Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sosialisasi pada sebuah lingkungan sosial tidak lepas dari norma-norma,


kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembaga-lembaga kemasyarakatan, proses
sosial, perubahan sosial dan kebudayaan serta perwujudannya. Namun tidak
semua hal tersebut dapat berjalan secara baik dalam kehidupan masyarakat. Hal
ini disebabkan karena adanya unsur-unsur pada masyarakat yang tidak berfungsi
sebagaimana mestinya.

Dewasa ini khususnya pada generasi muda diketahui ada banyak


kesenjangan sosial yang terjadi, hal ini diakibatkan oleh tidak berjalannya suatu
system pada suatu lingkungan sosial tertentu yang menyebabkan hilangnya
norma-norma sosial pada generasi muda saat ini. Sedangkan hal tersebut
merupakan faktor yang sangat penting untuk dimiliki suatu individu agar dapat
bersosialisasi dan memenuhi fungsinya dalam masyarakat. Hal tersebut juga
dapat memengaruhi kelangsungan hidup individu tersebut. Maka dari itu
makalah ini dibuat untuk dapat menjelaskan kembali terkait apa itu lingkungan
sosial untuk dapat membantu pembaca menyadari peranannya dalam
bermasyarakat. Dan untuk membangun generasi muda yang mengerti akan
norma-norma sosial dan etika dalam bermasyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu lingkungan sosial?

2. Apa saja jenis-jenis lingkunga sosial?

3. Apa tujuan dari lingkungan sosial?

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial, konteks sosial, konteks sosiokultural, atau milieu, adalah


sesuatu hal yang didefinisikan sebagai suasana fisik atau suasana sosial dimana
manusia hidup didalamnya, atau dimana sesuatu terjadi dan berkembang.
Lingkungan sosial tersebut bisa berupa kebudayaan atau kultur yang diajarkan atau
dialami oleh seorang individu, atau juga manusia dan institusi yang berinteraksi
dengan individu tersebut (Barnett dan Casper, 2001: 91).
Menurut Purba (2002: 13-14) lingkungan sosial adalah wilayah yang
merupakan tempat berlangsungnya macam-macam interaksi sosial antara berbagai
kelompok beserta pranatanya dengan simbol dan nilai serta norma yang sudah
mapan, serta terkait dengan lingkungan alam dan lingkungan binaan atau buatan
(tata ruang).
Lingkungan sosial ialah sebuah tempat dimana warga atau masyarakat
melakukan interaksi atau bergaul secara bersama-sama. Lingkungan sosial
sangatlah penting karena sebagai pembentuk kepribadian seseorang. Misalnya:
kerja bakti, gotong royong, sekolah, pkk. Lingkungan sosial dibagai menjadi
beberapa tingkat. Tingkat pertama adalah keluarga. Keluarga adalah lingkungan
sosial yang mempunyai pengaruh paling besar terhadapa perilaku seseorang,
utamanya anak-anak. Tingkat selanjutnya adalah sekolah, disitu kita dapat
mengembangkan pelajaran bersosialisasi yang diberikan dari keluarga ke
lingkungan sekolah, kita dapat berinteraksi dengan teman-teman sekolah, guru,
karyawan sekolah, ataupun dengan pedagang yang menjual jajanannya di luar
sekolah.
Lingkungan sosial ialah interaksi diantara masyarakat dengan
lingkungan, ataupun lingkungan yang juga terdiri dari makhluk sosial atau
manusia. Lingkungan sosial inilah yang kemudian membentuk suatu sistem
pergaulan yang memiliki peranan besar di dalam membentuk sebuah kepribadian

2
seseorang, dan kemudian terjadilah sebuah interaksi diantara orang atau juga
masyarakat dengan lingkungannya.

Lingkungan Sosial Awal


Lingkungan sosial paling awal bagi individu adalah keluarga karena
menjadi media pertama dalam mengenalkan dunia. Maka dari itu keluarga
memiliki pengaruh besar terhadap perilaku seseorang, yang menjadi bekal untuk
dapat bersosialisasi di lingkungan social yang lebih luas.
Lingkungan sosial berikutnya adalah kelompok pertemanan atau
kelompok permainan. Lingkungan social ini tidak hanya terpusat pada
kehidupan individu itu sendiri damun juga berkaitan erat dengan orang-orang
terdekat di sekitarnya yang hidup dan tinggal dalam satu komunitas yang bersifat
eksklusif.
Selama perkembangan manusia menjadi individum ia akan dibebani
berbagai peranan dalam kehidupan. Peranan-peranan ini berasar dari kondisi
lingkungan social dan masyarakat dari individu itu sendiri. Dengan adanya
berbagai peranan yang dibebankan kepada masing-masing individu dalam
masyarakat maka terbentuklah struktur masyarakat. Keutuhan suatu masyarakat
dapat diukur menurut keutuhan strukturnya, sedangkan kematangan masyarakat
itu tergantung kokoh atau tidaknya struktur tersebut.
Tidak jarang timbul konflik antara diri individu karena sikap atau
wataknya bertentangan dengan peranan yang dituntut oleh masyarakat atas
dirinya, Jika individu tersebut tidak mau mengingkari dan tetap berperilaku
seperti semula maka dia akan menyimpang dari norma kolektif. Sebaliknya jika
menuruti maka disebut kehilangan individualitasnya. Maka dari itu individu
yang dapat dikatakan individu yang “dewasa” adalah yang dapat secara optimal
berperan sebagai seorang individu dan sebagai bagian dari masyarakat.

