 diganti menjadi kerajaan Holland oleh Kaisar Napoleon Bonaparte (
Perancis) dan menunjuk adiknya Raja Louis Napoleon untuk memerintah Kerajaan Holland. Raja
Louis Napoleon mengangkat Hernan Willen Daendels sebagai Gubernur Jendral di wilayah
Indonesia, tugasnya adalaj mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris. Tindakan yang
dilakukan Daendels adalah:
1. Membangun ketentaraan dan mendirikan pabrik senjata.
2. Membangun jalan pos dari Anyer sampai Panarukan.
3. Membangun pelabuhan laut di Merak dan Ujung Kulon.
4. Bupati seluruh Jawa dijadkan pegawai negeri.
5. Perbaikan gaji dan pemberantasan korupsi.
Dibidang ekonomi, untuk mengisi kas Negara yang kosong, di lakukan beberapa cara, yaitu:
1. Kewajiban menanam kopi
2. Pelaksanaan kerja rodi
3. Penjualan tanah kepada pengusaha swasta ( tanah partikelir )
4. Menetapkan contingenten: pajak penyerahan hasil bumi

Masuknya Kekuatan Asing dan Berkembangnya kolonialisme dan Imperialisme barat di


Indonesia
a. Pengertian kolonialisme dan imperialisme
*. Kolonialisme
Kolonialisme berasal dari kata “colonus” yang artinya petani. Istilah ini diberikan pada para petani
Yunani yang pindah dari negerinya yang tandus dan pindah ke daerah lain yang lebih subur. Para
colonus tetap menjalin hubungan dengan negara asalnya, tapi oleh negara asal(induk) daerah tadi
dianggap sebagai bagian dari negara induk dan harus tunduk pada negara asal (mother land). Dari
sinilah muncul awal penjajahan (imperialisme).
Jadi kolonialisme adalah suatu sistem pemukiman warga suatu negara di luar wilayah induknya
atau negara asalnya. Biasanya daerah koloni terletak di seberang lautan dan kemudian
dijadikan bagian wilayah mereka.

*. Imperialisme
Berasal dari kata latin “imperare” yang artinya menguasai.Orang yang menguasai disebut
imperator yang berarti raja atau penguasa. Imperium adalah daerah yang dikuasai imperator.
Imperator menguasai bangsa yang mendiami wilayah imperium dengan alasan agar mereka merasa
lebih aman atau lebih sejahtera. Jadi imperialisme adalah suatu sistem penjajahan langsung dari
suatu negara terhadap negara lain. Penjajahan dilakukan dengan jalan membentuk pemerintahan
jajahan atau dengan menanamkan pengaruh dalam semua bidang kehidupan daerah yang dijajah.
Walaupun kolonialisme dan imperialisme berasal dari kata dan pengertian yang berbeda namun
dalam prakteknya berarti satu yaitu penjajahan oleh bangsa satu terhadap bangsa lain.
Kolonialisme lebih diartikan pada proses pembentukan atau penguasaan wilayah, sedangkan
imperialisme lebih diartikan pada praktek penjajahannya.
Macam-macam imperialisme
Pada umumnya imperialisme dapat dibedakan menjadi 2 macam dengan perbedaan sebagai berikut
:
pembeda Imperialisme kuno Imperialisme modern
Waktu Terjadi sebelum revolusi industri (abad 18) Terjadi setelah revolusi industri
Tujuan Glory (mencari kejayaan)
Gold (mencari kekayaan)
Gospel (menyebarkan
agama kristen) Mencari daerah baru untuk :
-tempat mencari bahan
mentah/baku industri
-pemasaran hasil indutri
-tempat penanaman modal
b. Masuknya kekuatan barat dan berkembangnya kolonialisme dan imperialisme
barat di Indonesia
Latar belakang pelayaran orang-orang eropa ke dunia timur dimulai dengan peristiwa dikuasainya
kota Konstantinopel(ibukota Romawi Timur) oleh bangsa Turki dalam perang salib (1453)
membawa perubahan besar bagi bangsa eropa. Kesultanan Turki melarang orang kristen membeli
rempah-rempah dari Konstantinopel yang waktu itu menjadi satu-satunya pusat perdagangan
rempah-rempah di eropa. Hal inilah yang akhirnya memaksa orang orang eropa untuk berlayar ke
dunia timur dengan tujuan mencari sendiri pusat rempah-rempah dunia.
Selain latar belakang di atas ada juga beberapa faktor yang mempercepat keinginan dari bangsa
eropa untuk mengadakan pelayaran samodera, yaitu :
- keinginan untuk membuktikan teori Copernicus (heliosentris)
- keinginan untuk membuktikan teori Galileo Galilei yang menyatakan bahwa bumi itu bulat
- keinginan untuk membuktikan kisah perjalanan Marcopolo dalam bukunya “Imago Mundi” yang
menceritakan keajaiban dan kemakmuran di dunia timur (Cina)
- ditemukannya kompas sebagai alat penunjuk arah dalam perjalanan
- adanya semangat penaklukan (reconquista) terhadap orang-orang islam di seluruh dunia
Negara-negara pelopor perjalanan ke dunia timur
Masa ketika negara-negara eropa melakukan perjalanan ke dunia timur dikenal dengan sebutan
abad penjelajahan samodera. Negara-negara yang mempeloporinya adalah Portugis dan Spanyol.
Berikut tokoh-tokohnya :
Portugis : - Bartholomeus Diaz (sampai ujung selatan Afrika 1486)
- Vasco da Gama ( sampai India 1498)
- Alfonso d’ Albuquerque ( sampai Malaka 1511, Maluku 1512)
Spanyol : - Colombus ( penemu jalan ke Amerika, mendarat di kepulauan Bahama dan
Haiti 1492)
- Hernando Cortez ( ekspedisi Meksiko 1485 – 1547)
- Magelhaenz (pengeliling dunia pertama 1519 – 1522)
Negara-negara eropa yang lain seperti Inggris, Perancis, Belanda dll akhirnya mengikuti jejak
Portugis dan Spanyol mengadakan penjelajahan samodera.
Akibat penjelajahan samodera adalah:
- ditemukannya benua baru oleh bangsa eropa, seperti Amerika, Australia.
- Munculnya penjajahan yang dirasakan oleh bangsa pribumi
- Pengenalan budaya barat kepada penduduk asli
c. Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia
Secara umum kedatangan bangsa barat di Indonesia dilatar belakangi oleh adanya kebutuhan
mendesak mencari rempah-rempah, yang kemudian diikuti oleh mencari kejayaan dan
menyebarkan agama (Glory, Gold, Gospel). Bangsa-bangsa barat yang pernah menjajah Indonesia
antara lain : Spanyol, Portugis, Inggris, Perancis (tidak langsung), Belanda. Spanyol masuk dari
Filipina ke Maluku (Tidore) tahun 1521, Portugis masuk Indonesia dari Malaka ke Maluku
(Ternate) 1512.
Belanda masuk ke Indonesia pada tahun 1596 dengan mendarat di Banten dipimpin oleh Cornelis
de Houtman. Di Indonesia mereka mendirikan VOC (1602).
Beberapa gubernur jenderal Belanda yang memerintah :
1. Jan Pieterzoon Coen (1618), mendirikan benteng di Jayakarta
2. Daendels (1808-1811)
Gubernur jenderal Belanda di Indonesia dalam pengaruh Perancis,terkenal karena membuat jalan
dari Anyer-Panarukan
Masa penjajahan Inggris, gubernur jenderalnya dijabat oleh Raffles (1811-1814). Kebijakan yang
dilakukannya adalah :
1. membagi Jawa atas 16 karesidenan untuk mempermudah pengawasan
2. mengangkat para bupati menjadi pegawai negeri
3. melarang kerja rodi
4. memperkenalkan sistem sewa tanah (landrente)
5. membentuk susunan pengadilan model Inggris
Berdasarkan perjanjian Convention of London (1814) maka Inggris menyerahkan Indonesia
kepada Belanda. Diangkatlan Van Den Bosch menjadi penguasa di Indonesia dengan tugas
mencari uang sebanyak-banyaknya untuk mengisi kas Belanda yang kosong. Ia kemudian
menciptakan politik yang paling menyengsarakan rakyat yaitu “Tanam Paksa (Cultuurstelsel)”.
Penjajahan menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan rakyat Indonesia, hal inilah yang
kemudian menimbulkan usaha perlawanan rakyat menentang kekuasaan penjajah.
Perlawanan Rakyat Menentang Penjajahan Asing
Sebab-sebab terjadinya perlawanan :
1. penerapan berbagai politik pemerasan yang menyengsarakan rakyat, misal:
- politik devide et impera
- politik monopoli
- politik pax neerlandica
2. campur tangan penjajah terhadap urusan keraton
3. kekecewaan rakyat akibat kurang dihargainya budaya penduduk pribumi
4. dll
Bentuk-bentuk perlawanan :
a. Perang Maluku (1817)
Sebab umum : ketidakpuasan rakyat akibat penerapan politik pemerasan
yang diterapkan misalnya; monopoli cengkeh, pelayaran hongi
Cara perlawanan : dengan menyerbu benteng Belanda Duurstede di Saparua
Tokoh : Pattimura, Christina Martha Tiahahu, Anthoni Reebok, dll
b. Perang Paderi (1821-1838)
Sebab :
- pertentangan aliran Wahabi (ingin pemurnian islam) dgn Tasawuf (islam tradisional)
- adanya kebiasaan buruk yang ingin diberantas misal; mabuk, judi dll
- pertentangan antara hukum adat (matrilinial) dgn hukum islam (patrilinial)
- perebutan pengaruh antara kaum adat dengan kaum ulama
- adanya campur tangan Belanda sehingga situasi memanas
Cara perlawanan : melalui perang
Tokoh : Tuanku Imam Bonjol, Tuanku Gapuk, Tuanku Nan Cerdik, dll
c. Perang Diponegoro (1825-1830)
Sebab umum :
- kekuasaan raja Mataram yang semakin kecil dan terbatas, dibaginya
wilayah kerajaan menjadi 4 daerah lewat perjanjian Giyanti
- dikuranginya hak-hak kaum bangsawan keraton
- beban rakyat semakin berat akibat pemerasan oleh penjajah
Sebab khusus :
- pembuatan jalan kereta api melewati makam leluhur P. Diponegora
tanpa izin
Cara perlawanan : melalui pemberontakan di seluruh tanah Jawa
Tokoh : P. Diponegoro, Sentot Alibasyah, P. Mangkubumi, Kyai Mojo, dll
d. Perang Aceh (1873-1904)
Sebab perang :
- perbedaan penafsiran atas kedudukan daerah Sumatera Timur, baik
Belanda maupun kerajaan Aceh menganggap itu wilayahnya
- dibukanya terusan Suez menjadikan Aceh menjadi penting dalam pelayaran internasional
- adanya pelaksanaan politik Pax Neerlandica oleh Belanda
- penolakan rakyat Aceh terhadap tuntutan Belanda agar Aceh tidak berhubungan dengan negara
asing dan mengakui Belanda sebagai yang dipertuan
Cara perlawanan : melalui pemberontakan bersenjata
Tokoh : Teuku Umar, Teungku Cik Di Tiro, Cut Nyak Din, dll
e. Perang Bali (1846-1909)
Sebab perang :
- tuntutan Belanda untuk menghapuskan hukum “Tawan Karang” yang ditolak raja-raja Bali
- raja-raja Bali dipaksa mengakui kedaulatan Belanda
Cara perlawanan : melalui perang puputan
Tokoh : I Gustu Ketut Jelantik, I Gusti Ngurah Made Kerangasem, dll
f. Perang Banjarmasin (1859-1863)
Sebab perang :
- terjadinya perselisihan mengenai tahta kerajaan antara P. Tamjidillah dan P. Hidayat, di mana
Belanda kemudian campur tangan
- keinginan Belanda untuk menerapkan politik pax neerlandica disana
Cara perlawanan : melalui perlawanan rakyat
Tokoh : P. Hidayat, P. Antasari, dll
g. Perang Tapanuli (1878-1907)
Sebab perang :
- penentangan raja Tapanuli yang masih menganut animisme atas
penyebaran agama Kristen oleh Belanda
- adanya keinginan Belanda untuk menerapkan politik pax neerlandica
Cara perlawanan : melalui perlawanan rakyat
Tokoh : Sisingamangaraja XII
Berbagai pemberontakan di atas semuanya dapat dipadamkan oleh Belanda karena kurangnya
persatuan dan hanya mempertahankan daerahnya sendiri. Awal abad 20 Belanda telah dapat
menguasai seluruh wilayah Indonesia sehingga penerapan politik Pax Neerlandica dapat dikatakan
berhasil. Dalam perkembangannya awal abad 20 ini pula perlawanan yang dilakukan bangsa
Indonesia mengalami perubahan yaitu melalui berbagai organisasi modern. Ini terjadi akibat
positif dari politik ethis.

Masuknya Kekuatan Asing dan Berkembangnya kolonialisme dan Imperialisme


barat di Indonesia

Masuknya Kekuatan Asing dan Berkembangnya kolonialisme dan Imperialisme barat di


Indonesia

a. Pengertian kolonialisme dan imperialisme


*. Kolonialisme
Kolonialisme berasal dari kata “colonus” yang artinya petani. Istilah ini diberikan pada para petani
Yunani yang pindah dari negerinya yang tandus dan pindah ke daerah lain yang lebih subur. Para
colonus tetap menjalin hubungan dengan negara asalnya, tapi oleh negara asal(induk) daerah tadi
dianggap sebagai bagian dari negara induk dan harus tunduk pada negara asal (mother land). Dari
sinilah muncul awal penjajahan (imperialisme).
Jadi kolonialisme adalah suatu sistem pemukiman warga suatu negara di luar wilayah induknya
atau negara asalnya. Biasanya daerah koloni terletak di seberang lautan dan kemudian
dijadikan bagian wilayah mereka.

*. Imperialisme
Berasal dari kata latin “imperare” yang artinya menguasai.Orang yang menguasai disebut
imperator yang berarti raja atau penguasa. Imperium adalah daerah yang dikuasai imperator.
Imperator menguasai bangsa yang mendiami wilayah imperium dengan alasan agar mereka merasa
lebih aman atau lebih sejahtera. Jadi imperialisme adalah suatu sistem penjajahan langsung dari
suatu negara terhadap negara lain. Penjajahan dilakukan dengan jalan membentuk pemerintahan
jajahan atau dengan menanamkan pengaruh dalam semua bidang kehidupan daerah yang dijajah.

Walaupun kolonialisme dan imperialisme berasal dari kata dan pengertian yang berbeda namun
dalam prakteknya berarti satu yaitu penjajahan oleh bangsa satu terhadap bangsa lain.
Kolonialisme lebih diartikan pada proses pembentukan atau penguasaan wilayah, sedangkan
imperialisme lebih diartikan pada praktek penjajahannya.

b. Masuknya kekuatan barat dan berkembangnya kolonialisme dan imperialisme


barat di Indonesia

Latar belakang pelayaran orang-orang eropa ke dunia timur dimulai dengan peristiwa dikuasainya
kota Konstantinopel(ibukota Romawi Timur) oleh bangsa Turki dalam perang salib (1453)
membawa perubahan besar bagi bangsa eropa. Kesultanan Turki melarang orang kristen membeli
rempah-rempah dari Konstantinopel yang waktu itu menjadi satu-satunya pusat perdagangan
rempah-rempah di eropa. Hal inilah yang akhirnya memaksa orang orang eropa untuk berlayar ke
dunia timur dengan tujuan mencari sendiri pusat rempah-rempah dunia.
Selain latar belakang di atas ada juga beberapa faktor yang mempercepat keinginan dari bangsa
eropa untuk mengadakan pelayaran samodera, yaitu :
1. Keinginan untuk membuktikan teori Copernicus (heliosentris) matahari adalah pusat dunia
2. Keinginan untuk membuktikan teori Galileo Galilei yang menyatakan bahwa bumi itu bulat
3. Keinginan untuk membuktikan kisah perjalanan Marcopolo dalam bukunya “Imago Mundi” yang
menceritakan keajaiban dan kemakmuran di dunia timur (Cina)
4. Ditemukannya kompas sebagai alat penunjuk arah dalam perjalanan
5. Adanya semangat penaklukan (reconquista) terhadap orang-orang Islam di seluruh dunia
6. Gold : keinginan untuk mencari kekayaan. Kekayaan yang dicari terutama adalah rempah-rempah
7. Gospel : keinginan untuk menyebarkan agama nasrani. Bangsa eropa mempunyai tugas suci untuk
menyebarkan agama nasrani ke seluruh dunia
8. Glory : keinginan untuk mencari kejayaan dengan cara mencari daerah jajahan seluas-luasnya.
Terdapat anggapan bahwa daerah jajahan adalah daerah yang jaya
Negara-negara pelopor perjalanan ke dunia timur
Masa ketika negara-negara eropa melakukan perjalanan ke dunia timur dikenal dengan sebutan
abad penjelajahan samodera. Negara-negara yang mempeloporinya adalah Portugis dan Spanyol.
Berikut tokoh-tokohnya :
Portugis :
1. Bartholomeus Diaz (sampai ujung selatan Afrika 1486)
Adalah bangsa Portugis pertama yang melakukan penjelajahan samudera. Ia melakukan pelayaran
melalui arah timur dengn menelusuri Pantai Barat Afrika yang kemudian sampai di ujung Afrika
selatan. Tapi keinginan Bartholomeus Diaz untuk sampai ke daerah timur gagal karena kapalnya
mengalami kerusakan karena terhempas badai di Tanjung harapan.
1. Vasco da Gama ( sampai India 1498)
Adalah penerus Bartholomeus Diaz, dia berlayar mengambil rute dari tanjung harapan menuju
Mozambique dan tahun 1494 sampai di Calicut (India).
1. Alfonso d’ Albuquerque ( sampai Malaka 1511, Maluku 1512)
Adalah orang Portugis pertama yang sampai di Indonesia dengan melalui rute yang telah dibuat
oleh Bartholomeus Diaz dan Vasco da Gamma dia sampai di Kalaka dan Maluku.
Spanyol :
1. Colombus ( penemu jalan ke Amerika, mendarat di kepulauan Bahama dan Haiti 1492)
Pelayarannya dimulai kea rah barat menyeberangi Samudera Atlantik dan berhasil mendarat di
kepulauan Bahama dan menemukan Benua Amerika. Nama Amerika diambil dari nama
pendamping Columbus saat melakukan pelayaran, dia adalah Amerigo Vespucci.
1. Ferdinand de Magelhaenz (pengeliling dunia pertama 1519 – 1522)

Ia berlayar ke arah barat mengikuti jejak Columbus. Adapun rute yang ditempuh adalah dari
Tanjung Verde (di Lautan Atlantik) menyeberang kea rah selatan hingga mencapai ujung Benua
amerika (Selat Magelhaens). Dari sini dia menyeberangi lautan Pasifik kea rah barat dan berhasil
mendarat ke Pulau Guam. Dari Pulau Guam pelayaran diteruskan ke Filipina, di Filipina dia
mendapat masalah dengan penduduk local hingga dia tewa (1512). Kemudian pelayaran
dilanjutkan oleh Juan Sebastian del Cano. Mereka singgah di Maluku untuk membeli rempah-
rempah dan dibawa kembali ke Sepanyol.
Negara-negara eropa yang lain seperti Inggris, Perancis, Belanda dll akhirnya mengikuti jejak
Portugis dan Spanyol mengadakan penjelajahan samudera.

