Diajukan Oleh:
MARIYAMA
2018139p
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
khusus gadget sebagai perangkat alat elektronik kecil yang memiliki banyak
2017).
kemampuan sosial anak juga dapat di pengaruhi oleh adanya gadget. Gadget
jenis alat teknologi yang sifatnya semakin berkembang pesat dan memiliki
fungsi khusus (Manumpil, 2015). Media elektronik gadget juga telah menjadi
2018).
atau kekuatan, gigih dan kehebatan. Intensitas juga bisa diartikan keadaan
2
(Nurrahmawati, 2018).
ataupun keluarga serta akan mulai mengenal lingkungan luar rumah dan akan
93,52% penggunaan gadget oleh anak usia sekolah berada di usia 7-14 tahun
emosional dan perilaku sosial dalam beberapa tahun terakhir ini semakin
(WHO, 2019).
India dengan 492,78 juta pengguna smartphone pada tahun lalu. Penetrasi
smartphone di Negeri Bollywood itu baru sebesar 35,4% dari total populasi.
penduduk Indonesia 262 juta jiwa didapatkan sebanyak 371,4 juta pengguna
karena satu orang terkadang menggunakan 1-2 telepon. Dari jumlah 371,4
juta pengguna ponsel didapati 132,7 juta pengguna internet, 106 juta
penggunaan aktif gadget di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Saat ini
tahun 2018, dari jumlah penduduk Indonesia mencapai 100 juta jiwa. Jumlah
5
tersebut naik lagi dari 100 juta ke 171 juta di tahun 2019 dengan persentasi
73,7% atau naik sekitar 8,9% atau sekitar 25,5 juta pengguna (Kementrian
seluler dalam tiga tahun terakhir terhidung dari tahun 2019. Rinciannya, bayi
yang berusia kurang dari satu tahun sebesar 3,5%, anak balita 1-4 tahun
sebesar 25,9%, dan anak prasekolah 5-6 tahun sebesar 47,7%. Selain itu,
sebanyak 12% anak-anak pada usia ini mengakses internet. Anak prasekolah
memiliki proporsi paling besar, yakni 20,1%, dibandingkan anak balita yang
sebesar 10,7% dan bayi 0,9%. Sedangkan, hanya 0-1% anak usia dini yang
Provinsi Bangka Belitung , berjumlah sekitar 132,7 ribu pada tahun 2018,
sedangkan penggunaan gadget pada tahun 2019 berjumlah sekitar 256,2 ribu
dan penggunaan gadget pada tahun 2020 berjumalah 1.124.602 orang dan
penggunaan gadget dapat terus naik dari tahun ke tahun dan Sumatra Selatan
mental anak menjadi semakin buruk hal tersebut karena durasi bermain
gadget yang lama dapat membuat otak anak menjadi tidak fokus terhadap ha-
hal sekitar selain dengan gadget dan fitur-fitur di dalmnya (Sartika, 2018).
misalnya anak akan lebih sering meluapkan emosinya, timbul rasa egois dan
ketika anak bermain gadget ini maka dibutukannya peran orang tua dalam
membimbing anak. Orang tua juga perlu menjauhkan anak dari gadget dan
setiap kelas dari kelas 1 sampai kelas 6. Berdasarkan data yang di dapat
banyak guru mengeluh terhadap tingkat prestasi belajar pada anak, prestasi
mereka menurun dari tahun ke tahunnya dan ada juga anak yang sebelumnya
7
tidak berprestasi bisa menjadi prestasi di kelasnya dan tingkah laku anak
cenderung menurun seperti seperti emosi yang sering labil, selalu kesulitan
untuk memahi pelajaran dan sering mengantuk saat jam ajar sedang
berlangsung.
Dari prestasi yang di ukur melalui nilai rapot ada banyak nilai siswa
siswi yang menurun, peneliti mengambil contoh sampel pada kelas 4 peneliti
mengobservasi nilai mereka dari 10 siswa siswi yang peneliti observasi rata-
rata nilai siswa siswi cenderung menurun dari tahun sebelumnya. Kemudian
prestasi salah satuny di sebabkan karena siswa siswi yang kurang konsentrasi
gadget pada malam hari jadi waktu siswa siswi mengikuti pelajaran mereka
tahun 2022.