2.2 Jenis-jenis Lingkungan Sosial


Menurut Ahmadi (2003: 201) lingkungan sosial biasanya dibedakan
menjadi dua kategori, yaitu; (1) lingkungan sosial primer; yaitu lingkungan

3
sosial di mana terdapat hubungan yang erat antara anggota satu dengan anggota
lain, anggota satu saling kenal mengenal dengan baik dengan anggota lain, (2)
lingkungan sosial sekunder; yaitu lingkungan sosial yang biasanya hubungan
anggota satu dengan anggota lainnya agak longgar dan hanya berorientasi pada
kepentingan-kepentingan formal serta aktivitas-aktivitas khusus. Kemudian
menurut Cooley dalam Henslim (1909: 121) kelompok primer (primary groups)
ialah kelompok yang ditandai dengan pergaulan dan kerja sama tatap muka yang
bersifat fundamental dalam membentuk sifat dan ide sosial individu secara
intim. Sedangkan kelompok sekunder (secondary groups) ialah kelompok besar
yang didasarkan pada kepenting atau kegiatan tertentu yang khusus, dan para
anggotanya cenderung berinteraksi atas dasar status spesifik.

2.3 Komponen-komponen Lingkungan Sosial


Terkait dengan kesinambungan lingkungan sosial maka
setidaknya terdapat empat komponen lingkungan sosial yang perlu diperhatikan
(Purba, 2002: 21-27). Keempat komponen tersebut ialah:
1. Pengelompokan sosial, ialah berbagai macam orang yang
membentuk persekutuan atau pengelompokan sosial yang dilandasi hubungan
kekerabatan (genealogical based relationship), seperti keluarga inti atau batih,
marga atau klen, suku bangsa dan lain-lain.
2. Penataan sosial, penataan sosial sangat diperlukan untuk mengatur
ketertiban hidup dalam masyarakat yang mempersatukan lebih dari satu orang.
Penataan itu dapat berupa aturan-aturan sebagai pedoman bersama dalam
menggalang kerja sama dan pergaulan sehari-hari antar anggotanya. Setiap orang
harus jelas kedudukannya dan peran-peran yang harus dilakukan, dan
mengetahui apa yang harus diberikan dan apa yang dapat diharapkan dari pihak
lainnya.
3. Pranata sosial, kebanyakan pranata sosial dikembangkan atas dasar
kepentingan penguasaan lingkungan permukiman yang amat penting artinya
bagi kelangsungan hidup masyarakat yang bersangkutan. Berbagai peraturan
dikembangkan untuk menyisihkan orang-orang yang bukan anggota kesatuan

4
sosial yang bersangkutan. Mereka tidak mempunyai hak dan kewajiban yang
sama atas penguasaan sumber daya alam yang tersedia seperti anggotanya.
4. Kebutuhan sosial, lingkungan sosial itu terbentuk didorong oleh
keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagaimana
diketahui, bahwa tidak semua kebutuhan hidup manusia itu bisa terpenuhi oleh
seorang diri, terutama kebutuhan sosial (social needs). Karena itu pemenuhan
kebutuhan hidup yang mendasar (basic needs) senantiasa menimbulkan
kebutuhan sampingan (drived needs).

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa


komponen-komponen lingkungan sosial itu terdiri dari pengelompokan sosial,
penataan sosial, pranata sosial dan kebutuhan sosial.

