Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Pada saat ini HP (handphone) sudah menjadi gaya hidup masyarakat termasuk
Indonesia. Mulai dari kalangan bawah maupun orang kaya hanpdhone sudah menjadi barang
yang dibutuhkan setiap saat (Cordobo,2009). Handphone bukan saja sebagai alat komunikasi
tapi juga dapat digunakan sebagai kamera, video, mengirim, mengakses game dan internet.
Permasalahan yang terjadi saat ini adalah handphone ternyata juga mempunyai dampak buruk
terhadap perkembangan psikologis seseorang terhadap kesehatan, dan juga membuat aksi
kejahatan yang semakin banyak terjadi (Damayanti, 2007). Handphone tidak hanya digunakan
oleh dewasa dan remaja, anak usia 7-12 tahun pun sudah banyak menggunkan handphone
yang seharusnya belum layak mereka gunakan (Widiawati dkk,2014). Secara tidak sadar
anak-anak saat ini sudah mengalami ketergantungan dalam menggunakan handphone
(Eko,2013). Ketergantungan ini lah yang membawa dampak negatif bagi perkembangan anak.
Penggunaan handphone pada anak membawa banyak perubahan dalam pola kehidupan, tanpa
disadari seseorang yang menggunakan handphone dapat menyebabkan kesenjangan social
dalam bermasyarakat (Maulida, 2013). Saat ini anak usia 5- 12 tahun menjadi pengguna
terbanyak dalam kemajuan teknologi dan informasi, tidak heran jika anak usia 5-12 tahun
dikatakan sebagai generasi multi-tasking (Ameliola dkk,2013). Dalam hal ini kehadiran orang
tua sangat penting untuk menanamkan milai-nilai yang positif dari dalam diri anak dan
mengajakan anak agar tidak mengikuti nilai-nilai buruk sebagai dampak globalisasi yang ada
saat ini (Gershoff, 2002, dalam Hetheringthon,2006).
Di Indonesia presentase pengguna handphone sekitar 266 juta pengguna (Pyramid
research, 2011 dalam Accenture, 2014). Hal ini disebabkan karena beberapa hal, seperti harga
handphone yang semakin murah, semakin beragam fasilitas yang ditawarkan dan kepraktisan
handphone yang mudah dibawa kemana-mana. Pada tahun 2014 terdapat 7,3 juta unit
handphone dijual di Indonesia (Mistanto, 2014). Hal tersebut menjadikan Indonesia menjadi
dasar penjualan handphone terbesar di Asia Tenggara dengan pertumbuhan pasar sebesar 68%
di tahun 2014. Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2014
di Jawa Timur pengguna handphone jenis kelamin perempuan lebih besar dari pada laki-laki,
dengan presentase laki-laki 49% sedangkan perempuan 51%. Dari hasil wawancara yang
dilakukan peneliti di SD Muhammadiyah Ponorogo pada tanggal 20 Oktober 2015, dari 10
responden 9 diantaranya mereka menyatakan sering menggunakan handphone diwaktu

