Abstrak
Kecanduan gawai (gadget) merupakan suatu perilaku yang tidak terkontrol dalam menggunakan gawai yang dapat
mengakibatkan adanya perubahan perilaku yang signifikan dalam diri seseorang pada kegiatan sehari-hari. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kecanduan gawai (gadget) dengan perkembangan emosional anak
prasekolah (3-6 tahun) di PAUD Bunga Harapan Bogor. Desain penelitian dengan metode kuantitatif dengan pendekatan
cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah orangtua yang memiliki anak prasekolah dengan jumlah sampel 52
responden dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Alat pengumpulan data berupa kuesioner kecanduan
gawai (gadget) dan perkembangan emosional anak prasekolah. Hasil uji statistic diperoleh P value = 0.845. P value ≥ α
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kecanduan gawai (gadget) dengan perkembangan
emosional anak prasekolah (3-6 tahun) dengan OR: 0,982.
Abstract
Gadget addiction is an uncontrolled behavior in using a device that can result in significant behavioral changes in a person
in daily activities. The purpose of this study was to determine the relationship between gadget addiction and the emotional
development of preschool children (3-6 years) at PAUD Bunga Harapan Bogor. The research design used quantitative
methods with a cross sectional approach. The population in this study were parents who have preschool children with a
sample of 52 respondents with purposive sampling technique. Data collection tools in the form of a questionnaire on
gadget addiction and emotional development of preschool children. The statistical test results obtained P value = 0.845.
Pvalue 0.05, it can be concluded that there is no relationship between gadget addiction and the emotional development of
preschool children (3-6 years old) with OR: 0.982.
oleh karena itu anak sangat tidak disarankan tahun bahwa anak telah terpapar sejak usia 2-4
dalam menggunakan gawai (gadget). tahun dan kegiatan yang dilakukan anak pada
Sebaiknya orang tua setelah bermain gawai saat menggunakan gawai (gadget) yaitu
(gadget) usahakan selalu menyimpan dengan bermain games dan menonton video di youtube.
tidak sembarangan karena hal ini akan Secara keseluruhan orangtua masing-masing
memungkinkan anak bermain gawai (gadget) memiliki aturan yang berbeda-beda dalam
tanpa sepengetahuan orang tua. Orang tua dapat mengawasi anaknya dalam penggunaan gawai
mengalihkan perhatian dengan mengajaknya (gadget). Namun disini terdapat ke khawatiran
bermain bersama teman-temannya, yang patut di waspadai, karena ketika anak
mengenalkan permainan tradisional dapat sedang asik bermain gawai (gadget) kadang
menstimulasi untuk mengembangkan susah sekali dihentikan, hingga marah dan
kerjasama, bersosialisasi secara positif, menangis saat gawai (gadget) nya diambil oleh
mempunyai rasa empati terhadap temannya. orangtua. Anak pun cenderung mengabaikan
Dengan bermain anak bisa mengekspresikan saat dipanggil oleh orangtuanya. Beberapa
perasaan dan ide-ide dalam menghadapi orangtua mengatakan anak agak sulit ketika
kehidupan nyata dan dapat mengatur emosi diajak mengerjakan PR. Orangtua pun khawatir
perasaannya pada saat bermain. Hal ini akan anak akan kecanduan gawai (gadget) dan akan
mendorong anak lebih memahami diri sendiri berpengaruh terhadap aktivitasnya sehari-hari.
(Agustin, 2019).
Metode
Masa prasekolah merupakan periode yang
penting dalam proses pertumbuhan dan Penelitian ini menggunakan desain penelitian
perkembangan manusia. Periode ini deskriptif korelatif dengan pendekatan cross
menentukan berhasil tidaknya tumbuh sectional dan menggunakan teknik purposive
kembang anak di masa berikutnya (Imron, sampling yang melibatkan 52 responden
2017). Tidak semua anak bisa mengalami orangtua yang memiliki anak usia prasekolah di
perkembangannya dengan baik dan banyak PAUD Bunga Harapan Bogor. Analisis yang
faktor yang mengakibatkan anak mengalami dilakukan ialah analisis univariat dan analisis
masalah dalam perkembangannya. Masalah bivariat menggunakan uji chi square untuk
perkembangan yang bisa muncul tidak hanya mengetahui ada tidaknya hubungan antara
sosial dan emosi saja tetapi juga perkembangan kecanduan gawai dengan perkembangan
fisik, kognitif, intelektual, dan bahasa (Izzaty, emosional anak prasekolah di PAUD Bunga
2017). Anak dapat mengalami gangguan Harapan Bogor. Etika penelitian yang
perkembangan seperti gangguan dalam diterapkan ialah menghormati hak responden
mengontrol emosi, mengontrol diri, kesulitan untuk ikut serta atau menolak berpartisipasi
dalam berkonsentrasi, serta sulit bersosialisasi dalam penelitian ini dengan memberikan
dikarenakan menggunakan gawai (gadget) lembar persetujuan (informed consent),
selama satu hingga dua jam bahkan lebih untuk menjunjung privasi dengan menyediakan
menonton video dan bermain game kolom kode nama responden (anonimity) dan
(Setianingsih dkk., 2018). kerahasiaan subjek penelitian (confidentiality).
Hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan Pengumpulan data dilakukan menggunakan
peneliti di Paud Bunga Harapan Bogor kuesioner yang terdiri dari tiga bagian, yaitu
didapatkan bahwa terdapat anak usia kuesioner data demograsi responden, kuesioner
prasekolah yang menggunakan gawai (gadget). untuk menilai tingkat kecanduan gawai dan
Hasil dari wawancara dan pendekatan yang kuesioner untuk menilai tingkat perkembangan
dilakukan kepada beberapa orang tua emosional anak prasekolah. Ketiga kuesioner
mempunyai anak prasekolah yang berusia 3-6 tersebut digunakan untuk menilai tingkat
Page 4 of 12
kecanduan gawai dan perkembangan emosional Hasil yang didapatkan adalah sebanyak 29
pada anak prasekolah. Data dianalisis dengan responden (56%) anak usia pra sekolah di
analisa univariat, untuk menggambarkan data PAUD Bunga Harapan Bogor memiliki tingkat
demografi yang diteliti secara terpisah dengan kecenderungan kecanduan gawai yang tinggi.
membuat tabel frekuensi dari masing-masing
variabel, yang kemudian akan disajikan dalam Perkembangan emosional merupakan variabel
bentuk tabel distribusi frekuensi varianel dependen dalam penelitian ini. Distribusi
independen dan dependen. Analisis bivariat variabel perkembangan emosional dalam
untuk mengetahui adanya hubungan kecanduan penelitian ini dikategorikan menjadi normal
gawai dengan perkembangan emosional anak dan abnormal. Pengkategorian normal apabila
usia prasekolah menggunakan uji chi square. memiliki nilai ≥ 1,48 dan kategori abnormal
apabila memiliki nilai < 1,48. Hasil statistik
Hasil distribusi frekuensi untuk variabel
perkembangan emosional disajikan pada Tabel
Hasil penelitian ini mendapatkan karakteristik 2.
responden anak usia prasekolah di PAUD
Bunga Harapan mayoritas berusia 6 tahun yaitu Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel
sebanyak 23 responden (44%), nomor urut anak Perkembangan Emosional (n=52)
ke-1 sebanyak 21 responden (40%), tingkat Kategori Frekuensi Presentase
Perkembangan (n) (%)
pendidikan orangtua SMA sebanyak 28 Emosional
responden (54%), pekerjaan orangtua sebagai Abnormal 27 52
ibu rumah tangga sebanyak 23 responden
(44%), tingkat pendapatan orangtua diatas Normal 25 48
UMR sebanyak 29 responden (56%) dan Total 52 100
smartphone sebagai jenis gawai yang sering
digunakan sebanyak 43 responden (83%). Hasil yang didapatkan adalah sebanyak 27
responden (52%) anak usia pra sekolah di
Kecanduan gawai merupakan variabel PAUD Bunga Harapan Bogor memiliki
independen dalam penelitian ini. Distribusi perkembangan emosional yang abnormal.
variabel kecanduan gawai dalam penelitian ini
dikategorikan menjadi tidak kecanduan gawai Tabel 3. Hubungan Kecanduan Gawai dengan
dan kecanduan gawai. Pengkategorian tidak Perkembangan Emosional pada Anak Prasekolah
kecanduan gawai apabila memiliki nilai ≤ 1,44 Kecanduan Perkembangan
dan kategori kecanduan gawai apabila memiliki gawai Emosional Total p
nilai > 1,44. Hasil statistik distribusi frekuensi Normal Abnormal value
untuk variabel kecanduan gawai disajikan pada n n
Tidak 11 12 23 0,845
Tabel 1. kecanduan
Kecanduan 14 15 29
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Jumlah 25 27 52
Kerja (n=52)
Kategori Kecanduan Frekuensi Presentase Tabel 3 menunjukkan hasil uji chi square
Gawai (n) (%) dengan p value=0,845 (p < 0,05) yang
Kecanduan 29 56
menujukkan bahwa tidak ada hubungan antara
Tidak kecanduan 23 44 kecanduan gawai dengan perkembangan
Total 52 100 emosional pada anak prasekolah di PAUD
Bunga Harapan Bogor.