Akibat penjelajahan samudera adalah:


- ditemukannya benua baru oleh bangsa eropa, seperti Amerika, Australia.
- Munculnya penjajahan yang dirasakan oleh bangsa pribumi
- Pengenalan budaya barat kepada penduduk asli
c. Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia
Secara umum kedatangan bangsa barat di Indonesia dilatar belakangi oleh adanya kebutuhan
mendesak mencari rempah-rempah, yang kemudian diikuti oleh mencari kejayaan dan
menyebarkan agama (Glory, Gold, Gospel). Bangsa-bangsa barat yang pernah menjajah Indonesia
antara lain : Spanyol, Portugis, Inggris, Perancis (tidak langsung), Belanda. Spanyol masuk dari
Filipina ke Maluku (Tidore) tahun 1521, Portugis masuk Indonesia dari Malaka ke Maluku
(Ternate) 1512.
Belanda masuk ke Indonesia pada tahun 1596 dengan mendarat di Banten dipimpin oleh Cornelis
de Houtman. Di Indonesia mereka mendirikan VOC (1602).
1. Bangsa Portugis Menjajah Indonesia
Pada tahun 1512, bangsa Portugis yang dipimpin oleh Fransisco Serrao mulai berlayar menuju
Kepulauan Maluku. Bahkan pada tahun 1521, Antonio de Brito diberi kesempatan untuk
mendirikan kantor dagang dan beneng Santo Paolo di Ternate sebagai tempat berlindung dari
serangan musuh. Orang-orang Portugis yang semula dianggap sebagai sahabat rakyat ternate
berubah menjadi pemeras dan musuh.
2. Bangsa Spanyol Menjajah Indonesia
Pelaut Spanyol berhasil mencapai Kepulauan Maluku pada tahun 1521 setelah terlebih dahulu
singgah di Filipina disambut baik oleh rakyat Tidore. Bangsa Spanyol dimanfaatkan oleh rakyat
Tidore untuk bersekutu dalam melawan rakyat Ternate. Maka pada tahun 1534, diterbitkan
perjanjian Saragosa (tahun 1534) yang isinya antara lain pernyataan bahwa bangsa Spanyol
memperoleh wilayah perdagangan di Filipina sedangkan bangsa Portugis tetap berada di
Kepulauan Maluku.
3. Bangsa Belanda Menjajah Indonesia
Proses penjajahan bangsa Belanda terhadap Indonesia memakan waktu yang sangat lama, yaitu
mulai dari tahun 1602 sampai tahun 1942. Penjelajahan bangsa Belanda di Indonesia, diawali oleh
berdirinya persekutuan dagang Hindia Timur atau Vereenigde Oost Indische Campagnie (VOC).
Penjelajah Belanda, Cornelisde Houtman, mendarat kali pertama di Indonesia
pada tahun 1596. Pada tahun 1598, bangsa Belanda mendarat di Banten untuk
kali kedua dan dipimpin oleh Jacob Van Neck. VOC (Verangde Oost Indische
Compagnie)
Setelah Cornellis de Houtman sampai di Banten tahun 1596 maka pada tahun 1598 Compagnie
Van Verre di Belanda memberangkatkan 8 kapal di bawah pimpinan Jacob Van Neck dan Warwijk
yang membutuhkan waktu 7 bulan sampai di Banten keberhasilan pelayaran tersebut mendorong
keinginan berbagai perusahaan di Belanda untuk memberangkatkan kapalnya ke Indonesia ada 14
perusahaan yang telah memberangkatkan 62 kapal. Sementara itu Portugis berusaha keras untuk
menghancurkan mereka.
Atas usul Johan Van Oldenbarneveld dibentuklah sebuah perusahaan yang disebut Vereemigde
Oost Indische Compagnie (VOC) pada tanggal 20 Maret 1682. Tujuan pembentukan VOC tidak
lain adalah menghindarkan persaingan antar pengusaha Belanda (intern) serta mampu menghadapi
persaingan dengan bangsa lain terutama Spanyol dan Portugis sebagai musuhnya (ekstern).

Kepemimpinan VOC dipegang oleh dewan beranggotakan 17 orang yang berkedudukan di


Amsterdam. Oleh Pemerintahan Belanda, VOC diberi oktroi (hak-hak istimewa untuk
menjalankan pemerintahannya sendiri) sebagai berikut :
1. Dianggap sebagai wakil pemerintah Belanda di Asia
2. Monopoli perdagangan
3. Mencetak dang mengedarkan uang sendiri
4. Mengadakan perjanjian
5. Menaklukkan perang dengan negara lain
6. Menjalankan kekuasaan kehakiman
7. Pemungutan pajak
8. Memiliki angkatan perang sendiri
9. Mengadakan pemerintahan sendiri.

Untuk melaksanakan kekuasaannya di Indonesia diangkatlan jabatan Gubernur Jenderal VOC


antara lain:
1. Pieter Both, merupakan Gubernur Jenderal VOC pertama yang memerintah tahun 1610-1619
di Ambon.
2. Jan Pieterzoon Coen, merupakan Gubernur Jenderal kedua yang memindahkan pusat VOC dari
Ambon ke Jayakarta (Batavia). Karena letaknya strategis di tengah-tengah Nusantara
memudahkan pelayaran ke Belanda.
Setelah berpusat di Batavia, VOC melakukan perluasan kekuasaan dengan pendekatan serta
campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan di Indonesia antara lain Mataram, Banten, Banjar,
Sumatra, Gowa (Makasar) serta Maluku. Akibat hak monopoli yang dimilikinya. VOC
memaksakan kehendaknya sehingga menimbulkan permusuhan dengan kerajaan-kerajaan di
Nusantara. Untuk menghadapi perlawanan bangsa Indonesia VOC meningkatkan kekuatan
militernya serta membangun benteng-benteng seperti di Ambon, Makasar, Jayakarta dan lain-lain.
Bagaimana cara Belanda memperoleh monopoli perdagangan di Indonesia? Cara yang dilakukan
VOC adalah:
1. Melakukan pelayaran
hongi untuk memberantas
penyelundupan. Tindakan yang
dilakukan VOC adalah
merampas setiap kapal
penduduk yang menjual
langsung rempah-rempah
kepada pedagang asing seperti
Inggris, Perancis dan Denmark.
Hal ini banyak dijumpai di
pelabuhan bebas Makasar.
Perhatikan Kapal hongi pada gambar di atas! Hongi adalah nama jenis perahu di Maluku yang
bentuknya panjang dipakai untuk patroli laut Belanda yang didayung secara paksa oleh
penduduk setempat.

2. Melakukan Ekstirpasi yaitu penebangan tanaman, milik rakyat. Tujuannya adalah


mepertahankan agar harga rempah-rempah tidak merosot bila hasil panen berlebihan (over
produksi). Ingat hukum ekonomi!

3. Perjanjian dengan raja-raja setempat terutama yang kalah perang wajib menyerahkan hasil
bumi yang dibutuhkan VOC dengan harga yang ditetapkan VOC. Penyerahan wajib
disebut Verplichte Leverantien

4. Rakyat wajib menyerahkan hasil bumi sebagai pajak, yang disebut dengan
istilah Contingenten
Seiring dengan perubahan permintaan dan kebutuhan di Eropa dari rempah-rempah ke tanaman
industri yaitu kopi, gula dan teh maka pada abad 18 VOC mengalihkan perhatiannya untuk
menanam ke tiga jenis barang komoditi tersebut. Misalnya tebu di Muara Angke (sekitar Batavia),
kopi dan teh daerah Priangan (prianger stelsel).
Dalam melaksanakan pemerintahan VOC banyak mempergunakan tenaga Bupati. Sedangkan
bangsa Cina dipercaya untuk pemungutan pajak dengan cara menyewakan desa untuk beberapa
tahun lamanya.
Pada pertengahan abad ke 18 VOC mengalami kemunduran karena beberapa sebab sehingga
dibubarkan.
1. Banyak pegawai VOC yang curang dan korupsi
2. Banyak pengeluaran untuk biaya peperangan contoh perang melawan Hasanuddin dari Gowa.
3. Banyaknya gaji yang harus dibayar karena kekuasaan yang luas membutuhkan pegawai yang
banyak
4. Pembayaran Devident (keuntungan) bagi pemegang saham turut memberatkan setelah
pemasukan VOC kekurangan
5. Bertambahnya saingan dagang di Asia terutama Inggris dan Perancis.
6. Perubahan politik di Belanda dengan berdirinya Republik Bataaf 1795 yang demokratis dan
liberal menganjurkan perdagangan bebas.
Berdasarkan alasan di atas VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan hutang 136,7
juta gulden dan kekayaan yang ditinggalkan berupa kantor dagang, gudang, benteng, kapal serta
daerah kekuasaan di Indonesia.
TUGAS 1
Lengkapi peta dunia berikut dengan jalur pelayaran yang dilalui oleh Bartholomeus Diaz, Vasco
da Gama, Alfonso d’ Albuquerque, Colombus dan Ferdinand de Magelhaenz

B. LAHIRNYA NASIONALISME INDONESIA

Nasionalisme Indonesi tumbuh pertama kali di kalangan terpelajar. Latar belakang kesadaran akan
nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut.

Kalangan terpelajar dari berbagai daerah menyadari nasib sama sebagai jajahan Belanda
Nasib sama itu lebih lanjut memunculkan tekad untuk merdeka sebagai satu bangsa.
Upaya memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia menghadapi kendala amat berat sebagai
berikut.

Pengaruh politik kolonialisme Belanda sudah tertanam lama dan dalam di tengah masyarakat
Indonesia.
Tidak semua masyarakat Indonesia mau merdeka, terutama yang merasakan keuntungan dari
pemerintah kolonial.
Sebagian besar masyarakat belum menyadari sebagai satu bangsa. Mereka masih terikat pada
daerah masing-masing.

Menghadapi kendala berat itu, kalangan terpelajar bertekad untuk tanpa kenal lelah menumbuhkan
kesadaran masyarakat Indonesia sebagai satu bangsa. Untuk menemukan cara yang tetap, mereka
mempelajari berbagai buku mengenai demokrasi dan nasionalisme yang tumbuh di Eropa, Asia,
Amerika, dan Afrika. Dan belajar dan mengamati itu, kalangan terpelajar memutuskan untuk
membentuk organisasi kebangsaan ( organisasi yang melepaskan diri dari sifat-sifat kedaerahan ).
Tumbuhnya berbagai organisasi kebangsaan menandai masa baru dalam perjuangan melawan
kolonialisme Belanda. Masa baru ini dikenal sebagai masa Kebangkitan Nasional. Organisasi
kebangsaan ini berciri modern, artinya memiliki tujuan, pengurus, dan aturan yang jelas.

PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA

Pada mulanya, organisasi kebangsaan bercorak sosial, budaya, ekonomi dan agama. Barulah sejak
tahun 1912, organisasi kebangsaan bercorak poilitik dengan tujuan utama INDONESIA
MERDEKA.

1. BUDI UTOMO
Berdirinya Budi Utomo dirintis oleh upaya Dr. Wahidin Sudirohusodo mengumpulkan dana
pendidikan Bumiputera.
Budi Utomo berdiri pada tanggal 20 Mei 1908. Tanggal ini dikenal sebagai Hari Kebangkitan
Nasional.
Tokoh pendirinya adalah para mahasiswa STOVIA, seperti Soetomo, Gunawan, Cipto
Mangunkusomo, dan R.T.Ariyo Tirto kusumo.
Pada mulanya, Budi Utomo bukan organisasi politik, kegiatannya terpusat pada bidang sosial
budaya. Sejak tahun 1915, Budi Utomo mulai bergerak di bidang politik.
Pada tahun 1929, Budi Utomo masuk menjadi anggota PPPKI (Perhimpunan-Perhimpunan Politik
Kebangsaan Indonesia).
Pada tahun 1935, Budi Utomo bergabung dengan PBI (Persatuan Bangsa Indonesia) yang dipimpin
oleh Soetomo. Penggabungan (Fusi)
Itu membentuk organisasi baru bernama Parindra (Partai Indonesia Raya).

2. SAREKAT ISLAM (SI)


Pada tahun 1909, Kyai Haji Samanhadi, sudagar batik dari Solo, mendirikan Sarekat Dagang
Islam.
Tujuan Organisasi adalah membela kepentingan pedaganf Islam dari ancaman dan dominasi
pedagang Cina, serta meningkatkan pengalaman ajaran Islam di antara para anggota.
Pada tahun 1921, Sarekat Dagang Islam berubah nama menjadi Sarekat Islam (SI). Perubahan
nama itu di ikuti dengan perluasan tujuan, yakni melawan segala bentuk penindasan dan dominasi
rasional.
Tokoh SI antara lain Haji Oemar Said Tjokroaminoto, Haji Agus Salim, Abdul Moeis, dan
Suryopranoto,
Sejak tahun1917, terjadi perpecahan di tubuh SI, dengan adanya SI Putih yang tetap setia kepada
garis organisasi SI dan SI Merah yang cenderung ke arah sosialis-komunis. Akhirnya, pada tahun
1921, Si Merah memisahkan diri menjadi Partai Komunis Indonesia.

3. INDISCHE PARTIJ

Indische Partij (IP) didirikan pada tahun 1912 di kota Bandung oleh tiga serangkai, yaitu E.F.E
Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara).
IP bertujuan menyatukan semua golongan masyarakat Indonesia, yaitu Indonesia asli, keturunan
Cina, dan arab, dalam semangat Nasionalisme menuju Indonesia merdeka. Dengan tujuannya itu
IP menempatkan diri sebagai organisasi politik pertama di Indonesia.
Pada tahun 1913, Ip dinyatakan sebagai partai terlarang. Larangan tersebut turut dilatarbelakangi
oleh tulisan Suwardi Suryaningrat berjudul Als Ik een Nederlander was (jika saya seorang
Belanda) sebagai reaksi terhadap peringatan 100 tahun kemerdekaan Belanda dari penjajahan
Prancis. Secara tajam tulisan itu menyindir tindakan pemerintah kolonial mewajibkan bangsa
Indonesia merayakan kemerdekaan bangsa yang menjajahnya.
Sebagai tindak lanjut pelarangan IP, tiga serangkai ditangkap dan diasingkan ke Belanda.

4. MUHAMMADIYAH

Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh K.H. Ahmad
Dahlan.
Muhammmadiyah bertujuan untuk mengembangkan ajaran agama Islam, memeberantas kebiasaan
yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam yang benar.
Meskipun tidak menempuh jalur politik, Muhammadiyah mampu menarik banyak
pendukung.Muhammadiyah amat berperan dalam memajukan pendidikan dan kesejahteraan
masyarakat.

5. PERHIMPUNAN INDONESIA

Perhimpunan Indonesia (PI) berasal dari Organisasi pelajar Indonesia bernama Indische
Vereeniging. Organisasi itu didirikan pada tahun 1908 sebagai forum komunikasi di antara para
pelajar Indonesia yang merantau di luar negeri.
Pada tahun 1925, Indonesische Vereeniging berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia(PI).
Tokoh PI antara lain Mohammad Hatta, Ali Sastroamijoyo, Abdulmajid Joyoadiningrat, Sastro
Mulyono, dan Sartono.
PI bergabung dengan liga antiimperialisme dan penindasan kolonial. Dalam kongre liga pada tahun
1926 di Prancis, Hatta secara tegas menyuarakan tuntutan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun
1927, PI keluar dari liga, setelah kaum komunis mendominasi liga tersebut.
Pada tanggal 10 Juni 1926, Mohammad Hatta, Ali Sastroamijoyo, Abdulmajid Joyoadiningrat, dan
Nazir Pamuncak ditangkap, dengan tuduhan menghasut pemberontokan melawan
pemerintah.Sebelum sidang pengadilan setahun kemudian , keempatnya dibebaskan. Sejak saat
itu, gerak-gerik PI diawasi dengan ketat.