1
luangnya, mereka menggunakan handphone untuk bermain game, SMS, bahkan sebagian
besar dari mereka sudah membuat group whatsaap dikelasnya, sedangkan 1 responden
menyatakan bahwa dia jarang mengaplikasikan handphone dirumah karena orang tua
melarang anak tersebut menggunakan handphone. Penggunaan teknologi pada anak usia di
bawah 12 tahun dapat merugikan perkembangan anak (Rowan, 2010). Membiarkan anak
menggunakan handphone dalam jangka waktu yang lama bisa menjadi salah satu factor
penyebab dalam depresi pada anak, kecemasan, gangguan jiwa, deficit 3 perhatian, autism,
gangguan bipolar, psikosis dan perilaku anak bermasalah (Bristol University 2010, Metzoni
2011, Shin 2011, Liberatore 2011, Robinson, 2008). Anak menjadi lebih tertarik untuk duduk
diam di depan handphone dari pada bermain bersama teman-temannya. Sejak menggunakan
handphone anak menjadi susah diajak berkomunikasi, tidak peduli, sering badmood dan tidak
mendengarkan nasihat orang tua (Anggrahini, 2013). Hal ini menyebabkan mereka menjadi
malas untuk beraktivitas, serta dapat berpengaruh buruk bagi kemampuan sosialisasi anak
dengan lingkungan sekitar (Anonim,2013). Selain berdampak terhadap perkembangan anak,
handphonei juga memiliki dampak terhadap kesehatan. Sel-sel tubuh yang terkena paparan
gelombang elektromagnetik dapat mengalami kerusakan yang signifikan, sehingga mutasi sel-
sel yang ada di dalam tubuh juga dapat menyebabkan timbulnya kanker (Fitria, 2014).
Sehingga menggunakan handphone setiap hari dapat meningkatkan resiko sel kanker otak
(WHO,2010). Sistem saraf manusia terbagi atas sistem saraf tepi dan sistem saraf pusat,
dalam sistem saraf tepi terdapat semua serabut saraf yang berada diluar otak atau sumsum
tulang belakang. Sedangkan yang terdapat dalam sistem saraf pusat, bagian yang mengatur
kerja saraf tepi yang terdapat diotak, batang otak (brain stem), dan sumsum tulang belakang
(spinal cord). Selaput otak mempunyai serabut saraf yang dapat menerima rasa sakit. Jika
seseorang sedang menggunakan handphone terlalu lama maka kepala akan terasa panas akibat
dari efek radiasi handphone tersebut. Besarnya radiasi yang diserap dihitung dalam satuan
SAR yaitu daya energy yang terserap per satuan massa jaringan (otak). Radiasi
elektromagnetik dari handphone juga dapat merusak struktur DNA dan mengakibatkan tumor
otak (Sinta, 2013). Sehingga dalam waktu sepuluh tahun atau lebih handphone juga dapat
meningkatkan resiko seseorang terkena aucostic neuroma, semacam tumor otak pada sisi
kepala yang digunakan menelpon (IARC,2008 dalam Schoemaker,2005). Dengan ini peran
keluarga khususnya orang tua dalam perkembangan era globalisasi sangat diharapkan
kehadirannya. Pipher (1996) mengungkapkan bahwa anak-anak membutuhkan waktu,
perhatian, kasih sayang, bimbingan, dan diskusi. Hal ini tidak dapat dibeli dengan uang.
Anak-anak membutuhkan tempat perlindungan, dimana mereka dapat merasa aman saat
mereka mempelajari apa yang dibutuhkan dalam kehidupan. Disiplin pada anak perlu
2
dilakukan oleh orangtua,mereka harus konsisten dan tidak terlalu menekankan pada anak
(Crockenberg & Litman 1990, Holden 1997 dalam Hetherington, 2006). Publikasi tentang
peran orang tua dalam pengembangan kepribadian anak di era globalisasi ini masih kurang.
Untuk mengurangi angka peningkatan penggunaan handphone pada anak, pengenalan
permainan tradisional bisa menjadi salah satu contoh permainan edukatif. Permainan
tradisional dapat menstimulasi anak dalam mengembangkan kerjasama, membantu anak
menyesuaikan diri, saling berinteraksi secara positif, dapat mengkondisikan anak dalam
mengontrol diri, mengembangkan sikap empati terhadap teman. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa permainan tradisional jauh memberikan dampak positif bagi keterampilan
emosi dan sosial anak (Kurniati, 2011). Melihat dari data diatas penulis ingin mengetahui
bagaimana perilaku orang tua dalam pengaturan penggunaan handphone pada anak sekolah
dasar.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan fenomena di latar belakang masalah, maka peneliti merumuskan masalah
“Bagaimana perilaku orang tua dalam pengaturan penggunaan handphone pada anak-anak.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan karya ilmiah adalah sebagai berikut.