2.4 Sosialisasi
Definisi dari sosialisasi adalah proses mempelajari norma, nilai, peran
dan semua persyaratan lain yang diperlukan untuk memungkinkan partisipasi
yang efektif dalam kehidupan social.
Sosialisasi itu sendiri dapat berarti pembentukan diri dari seorang individu untuk
dapat terjun dengan baik dalam masyarakat, ini berarti sosialisasi itu sangat
penting dan memang harus ada dalam perkembangan seorang individu. Hal ini
sangat penting bagi seorang individu karena dalam masyarakat terjadi suatu
interaksi social yang mengakibatkan adanya suatu masalah norma, nilai dan
peran yang merupakan syarat untuk terjadinya suatu unteraksi social yang
mengarah ke kehidupan ang baik dan teratur. Dalam masyarakat terdapat
berbagai aturan yang mengatur segala perilaku individu dalam kehidupan.
Dalam prosesnya sosialisasi dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Sosialisasi Primer
Adalah proses untuk mengenal lingkungannya sendiri.
Terjadi pada usia 1-4 tahun
Keluarga terdekat adalah yang paling berperan
Pemahaman dilakukan dengan contoh-contoh yang ada disekitarnya

5
2. Sosialisasi Sekunder
Merupakan kelanjutan dari sosialisasi primer
Masyarakat dan lingkungan sekitar turut berperan
Individu akan lebih banyak mengetahui tentang norma, nilai, serta peran
dalam masyarakat

2.5 Tujuan Lingkungan Sosial


Lingkungan sosial dan sosialisasi sosial yang terbentuk di masyarakat
tentunya tidak muncul dengan percuma, namun juga memiliki tujuan. Tujuan-
tujuan dari terbentuknya lingkungan sosial dan sosialisasi sosial adalah sebagai
berikut :

1.Untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia

2. Untuk membangun rasa kebersamaan antar individu

3. Untuk menumbuhkan rasa toleransi antar individu dan kelompok

4.Untuk menumbuhkan kesadaran bahwa setiap manusia hidup saling


membutuhkan satu sama lain

5. Untuk dapat saling menghargai pendapat orang lain demi kedamaian


bersama.

2.6 Ciri-Ciri Lingkungan Sosial Yang Baik Dan Berkualitas


Menurut Purba (2002: 29) ciri-ciri kualitas lingkungan sosial ialah sebagai
berikut:
a. Segenap pihak diikutseratakan dan masing-masing mempunyai peran
dan tanggung jawab. Hal ini didasarkan pada prinsip partisipatif dan
bertanggung jawab.

6
b. Hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat luas guna meningkatkan
kesejahteraan hidupnya. Hal ini ditandai dengan tingkat ekonomi dan
pendapatan masyarakat yang layak, tempat tinggal dan pemukiman yang
sehat dan aman, adanya kesempatan bekerja dan berusaha, pertambahan dan
distribusi penduduk sesuai daya dukung lingkungan dan daya tampung
sosial, tingkat pendidikan penduduk yang memadai, dan kesehatan yang
prima.
c. Penghormatan terhadap hak-hak masyarakat serta modal sosial yang
dikembangkan masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya alam dan
pengelolaan lingkungan hidup. Hal ini ditandai dengan adanya perlindungan
hukum atas hak intelektual warga maupun kelompok masyarakat, misalnya
melalui paten, serta perlindungan terhadap hak-hak adat masyarakat lokal
(misalnya melalui peraturan daerah yang mengakomodasi perlindungan atas
hak-hak masyarakat lokal).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan ciri kualitas lingkungan, yaitu semua
pihak berpartisipasi dan bertanggung jawab, hasil dapat dinikmati oleh
semua lapisan masyarakat dan penghormatan terhadap hak-hak masyarakat.

7
BAB III

KESIMPULAN
Setiap individu dalam kehidupannya pasti akan merasakan atau memasuki
yang namanya lingkungan baru, salah satu lingkungan tersebut ialah lingkungan
sosial. Di dalam lingkungan baru itu sendiri manusia diharapkan mampu
memainkan peran-peran sosial baru, mengembangkan sikap-sikap sosial baru dan
nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru yang dihadapi nantinya.

Guna terwujudnya keberhasilan seorang individu dalam menghadapi


lingkungan sosial yang baru, individu tersebut harus bisa menyesuaikan diri
dengan baik dengan segala faktor–faktor yang ada. Seperti halnya proses
penyesuaian diri yang sulit dihadapi manusia secara umum, misalnya remaja.
Pada periode ini akan memberikan waktu pada remaja untuk mencoba gaya baru
yang berbeda, menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan
dirinya. Dengan kata lain hal ini merupakan proses pencarian indentitas diri yang
dilakukan oleh para remaja.

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa


dewasa. Pada masa ini, remaja mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat pesat pada fisik, psikis maupun sosial. Yang tersulit perkembangan pada
masa remaja adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus
menyesuaikan diri dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga maupun
teman-teman sebaya . Agar dalam penyesuaian yang dilakukan remaja terhadap
lingkungan sosial berhasil (well adjust), maka remaja harus menyelaraskan antara
tuntutan yang berasal dari dalam dirinya dengan tuntutan-tuntutan yang
diharapkan oleh lingkungannya sehingga remaja mendapatkan kepuasan dan
memiliki pribadi yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai