Siti Aminah, Eka Sugiarti Ningsih, Muhammad Erik Wijaya, Cecep Zakarias El Bilad
Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya
Email : khadejaaelkhanza@gmail.com
ABSTRAK
Di abad ini, teknologi semakin berkembang dan canggih, terutama komunikasi. Banyak alat
komunikasi dibuat untuk memudahkan orang berbicara dan berbagi informasi. Contohnya adalah
smartphone atau telepon pintar. Dalam kesimpulan ini, ada komponen penting yang dapat memberi
pengaruh pada penggunaan smartphone anak usia dini dalam pemahaman. Penelitian ini berfokus
pada analisis literatur, tidak menggunakan pengumpulan data primer melaluipenelitian lapangan.
Tujuan dari penelitian ini adalah agar dapat memberikan pemahaman yang luas dan mendalam
tentang bagaimana perangkat smartphone berdampak pada anak-anak di bawah usia. Dunia
teknologi berkembang pesat. Inovasi baru selalu ada, khususnya di bidang TI dan komunikasi.Jika
dulu kita hanya berkomunikasi melalui surat, sekarang kita menggunakan alat komunikasi seperti
telepon dan HP. Alat ini telah mengalami perkembangan yang signifikan. Penggunaan smartphone
pada anak usia dini memiliki dampak negatif dan positif, dengan penggunaan smartphone pada
anak usia dini menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan psikologis. Pola asuh orang tua,
yang tanpa disadari, memberikan peluang kecanduan smartphone pada anak usia dini.
Kata kunci: Smartphone, Mental Health, Psikologi
PENDAHULUAN
Di abad ini, teknologi semakin berkembang dan canggih, terutama
komunikasi. Banyak alat komunikasi dibuat untuk memudahkan orang berbicara
dan berbagi informasi. Dunia tampaknya tidak memiliki batas yang jelas. Orang-
orang di belahan bumi Selatan dapat dengan mudah berinteraksi satu sama lain.
Contohnya adalah smartphone atau telepon pintar. Dengan jumlah pengguna
smartphone yang terus meningkat, hampir semua orang sudah memiliki
smartphone, bahkan lebih dari satu.1
Smartphone digunakan oleh setiap orang, khususnya anak usia dini. Anak
usia dini menghabiskan banyak waktu setiap hari untuk memainkan smartphonenya
untuk bermain game daripada bermain berkumpul dengan temannya yang tinggal
di dekatnya. Beberapa anakusia dini bahkan mulai ketagihan terhadap penggunaan
smartphone yangberlebihan. Mereka begitu terlena dengan smartphone-nya sampai
1
Yuli Sawitri, Inas Amany Yannaty, dkk., “Dampak Penggunaan Smartphone Terhadap
Perkembangan Anak Usia Dini”, (Seminar Nasional LPPM - Universitas Muhammadiyah
Purwokerto, 2019), hlm. 691-692
1
orang tua mereka meminta mereka untuk berhenti. Ini adalah contoh kecanduan
smartphone pada usiadini. Mereka lebih fokus pada benda mati daripada peristiwa
nyata. Anak-anak sering diminta untuk melakukan hal-hal yang mereka tidak suka,
seperti makan, mandi, atau tidur. Anak-anak tidak terlalu tertarik bermain ponsel.
Ini pasti mengkhawatirkan karena dapat berdampak pada perkembangan anak pada
usia dini.2
Karena smartphone bermanfaat untuk banyak hal, bahkan untuk anak-anak,
banyak orang menggunakannya. Orang tua sering memperkenalkan smartphone
kepada anak-anak mereka yang masih berusia 1-4 tahun hanya untuk “menyogok”
mereka agar mereka tidak marah. Hasil survei TIK yang dilakukan Kominfo
menunjukkan bahwa 40,87% anak Sekolah Dasar, 59,89% anak SMP, dan79,56%
anak SMA telah menggunakan smartphone.3
Menurut Yohana Yembise, orang tua harus memantau anak-anak mereka
yang bermain perangkat elektronik. karena anak-anak bisa mendapatkan berbagai
data yang belum difilter dengan baik dari perangkat seperti smartphone. Menurut
Yudrik Yahya, perangkat telah menggantikan peran orang tua yang pernah
bermain-main dengan anaknya. Masa kanak-kanak adalah saat pikiran dan tubuh
manusia berkembang. Anak-anak harus banyak bergerak untuk pertumbuhan yang
optimal. Jika mereka hanya terlena dengan perangkat elektronik, pertumbuhan dan
perkembangan fisik dan mental mereka mungkin menjadi lebih lambat.4
Dari sudut pandang psikologis, masa kanak-kanak adalah saat di mana anak-
anak mulai memperoleh pengetahuan baru. Anak-anak akan terhambat dalam
perkembangan mereka jika mereka menjadi candu atau terkena dampak negatif dari
perangkat elektronik, khususnya smartphone. Ini karena pengalaman di masa kecil
memengaruhi bagaimana kita tumbuh. Anak-anak juga sering melakukan “Apa
yang kamu lihat adalah apa yang kamu dapatkan” secara tidak sadar. Maka itu
menjadi bukti bahwa apa yang dilihat oleh anak tersebut adalah sebuah pelajaran
2
Yuli Sawitri, Inas Amany Yannaty, dkk., “Dampak Penggunaan Smartphone Terhadap
Perkembangan Anak Usia Dini”, (Seminar Nasional LPPM - Universitas Muhammadiyah
Purwokerto, 2019), hlm. 692
3
Dara Aulia Feryando, Agustinus Prasetyo Edi Wibowo, dkk., “Edukasi Dini Penggunaan
Smartphone Yang Baik Pada Anak-Anak”, JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), Vol. 6, No. 2, 2022,
Hlm. 1103
4
Maryam Batubara, M. Imam Muslim Nasution, dkk., Pengaruh Gadget Terhadap Anak
Usia Dini, Communnity Development Journal, Vol.4 No. 4, 2023, hlm. 8107
2
untuknya, dan jika orang tua dan keluarga tidak memberikan instruksi yang
direncanakan dan terpadu, pertumbuhan anak akan berkembang ke arah yang
buruk.5
Dengan banyaknya internet, orang tua harus memberikan kontrol tambahan
kepada anak-anak mereka jika mereka menggunakan perangkat elektronik, karena
anak-anak dapat bahagia dan tidak merengek saat memakainya. Namun, jikaorang
tua tidak melakukannya, dikhawatirkan anak-anak akan menjadi ketergantungan
pada perangkat elektronik, khususnya smartphone. Selain itu, penting untuk diingat
bahwa masa tumbuh kembangnya anak-anak yang sangat sensitif adalah masa
kanak-kanak usia dini. Pada usia ini, anak-anak meletakkan dasar yang kuat untuk
pertumbuhan mental, emosional, akhlak, dan kemampuan otak mereka.
Pembelajaran anak-anak pada usia dini sangat strategis untuk menciptakan sumber
energi manusia yang unggul, di mana pembentukan kepribadian bangsa dan
kehandalan sumber efisiensi sumberenergi efisiensi.6
Anak-anak usia dini adalah imitator asli, dan kepolosan mereka membuat
mereka mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif. Karena pada masa itu adalah usia
meniru, para orangtua harus membantu anaknya lebih banyak. Anak menjadi lebih
tertarik ketika orang tua mereka menggunakan smartphone lebih sering.
Perkembangan sosial emosinya ditanggung oleh keluarganya. Dari penjelasan di
atas, jelas bahwa efek pemakaian smartphone terhadap anak-anak usia dini harus
diperhatikan. Efek yang ditimbulkan oleh penggunaan smartphone dapat positif
atau negatif. Penggunaan smartphone pada anak usia dini bermanfaat karena
meningkatkan pengetahuan mereka, mempercepat proses belajar, mempermudah
komunikasi, dan meningkatkan kognisi mereka. Namun, dampak negatif seperti
membuat anak malas belajar, malas beraktivitas, dan mengganggu kesehatan otak
dan mental.7
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan
5
Maryam Batubara, M. Imam Muslim Nasution, dkk., Pengaruh Gadget Terhadap Anak
Usia Dini, Communnity Development Journal, Vol.4 No. 4, 2023, hlm. 8107
6
Maryam Batubara, M. Imam Muslim Nasution, dkk., Pengaruh Gadget Terhadap Anak
Usia Dini, Communnity Development Journal, Vol.4 No. 4, 2023, hlm. 8107
7
Adimiye Soysal, “Upaya Orang Tua Dalam Mendampingi Penggunaan Smartphone
Pada Anak Usia Dini di Taman Kanak-Kanak (TK) Kharisma Bangsa Tanggerang Selatan, (UIN Syarif
Hidayatullah : Jakarta, 2020), hlm. 5-6
3
masalah dari artikel ini adalah bagaimana pengaruh penggunaan smartphone
terhadap mental health anak usia dini perspektif psikologi. Dengan tujuan untuk
mengetahui secara ringkas tentang pengaruh smartphone terhadap mental health
anak usia dini perspektif psikologi.
METODE PENELITIAN
Pengaruh perangkat elektronik terhadap anak usia dini dianalisis melalui
literatur kualitatif. Studi ini berkonsentrasi pada dampak perangkat elektronik,
seperti smartphone, dan dampak positif dan negatifnya. Hasil analisis literatur
disusun dan dicatat secara sistematis. Kesimpulannya, faktor-faktor penting yang
mempengaruhi penggunaan gadget pada anak-anak usia dini diidentifikasi. Analisis
literatur adalah fokus metode penelitian ini, bukan pengumpulan data primer
melalui penelitian lapangan. Penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang
luas tentang bagaimana perangkat smartphone memengaruhi anak-anak di bawah
usia dengan mengacu pada literatur yang relevan. Untuk memastikan bahwa temuan
penelitian ini akurat, kami menggunakan instrumen penelitian yang sudah ada
sebelumnya dan membaca literatur dengan buku, jurnal, dan dokumen lainnya.
8
Bagus Kusuma Ardi & Subchan, “Peranan Perkembangan Aplikasi Smartphone
Terhadap Pelayanan Perbankan di Indonesia”, STIE Dharmaputra, hlm. 4
4
sistem operasi di luar telepon seluler dalam beberapa tahun terakhir. Terdapat
perbedaan pendapat dalam industri mengenai apa yang dimaksud dengan ponsel
pintar, dan definisinya masih terus berkembang.“Smartphone dapat dibedakan dari
ponsel biasa melalui dua hal mendasar: cara pembuatannya dan apa yang dapat
dilakukannya,” kata David Wood, wakil presiden eksekutif PT Symbian OS.9
Proses pengembangan ponsel pintar dibagi menjadi tiga tahap utama.Fase
pertama sangat penting bagi perusahaan. Era ini dimulai pada tahun 1993 ketika
International Business Machines (IBM) memperkenalkan smartphone pertama.
Email, Internet, faks, penjelajahan web, kamera, dan banyak fitur lainnya
menjadikan Blackberry perangkat revolusioner abad ini.Pada tahun 2007, iPhone
Apple memasuki pasar massal, membuka era kedua smartphone. Google bertujuan
untuk merebut pasar ponsel pintar dengan menyediakan fungsi-fungsi yang
dibutuhkan oleh pengguna umum dengan harga terjangkau, dan pada akhir tahun
2007 meluncurkan OS Android dalam upaya untuk mengakuisisi banyak
pelanggan.10
Pada fase ketiga era ponsel pintar, perbedaan antara teknologi yang berpusat
pada bisnis dan teknologi yang umumnya berpusat pada konsumen telah hilang.