6. PARTAI KOMUNIS INDONESIA

Partai Komunis Indonesia berdiri pada tanggal 23 Mei 1920. Dalam melaksanakan programnya,
PKI berpegang teguh pada kebijakan Komintern (Komunis Internasional). Seuai dengan
kebikjakan Komintern, PKI menyusup ke dalam partai lain, terutama Sarekat Islam.
Akibat ulah PKI SI terpecah menjadi dua kubu. SI Merah (julukan untuk SI Prokomunis) dan SI
Putih (julukan untuk SI Nonkomunis). Akhirnya aturan disiplin SI, mengharuskan SI Merah keluar
dari SI. Peristiwa pada tahun 1921 itu menandai berdirinya PKI sebagai organisasi politik yang
berdiri sendiri.
Untuk membentuk organisasi massa yang kuat, PKI melakukan propaganda terhadap kalangan
bawah, terutama kaum buruh. Dengan sifat revolusionernya, PKI mamapu memperoleh dukungan
dalam waktu cepat.
Kemajuan pesat itu terrnyata membuat PKI lupa diri karena membawa PKI pada keputusan untuk
menggalang pemberontakan terhadap pemerintah kolonial
Pada tanggal 13 November 1926, pemberontakan PKI meletus. Pemberontakan berupa pemogokan
dan kerusuhan di Batavia, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, tetapi pemberontakan
tersebut dapat ditumpas dalam waktu singkat.

7. PARTAI NASIONAL INDONESIA (PNI)

PNI didirikan pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung di bawah pimpinan Ir. Soekarno.
PNI bertujuan mencapai Indonesia merdeka dengan usaha sendiri. Ideologi PNI disebut
Marhaenisme.
Dalam propogandanya, PNI langsung menyoroti berbagai bentuk ketidakadilan dan penindasan
akibat kolonialisme Belanda.
PNI juga mengadakan kegiatan konkret untuk membangun kesejahteraan rakyat di bidang
ekonomi, sosial, dan politik.
Khawatir akan perkembangan nasionalisme di kalangan rakyat, pemerintah kolonial menangkap
para tokoh PNI seperti Soekarno, Maskoen, Gatot Mangkupraja, dan Supriadinata. Mereka dituduh
menyulut kekacauan dan pemberontakan.
Akhirnya sidang pengadilan Kolonial (Landraad) menjatuhkan hukuman penjara kepada para
pemimpin PNI.

8. PERSATUAN BANGSA INDONESIA

PBI berawal dari kelompok belajar bernama Indonesische Studie Club. Kelompok ini didirikan
oleh Dr. Sutomo di Surabaya, pada tahun 1924. Pada bulan November 1930, kelompok itu berubah
menjadi PBI.
Kegiatan PBI menitikberatkan pada usaha memperbaiki kesejahteraan rakyat. Salah satunya
mendirikan rukun tani. Rukun tani itu terbukti berhasil meningkatkan kesejahteraan
petani.Keberhasilan itu mengundang banyak dukungan terhadap PBI sehingga gerak-gerik
organisasi itu mulai diawasi pemerintah kolonial.
Kegiatan PBI selanjutnya menggalakkan koperasi, memebentuk serikat kerja, dan meningkatkan
pengajaran dan pendidikan rakyat.
Pada tahun 1935, PBI dan Budi Utomo bergabung membentuk Parindra.

9. GABUNGAN POLITIK INDONESIA (GAPI)

GAPI didirikan pada tanggal 21 mei 1939 di Jakarta. Sebagai forum komunikasi antar partai, GAPI
tetap memberi kebebasan bagi partai untuk bergerak sesuai program masing-masing.
Tokoh GAPI antara lain Muhammad Husni Thamrin, Amir Syarifudin, dan Abikusno
Cokrosuyoso.
Untuk melaksanakan aksinya, GAPI mengadakan Kongres Rakyat Indonesia, tanggal 25
Desember 1939. Keputusan penting dari kongres tersebut antara lain penetapan bendera merah
putih sebagai bendera kebangsaan dan bahasa Indonesia sebagai bahasa kebangsaan.
Saat Perang Dunia II meletus , GAPI mengeluarkan resolusi kepada ratu Belanda , perlemen
Belanda , gubernur jenderal Hindia Belanda , dan Volksraat ( dewan rakyat Hindia Belanda yang
dibentuk pada tahun 1914 ). Resolusi itu menuntut penggantian Volksraat dengan perlemen sejati
yang anggotannya dipilih oleh rakyat dan menuntut perubahan ketatanegaraan Indonesia.
Menjelang kedatangan Jepang, tuntutan GAPI semakin gencar melalui pembentukan Majelis
Rakyat Indonesia, yang merupakan kelanjutan Kongres Rakyat Indonesia. Namun, tuntutan itu
langsung redup setelah Jepang menguasai Indonesia.

SUMPAH PEMUDA 28 OKTOBER 1928

Sumpah Pemuda berawal dari cita-cita menyatukan organisasi-organisasi pemuda dalam satu
forum. Untuk mewujudkan cita-cita itu pada tanggal 30 April 1962, diadakan Kongres Pemuda
Indonesia I di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh wakil-wakil organisasi pemuda seperti : Jong Java,
Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Jong Batak, dan
organisasi pemuda lainnya.

Dalam kongres tersebut Mohammad Yamin mengusulkan agar bahasa Melayu ditetapkan sebagai
bahasa persatuan Indonesia.

Pada bulan September 1926, para pemuda mendirikan organisasi bernama Perhimpunan Pelajar-
Pelajar Indonesia (PPPI) di Jakarta. PPPI bertujuan memperjuangkan Indonesia merdeka. Tokoh
PPPI antara lain Abdulloh Sigit, Sugondo, Suwiryo, Mohammad Yamin, dan Amir Syarifuddin.

Memasuki tahun 1928, alam politik Indonesia digelorakan oleh semangat persatuan, kebangsaan,
keyakinan berdiri sendiri, dan cita-cita Indonesia Merdeka. Dalam suasana itulah, berlangsung
Kongres Pemuda Indonesia II, tanggal 27-28 Oktober 1928. Kongres tersebut menghasilkan suatu
ikrar yang disebut Sumpah Pemuda.

SUMPAH PEMUDA

Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, Tanah Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, Bangsa Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia

Suasana persatuan Indonesia dalam kongres itu semakin kuat dengan diperdengarkannya lagu
Indonesia Raya oleh Wage Rudolf Supratman.

Sumpah pemuda 28 Oktober 1928 merupakan salah satu puncak pergerakan nasional. Untuk
mengenang peristiwa tersebut, setiap tanggal 28 Oktober diperingati sebagai Hari sumpah
Pemuda.

D. PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

Setelah sekian lamanya berada didalam belenggu penjajahan, pada tanggal 17-8-1945 rakyat
Indonesia dengan proklamasi menyatakan dirinya bangsa yang merdeka, prolamasi kemerdekaan
Indonesia itu dilakukan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dilakukan dengan penuh tekad dan keyakinan,
dilandasi dan dijiwai oleh suatu cita-cita luhur sebagaimana dirumuskan di dalam pembukaan
UUD 1945.

Kemerdekaan yang telah dicapai bangsa Indonesia bukanlah merupakan akhir dari perjuangan.
Proklamasi kemerdekaan justru menjadi awal bagi bangsas Indonesia untuk menjalankan
kehidupannya sebagai bangsa dan negara. Namun, tidak seperti bayi yang baru lahir yang
senantiasa mendapat bimbingan dari kedua orangtuanya, bangsa Indonesia harus belajar sendiri
untuk dapat memepertahankan kehidupannya. Negara Indonesia lahir dalam kondisi yang sangat
memprihatinkan akibat dari penjajajahan yang telah mencengkeram bangsa Indonesia selama
hampir 3,5 abad. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus segera membenahi negaranya agar
terbentuk negara yang kuat dan mamapu bertahan dari berbagai ancaman.
Langkah pertama yang dilakukan agar pendiri negara ini adalah membenahi perekonomian dan
stabilitas politik untuk mewujudkan persatuan Indonesia. Kini sudah 61 tahun Indonesia merdeka,
perjalanan sejarah kita telah mengalami pasang surut, adakalanya negara kita berhasil mencapai
prestasi, tetapi sering pula kita mengalami keterpurukan.

E. PROSES TERBENTUKNYA NEGARA DAN PEMERINTAHAN RI

Untuk mengatur kehidupan masyarakat, bangsa dan negara pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI
mengesahkan UUD 1945 yang merupakan hasil rancangan Panitia Sembilan yang diketuai Ir.
Soekarno. Dengan disahkannya UUD 1945 sebagai Undang-undang negara RI, bangsa Indonesia
memiliki landasan dalam mengatur kehidupan masyarakat dan negara. Dalam suatu negara, kepala
negara dan kepala pemerintahan sangat diperlukan. Dengan demikian, pada sidang PPKI 18
Agustus 1945 itu dipilih presiden dan wakilnya. Atas usul Otto Iskandardinata, dilakukan
pengambilan keputusan secara aklamasi. Dalam sidang tersebut Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad
Hatta terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.
Negara asing pertama yang mengakui kemrdekaan Indonesia adalah Mesir. Dengan demikian
Indonesia telah memenuhi syarat berdirinya atau terbentuknya negara dan pemerintahan yang
berdaulat. Kemudian setelah membentuk lembaga Presiden kemudian PPKI merancang
pembentukan komite nasional yang bertugas memebantu presiden. Komite ini yang melndasi
terbentuknya DPR dan MPR.

F. TERJADINYA KRISIS POLITIK, EKONOMI, SOSIAL DAN


REFORMASI

Orde lama berlangsung 21 tahun. Sedangkan orde baru terjadi dari tahun 1966-1998. Pada awal
orde baru mampu menciptakan tatanan kehidupan bernegara yang baik, pembangunan pun
berkembang pesat. Namun dalam perkembangan selanjutnya orde baru banyak melakukan
penyimpangan sehingga membuat banyak rakyat merasa kecewa. Kekecewaan rakyat melahirkan
ketidakpuasaan sehingga pada akhirnya melahirkan ketidakpuasan sehingga pada akhirnya
melahirkan apa yang dinamakan gerakan reformasi. Gerakan itu bertujuan melakukan melakukan
pembaharuan disegala bidang . langkah awal gerakan ini datandai dengan penurunan presiden
Soeharto dari kursi kepresidenan. Pergantian pemimpin bangsa dan negara ini adalah sebagai
langkah awal, langkah selanjutnya setelah adanya pergantian tersebut diharapkan dapat mengubah
bidang-bidang yang lain namun pada waktu itu juga terjadi :

a. Krisis Politik

Pada akhir orde baru, di Indonesia mengalami krisis politik. Terjadinya krisis politik bermula
dengan kemenangan mutlak Partai Golongan Karya (Golkar) pada pemilu tahun 1997.
Kemenangan mutlak itu menyebabkan Golkar menjadi satu-satunya organisasi politik di Indonesia
yang mempunyai kedudukan sebagai mayoritas tunggal (Single Majority). Rakyat merasa tidak
puas dengan hasil tersebut, akibatnya rakyat merasa tidak percaya dengan pemerintahan pada saat
itu.

b. Krisis ekonomi
krisis ekonomi di Indonesia dimulai dengan terjadinya krisis moneter yang melanda Asia Tenggara
pada pertengahan tahun 1997 (bulan juli).

C. Krisis kepercayaan

Krisis ekonomi yang terjadi hampir bersaman waktunya dengan krisis politik menyebabkan
keadaan negara bertambah kacau. Antara krisis politik dan ekonomi saling mendukung dan
selanjutnya melahirkan krisis kepercayaan. Krisis kepercayaan terjadi, karena rasa
ketidakpercayaan rakyat kepada pemerintah, DPR, dan MPR. Krisis kepercayaan ini akhirnya
menimbulkan gerakan reformasi.

G. KONDISI KEHIDUPAN POLITIK, EKONOMI, SOSIAL


BUDAYA PADA AWAL KEMERDEKAAN

1. Kondisi Politik

Setelah memeproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, kondisi politik dan
keamanan dalm negeri Indonesia masih rawan dan sangat labil. Pengambilan kekuasaan dari
tangan tangan Jepang sering menimbulkan bentrokan bersenjata. Situasi ini bertambah parah
setelah kedatangan pasukan Sekutu (AFNEI) yang diboncengi tentara NICA (Belanda). Sementara
itu, dalam sistem pemerintah dalam negeri mulai berkembang ke arah penyimpangan UUD 1945.
hal ini diawali dengan kemenangan kelompok sosialis yang dipimpin oleh Sutan Syahrir dan Amir
Syarifudin yang berhasil memebentuk “ Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat
(BPKNIP).

2. Kondisi Ekonomi

Kondisi perekonomian Indonesia pada awal kemerdekaan sangat parah, untuk mengatasi keadaan
ekonomi yang tidak menentu tersebut, pemerintah mengambil kebijaksanaan salah satunya ialah
dengan menyelenggarakan konferensi ekonomi dan berhasil menghapus sistem autarki lokal
warisan Jepang, kemudian menggantinya dengan sistem sentralisasi.

3. Kondisi Sosial Budaya

sesudah proklamasi kemerdekaan, terjadi perubahan dalam kehidupan sosial budaya masyarakat
Indonesia. Semula rakyat Indonesia adalah masyarakat kolonial dengan diskriminasi ras sebagai
ciri pokoknya. Kemerdekaan telah berhasil menghapus segala bentuk diskriminasi terhadap
seluruh warga negara Indonesia. Pemerintah RI menghapus semua perbedaan perlakuan
berdasarkan ras (warna kulit), keturuna, agama dan kepercayaan yang dianut warganya.

Sejarah Singkat Boedi Oetomo


Bangsa Indonesia, yang dijajah oleh Belanda, hidup dalam penderitaan dan kebodohan selama ratusan
tahun. Bahkan tingkat kecerdasan rakyat, sangat rendah. Hal ini adalah pengaruh sistem kolonialisme yang
berusaha untuk “membodohi” dan “membodohkan” bangsa jajahannya.
Politik ini jelas terlihat pada gambaran berikut:
1. Pengajaran sangat kurang, bahkan setelah menjajah selama 250 tahun tepatnya pada
1850 Belanda mulai memberikan anggaran untuk anak-anak Indonesia, itupun sangat kecil.
2. Pendidikan yang disediakan tidak banyak, bahkan pengajaran tersebut hanya ditujukan
untuk menciptakan tenaga yang bisa baca tulis dan untuk keperluan perusahaan saja.
Keadaan yang sangat buruk ini membuat dr. Wahidin Soedirohoesodo yang mula-mula berjuang melalui
surat kabar Retnodhumilah, menyerukan pada golongan priyayi Bumiputera untuk membentuk dana
pendidikan. Namun usaha tersebut belum membuahkan hasil, sehingga dr. Wahidin Soedirohoesodo harus
terjung ke lapangan dengan berceramah langsung.

Berdirinya Boedi Oetomo


Dengan R. Soetomo sebagai motor, timbul niat di kalangan pelajar STOVIA di Jakarta untuk mendirikan
perhimpunan di kalangan para pelajar guna menambah pesatnya usaha mengejar ketertinggalan bangsa.
Langkah pertama yang dilakukan Soetomo dan beberapa temannya ialah mengirimkan surat-surat untuk
mencari hubungan dengan murid-murid di kota-kota lain di luar Jakarta, misalnya: Bogor, Bandung,
Semarang, Yogyakarta, dan Magelang.
Pada hari Sabtu tanggal 20 Mei 1908 pukul 9 pagi, Soetomo dan kawan-kawannya: M. Soeradji, M.
Muhammad saleh, M. Soewarno, M. Goenawan, Soewarno, R.M. Goembrek, dan R. Angka berkumpul
dalam ruang kuliah anatomi. Setelah segala sesuatunya dibicarakan masak-masak, mereka sepakat
memilih “Boedi Oetomo” menjadi nama perkumpulan yang baru saja mereka resmikan berdirinya.

“Boedi” artinya perangai atau tabiat sedangkan “Oetomo” berarti baik atau luhur. Boedi Oetomo yang
dimaksud oleh pendirinya adalah perkumpulan yang akan mencapai sesuatu berdasarkan atas keluhuran
budi, kebaikan perangai atau tabiat, kemahirannya.
Kongres Pertama Boedi Oetomo (3 Oktober – 5 Oktober 1908)
Kongres ini diadakan di Kweekschool atau Sekolah Guru Atas Yogyakarta (Sekarang SMA 11 Yogyakarta)
dengan pembicara:
1. R. Soetomo (STOVIA Weltevreden)
2. R. Saroso (Kweekschool Yogyakarta)
3. R. Kamargo (Hoofd der School Magelang)
4. Dr. MM. Mangoenhoesodo (Surakarta)
5. M. Goenawan Mangoenkoesoemo
Setelah berlangsung selama tiga hari, kongres yang dipimpin oleh dr. Wahidin Soedirohoesodo
mengesahkan Anggaran Dasar Boedi Oetomo yang pada pokoknya menetapkan tujuan perhimpunan
sebagai berikut:
Kemajuan yang selaras (harmonis) buat negara dan bangsa, terutama dengan memajukan pengajaran,
pertanian, peternakan dan dagang, teknik dan industri, kebudayaan (kesenian dan ilmu pengetahuan).
Beberapa prestasi yang diraih oleh Boedi Oetomo diantaranya: penerbitan majalah “Guru Desa”,
perubahan pelajaraan Bahasa Belanda di Sekolah Dasar yang semula hanya diajarkan di kelas tiga ke
atas berubah menjadi mulai kelas satu, serta mendirikan surat kabar resmi Boedi Oetomo berbahasa
Belanda, Melayu, dan Jawa.
Boedi Oetomo telah memberikan teladan dengan berdiri di barisan terdepan membawa panji-panji
kesadaran, menggugah semangat persatuan, adalah suatu kenyataan yang tidak boleh dikesampingkan.

