Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rayner Siahaan

Kelas : XI IPA 1
No. : 37

BEBERAPA DAMPAK NEGATIF DARI GADGET :

1. Penurunan konsentrasi saat belajar.


Permainan dan tontonan dalam gadget bukan media terbaik untuk belajar pada anak-
anak. Dampak negatif dari penggunaan gadget yang berlebihan mengakibatkan
menurunnya konsentrasi belajar pada anak, anak mudah lupa dan susah mencerna materi
pelajaran sehingga menurunkan prestasi belajar disekolah.
Dampak tersebut sangat serius jika orang tua mengizinkan anak-anaknya bermain
gadget terlalu lama.
Banyak yang tidak menyadari adanya dampak buruk jika terlalu lama menggunakan
gadget.Bermain gadget terlalu lama baik itu bertukar pesan, membaca berita, bermain game
menimbulkan bahaya negatif terutama bagi anak. (Penurunan konsentrasi belajar).
Anak mengalami penurunan konsentrasi saat belajar. Konsentrasinya menjadi lebih
pendek dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Anak lebih senang berimajinasi seperti
dalam tokoh game yang sering ia mainkan menggunakan gadget-nya. Ajarkan kepada anak
bahwa menggunakan gadget ada pula batasan waktunya, tidak seenaknya tanpa aturan.
Berikan waktu beberapa jam pada anak untuk bermain gadget di hari libur sekolah. Cara
ini sangat ampuh untuk mengatasi anak agar tidak kecanduan gadget. Bahkan penggunaan
gadget untuk anak-anak yang direkomendasikan oleh The American Academy of
Pediatrics (2003) dan Canadian Peadiatric Society (2010) telah menerbitkan pedoman
screen time, seperti berikut ini: Untuk anak di bawah usia 2 tahun sebaiknya tidak dibiarkan
bermain gadget sendirian, anak-anak usia 2 sampai 4 tahun diberikan waktu satu jam sehari
dan anak usia 5 tahun ke atas sebaiknya tidak lebih dari dua jam dalam sehari.

2. Malas menulis dan membaca.


Penggunaan gadget yang berlebihan pada anak menyebabkan proses belajarnya tidak
bisa berjalan dengan sempurna, karena dengan adanya teknologi semua akan menjadi lebih
mudah untuk di akses sehingga otak anak tidak bisa terasah dengan baik. Anak menjadi
malas belajar hingga menyebabkan prestasi belajarnya menurun.
Gagdet menjadikan anak malas menulis dan membaca. Dengan perangkat gadget, maka
aktivitas menulis menjadi lebih mudah, ini memengaruhi keterampilan menulis anak. Tak
hanya itu, perangkat visual pun tampak lebih menarik dan menggoda, karena dapat
memperlihatkan sesuai dengan kenyataan. Akibatnya anak-anak menjadi malas membaca.
Sebab, membaca menuntut anak untuk mengembangkan imajinasi dari kesimpulan yang
dibaca.