Perangkat kini lebih pintar dan memiliki banyak fitur, termasuk teknologi layar
dan tampilan yang ditingkatkan, sistem operasi seluler yang lebih stabil, baterai
yang lebih bertenaga, dan antarmuka pengguna yang lebih baik. Menurut Mengwei
Bian dan Louis Leung, 700 juta ponsel pintar terjual di pasar global pada tahun
2012, mencakup 40% dari seluruh penjualan ponsel, meningkat 43% dibandingkan
tahun sebelumnya. Menurut eMarketer, jumlah orang yang menggunakan ponsel
pintar di seluruh dunia diperkirakan akan melebihi 2 triliun pada tahun 2016.11
Ponsel pintar murah menawarkan peluang pemasaran dan penjualan baru
kepada konsumen yang sebelumnya tidak memiliki akses internet. Pada tahun 2015,
525,8 juta orang di Tiongkok menggunakan ponsel pintar, diikuti oleh Indonesia di
9
Bagus Kusuma Ardi & Subchan, “Peranan Perkembangan Aplikasi Smartphone
Terhadap Pelayanan Perbankan di Indonesia”, STIE Dharmaputra, hlm. 4
10
Adimiye Soysal, “Upaya Orang Tua Dalam Mendampingi Penggunaan Smartphone
Pada Anak Usia Dini di Taman Kanak-Kanak (TK) Kharisma Bangsa Tanggerang Selatan, (UIN Syarif
Hidayatullah : Jakarta, 2020), hlm. 10
11
Adimiye Soysal, “Upaya Orang Tua Dalam Mendampingi Penggunaan Smartphone
Pada Anak Usia Dini di Taman Kanak-Kanak (TK) Kharisma Bangsa Tanggerang Selatan, (UIN Syarif
Hidayatullah : Jakarta, 2020), hlm. 11
5
peringkat ketiga dengan 55,4 juta orang. Proporsi rumah tangga yang memiliki
telepon seluler di Indonesia meningkat pesat dari 19,88% pada tahun 2005 menjadi
86,95% pada tahun 2015. Data ini menunjukkan pesatnya pertumbuhan
smartphone dan telepon seluler di Indonesia.12
12
Adimiye Soysal, “Upaya Orang Tua Dalam Mendampingi Penggunaan Smartphone
Pada Anak Usia Dini di Taman Kanak-Kanak (TK) Kharisma Bangsa Tanggerang Selatan, (UIN Syarif
Hidayatullah : Jakarta, 2020), hlm. 11
13
Diana Vidya Fakhriyani, Kesehatan Mental, (Duta Media Publishing : Pemekasan Jawa
Timur), hlm. 10
14
Diana Vidya Fakhriyani, Kesehatan Mental, (Duta Media Publishing : Pemekasan Jawa
Timur), hlm. 10
6
kelemahan. Menurut Organisasi Kesehatan Mental (WHO), kesehatan tidak hanya
berarti kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental dan kedamaian sosial.
Kesehatan mental adalah keadaan sejahtera ketika seseorang menyadari potensinya,
mampu mengatasi tekanan kehidupan normal, dan mampu bekerja secara produktif
dan sukses serta berkontribusi pada komunitasnya. Kesehatan mental mengacu
pada kemampuan individu untuk menghindari penyakit mental dengan beradaptasi
dan berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka.15
Mampu menyesuaikan diri, memanfaatkan potensi sepenuhnya, dan
menghasilkan kebahagiaan bagi diri sendiri dan orang lain adalah ciri dari mental
health. Menurut Organisasi Kesehatan Mental Dunia, beberapa karakteristik
kesehatan mental adalah (1) mampu untuk mengambil pelajaran dari pengalaman,
(2) mampu beradaptasi, (3) preferensi untuk memberikan daripada menerima, (4)
lebih cenderung berkontribusi daripada dibantu, (5) mempunyai perasaan kasih
sayang, (6) senang atas segala hasil usaha, (7) menjadikan pelajaran dari sebuah
kegagalan yang mengecewakan, dan (8) selalu positive thinking (pikiran positif).16
15
Diana Vidya Fakhriyani, Kesehatan Mental, (Duta Media Publishing : Pemekasan Jawa
Timur), hlm. 11-12
16
Diana Vidya Fakhriyani, Kesehatan Mental, (Duta Media Publishing : Pemekasan Jawa
Timur), hlm. 13-14
17
Ahmad Muslih Atmojo1, Rahma Lailatus Sakina, Wantini, “Permasalahan Pola Asuh
dalam Mendidik Anak di Era Digital”, Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 6
Issue 3 (2022), hlm. 1970
7
anak dari kejadian buruk dalam keluarga. Namun, banyak orang tua yang sibuk
dengan pekerjaan dan tampaknya tidak tertarik untuk menyekolahkan anaknya di
rumah. Hal ini jelas berdampak pada pembelajaran anak, karena pendidikan orang
tua sangat penting bagi keberhasilan anak.18
Problem Lingkungan Sosial
Lingkungan tempat anak tumbuh dan mengenyam pendidikan juga berperan
penting dalam mengembangkan lebih lanjut cita-cita pendidikannya. Hal ini
tercermin dari pentingnya pendidikan dan membantu siswa mewujudkan potensi
dirinya, terutama dalam menghadapi tantangan masa kini (era digital).