MENGGUGAT HARI KEBANGKITAN NASIONAL


SAYA diundang oleh rekan saya Kepala Museum Kebangkitan Nasional, Edy Suwardi
menghadiri seminar menyambut Hari Kebangitan Nasional, Kamis, 16 Juni 2010, di Jakarta.
Seminar yang diselenggarakan sangat menarik karena kehadiran Prof Ahmad Mansur
Suryanegara, pakar Sejarah Islam dari Universitas Padjadjaran, Bandung. Di samping itu ada pula
Asvi Warman Adam, Sejarawan dari LIPI.
Berpenampilan bersahaja, pakaian dan rambut rapi, warna rambut sudah memutih, maklumlah
sudah berusia 74 tahun, Ahmad Mansur Suryanegara meragukan Hari Kebangkitan Nasional
dikaitkan dengan Sejarah Budi Utomo 20 Mei 1908. Menurut Ahmad Mansur Suyanegara,
Gerakan Budi Otomo adalah gerakan lokal, hanya diperuntukkan untuk suku Jawa, apakah harus
dikatakan sebagai kebangkitan nasional? Bahkan suku lain tidak diizinkan masuk ke dalam
gerakan tersebut. “Saya ingin kita mengevaluasi Hari Kebangkitan Nasional tersebut,” tegas
Ahmad Mansur
Sebagai pakar Sejarah Islam, Ahmad Mansur Suryanegara juga menyinggung keberadaan suku
Minangkabau yang dikatakannya sebagai penggerak aliran komunis di Indonesia. Disebutkannya
beberapa nama, seperti Tan Malaka. “Namun demikian,”ujarnya lagi “banyak juga Suku
Minangkabau menjadi pemuka Agama Islam, seperti Hamka,” tambahnya.
Saya pribadi menyambut baik gagasan Ahmad Mansur Suryanegara ini sebagaimana pendapat
Asvi Warman Adam yang juga mengatakan jika menulis G.30.S tanpa PKI. Menurut saya ini
merupakan sumber-sumber yang mengajak bangsa ini lebih kritis melihat suatu permasalahan,
sekaligus mengajak untuk menelusuri lebih jauh sejarah bangsa, tidak sekedar meng “Iya” kan
atau sebaliknya. Sudah saatnya para sejarawan menggali hal-hal atau penemuan-penemuan baru
yang jika keliru bisa diperdebatkan lagi, sehingga kita tidak terpaku kepada pendapat para ahli dari
luar negeri semata-mata. Tidaklah mungkin kita percaya seratus persen dengan pendapat para ahli
luar negeri yang sedang mengkaji masalah bangsa Indonesia, di bandingkan dengan para ahli dari
dalam negeri sendiri yang adalah bangsa Indonesia sendiri.
Ya, pada saatnya pula kita harus berbicara mengenai keterbatasan Saya ingin menggaris bawahi
mengenai suku Minangkabau yang juga dikategorikan sebagai pemberontak dan disebut pula oleh
Ahmad Mansur Suryanegara, yaitu Ahmad Husein, Pemimpin PRRI (Pemerintahan Revolusioner
Republik Indonesia). Hal ini saya bantah, karena sebelum meninggalnya, saya dua kali bertemu
Ahmad Husein. Dia mengatakan, bahwa PRRI adalah pemberontak, itu tidak benar. “Kami bukan
pemberontak,”ujarnya. “Kami hanya melakukan koreksi total kesenjangan antara pemeintah pusat
dan daerah, selain mengingatkan Presiden Soekarno tidak terlalu dekat dengan Partai Komunis
Indonesia,” tegas Ahmad Husein yang waktu itu sudah sakit-sakitan di kursi rodanya.
Kembali mengenai keterbatasan ini, saya ingin mengutip pernyataan Dr.Alfian (alm), salah
seorang sejarawan Indonesia yang terkenal pada masanya. Di dalam sebuah pengantar
buku:”Meluruskan Sejarah karya B.M.Diah,” Alfian mengatakan bahwa sesuai dengan tuntutan
profesi keilmuannya, para ahli sejarah tentu berusajha keras untuk bersikap obyektif dalam
menulis karyanya. Sungguh pun begitu, ujarnya, jauh di lubuk hati dan alam pikirannya, mereka
mengetahui betul bahwa mustahil bagi siapa saja, betapa pun pintar dan ahlinya, untuk
menghasilkan tulisan sejarah yang dapat dikatakan betul-betul obyektif dan sempurna. Sebuah
tulisan sejarah memang dapat dikatakan, ditinjau dari segi mutu dan sebagainya, lebih obyektif
dan lebih sempurna dari karya-karya lainnya. Tetapi tulisan tersebut tidaklah dapat dikatakan
sebagai sesuatu yang final atau sebuah karya tanpa kelemahan dan kekurangan sama sekali. Di
samping banyak tulisan sejarah yang buruk dan tidak bermutu, biasanya ada sejumlah karya yang
dinilai baik dan berkualitas tinggi.
Bagaimana pun juga, tegas Alfian, para ahli sejarah sendirilah yang pertama-tama mengakui
bahwa tidak ada tulisan sejarah yang betul-betul sempurna, dan juga betul-betul lurus.
“Itulah antara lain sebabnya mengapa sejarah merupakan salah satu bidang studi yang bagaikan
sumur penelitian yang tak pernah kering atau lahan pengkajian yang tak pernah habis. Dari waktu
ke waktu, dari generasi ke generasi, berbagai ahli datang menimba atau menggarapnya, dan dari
situ lahir karya-karya sejarah baru memperkaya khasanah yang sudah ada yang terus membesar,”
jelas Alfian.

Materi Semester 2
C.Masyarakat Majemuk,
Masyarakat Multikultural, dan Minoritas:
Memperjuangakan Hak-hak Minoritas
Masyarakat Majemuk
Dalam masyarakat majemuk manapun, mereka yang tergolong sebagai minoritas selalu
didiskriminasi. Ada yang didiskriminasi secara legal dan formal, seperti yang terjadi di negara
Afrika Selatan sebelum direformasi atau pada jaman penjaajhan Belanda dan penjaajhan Jepang
di Indonesia. Dan, ada yang didiskriminasi secara sosial dan budaya dalam bentuk kebijakan
pemerintah nasional dan pemerintah setempat seperti yang terjadi di Indonesia dewasa ini. Dalam
tulisan singkat ini akan ditunjukkan bahwa perjuangan hak-hak minoritas hanya mungkin berhasil
jika masyarakat majemuk Indonesia kita perjuangkan untuk dirubah menjadi masyarakat
multikultural. Karena dalam masyarakat multikultural itulah, hak-hak untuk berbeda diakui dan
dihargai. Tulisan ini akan dimulai dengan penjelasan mengenai apa itu masyarakat Indonesia
majemuk, yang seringkali salah diidentifikasi oleh para ahli dan orang awam sebagai masyarakat
multikultural. Uraian berikutnya adalah mengenai dengan penjelasan mengenai apa itu golongan
minoritas dalam kaitan atau pertentangannya dengan golongan dominan, dan disusul dengan
penjelasan mengenai multikulturalisme. Tulisan akan diakhiri dengan saran mengenai bagaimana
memperjuangkan hak-hak minoritas di Indonesia.

Masyarakat Majemuk Indonesia


Masyarakat majemuk terbentuk dari dipersatukannya masyarakat-masyarakat suku bangsa oleh
sistem nasional, yang biasanya dilakukan secara paksa (by force) menjadi sebuah bangsa dalam
wadah negara. Sebelum Perang Dunia kedua, masyarakat-masyarakat negara jajahan adalah
contoh dari masyarakat majemuk. Sedangkan setelah Perang Dunia kedua contoh-contoh dari
masyarakat majemuk antara lain, Indonesia, Malaysia, Afrika Selatan, dan Suriname. Ciri-ciri
yang menyolok dan kritikal dari masyarakat majemuk adalah hubungan antara sistem nasional atau
pemerintah nasional dengan masyrakat suku bangsa, dan hubungan di antara masyarakat suku
bangsa yang dipersatukan oleh sistem nasional. Dalam perspektif hubngan kekuatan, sistem
nasional atau pemerintahan nasional adalah yang dominan dan masyarakat-masyarakat suku
bangsa adalah minoritas. Hubungan antara pemerintah nasional dengan masyarakat suku bangsa
dalam masyarakat jajahan selalu diperantarai oleh golongan perantara, yang posisi ini di hindia
Belanda dipegang oleh golongan Cina, Arab, dan Timur Asing lainnya untuk kepentingan pasar.
Sedangkan para sultan dan raja atau para bangsawan yang disukung oleh para birokrat (priyayi)
digunakan untuk kepentingan pemerintahan dan penguasaan. Atau dipercayakan kepada para
bangsawan dan priyayi untuk kelompok-kelompok suku bangsa yang digolongkan sebagai
terbelakang atau primitif.

Dalam masyarakat majemuk dengan demikian ada perbedaan-perbedaan sosial, budaya, dan
politik yang dikukuhkan sebagai hukum ataupun sebagai konvensi sosial yang membedakan
mereka yang tergolong sebagai dominan yang menjadi lawan dari yang minoritas. Dalam
masyarakat Hindia Belanda, pemerintah nasional atau penjajah mempunyai kekutan iliter dan
polisi yang dibarengi dengan kekuatan hukum untuk memaksakan kepentingan-kepentingannya,
yaitu mengeksploitasi sumber daya alam dan manusia. Dalam struktur hubungan kekuatan yang
berlaku secara nasional, dalalm penjajahan hindia Belanda terdapat golongan yang paling dominan
yang berada pada lapisan teratas, yaitu orang Belanda dan orang kulit putih, disusul oleh orang
Cina, Arab, dan Timur asing lainnya, dan kemuian yang terbawah adalah mereka yang tergolong
pribumi. Mereka yang tergolong pribumi digolongkan lagi menjadi yang tergolong telah menganl
peradaban dan meraka yang belum mengenal peradaban atau yang masih primitif. Dalam struktur
yang berlaku nasional ini terdapat struktur-struktur hubungan kekuatan dominan-minoritas yang
bervariasi sesuai konteks-konteks hubungan dan kepentingan yang berlaku.

Dalam masa pendudukan Jepang di Indonesia, pemerintah penajajahan Jepang yang merupakan
pemerintahan militer telah memposisikan diri sebagai kekuatan memaksa yang maha besar dalam
segala bidang kehidupan masyarakat suku bangsa yang dijajahnya. Dengan kerakusannya yang
luar biasa, seluruh wilayah jajahan Jepang di Indonesia dieksploitasi secara habis habisan baik
yang berupa sumber daya alam fisik maupun sumber daya manusianya (ingat Romusha), yang
merupakan kelompok minoritas dalam perspektif penjajahan Jepang. Warga masyarakat Hindia
Belanda yang kemudian menjadi warga penjajahan Jepang menyadari pentingnya memerdekakan
diri dari penjajahan Jepang yang amat menyengsarakan mereka, emmerdekakan diri pada tanggal
17 agustus tahun 1945, dipimpin oleh Soekarno-Hatta.

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, yang disemangati oleh Sumpah Pemuda tahun 1928,
sebetulnya merupakan terbentuknya sebuah bangsa dalam sebuah negara yaitu Indonesia tanpa ada
unsur paksaan. Pada tahun-tahun penguasaan dan pemantapan kekuasaan pemerintah nasional
barulah muncul sejumlah pemberontakan kesukubangsaan-keyakinan keagamaan terhadap
pemerintah nasional atau pemerintah pusat, seperti yang dilakukakn oleh DI/TII di jawa Barat,
DI/TII di Sulawesi Selatan, RMS, PRRI di Sumatera Barat dan Sumatera Selatan, Permesta di
Sulawesi Utara, dan berbagai pemberontakan dan upaya memisahkan diri dari Republik Indonesia
akhir-akhir ini sebagaimana yang terjadi di Aceh, di Riau, dan di Papua, yang harus diredam secara
militer. Begitu juga dengan kerusuhan berdarah antar suku bangsa yang terjadi di kabupaten
Sambas, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, dan Maluku yang harus diredam secara paksa.
Kesemuanya ini menunjukkan adanya pemantapan pemersatuan negara Indonesia secara paksa,
yang disebabkan oleh adanya pertentangan antara sistem nasional dengan masyarakat suku bangsa
dan konflik di antara masyarakat-masyarakat suku bangsa dan keyakinan keagamaan yang berbeda
di Indonesia.

Dalam era diberlakukannya otonomi daerah, siapa yang sepenuhnya berhak atas sumber daya
alam, fisik, dan sosial budaya, juga diberlakukan oleh pemerintahan lokal, yang dikuasai dan
didominasi administrasi dan politiknya oleh putra daerah atau mereka yang secara suku bangsa
adalah suku bangsa yang asli setempat. Ini berlaku pada tingkat provinsi maupun pada tingkat
kabupaten dan wilayah administrasinya. Ketentuan otonomi daerah ini menghasilkan golongan
dominan dan golongan minoritas yang bertingkat-tingkat sesuai dengan kesukubangsaan yang
bersangkutan. Lalu apakah itu dinamakan minoritas dan dominan?

Hubungan Dominan-Minoritas
Kelompok minoritas adalah orang-orang yang karena ciri-ciri fisik tubuh atau asal-usul
keturunannya atau kebudayaannya dipisahkan dari orang-orang lainnya dan diperlakukan secara
tidak sederajad atau tidak adil dalam masyarakat dimana mereka itu hidup. Karena itu mereka
merasakan adanya tindakan diskriminasi secara kolektif. Mereka diperlakukan sebagai orang luar
dari masyarakat dimana mereka hidup. Mereka juga menduduki posisi yang tidak menguntungkan
dalam kehidupan sosial masyarakatnya, karena mereka dibatasi dalam sejumlah kesempatan-
kesempatan sosial, ekonomi, dan politik. Mereka yang tergolong minoritas mempunyai gengsi
yang rendah dan seringkali menjadi sasaran olok-olok, kebencian, kemarahan, dan kekerasan.
Posisi mereka yang rendah termanifestasi dalam bentuk akses yang terbatas terhadap kesempatan-
kesempatan pendidikan, dan keterbatasan dalam kemajuan pekerjaan dan profesi.

Keberadaan kelompok minoritas selalu dalam kaitan dan pertentangannya dengan kelompok
dominan, yaitu mereka yang menikmati status sosial tinggi dan sejumlah keistimewaan yang
banyak. Mereka ini mengembangkan seperangkat prasangka terhadap golongan minoritas yang
ada dalam masyarakatnya. Prasangka ini berkembang berdasarkan pada adanya (1) perasaan
superioritas pada mereka yang tergolong dominan; (2) sebuah perasaan yang secara intrinsik ada
dalam keyakinan mereka bahwa golongan minoritas yang rendah derajadnya itu adalah berbeda
dari mereka dantergolong sebagai orang asing; (3) adanya klaim pada golongan dominan bahwa
sebagai akses sumber daya yang ada adalah merupakan hak mereka, dan disertai adanya ketakutan
bahwa mereka yang tergolong minoritas dan rendah derajadnya itu akan mengambil sumberdaya-
sumberdaya tersebut.
Dalam pembahasan tersebut di atas, keberadaan dan kehidupan minoritas yang dilihat dalam
pertentangannya dengan dominan, adalah sebuah pendekatan untuk melihat minoritas dengan
segala keterbatasannya dan dengan diskriminasi dan perlakukan yang tidak adil dari mereka yang
tergolong dominan. Dalam perspektif ini, dominan-minoritas dilihat sebagai hubungan kekuatan.
Kekuatan yang terwujud dalam struktur-struktur hubungan kekuatan, baik pada tingkat nasional
maupun pada tingkat-tingkat lokal. Bila kita melihat minoritas dalam kaitan atau pertentangannya
dengan mayoritas maka yang akan dihasilkan adalah hubungan mereka yang populasinya besar
(mayoritas) dan yang populasinya kecil (minoritas). Perspektif ini tidak akan dapat memahami
mengapa golongan minoritas didiskriminasi. Karena besar populasinya belum tentu besar
kekuatannya.

Konsep diskriminasi sebenarnya hanya digunakan untuk mengacu pada tindakan-tindakan


perlakuakn yang berbeda dan merugikan terhadap mereka yang berbeda secara askriptif oleh
golongan yang dominan. Yang termasuk golongan sosial askriptif adalah suku bangsa (termasuk
golongan ras, kebudayaan sukubangsa, dan keyakinan beragama), gender atau golongan jenis
kelamin, dan umur. Berbagai tindakan diskriminasi terhadap mereka yang tergolong minoritas,
atau pemaksaan untuk merubah cara hidup dan kebudayaan mereka yang tergolong minoritas (atau
asimilasi) adalah pola-pola kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat majemuk. Berbagai
kritik atau penentangan terhadap dua pola yang umum dilakukan oleh golongan dominan terhadap
minoritas biasanya tidak mempan, karena golongan dominan mempunyai kekuatan berlebih dan
dapat memaksakan kehendak mereka baik secara kasar dengan kekuatan militer dan atau polisi
atau dengan menggunakan ketentuan hukum dan berbagai cara lalin yang secara sosial dan budaya
masuk akal bagi kepentingan mereka yang dominan. Menurut pendapat saya, cara yang terbaik
adalah dengan merubah masyarakat majemuk (plural society) menjadi masyarakat
multikultural (multicultural society), dengan cara mengadopsi ideologi multikulturalisme sebagai
pedoman hidup dan sebagai keyakinan bangsa Indonesia untuk diaplikasikan dalam kehidupan
bangsa Indonesia.

Multikulturalisme dan Kesederajatan


Multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang menekankan pengakuan dan penghargaan pada
kesederajatan perbedaan kebudayaan. Tercakup dalam pengertian kebudayaan adalah para
pendukung kebudayaan, baik secara individual maupun secara kelompok, dan terutma ditujukan
terhadap golongan sosial askriptif yaitu sukubangsa (dan ras), gender, dan umur. Ideologi
multikulturalisme ini secara bergandengan tangan saling mendukung dengan proses-proses
demokratisasi, yang pada dasarnya adalah kesederajatan pelaku secara individual (HAM) dalam
berhadapan dengan kekuasaan dan komuniti atau masyarakat setempat.
Sehingga upaya penyebarluasan dan pemantapan serta penerapan ideologi multikulturalisme
dalam masyarakat Indonesia yang majemuk, mau tidak mau harus bergandengan tangan dengan
upaya penyebaran dan pemantapan ideologi demokrasi dan kebangsaan atau kewarganegaraan
dalam porsi yang seimbang. Sehingga setiap orang Indoensia nantinya, akan mempunyai
kesadaran tanggung jawab sebagai orang warga negara Indonesia, sebagai warga sukubangsa
dankebudayaannya, tergolong sebagai gender tertentu, dan tergolong sebagai umur tertentu yang
tidak akan berlaku sewenang-wenang terhadap orang atau kelompok yang tergolong lain dari
dirinya sendiri dan akan mampu untuk secara logika menolak diskriminasi dan perlakuakn
sewenang-wenang oleh kelompok atau masyarakat yang dominan. Program penyebarluasan dan
pemantapan ideologi multikulturalisme ini pernah saya usulkan untuk dilakukan melalui
pendidikakn dari SD s.d. Sekolah Menengah Atas, dan juga S1 Universitas. Melalui kesempatan
ini saya juga ingin mengusulkan bahwa ideologi multikulturalisme seharusnya juga disebarluaskan
dan dimantapkan melalui program-program yang diselenggarakan oleh LSM yang yang sejenis.

Mengapa perjuangan anti-diskriminasi terhadap kelompok-kelompok minoritas dilakukan melalui


perjuangan menuju masyarakat multikultural? Karena perjuangan anti-diskriminasi dan
perjuangan hak-hak hidup dalam kesederajatan dari minoritas adalah perjuangan politik, dan
perjuangan politik adalah perjuangan kekuatan. Perjuangan kekuatan yang akan memberikan
kekuatan kepada kelompok-kelompok minoritas sehingga hak-hak hidup untuk berbeda dapat
dipertahankan dan tidak tidak didiskriminasi karena digolongkan sebagai sederajad dari mereka
yang semula menganggap mereka sebagai dominan. Perjuangan politik seperti ini menuntut
adanya landasan logika yang masuk akal di samping kekuatan nyata yang harus digunakan dalam
penerapannya.Logika yang masuk akal tersebut ada dalam multikulturalisme dan dalam
demokrasi.

Upaya yang telah dan sedang dilakukan terhadap lima kelompok minoritas di Indonesia oleh LSM,
untuk meningkatkan derajad mereka, mungkin dapat dilakukan melalui program-program
pendidikan yang mencakup ideologi multikulturalisme dan demokrasi serta kebangsaan, dan
berbagai upaya untuk menstimuli peningkatan kerja produktif dan profesi. Sehingga mereka itu
tidak lagi berada dalam keterbelakangan dan ketergantungan pada kelompok-kelompok dominan
dalam masyarakat setempat dimana kelompok minoritas itu hidup.

Pengertian dan Ciri-ciri Masyarakat Multikultural

Sebenarnya apa sih pengertian Masyarakat Multikultural ? Apa pula ciri-ciri yang dimiliki
masyarakat multikultural ? Sebagaimana telah banyak diketahui, bahwa masyarakat merupakan
kategori yang paling umum untuk menyebut suatu kumpulan manusia yang saling berinteraksi
secara kontinyu dalam suatu wilayah atau tempat dengan batas-batas geografik, sosial, atau
kultural yang tertentu. Terdapat istilah-istilah yang lebih khusus yang digunakan untuk menyebut
pengumpulan manusia dengan karakteristik tertentu. Misalnya yang menekankan bahwa interaksi
yang kontinyu itu berlangsung dalam batas-batas wilayah geografik tertentu, sehingga orang-orang
dalam batas wilayah itu saling berinteraksi secara lebih intensif daripada dengan orang-orang yang
berada di luar batas itu. Pengelompokan yang demikian ini disebut komunitas, atau masyarakat
setempat. Misalnya masyarakat desa atau masyarakat kota. Juga dapat dalam lingkup ruang
geografik yang lebih kecil, misalnya Rukun Tetangga, Rukun Kampung, dusun, dan sebagainya.

Untuk wilayah sosial, dapat berupa kelas atau kelompok sosial tertentu. Misalnya untuk yang
berjenjang dapat berupa kelas atas, kelas menengah, atau kelas bawah, sedangkan yang tidak
berjenjang dapat juga kelompok kiri, kanan, atau tengah, berbagai kelompok profesi, atau
sebagaimana diungkapkan Geertz, ada kelompok santri, priyayi, atau abangan. Untuk kategori
wilayah kebudayaan, dapat berupaka sukubangsa atau kelompok-kelompok agama.

Demikianlah, sehingga –sekali lagi– masyarakat merupakan penyebutan yang paling umum dan
general untuk sebuah pengumpulan manusia pada suatu wilayah.
Apa yang dimaksud dengan masyarakat multikultural? Masyarakat jenis ini kadang disebut
sebagai masyarakat majemuk atau plural society.

Istilah plural society, pertama kali digunakan oleh JS Furnival untuk menyebut masyarakat
masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih tertib sosial, komunitas atau kelompok-kelompok yang
secara kultural, ekonomi dan politik terpisah-pisah serta memiliki struktur kelembagaan yang
berbeda-beda antara satu dengan lainnya, atau dengan kata lain merupakan suatu masyarakat di
mana sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagiannya adalah
sedemikian rupa sehingga para anggotanya kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai
keseluruhan.

Istilah plural atau majemuk sebenarnya berbeda dengan pengertian heterogen. Majemuk atau
plural itu merupakan lawan dari kata singular atau tunggal. Sehingga, masyarakat plural itu bukan
masyarakat yang tunggal. Masyarakat tunggal merupakan masyarakat yang mendukung satu
sistem kebudayaan yang sama, sedangkan pada masyarakat plural, di dalamnya terdapat lebih dari
satu kelompok baik etnik maupun sosial yang menganut sistem kebudayaan (subkultur) berbeda
satu dengan yang lain. Sebuah masyarakat kota, mungkin tepat disebut sebagai masyarakat
heterogen, sepanjang meskipun mereka berasal dari latar belakang SARA (sukubangsa, agama,
ras, atau pun aliran/golongan-golongan) yang berbeda, tetapi mereka tidak mengelompok
berdasarkan SARA tersebut. Heterogen lawan dari kondisi yang disebut homogen. Disebut
homogen kalau anggota masyarakat berasal dari SARA yang secara relatif sama. Disebut
heterogen kalau berasal dari SARA yang saling berbeda, namun –sekali lagi– mereka tidak
mengelompok (tersegmentasi) berdasarkan SARA tersebut.

Selanjutnya, suatu masyarakat disebut multikultural, majemuk, atau plural apabila para anggota-
anggotanya berasal dari SARA yang saling berbeda, dan SARA tersebut menjadi dasar
pengelompokan para anggota masyarakat, sehingga dalam masyarakat terdiri atas dua atau lebih
kelompok etnis maupun sosial yang didasarkan pada SARA yang pada umumnya bersifat
primordial, dan masing-masing mengembangkan subkultur tertentu. Interaksi antar-kelompok
lebih rendah daripada interaksi internal kelompok. Bahkan, di dalam banyak masyarakat majemuk,
struktur sosial yang ada sering bersifat konsolidatif, sehingga proses menuju integrasi sosialnya
terhambat.
Agar lebih jelas, berikut dikemukakan ciri masyarakat multikultural menurut van Den Berghe.

1. Mengalami segmentasi ke dalam kelompok-kelompok dengan subkultur saling berbeda


2. Memiliki struktur yang terbagi ke dalam lembaga-lembaga yang nonkomplemen
3. Kurang dapat mengembangkan konsensus mengenai nilai dasar
4. Relatif sering mengalami konflik
5. Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan, dan/atau
6. Ketergantungan ekonomi, dan/atau
7. Dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain

Konfigirasi masyarakat multikultural.


Furnival mengemukakan bahwa apabila dilihat dari konfigurasi etnis atau kelompok yang menjadi
unsurnya, paling tidak terdapat empat macam masyarakat majemuk, yaitu: (1) masyarakat
majemuk dengan kompetisi seimbang, (2) masyarakat majemuk dengan maioritas dominan, (3)
masyarakat majemuk dengan minirotas dominan, dan (4) masyarakat majemuk dengan konfigurasi
fragmental.
1. Masyarakat majemuk dengan konfigurasi kompetisi seimbang
Di antara kelompok-kelompok yang ada, masing-masing mempunyai kekuatan kompetisi yang
seimbang, tidak ada satupun kelompok yang dapat menguasai yang lain. Integrasi sosial sebagai
sebuah masyarakat besar tidak mudah terjadi, kecuali kalau ada di antara kelompok-kelompok
tersebut yang berhasil membangun koalisi lintas kelompok, misalnya lintas etnik yang
membentuknya.
2. Masyarakat majemuk dengan konfigurasi maioritas dominan
Di antara kelompok-kelompok yang ada terdapat satu kelompok besar dan berkuasa.
3. Masyarakat majemuk dengan konfigurasi minoritas dominan
Di antara kelompok-kelompok yang ada terdapat satu kelompok yang kecil tetapi berkuasa
4. Masyarakat majemuk dengan konfigurasi fragmental
Terdiri atas kelompok-kelompok kecil yang satu dengan yang lain saling terpisah dan sangat
terbatas interaksi dan komunikasinya. Sama dengan konfigurasi kompetisi seimbang, masyarakat
majemuk jenis ini pun integrasi sosial hanya dapat dicapai apabila terjadi koalisi lintas etnis.
Menurut Anda, sebagai sebuah masyarakat majemuk, masyarakat Indonesia memiliki konfigurasi
yang mana?
Faktor-faktor peyebab kemajemukan
Meskipun menurut sejarah, masyarakat Indonesia relatif berasal dari nenek moyang yang sama,
tetapi karena keadaan geografiknya, akhirnya masyarakat Indonesia bersifat majemuk. Kondisi
geografik yang menjadi penyebab kemajemukan masyarakat, adalah

1. Bentuk wilayah yang berupa kepulauan. Kondisi ini mengakibatkan, meskipun berasal dari
nenek moyang yang sama, tetapi akhirnya mereka terpisah-pisah di pulau-pulau yang saling
berbeda, sehingga masing-masing terisolasi dan mengembangkan kebudayaan sendiri. Jadilah
masyarakat Indonesia mengalami kemajemukan ethnik atau sukubangsa.
2. Letak wilayah yang strategis, di antara dua benua dan dua samudera, kondisi ini mengakibatkan
Indonesia banyak didatangi oleh orang-orang asing yang membawa pengaruh unsur kebudayaan,
antara lain –yang paling menonjol– adalah agama. Kondisi ini mengakibatkan masyarakat
Indonesia majemuk dalam hal agama. Lima agama besar dunia ada di Indonesia. Lima agama besar
yang dimaksud adalah (1) Hindu (pengaaruh India), (2) Budha (pengaruh bangsa-bangsa Asia),
(3) Katholik (pengaruh kedatangan bangsa portugis), (4) Kristen (pengaruh kedatangan bangsa
Belanda), dan (5) Islam (pengaruh masuknya pedagang-pedagang dari Timur Tengah).
3. Variasi iklim, jenis serta kesuburan tanah yang berbeda di antara beberapa tempat, misalnya
daerah Indonesia bagian Timur yang lebih kering, tumbuh menjadi sukubangsa peternak, daerah
Jawa dan Sumatra yang dipengaruhi vulkanisme tumbuh menjadi daerah dengan masyarajat yang
hidup dari bercocok tanam. Variasi iklim dan jenis serta kesuburan tanah ini mengakibatkan
masyarakat Indonesia majemuk dalam hal kultur, antara lain cara hidup.

Bentuk Struktur Sosial Masyarakat Majemuk


1. Struktur sosial yang terinterseksi (intersected social structure)
Kelompok-kelompok sosial yang ada dalam masyarakat dapat menjadi wadah beraktivitas dari
orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang sukubangsa, agama, ras, dan aliran.
Dalam bentuk struktur sosial yang demikian keanggotaan para anggota masyarakat dalam
kelompok sosial yang ada saling silang-menyilang sehingga terjadi loyalitas yang juga silang-
menyilang (cross-cutting affiliation dan cross-cutting loyalities).
Bentuk struktur yang terinterseksi mendorong terjadinya integrasi sosial dalam masyarakat
multicultural.
2. Struktur sosial yang terkonsolidasi (consolidated social structure)
Dalam bentuk struktur yang demikian, kelompok-kelompok sosial yang ada hanya mewadahi
orang-orang yang berlatar belakang sukubangsa, agama, ras, atau aliran yang sama.
Sehingga terjadi tumpang tindih parameter dalam pemilahan struktur sosial. Orang Bali akan
identik dengan orang Hindu, orang Melayu identik dengan orang Islam. Partai tertentu identik
dengan orang Islam, partai yang lain identik dengan orang Kristen, dan seterusnya.
Bentuk struktur sosial yang semacam ini akan menghambat terjadinya integrasi sosial dalam
masyarakat multicultural, karena akan terjadi pertajaman prasangka antar-kelompok.
Struktur sosial terpilah dengan parameter yang tumpang tindih, pemilahan berdasarkan
sukubangsa tumpang tindih dengan pemilahan berdasrkan agama, ras, aliran, atau kelas-kelas
sosial dan ekonomi. Ikatan dalam kelompok dalam akan sangat kuat, tetapi akan menimbulkan
prasangka terhadap kelompok luarnya.
Perilaku dalam masyarakat multikultural
Dalam kehidupan masyarakat multikultural, sering tidak dapat dihindari berkembangnya faham-
faham atau cara hidup yang didasarkan pada ethnosentrisme, primordialisme, aliran,
sektarianisme, dan sebagainya.

* Ethnosentrisme merupakan faham atau sikap menilai kebudayaan sukubangsa/kelompok lain


menggunakan ukuran yang berlaku di sukubangsa kelompok/masyarakat sendiri
* Primordialisme merupakan tindakan memperlakukan secara istimewa (memberi prioritas) orang-
orang yang latarbelakag sukubangsa, agama, ras, aliran atau golongan yang sama dalam urusan
publik.
* Kronisme: memprioritaskan teman. Nepotisme = memprioritaskan anggota keluarga.
* Politik aliran merupakan kehidupan perpolitikan yang didasarkan pada faktor-faktor primordial
(SARA)
* Prasangka dan stereotipe ras/etnis adalah penilaian suatu ras/etnis berdasarkan pendapat orang
banyak yang belum pernah dibuktikan tetapi dianggap benar
Proses integrasi dalam masyarakat multikultual
Integrasi sosial tidak hanya sebuah ungkapan normatif, melainkan juga telah lama menjadi
persoalan akademik.
Secara sosiologis, terdapat dua pendekatan:
1) konsensus yang lebih menekankan pada dimensi budaya (teori struktural fungsional), dan
2) konflik yang lebih menekankan dimensi struktural (teori struktural konflik).
Menurut pendekatan konsensus integrasi dapat dicapai melalui suatu kesepakatan tentang nilai
dasar (common platform); sedangkan menurut pendekatan konflik, integrasi hanya dapat dicapai
melalui dominasi satu kelompok atas lainnya.
Integrasi sosial dalam masyarakat majemuk dipengaruhi oleh beberapa ha, misalnya: (1) struktur
sosialnya, apakah interseksi atau konsolidasi, (2) faham atau ideologi, yang berkembang dalam
masyarakat apakah ethnosentrisme, primordialisme, aliran, sektarianisme, dan lain-lain, ataukah
faham relativisme kebudayaan, (3) apakah dapat berlangsung koalisi, (4) apakah dapat
membangun konsensus tentang nilai dasar, (5) apakah berlangsung proses-proses menuju
akulturasi budaya majemuk, dan (6) adakah kelompok dominan.

Struktur sosial yang bersifat intersected, berkembangnya faham relativisme kebudayaan, koalisi
lintas-etnis, konsensus tentang nilai dasar, akulturasi budaya majemuk, dan adanya kelompok
dominan merupakan faktor-faktor yang mendorong berlangsungnya integrasi sosial dalam
masyarakat majemuk.
Multikulturalisme dalam masyarakat multikultural

Multikulruralisme pada dasarnya merupakan cara pandang yang mengakui dan menerima adanya
perbedaan-perbedaan cara berfikir, cara berperasaan, dan cara bertindak dalam masyarakat yang
bersumber dari adanya latar belakang sukubangsa, agama, ras, atau aliran yang berbeda.

Multikulturalisme lahir karena adanya kesadaran bahwa di masa lalu hubungan di antara warga
masyarakat dalam majemuk lebih conderung didasarkan pada primordialisme, ethnosentrisme dan
aliran. Sehingga di dalam masyarakat majemuk terdapat potensi konflik di antara kelompok-
kelompok atau golongan-golongan sosial yang ada. Hubungan yang demikian menimbulkan
masalah dalam proses integrasi sosial dalam masyarakat majemuk. Lahirlah faham
multikulturalisme yang lebih didasarkan pada pandangan tentang relativisme kebudayaan. Bahwa
pada dasarnya setiap kelompok atau golongan sosial, baik itu sukubangsa, agama, ras, ataupun
aliran memiliki ukuran-ukuran dan nilai-nilainya sendiri tentang suatu hal, meskipun tidak tertutup
kemungkinan ditemukakannya common platform atau kesamaan di antara kelompok atau
golongan-golongan yang saling berbeda itu.

D.Pengertian Struktur Sosial


Struktur sosial merupakan susunan atau konfigurasi dari unsur-unsur sosial yang pokok dalam
masyarakat, yaitu kelompok, kelas sosial, nilai dan norma sosial, dan lembaga sosial.
Struktur sosial merupakan ruang abstrak dalam masyarakat, sebagaimana ruang geografi yang kita
kenal dan lebih konkrit. Kalau dalam ruang geografi kita dapat mempunyai alamat geografik (titik
posisi atau lokasi kita berada), misalnya SMA Negeri 3 Yogyakarta berlokasi di Jalan Yos
Sudarso 7, Kaluarhan Kota Baru, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, maka demikian
jugalah di ruang sosial, maka di ruang sosial atau struktur sosial, kita pun punya alamat sosial. Di
manakan posisi SMA Negeri 3 Yogyakarta di ruang sosial? Tergantung pada parameter apa yang
kita gunakan, apakah nilai dan norma, kelompok, status atau kelas sosial, atau kah lembaga sosial.
Perhatikan bagan berikut!
Apabila unsur nilai dan norma kita gunakan untuk mengetahui posisi atau alamat sosial kita, maka
apakah kita termasuk orang kebanyakan (normal), orang yang dijadikan panutan (super ordinat),
ataukah orang menyimpang (deviant). Apabila menggunakan status atau kelas, maka apakah kita
berada pada kelas atas, menengah atau bawah. Di lembaga manakah kita beraktivitas? Pendidikan,
keluarga, politik, ekonomi, hokum, ataukah agama.
Struktur sosial dan peluang hidup (life chance)
Struktur sosial identik dengan struktur peluang hidup (life chance), semakin tinggi posisi dalam
struktur sosial, semakin baik peluang hidupnya.
Struktur sosial dan fakta sosial
Struktur sosial merupakan fakta sosial, yaitu cara bertindak, berfikir, dan berperasaan yang berada
diluar individu tetapi mengikat. Sehingga, kelas sosial tertentu identik dengan cara hidup tertentu.
Kelas sosial bukanlah sekedar kumpulan dari orang-orang yang pendidikan atau penghasilannya
relative sama, tetapi lebih merupakan kumpulan orang-orang yang memiliki cara atau gaya hidup
yang relative sama.
Jawablah:
(1) mengapa musik dangdut sering diidentikan dengan musiknya kelas bawah, sementara music
klasik atau jazz diidentikkan dengan kelas atas?
(2) mengapa orang-orang kelas atas diidentikkan dengan orang-orang berdasi dan bersepatu?
(3) Mengapa kelas sosial tertentu juga identik dengan merk mobil, merk sepatu, merek parfum,
merek baju tertentu, juga aktivitas mengisi waktu luang dan olahraga tertentu?
Paramater struktur sosial.
Terdapat dua macam parameter yang dapat digunaan untuk menganalisis struktur sosial, yaitu
(1) Parameter Graduated/berjenjang, meliputi antara lain: kekuasaan, keturunan/kasta, tingkat
pendidikan, kekayaan, usia, dst., dan
(2) paramater Nominal/tidak berjenjang, meliputi antara lain: sukubangsa, ras,
golongan/kelompok, jenis kelamin, agama, dan seterusnya.
Konfigurasi atau pemilahan struktur sosial berdasarkan parameter-parameter graduated disebut
stratifikasi sosial (diferensiasi rank/tingkatan).
Sedangkan, konfigurasi atau pemilahan struktur sosial berdasarkan parameter nominal disebut
diferensiasi sosial (diferensiasi fungsi, dan custom/adat).
Status, kedudukan, atau posisi individu atau kelompok dalam struktur sosial tidak bersifat statis
atau tetap, melainkan dapat mengalami perubahan atau perpindahan. Perpindahan posisi dalam
struktur sosial yang dialami oleh individu ataupun kelompok dalam struktur sosial disebut
mobilitas sosial.
B. Diferensiasi Sosial
Diferensiasi sosial merupakan pemilahan atau konfigurasi struktur sosial berdasarkan parameter-
parameter yang sifatnya nominal atau tidak berjenjang. Hasilnya dalam masyarakat terdapat
kelompok-kelompok atau golongan sosial.
1. Diferensiasi sosial berdasarkan ras.
Ras merupakan penggolongan manusia berdasarkan ciri-ciri fisik-biologis manusia dengan
kecenderungan yang besar.
Ciri fisik :
Fenotipe (tampak luar):
1) Kualitatif: warna kulit, warna dan bentuk rambut, warna dan bentuk mata
2) Kuantitatif: tinggi dan berat badan, ukuran kepala, ukuran hidung, dll.
Genotype (tidak tampak luar): golongan darah
Manusia dari seluruh dunia dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ras utama, yaitu kaukasoid,
mongoloid, dan negroid.
Dalam prakteknya terdapat kesulitan penggolongan ras, antara lain karena: (1) ciri fisik yang
tumpang tindih, dan (2) terjadinya perkawinan campuran (amalgamasi).
2. Diferensiasi sosial berdasarkan sukubangsa/etnis
Sukubangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan
kebudayaan, yang sering dikuatkan dengan kesatuan bahasa.
Sukubangsa sering disamakan dengan kelompok etnik (ethnic Group). Namun, kelompok etnik
tidak selalu berarti sukubangsa. Misalnya kelompok etnik Tionghoa.
Disebut kelompok etnik apabila secara sosial telah mengembangkan SUBKULTUR-nya sendiri.
Lima cirri pengelompokan sukubangsa:
 Bahasa/dialek yang memelihara keakraban dan kebersamaan di antara warga sukubangsa
 Pola-pola sosial-kebudayaan (adat istiadat, cita-cita dan ideologi)
 Ikatan sebagai satu kelompok
 Kecenderungan menggolongkan diri ke dalam kelompok asli
 Perasaan keterikatan kelompok karena kekerabatan/genealogis dan kesadaran teritorial di
antara warga sukubangsa
Untuk kepentingan administrasi dan politik, di masa orde baru dibedakan antara
(1) masyarakat sukubangsa,
(2) masyarakat terasing, dan
(3) keturunan asing.
Masyarakat sukubangsa adalah kelompok etnis yang asalnya dari dalam wilayah Indonesia, dan
mampu berinteraksi dan komunikasi dengan dunia luarnya, masyarakat terasing adalah kelompok
etnis yang asalnya dari dalam wilayah Indonesia, tetapi terisolasi atau mengalami keterbatasan
hubungan dengan dunia luarnya, sedangkan keturunan asing memiliki daerah asal di luar wilayah
Indonesia. Ada tiga keturunan asing yang menonjol, yaitu China, India dan Arab,
3. Diferensiasi sosial berdasarkan agama
Agama merupakan sistem terpadu terdiri atas keyakinan dan praktek, berhubungan dengan sesuatu
yang dianggap sacred (suci/sakral) menyatukan pengikutnya ke dalam suatu komunitas moral
yang disebut umat. Sesuatu yang sakral disebut TUHAN (God, Allah, Elia, Devon, Deva, Devi,
dst.)
Diferensisasi agama merupakan diferensiasi customs.
Karena letak Indonesia di posisi silang, dalam masyarakatnya terdapat penganut dari lima agama
besar dunia, Islam, Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha.
4. Diferensiasi sosial berdasarkan profesi
Profesi merupakan pekerjaan yang untuk dapat melaksanakannya memerlukan
keahlian. Misalnya: dosen, guru, dokter, jurnalis, artis, penyiar radio, penyiar televisi, ahli
komputer, designer, politikus, perawat, birokrat, militer, pengusaha, pedagang, dan sebagainya.
Dirensiasi profesi merupakan diferensiasi fungsi.
5. Diferensiasi sosial berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin merupakan pembedaan antara laki-laki dengan perempuan berdasarkan ciri fisik
biologis yang tidak dapat dipertukarkan.
Gender merupakan pembedaan antara laki-laki dengan perempuan berdasarkan ciri-ciri sosial dan
budaya yang sebenarnya dapat dipertukarkan, karena diperoleh melalui proses belajar. Misalnya
perempuan bekerja di dalam rumah, dan laki-laki bekerja di luar rumah.
Maka, jenis kelamin (seks) merupakan pembedaan berdasarkan konstruksi biologis, sedangkan
gender berdasarkan konstruksi sosial dan budaya, yang sering dikuatkan oleh ajaran agama.
C. Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial merupakan konfigurasi atau pemilahan struktur sosial menggunakan parameter
graduated/berjenjang. Hasilnya adalah dalam masyarakat terdapat kelas-kelas sosial.
Kriteria yang digunakan dapat berupa kriteria (1) sosial, (2) ekonomi, dan (3) politik. Kriteria
sosial meliputi: pendidikan, profesi atau pekerjaan, dan keturunan atau keanggotaan dalam kasta
dan kebangsawanan. Kriteria ekonomi meliputi pendapatan/penghasilan dan pemilikan/kekayaan.
Kriteria politik meliputi kekuasaan.
Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial
Menurut Weber, para anggota masyarakat dapat dipilah secara vertikal berdasarkan atas ukuran-
ukuran kehormatan, sehingga ada orang-orang yang dihormati dan disegani dan orang-orang yang
dianggap biasa-biasa saja, atau orang kebanyakan, atau bahkan orang-orang yang dianggap hina.
Orang-orang yang dihormati atau disegani pada umumnya adalah mereka yang memiliki jabatan
atau profesi tertentu, keturunan bangsawan atau orang-orang terhormat, atau berpendidikan tinggi.
Ukuran-ukuran penempatan anggota masyarakat dalam stratifikasi sosial yang dapat dikategorikan
sebagai kriteria sosial antara lain, (1) profesi, (2) pekerjaan, (3) tingkat pendidikan, (4) keturunan,
dan (5) kasta.
1. Profesi
Yang dimaksud profesi adalah pekerjaan-pekerjaan yang untuk dapat melaksanakannya
memerlukan keahlian, misalnya dokter, guru, wartawan, seniman, pengacara, jaksa, hakim, dan
sebagainya. Orang-orang yang menyandang profesi-profesi tersebut disebut kelas profesional.
Di samping kelas profesional, dalam masyarakat terdapat juga kelas-kelas tenaga terampil dan
tidak terampil, yang pada umumnya ditempatkan pada posisi yang lebih rendah dalam stratifikasi
sosial masyarakat.
2. Pekerjaan.
Berdasarkan tingkat prestise atau gengsinya, pekerjaan-pekerjaan dalam masyarakat dapat
dibedakan menjadi: (1) pekerjaan kerah putih (white collar), dan (2) pekerjaan kerah biru (blue
collar). Pekerjaan kerah putih merupakan pekerjaan-pekerjaan yang lebih menuntut penggunaan
pikiran atau daya intelektual, sedangkan pekerjaan-pekerjaan kerah biru lebih menuntut
penggunaan energi atau kekuatan fisik. Pada umumnya anggota masyarakat lebih memberikan
penghargaan atau gengsi yang lebih tinggi pada pekerjaan-pekerjaan kerah putih. Walaupun, tidak
selalu bahwa pekerjaan kerah putih memberikan dampak ekonomi atau finansial yang lebih besar
daripada pekerjaan kerah biru.
3. Pendidikan
Pada zaman sekarang ini pendidikan sudah dianggap sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi oleh
sebagian besar anggota masyarakat. Orang-orang yang berpendidikan tinggi akan menempati
posisi dalam stratifikasi sosial yang lebih tinggi. Sehingga tamatan S-3 dipandang lebih tinggi
kedudukannya daripada tamatan S2, S1, SMA/SMK, SMP, SD, dan mereka yang tidak
pernah sekolah.
4. Keturunan
Keturunan raja atau bangsawan dalam masyarakat dipandang memiliki kedudukan yang tinggi.
Bahkan, pada masyarakat feodal, hampir tidak ada pengakuan terhadap simbol-simbol yang
berasal dari luar istana, termasuk tata kota, arsitektur, pemilihan hari-hari penting, pakaian, seni,
dan sebagainya. Penempatan orang dalam posisi-posisi penting dalam masyarakat akan selalu
mempertimbangkan faktor keturunan, dan keaslian keturunan dipandang sangat penting.
5. Kasta
Kasta merupakan pemilahan anggota masyarakat yang dikenal pada masyarakat Hinduisme.
Masyarakat dipilah menjadi kasta-kasta, seperti: Brahmana, Ksatria, Weisyia, dan Sudra.
Kemudian ada orang-orang yang karena tindakannya dihukum dikeluarkan dari kasta, digolongkan
menjadi paria.
Sebagian besar orang menganggap pemilahan dalam kasta bersifat graduated atau berjenjang,
mengingat orang-orang yang berasal dari kasta yang berbeda akan memiliki gengsi (prestige) dan
hak-hak istimewa (privelege) yang berbeda. Namun, tokoh-tokoh Hinduisme menyatakan bahwa
kasta bukanlah pemilahan vertikal, melainkan hanyalah merupakan catur warna.
Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi
Kriteria ekonomi yang digunakan sebagai dasar stratifikasi sosial dapat meliputi penghasilan
dan pemilikan atau kekayaan.
Apabila dipilah menggunakan kriteria ekonomi, maka masyarakat akan terdiri atas
 Kelas atas, yaitu orang-orang yang karena penghasilan atau kekayaannya dengan leluasa
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya
 Kelas menengah, yaitu orang-orang yang karena penghasilan dan kekayaannya dapat
leluasa memenuhi kebutuhan hidup mendasarnya, tetapi tidak leluasa untuk kebutuhan-kebutuhan
lainnya
 Kelas bawah, yaitu orang-orang yang dengan sumberdaya ekonominya hanya dapat
memenuhi kebutuhan hidup mendasarnyanya, tetapi tidak leluasa, atau bahkan tidak mampu untuk
itu.
Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria politik
Ukuran yang digunakan untuk memilah masyarakat atas dasar dimensi atau kriteria politik adalah
distribusi kekuasaan. Kekuasaan (power) berbeda dengan kewenangan (otoritas). Seseorang yang
berkuasa tidak selalu memiliki kewenangan.
Yang dimaksud kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi individu-individu lain dalam
masyarakat, termasuk mempengaruhi pembuatan keputusan kolektif. Sedangkan wewenang
adalah hak untuk berkuasa. Apa yang terjadi apabila orang mempunyai wewenang tetapi tidak
memiliki kekuasaan? Mana yang lebih efektif, orang mempunyai kekuasaan saja, atau wewenang
saja?
Meskipun seseorang memiliki hak untuk berkuasa, artinya ia memiliki wewenang, tetapi kalau
dalam dirinya tidak memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain, maka ia tidak akan
dapat melaksanakan hak itu dengan baik. Sebaliknya, apabila seseorang memiliki kemampuan
mempengaruhi pihak lain, meskipun ia tidak punya wewenang untuk itu, pengaruh itu dapat
berjalan secara efektif. Untuk lebih memahami hal ini, dapat diperhatikan pengaruh tokoh
masyarakat, seperti seorang tokoh agama atau orang yang dituakan dalam masyarakat.
Sudah beradab-abad menjadi pemikiran dalam dalil politik, bahwa kekuasaan dalam masyarakat
selalu terdistribusikan tidak merata. Gaetano Mosca (1939) menyatakan bahwa dalam setiap
masyarakat selalu terdapat dua kelas penduduk: satu kelas yang menguasai dan satu kelas yang
dikuasai. Kelas pertama yang jumlahnya lebih kecil, menjalankan semua fungsi politik,
memonopoli kekuasaan dan menikmati keuntungan yang diberikan oleh kekuasaan itu, sedangkan
kelas kedua, yang jumlahnya lebih besar, diatur dan dikendalikan oleh kelas pertama itu.
Vilfredo Pareto, Gaetano Mosca, dan Robert Michels memberikan pengertian bahwa beberapa asas
umum yang menjadi dasar bagi terbentuknya stratifikasi sosial, khususnya yang berkaitan dengan
kekuasaan politik, adalah:
1. Kekuasaan politik tidak dapat didistribusikan secara merata
2. Orang-orang dikategorikan ke dalam dua kelompok: yang memegang kekuasaan dan yang tidak
memilikinya
3. Secara internal, elite itu bersifat homogen, bersatu, dan memiliki kesadaran kelompok
4. Keanggotaan dalam elite berasal dari lapisan yang sangat terbatas
5.Kelompok elite pada hakikatnya bersifat otonom, kebal akan gugatan dari siapa pun di luar
kelompoknya mengenai keputusan-keputusan yang dibuatnya
Di dalam masyatakat yang demokratis, pembagian dikotomis antara yang berkuasa dan tidak
berkuasa tidak sesederhana yang dikemukakan Mosca dan kawan-kawannya. Biarpun kelas
berkuasa jumlah orangnya selalu lebih sedikit, tetapi pada umumnya distribusi kekuasaan lebih
terfragmentasi ke berbagai kelompok-kelompok. Dalam masyarakat yang demokratis, kelompok
elite tidak memiliki otonomi sebagaimana pada masyarakat diktator. Kekuasaan elite dalam
masyarakat demokratis selalu dapat dikontrol oleh kelompok-kelompok yang ada di luar kelompok
elite, dan jumlahnya lebih dari satu.
Dominasi
Dominasi merupakan kekuasaan yang nyaris tidak dapat ditolak oleh siapapun. Kekuasaan yang
sifatnya hampir multlak.
Kekuasaan dalam masyarakat berdasarkan sumbernya dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
(1) kekuasaan tradisional, (2) kekuasaan kharismatik, dan (3) kekuasaan legal-rasional.
Kekuasasan tradisional adalah kekuasaan yang sumbernya berasal dari tradisi masyarakat,
misalnya raja. Kekuasaan kharismatik bersumber dari kewibawaan atau kualitas diri seseorang,
dan kekuasaan legal rasional bersumber dari adanya wewenang yang didasarkan pada pembagian
kekuasaan dalam birokrasi, misalnya pemerintahan.
Mengapa dominasi?
Dominasi dapat terjadi karena unsur-unsur kekuasaan seperti kharisma, tradisi dan legal rasional
dimiliki oleh seseorang. Dalam batas-batas tertentu, Sultan Yogyakarta memiliki ketiga unsur
kekuasaan tersebut.
Status sosial
Unsur penting dalam stratifikasi sosial adalah status. Apakah status? Status adalah Posisi atau
kedudukan atau tempat seseorang atau kelompok dalam struktur sosial masyarakat atau pola
hubungan sosial tertentu.
Status seseorang dapat diperoleh sejak kelahirannya (ascribed status), diberikan karena jasa-
jasanya (assigned status), atau karena prestasi dan perjuangannya (achived status). Masyarakat
modern lebih menghargai status-status yang diperoleh melalui prestasi atau perjuangan,
masyarakat feudal lebih menghargai status yang diperoleh sejak lahir.
Apakah kelas sosial?
 Segolongan orang yang menyandang status relatif sama
 Memiliki cara hidup tertentu
 Sadar akan privelege (hak istimewa) tertentu, dan
 memiliki prestige (gengsi kemasyarakatan) tertentu
Apakah simbol status?
 Simbol “sesuatu” yang oleh penggunanya diberi makna tertentu
 Ciri-ciri/tanda-tanda yang melekat pada diri seseorang atau kelompok yang secara relatif
dapat menunjukkan statusnya
 Antara lain: cara berpakaian,cara berbicara, cara belanja, desain rumah, cara mengisi waktu
luang, keikutsertaan dalam organisasi, tempat tinggal,cara berbicara, perlengkapan hidup, akses
informasi, dst.
Konsekuensi perbedaan status dalam pelapisan sosial masyarakat?
 Cara hidup (cara berfikir, berperasaan dan bertindak) yang berbeda: sikap politik,
kepedulian sosial, keterlibatan dalam kelompok sosial, dst.). Ingat: PS = f(S + K), bahwa perilaku
sosial pada dasarnya merupakan fungsi dari struktur sosial dan kebudayaan. Jawablah: mengapa
seorang individu menyebut orangtuanya sebagai mama dan papa, bukan ayah dan ibu, bukan bapak
dan ibu, atau bapak dan simbok?
 Prestige (gengsi/kehormatan sosial) yang berbeda
 Privilege (hak istimewa) yang berbeda
 PELUANG HIDUP YANG BERBEDA
D. Konflik Sosial
Konflik sosial merupakan salah satu konsekuensi dari adanya perbedaan-perbedaan dalam
masyarakat, misalnya peluang hidup, gengsi, hak istimewa, dan gaya hidup.
Sumber konflik:
1. Perbedaan kepentingan
2. Perbedaan individual
3. Perbedaan kebudayaan
4. Perubahan sosial
Macam-macam konflik
1. Individu atau kelompok (berdasarkan pelakunya perorangan atau kelompok)
2. Horizontal atau vertical (berdasarkan status pihak-pihak yang terlibat, sejajar atau
bertingkat)
Konflik horizontal = antar-etnis, antar-agama, antar-aliran, dll.
Konflik vertical = antara buruh dengan majikan, pemberontakan atau gerakan separatis/makar
terhadap kekuasaan negara
1. Ideologis atau politis (berdasarkan tingkat konflik, apabila sebatas
pemikiran/ideologi, disebut konflik tingkat ideologis (misalnya pertentangan ideology
antara santri denan abangan dan priyayi), apabila sampai muncul di tingkat tindakan
disebut tingkat politis (misalnya: riot/kerusuhan, demonstrasi, pemberontakan, makar, dan
sebagainya)
2. Konflik terbuka, konflik laten dan konflik permukaan
Penjelasan:
 TANPA KONFLIK: dalam kesan umum adalah lebih baik, namun setiap masyarakat atau
kelompok yang hidup damai, jika ingin keadaan ini terus berlangsung, mereka harus hidup
bersemangat dan dinamis. Memanfaatkan konflik perilaku dan tujuan, serta mengelola konflik
secara kreatif.
 KONFLIK LATEN: sifatnya tersembunyi dan perlu diangkat ke permukaan agar dapat
ditangani secara effektif
 KONFLIK TERBUKA: berakar dalam, dan sangat nyata. à memerlukan berbagai tindakan
untuk mengatasi akar penyebab dan berbagai efeknya.
 KONFLIK DI PERMUKAAN: memiliki akar yang dangkal/tidak memiliki akar, muncul
hanya karena kesalah fahaman mengenai sasaran yang dapat diatasi dengan meningkatkan
komunikasi
E. Mobilitas Sosial
Pengertian Mobilitas Sosial
Istilah mobilitas (Ing: mobility) berasal darai kata mobilis (Latin) yang artinya bergerak atau
berpindah. Meskipun demikian mobilitas sosial tidak sama dengan gerakan sosial.
Yang dimaksud gerakan sosial (social movement) suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu kelas
atau golongan sosial untuk memperoleh tujuan-tujuan yang diinginkan.
Mobilitas sosial merupakan perubahan posisi atau kedudukan orang atau kelompok orang
dalam struktur sosial, misalnya dari satu lapisan ke lapisan lain yang lebih atas ataupun lebih
bawah, atau dari satu kelompok/golongan ke kelompok/golongan lain.
Struktur sosial
Sebagaimana disebut di bagian awal ringkasan materi ini, struktur sosial merupakan salah satu
konsep paling esensial dalam sosiologi. Struktur sosial berkaitan dengan posisi-posisi individu
atau kelompok dalam masyarakat. Kalau dalam ruang geografi seseorang atau sekelompok orang
memiliki lokasi/tempat tinggal atau dalam bahasa yang lebih populer ”alamat”, maka dalam ruang
sosial seseorang juga memiliki ”lokasi”, ”tempat”, atau ”alamat”. Anda dan keluarga Anda
memiliki posisi tertentu dalam struktur sosial, posisi itu sering disebut sebagai status atau
kedudukan sosial. SMA di mana Anda sekarang ini bersekolah juga memiliki posisi tertentu dalam
struktur sosial masyarakat.
Bagaimana mengetahui posisi kita? Sama dengan ruang geografik, ruang sosial juga memiliki
dimensi horizontal dan vertikal. Di ruang geografik seseorang memiliki alamat ”Jl. Sultan Agung
Nomor 8 Lantai 7”, maka di ruang sosial seseorang dapat memiliki alamat ”orang tua atau muda,
beragama Islam, Kristen-Protestan, Kristen-Katholik, Hindu, atau Budha, bekerja sebagai petani,
pedagang, pegawai pemerintah, pegawai swasta, atau bekerja di sektor nonformal perkotaan,
miskin, setengah kaya, atau kaya raya, berbudi bekerti luhur dan berhati mulia atau dikenal sebagai
penjahat, pengikut setia Bung Karno, Bung Hatta, Gus Dur, Amien Rais, atau yang lain, dan
seterusnya.
Dalam ruang imaginer ”struktur sosial”, setiap orang punya tempat tinggal, dan sama dengan di
ruang geografi, tempat tinggal itu dapat berubah-ubah. Orang dan sekelompok orang dapat
bermigrasi dalam ruang geografi, dari Jawa ke Sumatra, atau sebaliknya. Maka, dalam ruang
sosial, orang atau sekelompok orang dapat mengalami ”mobilitas sosial”, dari orang kaya menjadi
orang miskin, atau sebaliknya, dari orang miskin menjadi orang kaya. Dari pemimpin menjadi
orang biasa. Dari orang baik menjadi orang jahat, atau sebaliknya dari orang jahat menjadi orang
baik.
Macam-macam Mobilitas sosial
Di samping manusia hidup dan bergerak dalam sebuah ruang geografik, manusia juga hidup dalam
sebuah ruang yang unik, yaitu struktur sosial yang di dalamnya terdapat pemilahan-pemilahan
vertikal maupun horizontal. Sehingga, di samping manusia dapat berpindah dari satu ruang
geografik (wilayah) ke ruang geografik yang lain, dalam sebuah ruang sosial yang unik tadi,
manusia juga dapat berpindah dari satu strata atau kelas sosial ke strata atau kelas sosial yang lain,
ataupun dari satu golongan ke golongan yang lain.
Mobilitas dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni:
1. Mobilitas geografik, yakni perpindahan orang dari satu tempat/daerah ke
tempat/daerah yang lain
2. Mobilitas sosial, yakni perpindahan posisi dari suatu kelas sosial atau kelompok
sosial ke kelas sosial atau kelompok sosial yang lain.
Berdasarkan arah perpindahan, mobilitas sosial dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Mobilitas sosial horizontal, yakni perpindahan posisi individu atau kelompok
individu dari satu kelompok atau golongan sosial ke kelompok atau golongan sosial lain
yang sederajat
2. Mobilitas sosial vertikal, yaitu perpindahan posisi atau kedudukan individu atau
kelompok individu dari satu strata sosial ke strata sosial lain, baik yang lebih tinggi maupun
yang lebih rendah.
Mobilitas sosial vertikal dapat dibedakan menjadi:
1. Mobilitas sosial vertikal naik (social climbing), dapat berupa:
 masuknya individu dari kedudukan rendah ke kedudukan tinggi
 pembentukan kelompok baru yang derajatnya lebih tinggi
2. Mobilitas sosial vertikal turun (social sinking), dapat berupa:
 turunnya individu dari kedudukan yang lebih tinggi ke kedudukan yang lebih rendah
 turunnya derajat sekelompok individu karena disintegrasi kelompok (sering disebut
sebagai dislokasi sosial)
3. Mobilitas sosial antar-generasi, yang dimaksud adalah mobilitas yang terjadi pada generasi
yang berbeda, misalnya:
 orang tua berkedudukan sebagai petani atau buruh, anak-anaknya menjadi pengajar di
perguruan tinggi atau majikan. Contoh mobilitas dalam bentuknya yang demikian banyak terjadi
di daerah-daerah yang mengalami industrialisasi. Banyak orang yang akhirnya meninggalkan
pekerjaan sebagai petani atau pekerjaan agraris yang lain sebagaimana yang ditekuni oleh para
orangtua mereka karena tertarik untuk bekerja di pabrik-pabrik/industri.
 Atau sebaliknya, orang tuanya sebagai majikan atau pejabat negara, sedangkan anak-
anaknya menjadi buruh atau pegawai biasa di instansi pemerintah.
Di samping dua macam mobilitas di atas, sering pula dijumpai istilah mobilitas mental, yang
artinya perubahan sikap dan perilaku individu atau sekelompok individu karena didorong oleh rasa
ingin tahu, tuntutan penyesuaian diri, hasrat meraih prestasi, dan sebagainya. Sedangkan faktor
penghambatnya dapat berupa sikap malas dan kepasrahan terhadap nasib maupun isolasi sosial.
Faktor-faktor yang mendorong dan menghambat mobilitas social
Menurut berbagai pengamatan terdapat beberapa faktor yang mendorong terjadinya mobilitas
sosial, antara lain:
 Status sosial
Ketidakpuasan seseorang atas status yang diwariskan oleh orangtuanya, karena orang pada
dasarnya tidak dapat memilih oleh siapa ia dilahirkan, dapat menjadi dorongan untuk berupaya
keras memperoleh status atau kedudukan yang lebih baik dari status atau kedudukan orangtuanya.
 Keadaan ekonomi
Keadaan ekonomi yang tidak menguntungkan, misalnya yang dialami oleh masyarakat di daerah
minus, mendorong mereka untuk berurbanisasi ke kota-kota besar dengan harapan memperoleh
kehidupan ekonomi yang lebih baik.
 Situasi politik
Situasi politik yang tidak menentu, biasanya juga berakibat pada jaminan keamanan yang juga
tidak menentu, dapat mendorong orang untuk meninggalkan tempat itu menuju ke tempat lain.
 Motif-motif keagamaan
Mobilitas sosial yang didorong oleh motif keagamaan tampak pada peristiwa orang berhaji. Orang
yang melakukan ibadah haji lazim disebut naik haji. Istilah “naik” jelas menunjuk adanya peristiwa
mobilitas sosial, bahwa status orang tersebut akan menjadi berbeda antara sebelum dan sesudah
menjalankan ibadah haji. Demikian juga fenomena-fenomena dalam kehidupan agama yang lain,
misalnya yang dilakukan oleh kaum misionaris atau zending.
 Faktor kependudukan/demografi
Bertambahnya jumlah dan kepadatan penduduk yang berimplikasi pada sempitnya permukiman,
kualitas lingkungan yang buruk, kesempatan kerja yang menyempit, kemiskinan, dan sebagainya,
dapat mendorong orang untuk melakukan migrasi ke tempat lain.
 Keinginan melihat daerah lain
Hal ini tampak pada fenomena tourisme, orang mengunjungi daerah atau tempat tertentu dengan
tujuan sekedar melihat sehingga menambah pengalaman atau bersifat rekreasional.
Di samping faktor-faktor yang mendorong ada pula faktor-faktor yang menghambat mobilitas
sosial, misalnya:
1. Perangkap kemiskinan
2. Diskriminasi gender, ras, agama, kelas sosial
3. Subkultur kelas sosial, misalnya apa yang oleh Oscar Lewis disebut sebagai the
culture of poverty, ataupun rendahnya hasrat meraih prestasi, yang oleh David McClelland
disebut sebagai need for achievement (n-Ach).
Prinsip-prinsip Mobilitas Sosial
1. Hampir tidak terdapat masyarakat yang sistem pelapisan sosialnya secara mutlak
tertutup, sehingga mobilitas sosial – meskipun terbatas – tetap akan dijumpai pada setiap
masyarakat
2. Sekalipun suatu masyarakat menganut sistem pelapisan sosial yang terbuka, namun
mobilitas sosial tidak dapat dilakukan sebebas-bebasnya
3. Tidak ada mobilitas sosial yang umum berlaku bagi semua masyarakat; artinya
setiap masyarakat memiliki karakteristiknya sendiri dalam hubungannya dengan mobilitas
sosial
4. Laju mobilitas sosial yang disebabkan faktor-faktor ekonomi, politik maupun
pekerjaan tidaklah sama
5. Tidak ada kecenderungan yang kontinyu mengenai bertambah atau berkurangnya
laju mobilitas sosial
Saluran-saluran Mobilitas Sosial
Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa mobilitas sosial vertikal mempunyai saluran-saluran yang
disebut social circulation sebagai berikut:
1. Angkatan bersenjata (tentara); terutama dalam masyarakat yang dikuasai oleh
sebuah rezim militer atau dalam keadaan perang
2. Lembaga keagamaan. Contohnya tokoh organisasi massa keagamaan yang karena
reputasinya kemudian menjadi tokoh atau pemimpin di tingkat nasional
3. Lembaga pendidikan; sekolah sering merupakan saluran yang paling konkrit
untuk mobilitas sosial, sehingga disebut sosial elevator yang utama. Semakin tinggi
tingkat pendidikan yang berhasil diraih seseorang semakin terbuka peluangnya untuk
menempati posisi atau kedudukan tinggi dalam struktur sosial masyarakatnya.
4. Organisasi politik, ekonomi dan keahlian (profesi); seorang tokoh organisasi
politik yang pandai beragitasi, berorganisasi, memiliki kepribadian yang menarik, penyalur
aspirasi yang baik, akan lebih terbuka peluangnya memperoleh posisi yang tinggi dalam
masyarakat.
5. Perkawinan; melalui perkawinan seorang rakyat jelata dapat masuk menjadi
anggota kelas bangsawan. Status sosial seseorang yang bersuami/beristerikan orang
ternama atau menempati posisi tinggi dalam struktur sosial ikut pula memperoleh
penghargaan-penghargaan yang tinggi dari masyarakat.
Konsekuensi Mobilitas Sosial
Terjadinya mobilitas sosial di dalam masyarakat menimbulkan berbagai konsekuensi, baik positif
maupun negatif. Apakah konsekuensi tersebut positif atau negatif ditentukan oleh kemampuan
individu atau kelompok individu menyesuaikan dirinya terhadap “situasi” baru: kelompok baru,
orang baru, cara hidup baru.
Apabila individu atau kelompok individu yang mengalami mobilitas sosial mampu menyesuaikan
dirinya dengan situasi yang baru maka akan memperoleh hal-hsl posiitif sebagai konsekuensi
mobilitas sosial, antara lain:
 mengalami kepuasan, kebahagiaan dan kebanggaan.
 Peluang mobilitas sosial juga berarti kesempatan bagi individu atau kelompok individu
untuk lebih maju.
 Kesempatan mobilitas sosial yang luas akan mendorong orang-orang untuk mau bekerja
keras, mengejar prestasi dan kemajuan sehingga dapat meraih kedudukan yang dicita-citakan.
Apabila individu atau kelompok individu tidak mampu menyesuaikan dirinya dengan situasi baru,
maka akan terjadi konsekuensi-konsekuensi sebagai berikut:
 Konflik antar-kelas
Konflik ini terjadi karena benturan kepentingan antar-kelas sosial. Misalnya konflik antara
majikan dengan buruh yang menghendaki kenaikan upah.
 Konflik antar-kelompok
Konflik antar-kelompok (konflik horizontal) bisa melibatkan ras, etnisitas, agama atau
aliran/golongan. Konflik jenis ini dapat terjadi karena perebutan peluang mobiitas sosial, misalnya
kesempatan memperoleh sumber-sumber ekonomi, rekrutmen anggota, peluang memperoleh
kekuasasan politik atau pengakuan masyarakat.
 Konflik antar-individu
Konflik antar-individu dapat terjadi misalnya karena masuknya individu ke dalam kelompok tidak
diterima oleh anggota kelompok yang lain. Misalnya lingkungan organisasi atau seseorang tidak
dapat menerima kehadiran seseorang yang dipromosikan menduduki suatu jabatan tertentu.
 Konflik antar-generasi
Konflik ini terjadi dalam hubungannya mobilitas antar-generasi. Fenomena yang sering
terjadi adalah ketika anak-anak berhasil meraih posisi yang tinggi, jauh lebih tinggi dari posisi
sosial orang tuanya, timbul ethnosentrisme generasi. Masing-masing generasi –orang tua maupun
anak— saling menilai berdasarkan ukuran-ukuran yang berkembang dalam generasinya sendiri.
Generasi anak memandang orang tuanya sebagai generasi yang tertinggal, kolot, kuno, lambat
mengikuti perubahan, dan sebagainya. Sementara itu generasi tua mengganggap bahwa cara
berfikir, berperasaan dan bertindak generasinya lebih baik dan lebih mulia dari pada yang tumbuh
dan berkembang pada generasi anak-anaknya.
 Konflik status dan konflik peran
Seseorang yang mengalami mobilitas sosial, naik ke kedudukan yang lebih tinggi, atau turun ke
kedudukan yang lebih rendah, dituntut untuk mampu menyesuaikan dirinya dengan kedudukannya
yang baru.
Kesulitan menyesuaikan diri dengan statusnya yang baru akan menimbulkan konflik status dan
konflik peran.
Konflik status adalah pertentangan antar-status yang disandang oleh seseorang karena
kepentingan-kepentingan yang berbeda. Hal ini berkaitan dengan banyaknya status yang
disandang oleh seseorang.
Konflik peran merupakan keadaan ketika seseorang tidak dapat melaksanakan peran sesuai dengan
tuntutan status yang disandangnya. Hal ini dapat terjadi karena statusnya yang baru tidak disukai
atau tidak sesuai dengan kehendak hatinya. Post Power Syndromemerupakan bentuk konflik peran
yang dialami oleh orang-orang yang harus turun dari kedudukannya yang tinggi.

