Rendi Pratama
Rendipratama443651@gmail.com ABSTRAK
Fitri Oviyanti
fitrioviyanti_uin@radenfatah.ac.id Orang tua mempunyai peran penting dan dasar
Maryamah untuk perkembangan psikologi anak. Orang tua
maryamah_uin@radenfatah.ac.id merupakan titik awal yang sangat penting bagi
perkembangan anak, dimana orang tua menjadi faktor
penentu bagi keberhasilan hubungan sosial anak.
Smartphone merupakan salah satu dari sekian banyak
alat komunikasi yang berkembang sangat pesat di
Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
wujud dampak negative penggunaan smartphone pada
anak dan keterlibatan orang tua dalam mengatasi
dampak negative penggunaan smartphone pada anak.
penelitianini dalam menggumpulkan data menggunakan
pendekatan kualitatif dengan teknik analisis deskriptif.
Penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan
metode kualitatif deskriptif analitis. keterlibatan orang
tua dalam mengatasi dampak negatif penggunaan
smartphone pada anak secara umum terlihat dari peran
yang diberikan orang tua terhadap anak seperti
membatasi waktu anak menggunakan smartphone,
menyediakan permainan untuk anak selain dari
smartphone, membiarkan anak bermaian permainan
tradisonal berasama teman-teman sebayanya.
Smartphone membawa banyak perubahan dalam pola
kehidupan (psikologi manusia), tanpa disadari
seseorang yang sering menggunakan Smartphone dapat
menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial dalam
masyarakat.
ABSTRACT
Rendi Pratama
Rendipratama443651@gmail.com
Parents have an important and basic role for
Fitri Oviyanti the psychological development of children. Parents
fitrioviyanti_uin@radenfatah.ac.id are a very important starting point for children's
Maryamah development, where parents are a determining
maryamah_uin@radenfatah.ac.id factor for the success of children's social
relationships. Smartphones are one of the many
communication tools that are developing very
rapidly in Indonesia. This study aims to determine
the negative impact of smartphone use on children
and the involvement of parents in overcoming the
negative impact of smartphone use on children. this
study in collecting data using a qualitative approach
with descriptive analysis techniques. The research
that will be carried out uses a qualitative descriptive
analytical method. In general, parental involvement
in overcoming the negative impact of smartphone
use on children can be seen from the role parents
give to children, such as limiting the time children
use smartphones, providing games for children
apart from smartphones, letting children play
traditional games with their peers. Smartphones
bring many changes in life patterns (human
psychology), without realizing that someone who
frequently uses a smartphone can cause social
inequality in society.
A. PENDAHULUAN.
Orang tua mempunyai peran penting dan dasar untuk perkembangan
psikologi anak. Orang tua merupakan titik awal yang sangat penting bagi
perkembangan anak, dimana orang tua menjadi faktor penentu bagi
keberhasilan hubungan sosial anak. Oangtua dan anak harus saling memupuk
keterbukaan, sehingga hubungan diantara mereka dapat berkembang dengan
baik dan melalui keterbukaan tersebut, orangtua dan anak saling memahami
kebutuhan dan perasaan masing-masing, sekaligus kebutuhan dan perasaan
orang lain.
Keluarga dianggap sangat penting bagi pembentukan sikap dan tingkah
pekerti anak, maka fungsi-fungsi keluarga di dalam masyarakat haruslah
terwujud di dalam kenyataannya. Di Indonesia, seorang ayah dianggap
sebagai kepala kelaurga yang diharapkan mempunyai sifat-sifat
kepemimpinan yang mantap dan sebagai pemimpin rumah tangga maka
seorang ayah harus mengerti serta memahami kepentingan-kepentingan dari
keluarga yang di pimpinnya. Sebagai seorang pemimpin tentu tidak terlepas
dari seorang ibu/istri didalamnya. keterlibatan ibu pada masa anak-anak
mempunyai efek yang lebih besar dari pada seorang ayah, ibu harus
mengambil keputusan-keputusan yang cepat dan tepat yang di perlukan
dalam pada periode tersebut. Untuk menjadikan peran seorang ibu dan ayah
tersebut menjadi maksimal maka diperlukan keterlibatan yang seimbang
yang dijalankan antara ayah dan ibu di dalamnya.
Secara formal tugas mengasuh anak memang menjadi tanggung jawab
seorang ibu, tetapi pada dasarnya Islam mengajarkan bahwa mengasuh anak
merupakan tugas bersama, yaitu tugas ayah dan ibu. Baik ayah dan ibu
dituntut mendidik anak dengan sebaik-baiknya. Namun dalam mengasuh dan
mendidik pun orangtua tidak bisa memaksakan kehendak mereka saja karena
harus di sesuaikan dengan perkembangan zaman yang ada.
Walaupun demikian, ada suatu kecenderungan bahwa keterlibatan ayah
dan ibu mengalami perubahan terutama di kota-kota besar di Indonesia salah
satunya adalah Palembang. Pada keluarga pedesaan, keluarga diartikan
sebagai kesatuan ekonomi dalam arti kesatuan produksi dan konsumsi,
namun karena proses perubahan ekonomi pada masyarakat industri telah
mengubah sifat keluarga. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka
keterlibatan anggota keluarga juga mengalami perubahan fungsi. Perubahan
fungsi keluarga yang terjadi telah mempengaruhi perubahan pada pembagian
tugas anggota-anggota keluarga. Tidak jarang bahwa dalam proses tersebut
disarankan kepada pembantu atau anggota keluarga lainnya yang belum
tentu menjalankan fungsi ayah dan ibu dengan baik.
Smartphone merupakan salah satu dari sekian banyak alat komunikasi
yang berkembang sangat pesat di Indonesia. Industri Smartphone terus
menerus membuat inovasi baru dengan mengintegrasikan teknologi-
teknologi pendukung pada Smartphone. Melalui Smartphone manusia
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, sehingga Smartphone menjadi
fenomena unik yang berkembang di dalam masyarakat khususnya
masyarakat pedesaan. Berbagai fitur-fitur canggih pada Smartphone
memudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan sangat
cepat dan mudah. Seiring perkembangan zaman, Smartphone tidak lagi
dijadikan sebagai gaya hidup semata tetapi melelui Smartphone manusia bisa
menambah wawasan dan pengetahuan mereka dengan sangat luas dan tidak
terbatas.
Data Keminfo tahun 2016, mencatat penggunaan Smartphone di
Indonesia. Indonesia adalah "raksasa teknologi digital Asia yang sedang
tertidur". Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa adalah
pasar yang besar. Pengguna Smartphone Indonesia juga bertumbuh dengan
pesat. Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2018
jumlah pengguna aktif Smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang.
Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi Negara dengan
pengguna aktif Smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India,
dan Amerika.
Namun kecanggihan Smartphone memberikan dampak tersendiri bagi
para penggunanya, baik itu dampak yang bersifat positif maupun yang
bersifat negatif. Dampak positif Smartphone meliputi: menambah
pengetahuan, mempermudah komunikasi jarak jauh, memperluas jaringan
persahabatan dan sebagai penghibur saat anak jenuh. Adapun dampak
negatif Smartphone meliputi: rawan terhadap kejahatan, terganggunya
kesehatan anak, mengganggu perkembangan anak, mengakibatkan
pemborosan dan bisa menurunkan mental anak.
“Smartphone membawa banyak perubahan dalam pola kehidupan
(psikologi manusia), tanpa disadari seseorang yang sering
menggunakan Smartphone dapat menyebabkan terjadinya
kesenjangan sosial dalam masyarakat. Di dalam jurnalnya
terdapat contoh kasus bahwa anak kelas 5 SD telah melakukan
pelecehan seksual terhadap teman sebayanya, hal ini terjadi
karena anak tersebut sering menonton vidio porno yang dapat
dengan mudah diakses dengan Smartphone miliknya. Anak-anak
usia 5-12 tahun menjadi pengguna terbanyak dalam kemajuan
dari teknologi dan informasi. Tidak heran jika anak usia 5-12
tahun dikatakan sebagai generasi multi-tasking.” (Yudi Ismanto,
Franly Onibala. 2015, No.2)
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat memberikan pandangan
bahwa masuknya teknologi canggih pada Smartphone di kalangan anak-
anak mengakibatkan dampak negatif yang sangat kompleks. Namun dengan
adanya keterlibatan orangtua yang dijalankan maka dampak negatif
Smarphone tersebut dapat dengan mudah diantisipasi melalui pengawasan-
pengawasan sosial yang dilakukan.
B. TINJAUN PUSTAKA.
Anak usia dini adalah anak yang berada dalam tahap perkembangan yang
lebih cepat dibandingkan dengan tahapantahapan berikutnya. Sugiyono
(2012) anak usia dini banyak menghabiskan waktunya dengan bermain
karena bermain adalah sarana untuk mengubah potensial yang ada dalam
diri anak menjadi sebuah kemampuan atau kecakapan. Bermain juga dapat
membantu anak untuk belajar dan mengetahui tetang hal-hal yang berada
disekitarnya karena usia 0-6 tahun adalah periode sensitif anak untuk
belajar. Setiap periode ditandai dengan ketertarikan dan keingintahuan anak
untuk mempelajari lingkungannya. Dan pada usia ini kemampuan dan minat
bermain anak meliputi kemampuan motorik, kemampuan kognitif (berpikir
dan mengamati) kemampuan afektif (berbahasa dan bersosialisasi). Hal ini
sejalan dengan yang disampaikan Vygotsky (dalam Mutiah, 2010) bermain
akan dapat menelaah kemampuan baru dari anak yang bersifat potensial
sebelum diaktualisasikan dalam situasi formal seperti disekolah.