Untuk mengetahui definisi Gadget.
Untuk mengetahui perkembangan Gadget.
Untuk mengetahui pengaruh Gadget pada anak.
Untuk mengetahui cara pengawasan orang tua pada anaknya dari pengaruh Gadget.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pendahuluan (Handphone)


Handphone merupakan alat telekomunikasi elektronik dua arah yang bisa dibawa
kemana-mana dan memiliki kemampuan untuk mengirimkan pesan berupa suara. Pengertian
tersebut merupakan pengertian handphone secara umum. Dalam  keseharian kini manusia
hampir tidak bisa lepas dari handphone. Apalagi dengan semakin berkembangnya handphone
sehingga handphone memiliki berbagai fungsi sekaligus. Bukan hanya sebagai alat
komunikasi saja namun telah berkembang menjadi alat dengan fungsi lainnya seperti sebagai
media hiburan, media bisnis, dan sebagainya. Kini kita mengenal istilah smartphone atau
ponsel pintar. Sebutan untuk handphone yang bisa digunakan untuk melakukan banyak hal.
Sebelum handphone memiliki fungsi seperti sekarang ini, handphone telah mengalami
perjalanan yang panjang sejak awal kemunculannya.

2.2 Manfaat Handphone Terhadap Anak-Anak

1. Mampu merangsang kemampuan anak untuk berpikir kreatif

perlu diketahui bahwa penggunaan handphone terhadap anak-anak bisa


memberikan sisi yang positif bila digunakan dengan baik. Merangsang daya
kreativitas anak bisa menjadi salah satu dampak positif dari gadget apalagi jika
diimbangi dengan sebuah karya. 

Semakin berkembangnya teknologi terdapat beberapa aplikasi yang dapat


melatih keseimbangan antara otak kiri dan kanan anak, sehingga semakin terasah

4
dengan baik. Penggunaan gadget yang tepat bisa membantu anak berkarya sebagai
seorang konten kreator. 

Teknologi yang kian maju memperkenalkan anak pada cita-cita untuk menjadi
seorang YouTuber atau vlogger. tidak perlu langsung menunjukkan reaksi penolakan
serta menganggap keinginannya buruk, namun ada baiknya di arahkan agar bisa
memberikan sebuah pengalaman yang positif. 

Perkembangan teknologi serta cita-cita baru inilah yang dapat memicu anak
untuk mampu berpikir lebih kreatif dengan berbagai ide cemerlang. Tugas Mama
hanya tinggal mengarahkan agar berjalan sesuai dengan keinginannya. 

2. Melatih cara berpikir anak menjadi lebih kritis


Perkembangan teknologi dari hari ke hari dapat membantu anak-anak
meningkatkan kemampuan kognitifnya bahkan bisa lebih signifikan. Perlu diketahui
bahwa kemampuan kognitif ini dapat membantu dirinya sendiri meningkatkan
keterampilan cara berpikirnya di masa mendatang, termasuk memecahkan sebuah
masalah. 
Kognitif yang baik juga dapat meningkatkan kemampuan anak dalam membuat
sebuah strategi seperti perencanaan ketika ingin memberikan solusi. 

Selain itu, gadget bisa memberikan sisi lain yang positif seperti ada banyak
media interaktif, video game atau aplikasi edukatif lainnya. Tanpa disadari ini dapat
membantu anak mama merangsang kemampuan berpikirnya apalagi saat dirinya tidak
mengerti, maka ia akan lebih kritis untuk bertanya. 

Beberapa permainan juga dapat merangsang cara berpikir anak untuk


memecahkan masalah agar bisa berkembang dan menjadi lebih dewasa. 

