Analisis Data
1. Bagaimana Komunikasi orangtua dalam mengawasi penggunaan
Smartphone anak usia dini Di Kampung Kedung Mangu Selatan Surabaya ?
Fenomena komunikasi antar orang tua kepada anak tidak selalu berjalan
mulus, bahkan terkesan saling menekan. Meskipun tidak semua mengalami peristiwa
komunikasi yang demikian, namun secara umum perkembangan komunikasi antara
anak dengan orang tua menjadi pembicaraan yang begitu banyak dibicarakan oleh
kalangan masyarakat. Adapun unsur-unsur yang mempengaruhi komunikasi persuasif
yakni:
a. Dalam proses komunikasi, otoritas selalu hadir dalam bentuk dan kadar
beragam, begitupun dalam komunikasi persuasif. Seorang komunikator atau sumber
dikatakan memiliki otoritas bila memiliki keahlian yang diakui.
persuasif yakni dengan cara membujuk secara lemah lembut dan orang tua
juga harus memahami sifat dan kreteria anaknya sehingga orang tua dapat dengan
mudah strategi yang harus dilakukan dalam membujuk anak-anak nya.
Dengan unsur dan kareteristik komunikasi persuasif diatas dapat dilihat tujuan
dan guna dari komunikasi persuasif itu sendiri. Untuk tujuan terbentuknya dan
mempengaruhi sikap dibutuhkan suatu proses, proses bukanlah hal yang sederhana
namun bersifat kompleks.
Secara umum sebagian besar memandang komunikasi antar orang tua dan
anak tentang segala aktivitas baik dari cara memperlakukan bahkan cara
berkomunikasi dengan ibu kepada anak mempunyai cara tersendiri serta bahkan
mungkin setiap insan orang tua kepada anak berbeda-beda dalam melakukan
komunikasi. Dalam hal ini orang tua lebih cenderung memperdulikan terhadap
aktivitas anak yang terpenting adalah menjalankan kewajiban sebagai orang tua antara
lain menasehati dan mendidik anak dengan benar. Disisi lain anak sebagai komunikan
juga lebih cenderung agresif dalam berfikir, berperilaku, dan berkomunikasi. Dalam
pemelitian ini saya meneliti adanya sebuah rumah yang menyediakan jasa sewa wifi
harian dengan tarif Rp. 2000 Rupiah dan banyak sekelompok anak-anak SD yang
berkumpul di rumah wifi tersebut. Dalam hal ini dijelaskan oleh bapak zainudin
selaku pemilik rumah wifi di kedung mangu selatan mengatakan bahwa:
Kegiatan seperti olahraga setiap sore sudah jarang dilakukan dan di malam
hari para remaja dan anak-anak sering berkumpul, yang bertujuan untuk bermain
game. Para orang tua disana juga menyadari ada banyak sekali dampak negatif yang
diakibatkan oleh bermain smartphone itu sendiri contohnya saja dampak kesehatan
mata dapat terganggu diakibatkan terlalu lama bermain smertphone mereka masing-
masing bahkan ada juga yang nilainya turun akibat sering bermain smartphone.
Orang tua disana sering sekali memarahi ataupun menegur anaknya agar
mereka tidak terlalu lama dalam bermain smartphone. Ada banyak sekali dampak
negatif smartphone yang dirasakan oleh para orang tua disana terhadap perilaku
social. perilaku yang kurang sopan juga terdapat pada remaja dan anak-anak yang
disadari oleh para orang tua. Orangtua juga takut anak-anaknya salah dalam
menggunakan smartphone, baik itu membuka situs-situs yang terlarang diakibatkan
salah dalam menggunakan smartphone tersebut.
Wawancara dengan Ibu Yurlinda orang tua anak-anak di Kampung Kedung Mangu
Selatan yang mengatakan bahwa:
“Anak saya kalau dirumah itu pasti pegangannya HP terus, duduk sambil
main HP kalau berhenti nya Cuma pas makan, tapi kalau sudah makam
biasanya pegang HP lagi. Apalagi kalau lagi kumpul dengan teman-temannya
selalu membawa HP. Sering ibu tegur kalau dia main HP terus, paling
berhenti nya Cuma sebentar. Yang ibu takut nanti matanya rusak kalau liat
HP trus, dan juga klw dak di perhatiin takut nya buka hal yang negatif di HP
tu. Untuk mencegahnya main HP trus ibu ambil HP nya kalau sudah belajar”
Wawancara penulis dengan ibu Ratna orang tua anak-anak di Kampung Kedung
Mangu Selatan yang mengatakan bahwa:
“Saya sering marahi anak saya karna main Hp aja terus, di rumah main HP
nya di kamar ntah apa yang dia lihat, main game juga sering kadang ibu
dengar suara dia main game sampe keluar ribut main gamenya. diluar juga
bermain HP terus dengan teman-temannya. Kadang ibu nasehati juga supaya
gak main HP trus, karna nanti bahaya bagi matanya, dan juga takutnya
menganggu sekolahnya kalau main game terus”
Penjelasan dari ibu Yurlina tersebut yaitu motivasi dan dorongan dari orang
tua tentunya perlu diterapkan kepada anak-anak mereka dan pengajaran nilai-nilai
agama harus dilakukan sedini mungkin, agar kedepannya anak tersebut mampu
membentengi diri mereka masing-masing dari perilaku-perilaku yang bisa merugikan
diri mereka masing-masing.
2. Mengajarkan Kedisiplinan
Definisi disiplin adalah berbagai-bagai, kebanyakan definisi yang terdapat
dalam kamus adalah latihan membentuk, membetuk ataupun melengkapkan suatu
sistem peraturan berkenaan tingkah laku, atau tingkah laku menurut peraturan-
peraturan yang diwujudkan. Disiplin dimaksudkan sebagai kesanggupan seseorang
individu menghormati dan mematuhi undang-undang sama ada disiplin itu
dikarenakan dari luar atau dengan kerelaan sendiri. Disiplin juga bermakna
kesanggupan seseorang itu bekerja atau membuat sesuatu dengan cukup tertib,
kesanggupan menghormati hak individu lain, kesanggupan mengamalkan tingkah
laku yang baik dan tidak menggangu kepentingan orang lain.
Wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa solusi orang tua di Kampung Kedung
Mangu Selatan Surabaya dalam menangani dampak penggunaan smartphone pada anak yaitu
orang tua perlu menerapkan sejumlah aturan kepada anak-anknya dalam menggunakan
smartphone. Untuk bisa memanfaatkan smartphone dengan efektif harusnya sebagai orang
tua bisa memahami dan menjelaskan mengenai konten yang ada pada smartphone.
Mengontrol setiap setiap konten yang ada di smartphone anak adalah salah satu cara yang
efektif. Sesering mungkin mengajak anak diskusi, tanya jawab di waktu luang, bermain
bersama atau sekedar bercanda, disela-sela aktivitas yang padat. Tanpa adanya pendampingan
dari orangtua penggunaan smartphone tidak akan berfokus pada apa yang diajarkan orangtua.
Biasanya justru akan melenceng dari apa yang orangtua ajarkan.