Setiap orang tua mengharapkan anak-anaknya menjadi anak yang sholeh
dan berprilaku yang baik, oleh karena itu dalam membentuk karakter anak
harus seteliti mungkin. Karena pendidikan pertama yang diterima oleh anak
adalah pendidikan dari orang tua sehingga perlakuan orang tua terhadap
anaknya memberikan andil sangat banyak dalam proses pembentukan
karakter anak. Islam juga msemandang keluarga adalah lingkungan pertama
bagi individu dimana ia berinteraksi atau memperoleh unsur-unsur dan
ciriciri dasar dari kepribadian. Maka kewajiban orang tua lah yang bisa
menciptakan pola asuh yang tepat dalam mendidik anak-anaknya
dilingkungan keluarga.(Mansur, 2019). Orang tua adalah komponen
keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, yang secara sadar mendidik anak-
anaknya untuk mencapai kedewasaan.(Syaiful Bahri Djamara. 2004).
Namun pada zaman teknologi yang serba canggih seperti sekarang ini
memberikan banyak perubahan pada kehidupan manusia begitu juga pada
alat bermain anak. Dalam penelitian Trinika & Irsan (2015) terhadap anak
pra sekolah sebanyak 170 anak 61 diantaranya menurut pegamatan orang
tua anak lebih memilih bermain dengan Smartphone di rumah dari pada
bermain dengan teman sebayanya. Hal ini menunjukkan bahwa alat
teknologi komunikasi juga sudah banyak digunakan oleh anak usia dini,
seperti yang ditemukan dalam Common Sense Media terdapat 38% anak
berusia kurang dari delapan tahun menggunakan perangkat mobile:
smartphone, iPod atau tablet (Holloway et.al. (2013).
C. METODE PENELITIAN.
Peran aktif orang tua terhadap perkembangan anak-anaknya sangat
diperlukan terutama pada saat mereka masih dibawah usia lima tahun.
Seorang bayi yang baru lahir sangat tergantung dari lingkungan terdekatnya
yaitu keluarga khususnya orang tua ayah dan ibunya. Peran aktif orang tua
tersebut merupakan usaha secara langsung terhadap anak dan peran lain yang
penting dalam menciptakan lingkungan rumah sebagai lingkungan sosial
yang pertama di jumpai oleh anak. Melalui pengamatan oleh anak terhadap
berbagai prilaku yang ditampilkan secara berulang-ulang dalam keluarga,
interaksi antara ayah-ibu, kakak, dan orang dewasa lainnya. Anak akan
belajar dan mencoba menirunya dan kemudian menjadi ciri kebiasaan atau
kepribadiaannya.
Agar hubungan antara keluarga dapat diterbina dan terpelihara dengan
baik, peran orang tua sangat penting. Memperhatikan situasi dan kondisi
yang memungkinkan sikap dan perbuatan yang dilakukannya sebagai teladan
atau contoh yang harus dipertimbangkan dengan baik, selektif dan rasional.
Hubungan dalam keluarga yang saling menghormati dengan jalinan
komunikasi yang akrab dan kasih sayang diantara anggota keluarga. ayah-
ibu, anak serta anggota lainnya sesuai dengan fungsi yang harus dijalankan
masing-masing.
Mengasuh, membina dan mendidik anak dirumah merupakan kewajiban
setiap orang tua dalam usaha membentuk pribadi anak. Dengan menjaga dan
melindungi serta menanamkan rasa kasih sayang kepada anakanaknya agar
kelak anak-anak tersebut dibekali dengan rasa kasih sayang terhadap
sesamanya.(Diana Mutia, 2010).
Untuk mengembangkan penelitian ini maka peneliti mengambil
penelitian dengan Menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis
deskriptif. Penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif analitis. Dengan kata lain, penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan fenomena apa saja yang ditemukan, suatu objek,
sekelompok manusia atau suatu kondisi tertentu kemudian menganalisisnya
berdasarkan fakta dan informasi yang diperoleh dari lapangan. Untuk
memperoleh data dilakukan dengan teknik menggunakan instrumen berupa
pencatatan hasil wawancara, catatan observasi dan hasil dokumentasi. Data
dari penelitian kualitatif dianalisis secara induktif dalam triangulasi data tiga
tahap: 1) reduksi data, 2) penyajian data, dan 3) validasi data.(Pebriana,
2017).