3. Membantu anak dalam merangsang kemampuan

Orangtua seringkali merasa khawatir bahwa anak-anak yang keseringan


bermain handphone akan memberikan dampak buruk. Semua ini memang bisa terjadi
bila orangtua dan anak pun tidak bisa mengontrol penggunaan gadget secara tepat. 

Maka dari itu, untuk meminimalisir segala dampak duruk memang sebaiknya
dibatasi penggunaannya. Namun, berikan waktu tersendiri untuk anak bisa
mengaksesnya seperti saat akhir pekan agar ia pun bisa belajar mengenai sisi positif
dari gadget. 

5
American Academy of Pediatric (AAP) mengungkapkan bahwa kehadiran
handphone juga bisa mendukung tumbuh kembang anak ke arah yang positif asalkan
tetap perlu pendampingan dari orangtua. 

Kemampuan motorik anak juga bisa meningkat karena berkaitan dengan


gerakan otot-otot tubuh ketika menggunakan gadget. Bahkan koordinasi mata dan
gerakan jari-jari tangannya bisa semakin terlatih ketika sedang bermain sebuah
aplikasi tertentu. 

Secara tidak langsung kemampuan motorik anak di masa pertumbuhannya


akan semakin meningkat. 
4. Anak menjadi lebih pintar dalam memilih berbagai informasi
Penggunaan handphone pada anak-anak yang sudah masuk sekolah akan
memudahkan dirinya untuk mendapatkan informasi lebih banyak. Apalagi si Anak pun
perlu memahami perkembangan lingkungan sekitar untuk memperkaya pengetahuan
serta informasinya. 

Namun, sebagai orangtua juga perlu tetap mengawasi mengenai apa saja yang
telah diakses oleh anak-anak ketika sedang mencari berbagai informasi menggunakan
gadget. Meskipun dapat memberikan sisi positif untuk pengetahuannya, sebaiknya
tetap diawasi agar anak mama tetap mengakses semua konten yang sesuai dengan
usianya. 

5. Memberikan kemudahan untuk bisa berkomunikasi secara lebih intens


Meskipun ada banyak teknologi yang semakin memudahkan aktivitas sehari-
hari, namun orangtua perlu bersikap bijak untuk memilih berbagai perangkat yang bisa
digunakan oleh anak-anak. Selain orangtua tidak boleh terlalu gaptek alias gagap
teknologi, sebisa mungkin juga perlu memberikan sebuah perangkat teknologi terbaik
dan tentunya tepat guna. 
Akhir-akhir ini ramai diperbincangkan sebuah produk telepon berbentuk jam,
imoo Watch Phone. Benda ini berguna karenadiciptakan khusus untuk anak
berupa wearable device. Cara berkomunikasi yang baru ini tentu memudahkan
orangtua mengetahui berbagai aktivitas si Anak apalagi dengan berbagai kecanggihan
teknologi seperti video call. Ini tentu dapat mempermudah komunikasi karena dapat
bertatapan langsung dengan anak setiap harinya walau dipisahkan oleh jarak. 

Dengan adanya teknologi yang bisa memantau posisi serta perkembangan anak
kapan saja, tidak bisa dipungkiri bahwa akan membantu banyak orang. 
6
Nah, itulah beberapa sisi positif yang bisa didapatkan dari penggunaan
handphone untuk anak-anak. Walau diperbolehkan, namun tetap perlu memerhatikan
batasannya juga seperti durasi hingga hari yang tepat untuk menggunakan handphone
agar tidak menganggu tugas sekolahnya. 