Page 5 of 12
kelainan konginetal, psikologis, lingkungan Menurut penelitian Palar & Oroh (2018),
pengasuh, lingkungan fisik dan kimia. mengatakan bahwa tingkat popularitas gawai
(gadget) pada kalangan anak-anak tidak lain
Karakteristik selanjutnya yang diteliti dalam
disebabkan karena karakteristik yang menarik
penelitian ini adalah jenis gawai yang sering
dari gawai (gadget) itu sendiri. Selain itu, fitur
digunakan. Data distribusi frekuensi gawai
yang disajikan dalam gawai (gadget) yang tidak
(gadget) yang dipakai oleh anak prasekolah di
terbatas sehingga anak dapat mengakses
Paud Bunga Harapan Bogor menunjukkan
informasi sekaligus hiburan dari gawai (gadget)
bahwa hampir seluruh menggunakan
mereka dan menjadikan anak betah dalam
smatphone/handphone, yaitu 83%.
bermain gawai (gadget) dengan jangka waktu
Smartphone/handphone merupakan salah satu
yang lama.
alat komunikasi yang sering dipakai saat ini,
mulai dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa, Namun hal ini tidak sejalan dengan hasil
dan orang tua. Pada awalnya handphone hanya penelitian yang dilakukan oleh Rizky
untuk berkomunikasi saja, dengan seiring Novitasari Suherman tahun 2019 dengan judul
perkembangan zaman teknologi hingga bisa “Hubungan Pola Asuh Orangtua Dengan
mengirim data dan menambah aplikasi yang Tingkat Kecanduan Gadget Pada Anak
disukai. Smartphone/handphone saat ini Prasekolah” didapatkan hasil tingkat kecanduan
merupakan kebutuhan pokok bagi individu, gadget dari 104 anak prasekolah dengan anak
kelompok, maupun organisasi. Pada saat ini, prasekolah yang mengalami ketergantungan
peranan handphone sudah menjadi kebutuhan atau kecanduan gadget yaitu sebanyak 1 orang
primer sehari-hari. Tidak heran jika saat ini (1,0%).
anak-anak sudah mahir menggunakan Menurut penelitian Novitasari (2016)
smartphone/handphone (Noor, 2018). mengatakan bahwa pemakaian gadget pada
anak usia prasekolah lebih menyenangkan
Gambaran Kecanduan Gawai pada Anak dibandingkan dengan bermain dengan teman
Prasekolah sebaya. Fitur yang semakin inovatif, fleksibel
Data kecanduan gawai (gadget) menunjukkan dan kreatif pada gawai menimbulkan rasa
bahwa dari 52 responden anak usia prasekolah ketertarikan dan kenyamanan pada saat anak
di PAUD Bunga Harapan Bogor menunjukkan bermain gawai (gadget) (Sunita & Mayasari,
bahwa sebagian besar anak kecanduan gawai 2018). Pada saat anak bermain gawai dapat
(gadget) sebanyak 29 orang (56%). Hal ini menimbulkan perasaan senang yang
sesuai dalam penelitian Silampari tahun 2018 merangsang produksi hormon dopamin
(Heni & Mujahid, 2018) yang mengambil topik meningkat sehingga hal tersebut menyebabkan
“Pengaruh Penggunaan Smartphone terhadap anak mengulanginya secara terus menerus.
Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Pra Apabila orang tua membiarkan anak berfokus
Sekolah” didapatkan bahwa penggunaan pada gawai tanpa memperdulikan orang lain
smartphone anak usia pra sekolah di TK Al- pada saat bermain gawai, secara tidak sadar
Marhamah dengan anak sering menggunakan anak-anak telah mengalami ketergantungan
smartphone sangat mendominasi yaitu pada gawai (gadget). Putri tahun 2018
sebanyak 24 anak (72,7%). mengatakan bahwa anak tidak akan mengenal
gawai (gadget) jika tidak dimulai dari melihat
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Putri
kebiasaan dari orang tua mereka yang
(2018), mengatakan bahwa terdapat tiga
menggunakan dan memperkenalkan gawai
kategori yang dapat menyebabkan anak
(gadget).