D. HASIL DAN PEMBAHASAN.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti mengenai
keterlibatan orang tua dalam mengatasi dampak negitif penggunaan
smartphone pada anak, Pemahaman orang tua terhadap dampak negatif
penggunaan smartphone pada anak masih kurang, sehingga masih banyak
orang tua yang membiarkan anak-anak mereka menggunakan smartphone
tersebut. Hal tersebut terjadi karena kemauan oang tua supaya anak bisa
bermain di rumah dan orang tua merasa aman saat anak mereka bermain
dirumah. meskipun anak bermain smatphone akan tetapi tidak semua orang
tua
1. Dampak negative penggunaan smartphone pada anak.
Gangguan kesehatan pada matanya Menurut hasil wawancara dengan ibu
sulastri ia mengatakan bahwa:
“Yah tentu mata anak akan mengalami gangguan pada kesehatan
matanya jika terlalu sering menggunakan smartphone. Oleh karena
itu peran orang tua sangat dibutuhkan seperti memberi nasehat
kepada anak main smartphonenya jagan terlalu lama dan jagan terlalu
dekat dan juga saya selalu mengatur cahaya layar supaya tidak terlalu
terang yang dapat meenyakiti mata anak.”
E. KESIMPULAN.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan, maka dapat
disimpulkan bahwa: Keterlibatan orang tua baik bapak atau ibu sangatlah
penting, karena keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak. Adapun
keterlibatan orang tua dalam mengatasi dampak negatif penggunaan
Smartphone pada anak yaitu sebagai berikut: membiasakan anak disiplin
dalam menggunakan gadget dengan waktu yang dibatasi oleh para orang tua.
menyediakan permainan seperti (lego,berbagai macam puzzle, media
pembelajaran lainnya). Ketika anak berada dirumah orang tua memberikan
kesempatan kepada anak untuk menceritakan kegiatan apa yang saja yang
telah dilakukan, mendampingi atau mengawasi anak ketika bermain
Smartphone atau bermain lainnya. Selain itu para orang tua juga memberi
kesempatan kepada anak untuk bermain di luar rumah kecuali Smartphone,
seperti bermain permain tradisional bersama teman-teman sebayanya yang
jarang di lakukan oleh ana-anak zaman modern ini dan yang terpenting para
orang tua juga memberikan contoh yang baik kepada anak seperti
menggunakan Smartphone saat anak lagi tidur atau menggunakan
Smartphone seperlunya saja disaat hal yang penting. Dalam masa
pertumbuhan dan perkembangan anak ini, para orang tua hendaknya
melakukan aktivitas sehari-hari yang bisa memberi nilai lebih demi tumbuh
kembang anak. Banyak keseharian yang sangat baik bagi anak yang akan
membantunya menjadi anak cerdas, kreatif sekaligus percaya diri. Para orang
tua hanya perlu mendidik dan memberi contoh yang baik.
DAFTAR PUSTAKA.
Al-youby,M Hafiz, 2017,“Dampak penggunaan gadget pada anak usia dini di
PAUD dan TK Handayani Bandar Lampung”
Angeningsih Leslie Retno,2016, Keluarga Dan Pembentukan Karakter Anak.
Yogyakarta: Institute Of Nation Development Studies(Indes).
Djamarah Syaiful Bahri, 2004, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam
Keluarga, Bandung: CV. Pustaka Setia.
Holloway, et.al. (2013). Zero to eight. Young children and their internet use.
LSE, London: EU Kids Online.
Mutiah, D. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.
Nova, Riska Ardia. 2019. Dampak Penggunaan Samrtphone Terhadap
Akhlak Remaja Di Desa Latitik Kecamatan Simuelue Tengah Kebupaten
Simulue. Skripsi. Tidak diterbitkan. Banda Aceh: Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan- UIN Ar-Raniry.
Pebriana, Hana. 2017. Analisis Penggunaan Gadget Terhadap Kemampuan
Interaksib Sosial Pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi, Vol. 1 No.1.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif.. Bandung: Alfabeta.
Simamora, Antonius. 2016. Persepsi Orang Tua Terhadap Dampak Pengguanaan
Gadget Pada Anak Usia Pendidikan Dasar Di Perumahan.
Wahyudin,Dede. 2017. Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Kesadaran
Budaya Lokal Di Kalangan Peserta Didik Sekolah MenengahAtas. Skripsi.
Bandung: Universitas Pasundan.
Widiawati. 2014. Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Daya Kembang
Anak . Jakarta: Universitas Budi Luhur.