2.3 Pengaruh Negatif Handphone Bagi Tumbuh Kembang Anak


Handphone saat ini tidak bisa dipisahkan lagi dari kehidupan masyarakat untuk
menjalani kesehariannya. Penggunaan handphone bahkan juga sudah mulai mempengaruhi
anak-anak. Padahal, sebagian orangtua mungkin sudah menyadari tentang dampak maupun
bahaya handphone bagi anak. Beragam dampak keranjingan gadget, nyatanya berpengaruh
langsung pada mental dan perkembangan anak, hingga anak beranjak dewasa.
Psikolog anak RS Awal Bros Batam, Maryana, M psi, Psi menyebutkan, pola fikir
beginilah yang salah “gadget memang bermanfaat untuk perkembangan anak, tapi tidak boleh
berlebihan, harus ada aturan,” kata Maryana.
Anak jangan sampai menjadi screen addict. Screen addict yang dimaksud lebih kepada
kecanduan menatap layar, baik ponsel, tablet ataupun televisi. Dia menjelaskan, layar apapun
bentuk yang tidak statis. Paparan tontonan dan permainan ini juga memicu anak jadi kurang
memiliki rasa empati dan simpati terhadap lingkungan sosialnya. Berikut beberapa contoh
kesehatan mental anak yang dapat terganggu :

 Bahaya handphone bagi anak dapat menimbulkan masalah kesehatan mental dan


perubahan perilaku, hingga depresi.
 Anak menjadi agresif dan mudah tersinggung jika orangtua tidak memberi mereka
akses menggunakan ponsel atau tablet. Iritabilitas juga akan mempengaruhi
keterampilan lainnya, khususnya dalam hal menahan diri, berpikir, dan mengendalikan
emosi. Padahal, keterampilan ini membentuk dasar untuk kesuksesan di masa depan.
 Anak-anak dapat mengembangkan berbagai masalah mental, seperti kecemasan,
kesepian, rasa bersalah, isolasi diri, depresi, dan perubahan suasana hati. Paparan
terhadap handphone juga dapat meningkatkan risiko ADHD dan autisme pada anak-
anak.

Dampak tersebut sebenarnya bisa diatasi dengan berbagai cara, seperti membuat jadwal
bersama anak, misalnya jadwal menonton atau bermain bersama. Orangtua merupakan role
model anak dirumah. Mereka akan mencotoh orangtuanya. Karena itu, orangtua harus
mengurangi penggunaan handphone ketika sedang didalam rumah.

7
2.4 Pengaruh Positif Handphone Bagi Tumbuh Kembang Anak
 Keamanan
Salah satu sisi positif utama memberikan ponsel pada anak Anda adalah untuk
alasan keamanan. Dengan memiliki ponsel, orang tua dapat memantau keberadaan
anak setiap waktu,  juga sangat membantu dalam keadaan darurat atau anak dalam
kesulitan. Misalnya saja saat terpisah dengan orang tua di tempat umum, saat ada
orang yang bermaksud jahat, atau anak berada dalam situasi yang tidak aman,
mereka dapat menghubungi orang tua untuk meminta pertolongan.
 Kepraktisan
Bila anak memiliki banyak aktivitas di luar sekolah dan di luar rumah, ponsel akan
sangat membantu bila mereka memerlukan sesuatu saat beraktivitas. Misalnya saja
bila kegiatan yang diikutinya selesai lebih awal atau dibatalkan, ia bisa meminta
orang tua untuk segera menjemput.
 Melatih tanggung jawab
Memberi ponsel pada anak akan memberi kesempatan bagi mereka untuk belajar
bertanggung jawab. Anak akan merasa memiliki dan sebisa mungkin menjaganya
agar ada dalam kondisi yang baik. Ini menjadi kesempatan baik untuk memupuk
sifat peduli untuk merawat benda-benda milik mereka. 