mengalami kecanduan pada gawai. Faktor yang
paling mendasar ialah pengasuhan orangtua, Anak prasekolah dengan kecanduan gawai akan
lalu faktor neurosains yang berasal dari dalam lebih sensitif dalam menghadapi lingkungannya
diri anak sendiri, serta faktor desain teknologi. dan cenderung sering membantah pada saat
Page 7 of 12
tidak diperbolehkan menggunakan gawai. bahwa sebagian besar anak mengalami masalah
Selain itu, anak lebih suka menghabiskan waktu pada perkembangan emosionalnya. Gangguan
luang dengan gadget dari pada dengan emosional pada anak yang paling sering terjadi
temannya (Rizky Novitasari Suherman 2019). adalah gangguan cemas, tingkah laku,
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan attention-deficit/hyperactivity dan depresi
oleh orangtua untuk menghindari dampak (Waddell, C. & Shepherd dalam Ririn Prastia
negatif dari kecanduan gawai (gadget) pada Agustin, 2019).
anak prasekolah diantaranya adalah Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian
memberikan batasan waktu dalam penggunaan yang dilakukan oleh Agustin pada tahun 2019
gawai, mengembangkan bakat anak, mengajak tentang “Hubungan Penggunaan Gadget
anak untuk bermain dengan teman sebayanya, dengan Perkembangan Emosional Pada Anak
meluangkan waktu dengan anak dan berlibur Usia Prasekolah” menunjukkan bahwa dari 104
bersama keluarga sehingga hal tersebut dapat responden anak usia prasekolah di TK Al-
membuat anak gembira dan merasa senang Fitroh Surabaya dan TK Budi Mulya Surabaya
sehingga anak akan lupa oleh gawai (gadget) didapatkan perkembangan emosional (skala
nya (Rizky Novitasari Suherman 2019). kesulitan) dalam kategori normal sebanyak 41
Maka dari itu, peneliti berasumsi bahwa anak orang (39,4%), kategori borderline sebanyak
yang sudah kecanduan gawai (gadget) akan 46 orang (44,2%) dan kategori abnormal
semakin agresif untuk bermain gawai dan sebanyak 17 orang (16,3%). Hasil ini
menjadi marah ketika tidak diizinkan untuk menunjukkan bahwa sebagian besar yang
memainkannya. Anak juga cenderung mengalami masalah perkembangan emosional
menirukan adegan ataupun hal lain yang (skala kesulitan) pada anak dalam kategori
mereka lihat di gawai nya, seperti cara borderline yaitu sebanyak 46 orang (44,2%).
berbicara yang mengikuti influencer yang Penelitian Setiawati et al. (2019) dengan judul
sedang mempromosikan barang atau makanan, the effect of gadget on children‟s social
menggunakan kata-kata kasar yang sering capability, berdasarkan hasil penelitian
mereka dengar dari video pendek yang ada di ditemukan bahwa aplikasi yang sering
suatu aplikasi, dan yang paling berbahaya digunakan oleh responden adalah game
apabila adegan kekerasan dalam “game” yang (66,67%) dan hampir setengah reseponden
anak mainkan lalu diterapkan oleh anak di mempunyai tingkat sosial emosional buruk
dunia nyata. Sebenarnya orangtua lah pusat yaitu sebesar 13 responden (39,39%).
kontrol anak dalam penggunaan gawai
Penelitian yang dilakukan oleh (Solantaus &
(gadget). Jika orang tua memberikan arahan Paavonen, 2010), intervensi dengan
dan pendampingan terhadap anak mengenai menggunakan psikoedukasi pada gejala
penggunaan gawai khususnya pada frekuensi emosional, kecemasan dan khawatir anak
dan durasi maka hal tersebut diharapkan dapat sehingga dapat meningkatkan aspek prosocial
meminimalisir tingkat kecanduan gawai pada pada anak (Istiqomah, 2017). Gejala emosi
anak. merupakan suatau aspek yang mengarah pada
perasaan dan pikiran yang kemungkinan tidak
sesuai dengan usia, budaya maupun norma-
Gambaran Perkembangan Emosional Anak
norma etis yang akan berdampak buruk secara
Prasekolah
emosional dengan merespon perilaku dalam
Data perkembangan emosional pada anak
keterampilan dan kepribadian (Kau, 2010).