Permasalahan yang umum terjadi di lingkungan ini adalah siswa terlalu sibuk
menggunakan perangkat elektronik sehingga lupa bersosialisasi dengan orang lain.
Karena lingkungan terdiri dari substansi dan rangsangan fisiologis, psikologis, dan
sosiokultural, maka lingkungan, dengan atau tanpa teknologi, mendorong anak
untuk hidup bersosialisasi dan aktif dalam masyarakat.19
Problem Psikologi di Era Digital dan dan Efek Berbahaya dari Smartphone
Dari masa kanak-kanak hingga dewasa, perkembangan manusia terdiri dari
beberapa tahap. Anak-anak dan remaja mengalami perkembangan karakter dan
kepribadian yang sangat pesat. Nol sampai lima tahun ini disebut masa emas. Pada
periode ini, kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual Muhibin berkembang
pesat. Anak pada masa emas (golden age) sangat terampil dalam meniru dan cepat
menyerap informasi. Hal ini akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan
di masa depan.20
Selain itu, ponsel cerdas memancarkan gelombang elektromagnetik tak
kasat mata yang dapat merusak saraf dan jaringan otak. Jika anak-anak sering
menggunakan ponsel pintar, mereka bisa menjadi kurang aktif dan kehilangan
18
Ahmad Muslih Atmojo1, Rahma Lailatus Sakina, Wantini, “Permasalahan Pola Asuh
dalam Mendidik Anak di Era Digital”, Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 6
Issue 3 (2022), hlm. 1970
19
Ahmad Muslih Atmojo, Rahma Lailatus Sakina, Wantini, “Permasalahan Pola Asuh
dalam Mendidik Anak di Era Digital”, Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 6
Issue 3, (2022), hlm. 1971
20
Ahmad Muslih Atmojo, Rahma Lailatus Sakina, Wantini, “Permasalahan Pola Asuh
dalam Mendidik Anak di Era Digital”, Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 6
Issue 3, (2022), hlm. 1971
8
kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Anak-anak kurang interaktif dan lebih
suka berada dalam zona nyaman dengan perangkat elektroniknya. Akibatnya, anak
menjadi individualistis dan tidak peduli terhadap orang lain, termasuk orang tua,
teman, dan orang lain. Oleh karena itu, orang tua harus berhati-hati dalam memilih
alat musik untuk dimainkan anaknya. Tidak dapat disangkal bahwa anak-anak
semakin banyak bermain dengan perangkat elektronik akhir-akhir ini. Namun
karena efek radiasi yang disebutkan di atas, Anda mungkin tidak selalu bisa
bermain, atau setidaknya waktu bermain Anda mungkin terbatas. Bermain
merupakan aktivitas utama anak, hal ini terlihat sejak usia dini. Kegiatan-kegiatan
tersebut umumnya mempengaruhi perkembangan kognitif, sosial, dan pribadi anak.
Melalui bermain, belajar bersosialisasi, dan mempelajari aturan dan tata krama
sosial, anak juga belajar bagaimana berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.21
Profesor Dr. Henry Lai dari Universitas Washington mengatakan paparan
terhadap komunikasi nirkabel harus diminimalkan. Menurut laporan dari Edu Penn
State University, sejumlah kecil frekuensi radio dapat terakumulasi seiring waktu
dan berbahaya. Profesor Henry menjelaskan, dampak negatif dari penggunaan
gadget dan smartphone berlebihan dapat berupa kerusakan saraf pada kulit kepala,
kehilangan ingatan, kebingungan mental, nyeri sendi, dan kejang otot.22
21
Vivi Yumarni, “Pengaruh Gadget Pada Anak Usia Dini”, JURNAL LITERASIOLOGI,
Volume 8, Nomor 2 Juli,Desember 2022, hlm. 110
22
dr. Rizal Fadli, halodoc, Radiasi Sinar Handphone Berdampak pada Otak Anak, Ini