3. Penurunan dalam kemampuan bersosialisasi.


Anak menjadi tidak peduli dengan lingkungan sekitar serta tidak memahami etika
bersosialisasi. Anak tidak tahu, bila ada banyak orang menginginkan sesuatu yang sama,
maka wajib antre agar tertib. Ini terjadi karena anak tidak memahami adanya sebuah proses.
Apa yang diinginkan harus segera ada dan terwujud, karena terbiasa mendapat pemahaman
melalui games atau tontonan.Kemampuan bersosialisasi pada anak yang kecanduan gadget
kurang berkembang, hal ini dikarenakan waktu yang seharusnya digunakan untuk
bersosialisasi atau berinteraksi dengan orang lain digunakan untuk menyendiri bermain
gadget. Subjek kurang memiliki waktu untuk belajar bersosialisasi, dan subjek akan
mengalami kesulitan untuk mencari teman.
Dampak kecanduanGadget pada anak yaitu interaksi sosial subjek menjadi lebih
individualis (lebih memilih menyendiri dikamar dengan gadgetnya) dan kurang peka
terhadap lingkungan sekitarnya, dulu memiliki waktu untuk berbicara dengan keluarga kini
sudah tidak karena memilih untuk bermain Gadget, selain itu sebelumnya ketika dipanggil
orangtuanya sekali langsung memberikan respon kini harus sampai tiga kali,lalu
sebelumnya memiliki waktu untuk bermain dengan adiknya kini sudah tidak dan
menimbulkan jarak antara adik dan kakak, dampak lain yang dialami subjek yaitu
gangguan pada mata, ada subjek yang mengalami silinder dan mata minus.Hal lain yang
didapatkan bahwa subjek perempuan lebih mampu bersosialisasi dengan baik ketimbang
subjek laki-laki. Orangtua terutama ibu berperan penting dalam pencegahan kecanduan
Gadget dengan memberikan batasan waktu, membuat kesepakatan atau perjanjian dalam
penggunaan Gadgetnya.
Masa anak-anak merupakan masa perkembangan. Maka dari itu, para ibu mendampingi
masa perkembangan dengan sebaik mungkin, supaya anak terbentuk kepribadian yang
baik. Ibu menyampaikankepada anak supaya berlatih melakukan hal yang benar dan positif
bagi diri sendiri dan orang lain, tidak hanya berbuat sesuatu menurut keinginan dan
kesenangan saja yang akan merugikan diri sendiri dan berdampak buruk pada masa depan.
Hal positif yang bisa dilakukan misalnya, memperbanyak waktu belajar, membantu
orangtua, berlatih keterampilan dan bakat bersama teman, mengatur keuangan sebaik
mungkin dan mempererat tali persaudaraan dan keluarga.

4. Kecanduan.
Kemajuan teknologi nyatanya tak hanya merambat di kalangan anak muda dan orang
dewasa saja, namun juga menyetuh hidup anak-anak di bawah umur yang sekarang sudah
banyak yang memilik gadget sendiri. Bahkan saat ini banyak orang tua yang membebaskan
anak memainkan gadget nya. Lalu satu perempat orang tua mengaku meninggalkan anak-
anak mereka sendiri dengan gadget menjelang tidur, padahal layar terang pada gadget dapat
membuat mata menjadi rusak dan mengganggu tidur. Kebanyakan orang tua juga
menyatakan anak-anak yang usianya dibawah 1 tahun cenderung menggunakan gadget
untuk bermain game, menonton video, dan bermain aplikasi. Pecandu gadget sering kali
begadang sehingga kulitas tidur nya berkurang. Kadang karena kesibukan orang tua dalam
mengurus pekerjaan membuat anak menjadi kurang kasih sayang dan si anak pun mencari
pelarian menghibur diri dengan cara bermain gadget.
Menghabiskan waktu terlalu lama di depan gadget dapat menyebabkan ketergantungan.
Panik dan cemas yang berlebihan ketika meninggalkan gadget di rumah maupun tempat
tinggal dapat menjadi indikasi bahwa Anda sudah mengalami kecanduan gadget.
Memainkannya secara berlebihan dan mendapat teguran dari guru maupun atasan Anda,
juga dapat menjadi indikasi lainnya. Ketergantungan ini biasanya disebabkan oleh
tingginya intensitas permainan gadget yang Anda lakukan setiap harinya. Apabila tidak
segera diatasi, kecanduan gadget akan memicu timbulnya dampak negatif lain seperti,
emosi yang tidak stabil, gangguan kesehatan mental, gangguan kesehatan tubuh, dan lain-
lain. Batasi penggunaan gadget setiap harinya dan memperbanyak interaksi dengan
lingkungan yang ada di sekitar Anda merupkan cara sederhana yang dapat Anda lakukan
apabila Anda merasa sudah mengalami ketergantungan pada gadget yang Anda miliki.