prasekolah di PAUD Bunga Harapan Bogor
menunjukkan bahwa sebagian besar Dalam penelitian Agustin (2019) terdapat 4
perkembangan emosional kategori abnormal faktor yang dapat mempengaruhi
sebanyak 27 orang (52%) dan kategori normal perkembangan emosi yaitu, keadaan individu
sebanyak 25 orang (48%). Hal ini menunjukkan anak, faktor belajar, konflik-konflik dalam
Page 8 of 12
metode alternatif yang bisa digunakan untuk PAUD Bunga Harapan Bogor yaitu
menghadapi emosi tersebut. Emosi yang smartphone/handphone sebanyak 43 orang
dimiliki anak prasekolah cenderung kuat. Anak (83%). Tingkat kecanduan gawai (gadget) pada
bisa bahagia, mempunyai semangat yang anak prasekolah di PAUD Bunga Harapan
tinggi, atau bingung pada satu situasi, dan Bogor sebagian besar kecanduan sebanyak 29
kemudian tiba-tiba kecewa. Anak-anak orang (56%). Pada perkembangan emosional
prasekolah dapat mengutarakan perasaan anak prasekolah di Paud Bunga Harapan Bogor
mereka dan bertindak sesuai perasaannya. menunjukkan bahwa sebagian besar abnormal
Anak-anak biasa mengekspresikan perasaannya sebanyak 27 orang (52%). Selain itu, peneliti
melalui permainan air, melukis atau menyimpulkan bahwa idak ada hubungan yang
menggambar, menggunakan tanah liat, atau signifikan antara kecanduan gawai (gadget)
bahkan boneka. Anak-anak di usia ini akan dengan perkembangan emosional anak
meningkatkan identitas dan mereka tahu jenis prasekolah (3-6 tahun) yang dibuktikan dengan
kelamin mereka. hasil nilai Pvalue = 0,845.
Berdasarkan teori dan penelitian diatas,
menurut peneliti perkembangan emosional Saran
Pelayanan keperawatan dapat memberikan
pada anak dipengaruhi tidak hanya oleh faktor
fasilitas untuk membentuk focus group untuk
stimulasi bermain gawai (gadget). Dampak
membahas materi mengenai parenting untuk
penggunaan gawai dalam masa tumbuh
orangtua mengenai dampak dari perkembangan
kembang anak tidak terlalu signifikan karena
teknologi gawai pada anak sehingga orangtua
hanya bersifat satu arah, sedangkan tumbuh
dapat memahami seberapa pentingnya
kembang anak yang optimal terutama pada
pendampingan, pengawasan dan perumusan
perkembangan emosional membutuhkan
aturan oleh orangtua dalam penggunaan gawai
interaksi dua arah antara anak dan ibunya.
sebijak mungkin agar tidak menyebabkan
Perkembangan emosional anak sangat
kecanduan pada anak prasekolah.
tergantung pada individu anak, peran orang tua,
serta lingkungan yang ada di sekitar anak.
Masing-masing orang tua memiliki cara Referensi
tersendiri dalam mendidik dan membimbing
anak.
Adawiah, R. (2017). Pola Asuh Orang Tua dan
Implikasinya Terhadap Pendidikan Anak.
Simpulan dan Saran Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 7(1),
33–48.
Simpulan Agustin, Ririn P. (2019). Hubungan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan Penggunaan Gadget dengan
pembahasan yang telah dilakukan didapatkan Perkembangan Emosional Pada Anak
karakteristik responden anak usia prasekolaj Usia Prasekolah. Skripsi. Program Studi
dalam penelitian ini berada pada rentang usia 3- Ilmu Keperawatan STIK Hang Tuah.
6 tahun sebanyak 23 orang (44%), nomor urut Alamiyah, S. S., Zamzamy, A., & Rasyidah, R.
anak menunjukkan sebagian besar anak tunggal (2017). Pendampingan dan Pengawasan
sebanyak 21 orang (40%), pendidikan orangtua dalam Penggunaan Media Gadget pada
sebagian besar SMA sebanyak 28 orang (54%), Anak Usia TK (Taman Kanak Kanak)
pekerjaan orangtua sebagian besar IRT (Pertama). Surabaya: CSGS (Cakra Studi
sebanyak 23 orang (44%), pendapatan orangtua Global Strategis)
sebagian besar diatas UMR sebanyak 29 orang Al-Ayouby, M Hafiz. (2017). Dampak
(56%), dan jenis gawai (gadget) yang paling Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Dini.
banyak digunakan oleh anak prasekolah di Skripsi. Bandar Lampung: Universitas
Page 10 of 12