Faktanya (halodoc.com), di akses pada 10 Desember 2023
23
Adimiye Soysal, “Upaya Orang Tua Dalam Mendampingi Penggunaan Smartphone
Pada Anak Usia Dini di Taman Kanak-Kanak (TK) Kharisma Bangsa Tanggerang Selatan, (UIN Syarif
Hidayatullah : Jakarta, 2020), hlm. 19
9
3. Memperlancar komunikasi
4. Memperbanyak teman
5. Pelatihan kognitif anak
6. Meningkatkan motivasi
7. Mempermudah kehidupan sehari-hari
Meskipun smartphone memberikan banyak dampak positif pada anak usia
dini, terutama terhadap perkembangan psikologis dan kesehatan mental, namun
terdapat juga dampak negatif dari penggunaannya. Beberapa dampak negatif
penggunaan anak usia dini antara lain:
24
Eka Damayanti, Arifuddin Ahmad, Ardias Bara, “Dampak Negatif Penggunaan Gadget
Berdasarkan Aspek Perkembangan Anak”, Martabat: Jurnal Perempuan dan Anak, Vol. 4 No. 1,
2020, hlm. 9
10
2. Pengaruh pada Aspek Agama dan Moral
Perilaku keagamaan dan moral yang dipicu oleh ponsel pintar antara
lain adalah ibadah yang tidak tertib, pengabaian terhadap orang lain,
perilaku agresif atau meniru, rentan terhadap penipuan, dan kecanduan.25
25
Eka Damayanti, Arifuddin Ahmad, Ardias Bara, “Dampak Negatif Penggunaan Gadget
Berdasarkan Aspek Perkembangan Anak”, Martabat: Jurnal Perempuan dan Anak, Vol. 4 No. 1,
2020, hlm. 10-11
26
Eka Damayanti, Arifuddin Ahmad, Ardias Bara, “Dampak Negatif Penggunaan Gadget
Berdasarkan Aspek Perkembangan Anak”, Martabat: Jurnal Perempuan dan Anak, Vol. 4 No. 1,
2020, hlm. 11
11
kanan, tidak memperhatikan orang lain, atau bahkan menyapa orang yang
lebih tua.27
Selain itu, penggunaan smartphone pada anak usia dini dapat menyebabkan
malas belajar, kurangnya sosialisasi dengan lingkungan sekitar, gangguan
kepribadian akibat tontonan, gangguan mental dan pikiran, kecanduan, gangguan
tidur, dan waktu kurag yang tidak produktif.
27
Eka Damayanti, Arifuddin Ahmad, Ardias Bara, “Dampak Negatif Penggunaan Gadget
Berdasarkan Aspek Perkembangan Anak”, Martabat: Jurnal Perempuan dan Anak, Vol. 4 No. 1,
2020, hlm. 14
28
Eka Damayanti, Arifuddin Ahmad, Ardias Bara, “Dampak Negatif Penggunaan Gadget
Berdasarkan Aspek Perkembangan Anak”, Martabat: Jurnal Perempuan dan Anak, Vol. 4 No. 1,
2020, hlm. 16
12
berbeda. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda
berdasarkan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Anak-anak saat ini
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat, yang merupakan
masa emas. Pada usia ini, semua aspek tubuh, emosi, dan intelektual berharga.
Anak-anak usia taman anak memiliki banyak energi, dan pembelajaran yang tepat
diperlukan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar dan halusnya.29
Menurut penulis sendiri, zaman sekarang smartphone telah berkembang
pesat dan telah tersebar dimana saja, mulai dari mudahnya smartphone mengakses
berbagai pengetahuan, lengkapnya fitur online didalam smartphone, dan bahkan
adanya game online yang juga bisa menjadi candu bagi penggunanya khusunya
anak usia dini. Hal tersebut menghasilkan perubahan yang sangat signifikan
terhadap keadaan, dan perkembangan terhadap perkembangan mental health anak
usia dini. Seharusnya perubahan tersebut bisa menjadi alasan untuk orang tua lebih
memperhatikan anak-anak mereka, dan tidak mudah untuk memberikan
smartphone kepada mereka serta mengawasi hal apa saja yang dilakukan anak-anak
dengan smartphonenya.