5. Dapat menimbulkan gangguan kesehatan.


Menatap layar gadget terlalu lama dan sering di lakukan, dapat menimbulkan gangguan
kesehatan seperti pada mata yakni rabun dan mata senja.
Orang yang kecanduan gadget (gawai) mungkin tidak menyadari bahwa dirinya sudah
mengalami masalah kesehatan akibat terlalu sering menggunakan benda tersebut. Padahal,
dampaknya tidak main-main. Kecanduan gadget bisa meningkatkan risiko terjadinya
gangguan emosi, nyeri leher, sulit beraktivitas, kurang tidur, hingga penyakit tertentu.
Kecanduan gadget berkaitan erat dengan kecanduan internet. Hal ini karena kebanyakan
tontonan, permainan (game), atau fitur menarik di gadget yang sering digunakan dapat
dengan mudah diakses melalui internet. Menurut para ahli, kecanduan gadget bisa
menyebabkan efek euforia yang sama dengan perilaku kecanduan lainnya, seperti berjudi
atau melihat tontonan pornografi. Berdasarkan hasil penelitian, kecanduan gadget dapat
mengubah zat kimia otak yang pada akhirnya memengaruhi kondisi fisik, psikologis, dan
perilaku seseorang.

6. Perkembangan kognitif anak usia dini terhambat.

Perkembangan kognitif anak usia dini terhambat, (kognitif atau pemikiran proses
psikologis yang berkaitan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati,
membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya akan terhambat)
Penggunaan gadget sendiri pada orang dewasa biasa memakai 1 – 4 jam dalam sekali
penggunaan serta dapat menggunakan hingga berkali – kali dalam sehari. Hal ini berbeda
pada anak usia dini, karena memiliki batas waktu tertentu dan dalam durasi pemakaiannya
serta intensitas pemakaian gadget yang berbeda dengan orang dewasa.
Bentuk penggunaan yang dapat menimbulkan dampak negatif misalnya kecanduan
gadget akan cepat dirasakan karena penggunaan yang secara terus-menerus. Pembatasan
tersebut perlu dilakukan untuk menghindari permasalahan yang timbul dari pemakaian
gadget pada anak usia dini yaitu berupa kecanduan yang sulit disembuhkan.
Jadi penggunaan media teknologi seperti gadget perlu adanya pembatasan dan
pengawasan oleh orang tua pada saat anak menggunakan gadget dimana saja, dan rata- rata
bentuk penggunaan gadget pada anak usia dini hanya untuk bermain game,dan menonton
youtube, berbeda dengan orang dewasa yang bentuk penggunaan gadgetnya untuk
browsing, chatting, sosial media, dll. Penggunaan gadget pada anak usia dini kebanyakan
dilakukan pada saat dirumah, misalkan pulang sekolah, pada saat makan, dan saat akan
tidur. Disisi lain penggunaan gadget yang secara terus menerus hingga kecanduan gadget
memberikan pengaruh buruk untuk perkembangan psikologis anak usia dini.

7. Menghambat kemampuan berbahasa.


Bahasa merupakan bagian yang penting dalam kehidupan. Dengan adanya bahasa satu
individu dengan individu lainnya akan saling terhubung melalui proses berbahasa.
Menurut Badadu (1989) mendefinisikan bahasa sebagai alat perhubungan atau
komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang
menyatakan pikiran, perasaan dan keinginannya.
Pada saat ini, banyak mainan anak-anak telah memiliki teknologi tinggi sehingga tetap
dapat membuat mereka asyik sendiri walaupun sedang sendirian. Ditambah lagi jika anak
tersebut memiliki orang tua yang sibuk, biasanya akan diberikan gadget untuk membuat
anak tersebut tetap tenang dan asyik sendiri untuk waktu yang cukup lama. Tetapi ternyata
kebiasaan ini dapat membawa efek buruk bagi perkembangan bahasa anak. Diketahui
bahwa ketika bayi terbiasa menggunakan mainan elektronik maka interaksi verbal yang
dilakukan antara dia dengan orang tuanya menjadi semakin sedikit. Sedangkan bayi yang
menggunakan mainan tradisional seperti balok, mobil mainan, dan lain sebagainya
cenderung untuk lebih banyak melakukan percakapan dengan orang tua mereka. Hasil
penelitian ini membuktikan betapa berbahayanya kebiasaan yang banyak dilakukan oleh
orang tua pada saat ini. Walaupun memberikan bayi mainan elektronik dan gadget tampak
sebagai keputusan yang cerdas untuk membuat mereka tetap sibuk tetapi ternyata hal ini
dapat berakibat buruk bagi perkembangan kemampuan berbicara. Di sisi lain, kurangnya
interaksi antara anak dan orang tua ini juga dapat menghambat kedekatan yang mungkin
muncul pada mereka.

8. Mempengaruhi kemampuan berbahasa.


Dapat mempengaruhi perilaku anak usia dini, (seperti contoh anak bermain game yang
memiliki unsur kekerasan yang akan mempengaruhi pola perilaku dan karakter yang dapat
menimbulkan tindak kekerasan terhadap teman).
Anak usia dini adalah sosok individu sebagai mahluk sosialkultural yang sedang
mengalami peroses perkembangan yang sangat fundemental bagi kehidupan selanjutnya
dan memiliki sejumlah karekteristik tertentu. Anak usia dini adalah suatu organisme yang
merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dengan segalah struktur dan
perangkat biologis dan fisikologisnya sehingga menjadi sosok yang unik. Pada umumnya
mereka sangat menikmati keasikan dalam menggunakan smartphone dalam kegiatan
mereka sehari-hari baik itu di rumah, lingkungan sekolah dan juga lingkungan bermain
anak, sehingga sebagian anak cenderung merasa asik menikmati sajian game dari sebuah
gadget yang dimiliki dibandingkan bermain dengan teman sebayanya di lingkungan rumah.
Bahkan anak-anak lebih asik dengan gadget daripada mendengarkan perintah orang tua.
Selain itu seringkali ada yang marah jika diperintah oleh orang tua. Itulah salah satu bentuk
kecanduan anak-anak terhadap gadget yang dimiliki. Lebih mementingkan benda mati dari
pada dunia nyatanya. Kadang anak disuruh makan, diminta untuk mandi, tidur dan lainnya
tidak mau. Anak-anak mementingkan bermain gadget dari pada melakukan rutinitas yang
mesti dilakukan setiap hari. Lebih parahnya lagi jika sudah asik dengan gadget yang ada di
tangan, anak-anak sering tidak menengok kanan kiri atau memperdulikan siapa orang yang
ada di sekitarnya. Bahkan untuk menyapa orang yang lebih tua saja enggan. Itu akibat
penggunaan gadget yang berlebihan. Oleh karena itu peran orang tua terhadap anak-
anaknya harus selalu dilakukan. Jangan sampai orangtua mengandalkan gadget untuk
menemani anak, dan orangtua membiarkan anak lebih mementingkan gadget supaya tidak
merepotkan orangtua. Dengan cara mengontrol setiap konten yang ada di gadget anak-
anaknya. Orangtua harus bisa mengajak diskusi dalam arti adanya tanyajawab mengenai
isi dari semua gadget yang dimiliki anak-anaknya. Ini artinya waktu bermain adalah waktu
yang bermanfaat. Anak bisa belajar lewat waktu bermain. Selama waktu itu anak bisa
meniru tingkah laku orang dewasa, mengembangkan daya imajinasi dan kreatifitasnya
serta perilaku anak tersebut.
“Kemajuan teknologi berpotensi membuat anak cepat puas dengan pengetahuan yang
diperolehnya sehingga menganggap apa yang didapatnya dari internet atau teknologi lain
adalah pengetahuan yang terlengkap dan final” (Ratih Ibrahim, 2012). Pada faktanya ada
begitu banyak hal yang harus digali lewat proses pembelajaran tradisional dan internet
tidak bisa menggantikan kedalaman suatu pengetahuan. Kalau tidak dicermati, maka akan
ada kecenderungan bagi generasi mendatang untuk menjadi generasi yang cepat puas dan
cenderung berpikir dangkal.

Anda mungkin juga menyukai