2.5 Tips mengatasi anak kecanduan main handphone

Handphone memang ‘obat mujarab’ yang bisa bikin anak anteng. Tapi bukan
berarti Parents bisa membiarkan anak berjam-jam hanya main handphone, kan? Berikut ini
beberapa tips untuk mengatasi anak kecanduan main handphone atau gadget sejenis lainnya:

1. Batasi waktu penggunaan

Batasi penggunaan gadget sesuai dengan rekomendasi kelompok umurnya. The


American Academy of Pediatrics menerbitkan pedoman screen time seperti berikut ini:

 Anak-anak di bawah usia 2 tahun: sebaiknya tidak dibiarkan


bermain gadget sendirian, termasuk TV, handphone dan tablet.
 Anak-anak usia 2 sampai 4 tahun: kurang dari satu jam sehari.
 Usia 5 tahun ke atas: sebaiknya tidak lebih dari dua jam sehari untuk
penggunaan rekreasional (di luar kebutuhan belajar).

8
2. Beri jadwal

Jadwalkan waktu yang tepat untuk bermain gadget. Di luar itu, orangtua juga
harus menyiapkan kegiatan alternatif lainnya agar anak tidak bosan dan beralih
ke gadget lagi.

3. Jangan beri akses penuh

Handphone sebaiknya tidak diserahkan pada anak sepenuhnya. Biarkan anak


meminta izin terlebih dahulu jika ingin menggunakannya, dan ambil kembali setelah
selesai.

4. Tetapkan wilayah-wilayah bebas gadget

Buat peraturan tidak boleh menggunakan gadget di tempat-tempat tertentu.


Misalnya di meja makan, di kamar tidur, dan di mobil.

5. Ajarkan anak pentingnya menahan diri

Pastikan untuk memberikan pujian pada anak ketika ia berhasil menahan diri
untuk tidak bermain game dan mengikuti aturan yang telah ditetapkan.

6. Berikan contoh yang baik

Sudah jadi pengetahuan umum bahwa anak meniru apa yang dilakukan
orangtuanya. Untuk itu, Parents juga harus menjadi contoh yang baik, letakkan HP
dan bermainlah bersama si kecil.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Handphone merupakan salah satu teknologi canggih yang diciptakan untuk


mempermudah kegiatan manusia dalam berkomunikasi. seiring perkrmbangan zaman, fungsi
handphone sudah beragam dengan adanya fitur-fitur canggih dalam handphone. Namun
karena semakin canggih handphone akan semakin banyak pula efek-efek yang ditimbulakan
darinya. Efek-efek itu sangat berpengaruh terhadap perilaku seseorang terutama para remaja
yang biasanya mementingkan penampilan atau gaya hidup agar terlihat modern. Handphone
mempunyai banyak dampak positif dan juga negatif. Untuk dampak negatifnya, para remaja
kelas 9H sebagai seorang pelajar harus bisa menghindari dan menyikapi hal tersebut, agar
terhindar dari pengaruh buruk handphone.
Untuk mengurangi angka peningkatan penggunaan handphone pada anak, pengenalan
permainan tradisional bisa menjadi salah satu contoh permainan edukatif. Permainan
tradisional dapat menstimulasi anak dalam mengembangkan kerjasama, membantu anak
menyesuaikan diri, saling berinteraksi secara positif, dapat mengkondisikan anak dalam
mengontrol diri, mengembangkan sikap empati terhadap teman. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa permainan tradisional jauh memberikan dampak positif bagi keterampilan
emosi dan sosial anak (Kurniati, 2011). Melihat dari data diatas penulis ingin mengetahui
bagaimana perilaku orang tua dalam pengaturan penggunaan handphone pada anak sekolah
dasar.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.umpo.ac.id/2628/2/BAB%20I.pdf
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-handphone-sejarah-dan-fungsinya/
http://awalbros.com/anak/pengaruh-gadget-bagi-tumbuh-kembang-anak/
https://id.theasianparent.com/anak-kecanduan-main-handphone/
https://www.slideshare.net/Dery_Andrian_Romadhon/pengaruh-gadget-terhadap-
perkembangan-anak-usia-dini
https://littlestarmemory.blogspot.com/2016/11/makalah-pengaruh-handphone-bagi-
remaja.html

11
LAMPIRAN

Foto Kelompok 5

12

Anda mungkin juga menyukai