Tidak jarang penggunaan smartphone yang berlebihan dapat mempengaruhi
psikologi seorang anak; misalnya, jika smartphone membuat anak yang pada
dasarnya pendiam menjadi pemarah dan bahkan melawan orang tuanya. Selain itu,
malas yang disebabkan oleh terlalu asyiknya anak bermain dengan perangkat
elektronik sehingga mereka lupa waktu, belajar, shalat, dan lain-lain.30
Dalam era teknologi saat ini, sebagian orang tua berpendapat bahwa anak-
anak harus dikenalkan dengan teknologi komunikasi seperti smartphone sejak dini,
karena mereka dianggap tidak akan gagap teknologi atau gaptek. Untuk membantu
anak berkomunikasi dengan orang tua, orang tua kadang-kadang memberi mereka
smartphone. Anak-anak menyukai smartphone karena memiliki fitur seperti
bermain game, mengakses media sosial (seperti Facebook, Twitter, Instagram,
TikTok, dan Messenger, antara lain), dan murah.31
29
Yuli Sawitri, Inas Amany Yannaty, dkk., “Dampak Penggunaan Smartphone Terhadap
Perkembangan Anak Usia Dini”, (Seminar Nasional LPPM - Universitas Muhammadiyah
Purwokerto, 2019), hlm.694
30
Marselius Sampe Tondok, Penggunaan Smartphone pada Anak: Be Smart Parent,
(Fakultas Psikologi Ubaya), hlm. 1
31
Reza Fajar Amalia, Achir Yani Syuhaimie Hamid, “Adiksi Smartphone, Kesehatan
13
Selain itu, penggunaan ponsel pintar pada anak kecil dapat mengganggu
kehidupan sehari-hari dan berujung pada kecanduan ponsel pintar, yaitu
penggunaan ponsel pintar secara berlebihan sehingga menimbulkan dorongan yang
tidak terkendali.Hal ini dapat menyebabkan gangguan mental, modifikasi suasana
hati (memengaruhi perilaku individu secara emosional sebagai strategi mengatasi
atau "melarikan diri"), penarikan diri (keadaan tidak menyenangkan seperti
ketidaknyamanan fisik, perubahan suasana hati, dan mudah tersinggung), dan
toleransi (intensitas keinginan destruktif) meningkat).32 Dengan adanya adiksi
smartphone juga menghambat perkembangan psikolgis pada anak usia dini, yaitu :
1. Mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi terhadap dunia nyata
Kecanduan ponsel pintar dapat disebabkan oleh banyak hal,
termasuk kurangnya keterampilan sosial, peristiwa traumatis, dan
perselisihan keluarga. Keluarga merupakan bagian penting dalam tumbuh
kembang anak. Persepsi anak dipengaruhi oleh pola asuh orang tuanya,
yang terdiri dari cara mereka berinteraksi dengan anak dan cara mereka
berinteraksi dengan anak. Teori pembelajaran sosial menyatakan bahwa
anak belajar dengan mengamati tindakan orang lain. Tindakan orang lain
diungkapkan secara kognitif.33
Mental Anak, Dan Peranan Pola Asuh”, Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, Volume 3 No 2, Hal 221 -
240, Mei 2020, hlm. 227
32
Reza Fajar Amalia, Achir Yani Syuhaimie Hamid, “Adiksi Smartphone, Kesehatan
Mental Anak, Dan Peranan Pola Asuh”, Jurnal Ilmu Keperawatan, Jiwa Volume 3 No 2, Hal 221 -
240, Mei 2020, hlm. 222
33
Vivi Yumarni, “Pengaruh Gadget Pada Anak Usia Dini”, JURNAL LITERASIOLOGI,
Volume 8, Nomor 2 Juli,Desember 2022, hlm. 110
34
Vivi Yumarni, “Pengaruh Gadget Pada Anak Usia Dini”, JURNAL LITERASIOLOGI,
Volume 8, Nomor 2 Juli,Desember 2022, hlm. 110
14
3. Menjadi Anak yang Introvert
Ketergantungan terhadap teknologi dalam jangka panjang dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak. PFC, juga dikenal sebagai
prefrontal cortex, adalah bagian otak yang mengontrol nilai-nilai moral,
tanggung jawab, pengambilan keputusan, pengendalian diri, dan emosi.
Anak-anak yang kecanduan teknologi, seperti game online, memproduksi
terlalu banyak hormon dopamin di otaknya sehingga menghambat fungsi
PFC.35
35
Vivi Yumarni, “Pengaruh Gadget Pada Anak Usia Dini”, JURNAL LITERASIOLOGI,
Volume 8, Nomor 2, 2022, hlm. 111
36
Reza Fajar Amalia, Achir Yani Syuhaimie Hamid, “Adiksi Smartphone, Kesehatan
Mental Anak, Dan Peranan Pola Asuh”, Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, Volume 3 No 2, 2020, hlm.