MATERI IPS KEGIATAN EKONOMI

A. PRODUKSI

Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda
atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan
menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinaman produksi jasa. Sedangkan
kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi
barang kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran.

Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat digunakan dalam proses
produksi yang disebut factor produksi. Faktor-faktor produksi adalah sumber-sumber daya yang
dipergunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Faktor-faktor produksi yang tersedia dalam
perekonomian dibedakan dalam empat golongan antara lain sebagai berikut :

1. Tanah dan sumber daya alam

Tanah dan sumber daya alam merupakan factor produksi yang disediakan oleh alam yang ada di
lingkungan sekitar manusia bertempat tinggal

Contoh antara lain : tanah, berbagai jenis barang tambang, hasil hutan, tumbuhan, udara, dan
sebagainya

2. Tenaga kerja (sumber daya manusia)

Tenaga kerja adalah sumber daya manusia yang dilihat atau memiliki keahlian, kemampuan, kesehatan
dan pendidikan. Tenaga kerja dikelompokkan sebagai berikut :

a. Tenaga kerja kasar yaitu sumber daya manusia atau tenaga kerja yang tidak berpendidikan

Tenaga kerja jenis ini hanya mengandalkan kekuatan fisiknya saja dalam melaksanakan pekerjaan/
Contoh : kuli angkut, buruh tani, kuli bangunan dan sebagainya

b. Tenaga kerja terampil yaitu sumber daya manusia atau tenaga kerja yang mempunyai keahlian
tertentu yang diperoleh dari pendidikan atau pengalaman kerja. Contoh antara lain : montir mobil,
tukang cat, salesman, juru tulis, tenaga reparasi TV dan sebagainya.

c. Tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang mempunyai pendidikan yang tinggi dan ahli dalam
bidang-bidang tertentu. Contoh antara lain : dokter, akuntan, pengacara, guru dan sebagainya.

3. Modal

Modal adalah meliputi benda yang diciptakan oleh manusia dan digunakan untuk menghasilkan barang
dan jasa yang mereka kehendaki dan butuhkan. Contoh : mesin-mesin, peralatan pabrik, alat-alat
pengangkutan dan uang.

4. Keahlian keusahawanan (Skill)

Keahlian keusahawanan adalah keahlian dan kemampuan yang dimiliki oleh sumber daya manusia atau
biasa disebut dengan pengusaha-pengusaha untuk mendirikan dan mengembangkan berbagai kegiatan
usaha/ekonomi, baik dibidang produksi maupun distribusi.

Berbagai macam jenis produksi berdasarkan lapangan usahanya terdiri dari :

1. Produksi ekstraktif adalah suatu kegiatan produksi yang dilakukan dengan cara mengambil hasil
alam secara langsung

2. Produksi agraris adalah suatu kegiatan produksi yang dilakukan dengan cara mengolah lahan atau
tanah

3. Produksi industry adalah suatu kegiatan produksi melalui proses tahapan kegiatan produksi

4. Produksi perdagangan adalah suatu kegiatan produksi melipui kegiatan membeli atau menjual
barang

5. Produksi jasa adalah kegiatan yang digunakan untuk menyediakan barang pemuas kebutuhan
dalam bentuk jasa

B. SISTEM PEREKONOMIAN

Sistem perekonomian adalah system yang digunakan oleh suatu Negara untuk mengalokasikan sumber
daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di Negara tersebut.

Secara teoritik system ekonomi dibedakan kepada lima golongan yaitu :

1. Sistem ekonomi Pasar bebas atau Liberal

Ekonomi pasar bebas adalah perekonoian yang kegiatannya sepenuhnya diatur oleh interaksi antar
apembeli dan penjual di pasar. Pada system ekonomi pasar bebas ini pemerintah sama sekali tidak
campurtangan dan tidak berusaha mempengaruhi kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat.

Sistem ekonomi pasar bebas atau ekonomi liberal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Semua sumber produksi adalah milik masyarakat individu

b. Masyarakat diberi kebebasan dalam memiliki sumber-sumber produksi

c. Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung dalam kegiatan ekonomi

d. Masyarakat terbagi menjadi dua golongan yaitu golongan pemilik sumber daya produksi dan
masyarakat pekerja (buruh)

e. Timbul persaingan dalam masyarakat, terutama dalam mencari keuntungan

f. Kegiatan selalu mempertimbangkan keadaan pasar

g. Pasar merupakan dasar setiap tindakan ekonomi

h. Biasanya barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu tinggi

Keuntungan dari suatu system ekonomi liberal

Sistem ekonomi pasar bebas atau liberal memiliki beberapa keuntungan bagi masyarakat dan Negara,
antara lain sebagai berikut :

1. Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi, karena
masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah/komando dari pemerintah

2. Setiap individu bebas memiliki untuk sumber-sumber daya produksi, yang nantinya akan
mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian

3. Timbul persaingan semangat untuk maju dari masyarakat

4. Efisiensi dan efektivitas tinggi, karena setiap tindakan ekonomi didasarkan motif mencari
keuntungan

Kelemahan dari system ekonomi liberal

Sedangkan kelemahan dari system ekonmi pasar bebas atau liberal bagi masyarakat dan Negara,
antara lain sebagai berikut :

1. Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat

2. Masyarakat yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin

3. Banyak terjadinya monopoli masyarakat

4. Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya oleh
individu

5. Pemerataan pendapatan sulit dilakukan, karena persaingan bebas tersebut

2. Sistem ekonomi Campuran


Perekonomian pasar campuran atau mixed market economies adalah gabungan antara system
perekonomian pasardan terencana. Ekonomi campuran adalah system perekonomian yang
dikendalikan dan diawasi oleh pemerintah tetapi masyarakat masih mempunyai kebebasan yang cukup
luas untuk menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi yang ingin mereka jalankan.

Ada campuran antara system pemilikan atas sumber daya antara swasta dan pemerintah serta adanya
gabungan dalam pengambilan keputusan ekonomi antara swasta dan pemerintah.

3. Sistem Ekonomi Perencanaan Terpusat atau Terencana

Ekonomi perencanaan pusat adalah perekonomian dimana pemerintah sepenuhnya menentukan corak
kegiatan ekonomi yang akan dilakukan. Perekonomian terencana (planned economise) memberikan hak
kepada pemerintah untuk mengatur factor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Seluruh sumber
daya yang tersedia dimiliki dan dikuasai oleh pemerintah. Ekonomi sosialis komando didasarkan tidak
hanya pada pemilikan sumber daya oleh pemerintah, tetapi juga pada penggantian sepenuhnya
mekanisme harga pasar oleh perencanaan secara terpusat mengenai seluruh aktivitas ekonomi. Namun
saat ini, hanya Kuba, Korea Utara, Vietnam, dan RRC yang menggunakan system ini.

4. Sistem Ekonomi Kapitalis Pasar Negara Maju

Asumsi yang mendasari kapitalis murni atau ekonomi pasar adalah bahwa pemilikan swasta secara
keseluruhan dan penggunaan sumber daya serta dalam pengambilan keputusan terletak pada unit-unit
ekonomi swasta individual. Dalam pengambilan keputusan ekonomi antara swasta dan pemerintah.

5. Ekonomis Sosialis Pasar

Implikasi social darimodel ekonomi pasar murni adalah timbulnya mekanisme menyesuaikan diri secara
otomatis dari harga-harga yang kompetitif dengan tanda-tanda meningkatnya efisiensi dan perangsang
atau insentif bagi unit-unit ekonomi individual yang merupakan sarana penting dan berguna untuk
berfungsinya suatu ekonomi. Disisi lain, pemilikan sumber daya oleh swasta dan adanya kecenderungan
meningkatkan pemilikan secara terpusat sumber daya di tangan sejumlah kecil orang. Akibatnya
kekuatan pasar dapat menjurus terjadinya distribusi pendapatan dan kekuasaan yang tidak merata,
mendorong timbulnya pemikiran untuk meniadakan pemilikan sumber daya swasta (kecuali buruh),
disisi lain tetap mempertahankan mekanisme pasar. Hal ini dikenal dengan istilah sosialisme pasar atau
sosialisme desentralisasi, dalam arti adanya kombinasi anta ride sosialisme mengenai pemilikan sumber
daya pemerintah dengan ide kapitalisme tentang orientasi harga yang didesentralisasikan dan
keputusan-keputusan yang bermotif laba bagi unit ekonomi individual.
A. Tes Tertulis

1. Jelaskan pengertian produksi ?

2. Sebutkan factor-faktor produksi!

3. Jelaskan 5 macam produksi berdasrkan lapangan usahanya ?

4. Sebutkan 4 keahlian yang harus dimiliki seorang pengusaha!

5. Jelaskan pengertian system ekonomi ?

6. Sebutkan 5 ciri system perekonomian demokrasi liberal!

7. Sebutkan 5 kelemahan system ekonomi liberal!

8. Jelaskan system ekonomi campuran ?

B. Rubrik Penilaian dan Kunci Jawaban

Kompetensi Dasar

Mengidentifikasi masalah pokok ekonomi yaitu tentang apa, bagaimana dan untuk siapa barang dan jasa
diproduksi

No. Kunci Jawaban Skor Total skor

Soal

1. Suatu kegiatan untuk menghasilkan barang dan


jasa
4 4

2. 1. Faktor produksi alam (sumber daya alam) 2

2. Faktor produksi tenaga kerja (sumber daya 2


manusia)

3. Faktor produksi keahlian (skill)


2 8
4 Faktor produksi modal
2

3. 1. Produksi ekstraktif adalah suatu kegiatan 5


produksi yang dilakukan dengan cara mengambil
hasil alam secara langsung

2. Produksi agraris adalah suatu kegiatan produksi


yang dilakukan dengan cara mengolah lahan 5
3. Produksi industry adalah suatu kegiatan
produksi melalui tahapan kegiatan produksi

4. Produksi perdagangan adalah suatu kegiatan


5 25
produksi meliputi kegiatan membeli dan menjual
barang

5. Produksi jasa adalah kegiatan yang digunakan 5


untuk menyediakan barang pemuas kebutuhan
dalam bentuk jasa
5

4. a. Suatu kesatuan manusia yang ditandai ciri-ciri


tertentu dan mempunyai ikatan identitas social
5
b. Suatu kesatuan yang terbentuk karena
mempunyai ciri-ciri obyektif yang biasanya
dikenakan oleh pihak luar melalui tahapan
kegiatan produksi
5 25
c. Produksi perdagangan adalah suatu kegiatan
produksi meliputi kegiatan membeli dan menjual
brang

d. Produksi jasa adalah kegiatan yang digunakan 5


untuk menyediakan barang pemuas kebutuhan
dalam bentuk jasa

5. 1. Planning (perencanaan) 3

2. Organizing (perorganisasian) 3

3. Actuating (pengarahan) 3 12

4. Controlling (pengendalian) 3

6. Sistem yang digunakan oleh suatu Negara untuk


mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya
5 5
baik kepada individu maupun organisasi di Negara
tersebut

7. 1. Semua sumber produksi adalah milik 4


masyarakat individu

2. Masyarakat diberi kebebasan dalam memiliki


4
sumber-sumber produksi
20
3. Pemerintah tidak ikut campur tangan secara
langsung dalam kegiatan ekonomi 4
4. Masyarakat terbagi menjadi dua golongan yaitu
golongan pemilik sumber daya produksi dan
masyarakat pekerja (buruh) 4

5. Timbul persaingan dalam masyarakat, terutama


dalam mencari keuntungan

8. 1. Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat 4

2. Masyarakat yang kaya semakin kaya, yang


miskin semakin miskin
4 20
3. Banyak terjadinya monopoli masyarakat

4. Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian


4
karena kesalahan alokasi sumber daya oleh
individu 4
5. Pemerataan pendapatan sulit dilakukan, karena
persaingan bebas tersebut

JUMLAH 100 100


A. Tes Tertulis

1. Jelaskan pengertian kelompok sosial menurut Joseph S. Roucek dan Roland L. Waren!

2. Jelaskan masyarakat multikultural menurut J.S. Kirnival!

3. Sebutkan 6 sifat-sifat masyarakat multikultural!

4. Jelaskan pengertian dari :

a. Golongan social

b. Kategori sosial

5. Sebutkan ciri-ciri masyarakat desa

B. Rubrik Penilaian dan Kunci Jawaban

Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan berbagai macam kelompok social dalam masyarakat multikultural

No. Kunci Jawaban Skor Total skor

Soal

1. Kelompok meliputi dua atau lebih manusia yang


diantara mereka terdapat pola interaksi yang
15 15
dapat dipahami oleh para anggotanya atau orang
lain secara keseluruhan

2. Masyarakat multicultural atau masyarakat


majemuk sebagai masyarakat yang terdiri atas dua
atau lebih komunitas atau kelompok yang secara
cultural atau ekonomis terpisah-pisah serta
memiliki struktur kelembagaan yang berbeda-
beda satu sama lainnya 20 20

3. 1. Terjadi segmentasi kedalam bentuk-bentuk 5


kelompok sub kebudayaan yang berbeda satu
dengan yang lainnya

2. Memiliki struktur social yang terbagi-bagi


kedalam lembaga-lembaga yang bersifat non non 5
komplementer

3. Kurang mengembangkan konsesus diantara


para anggota-anggotanya
4. Relatif sering mengalami konflik diantara 5 30
kelompok

5. relative integrasi social tumbuh diatas paksaan


5
6. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok
atas kelompok yang lain
5

4. a. Suatu kesatuan manusia yang ditandai ciri-ciri


tertentu dan mempunyai ikatan identitas social
10 10
b. Suatu kesatuan yang terbentuk karena
mempunyai ciri-ciri obyektif yang biasanya
dikenakan oleh pihak luar

5. a. Kehidupannya tergantung pada alam 3

b. Saling mengenal 3

c. Gotong royong 3 15

d. Memiliki sedikit perbedaan 3

e. Penghayatan religinya lebih kuat 3

Jumlah 100 100

Anda mungkin juga menyukai