227
15
mendukung penggunaan ponsel pintar oleh anak-anak mereka. Peran ini harus
diemban oleh orang tua agar dapat meminimalisir dampak negatif terhadap
perkembangan anak di masa depan.
Orang tua yang ingin membantu anak-anak mereka menggunakan
smartphone harus melakukan hal-hal berikut, menurut American Academy of
Pediatrics (AAP), yaitu sebagai berikut :
1. Kami tidak menyarankan penggunaan ponsel cerdas untuk hal lain selain
obrolan video untuk anak di bawah 18 bulan. Ini hanya untuk tujuan
komunikasi dengan orang tua atau anggota keluarga lainnya.
2. Menetapkan waktu menonton atau batasan 1 jam per hari untuk anak usia 2
hingga 5 tahun. Orang tua harus ada untuk membantu anak-anak mereka.
3. Batasan waktu yang ketat terhadap penggunaan media digital terus
diterapkan pada anak-anak berusia di atas enam tahun, terutama di luar
waktu-waktu “penting” seperti sekolah, pekerjaan rumah, beribadah, dan
tidur malam.
4. Jangan menggunakan ponsel pintar anda saat makan atau mengemudi.
Kamar tidur juga menjadi tempat dimana tidak ada smartphone.
5. Ajari anakmu untuk bersikap bijak dan menghargai orang lain, baik online
maupun offline.
6. Orang tua masih belum sepenuhnya menyadari dampak positif dan negatif
penggunaan smartphone di zaman modern ini, sehingga sebaiknya orang tua
mengikuti program parenting untuk menambah pengetahuan.
7. Bermainlah dengan anak anda agar dia lebih dekat dengan anda
dibandingkan dengan smartphone anda.
16
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Reza Fajar., Hamid, Achir Yani Syuhaimie. 2020. “Adiksi
Smartphone, Kesehatan MentaL Anak, dan Peranan Pola
Asuh”. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa. Volume 3 No 2, 221
– 240.
Ardi, Bagus Kusuma., Subchan. “Peranan Perkembangan Aplikasi
Smartphone Terhadap Pelayanan Perbankan di Indonesia”.
(STIE Dharmaputra). 1-14.
Atmojo, Ahmad Muslih., Sakina, Rahma Lailatus., Wantini. 2022.
“Permasalahan Pola Asuh dalam Mendidik Anak di Era
Digital”, Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
Volume 6 Issue 3. 1965-1975.
Batubara, Maryam., Nasution, M. Imam Muslim., dkk., 2023. ”Pengaruh
Gadget Terhadap Anak Usia Dini”. Communnity
Development Journal. Vol.4 No. 4. 8106-8112.
Damayanti, Eka., Ahmad, Arifuddin., Bara, Ardias. 2020. “Dampak Negatif
Penggunaan Gadget Berdasarkan Aspek Perkembangan
Anak”, Martabat: Jurnal Perempuan dan Anak. Vol. 4 No.
1. 1-22.
dr. Rizal Fadli, halodoc, Radiasi Sinar Handphone Berdampak pada Otak
Anak, Ini Faktanya (halodoc.com), di akses pada 10
17
Desember 2023
Fakhriyani, Diana Vidya. Kesehatan Mental, (Duta Media Publishing :
Pemekasan Jawa Timur).
Feryando, Dara Aulia., Wibowo, Agustinus Prasetyo Edi., dkk., 2022.
“Edukasi Dini Penggunaan Smartphone Yang Baik Pada
Anak-Anak”. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), Vol. 6,
No. 2.1102-1113.
Sawitri, Yuli. Yannaty, Inas Amany,. dkk., 2019. “Dampak Penggunaan
Smartphone Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini”.
(Seminar Nasional LPPM - Universitas Muhammadiyah
Purwokerto). 691-697.
Yumarni, Vivi. 2022. “Pengaruh Gadget Pada Anak Usia Dini”, JURNAL
LITERASIOLOGI. Volume 8, Nomor 2 Juli. 107-119.
18