A. Rumusan masalah
Gadget merupakan suatu alat yang memiliki tujuan dan fungsi praktis
yang dirancang lebih canggih seperti sebagai alat komunikasi dan hiburan,
tidak heran banyak orang yang asyik menggunakan gadget hingga lupa
karena merasa sedang diganggu saat asyik bermain game, serta malas
B. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Koba.
C. Manfaat penelitian
1. Bagi Peneliti
orang tua atau guru di sekolah agar lebih bijak lagi untk membatasi anak
terkait bahaya penggunaan gadget pada anak terhadap interaksi sosial dan
emosional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anak usia sekolah merupakan anak yang berusia 6-12 tahun yang
menjadi pengalaman inti anak yang dianggap mula bertanggung jawab atas
perilakunya sendiri dalam hubungan dengan teman sebaya, orang tua dan
10
sekolah mengalami beberapa perubahan sampai akhir dari periode masa
kanak-kanak dimana anak mulai matang secara seksual pada usia 12 tahun.
dari kelompok keluarga dan berpusat pada di dunia sebaya yang lebih luas.
Tahap ini akan terjadi perkembangan fisik, mental, sosial yang kontinu
Pada tahap ini, kerjasama sosial dan perkembangan moral dini lebih
2017).
a. Pertumbuhan Fisik
penaikkan berat badan 3-3,5 kg dan tinggi badan 6 cm atau 2,5 inchi
sekitar 21 kg, kurang lebih 1 kg lebih berat dari pada anak perempuan.
lebih sebesar 3,2 kg per tahun. Periode ini, perbedaan individu pada
memiliki tinggi badan yang sama, yaitu kurang lebih 115 cm. Setelah
usia 12 tahun, tinggi badan kurang lebih 150 cm (Kozier et al., 2018).
11
Pertumbuhan wajah bagian tengah dan bawah terjadi secara bertahap.
Kekuatan otot, koordinasi dan daya tahan tubuh meningkat secara terus-
jenis kelamin yang berbeda dengan tingkah laku seksual yang aktif pada
b. Perkembangan Kognitif
melihat orang lain menurut sudut pandang anak, mencari validasi dan
Pada anak usia 7-11 tahun anak berfikir semakin logis dan masuk akal.
12
ini anak mampu menghadapi sejumlah aspek berbeda dalam sebuah
konkret dan sistematis berdasarkan apa yang mereka rasakan. Pada saat
ini anak berfikir secara induktif, dimana cara berfikir tidak terlalu
pandang orang lain secara berbeda dan sudut pandang mereka sendiri.
2017).
c. Perkembangan Psikososial
Anak usia sekolah telah siap untuk bekerja dan berproduksi. Anak
mau terlibat dalam tugas dan aktivitas yang dapat mereka lakukan
belajar berkompetisi dan bekerja sama dengan orang lain dan juga patuh
d. Perkembangan moral
terorientasi secara budaya dengan label baik atau buruk, benar atau
salah. Pada tahap ini anak menentukan bahwa perilaku yang benar
13
Anak mematuhi aturan, melakukan tugas seseorang, menunjukkan rasa
anak ada pada angkatan II, yaitu pada moral yang conventional
kehidupan sehari-hari.
nilai.
14
h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok social dan
lembaga-lembaga.
1. Definisi gadget
perangkat elektronik kecil yang memiliki tujuan dan fungsi khusus untuk
praktis. Gadget sendiri dapat berupa komputer atau laptop, tablet pc,
2018).
kemampuan yang lebih baik dan fitur terbaru yang memiliki tujuan
maupun fungsi lebih praktis dan juga lebih berguna Saat ini tidak aneh
lagi melihat anak kecil sudah menggunakan gadget. Gadget adalah benda
ajaib yang berisi aneka aplikasi dan program ini telah menjadi sahabat
meliputi:
15
a. Gadget menampilkan fitur-fitur yang menarik
mengoperasikan gadget .
anaknya.
sebaya dan juga masyarakat. Hal ini menjadi banyak orang yang
16
yang ada didalam budaya lingkungan mereka, yang mengakibatkan
perilaku anak.
2) Melatih tingkat (dalam hal ini anak dapat ter biasa dengan
pemecahan masalah (dalam hal ini anak akan timbul sifat dasar
rasa ingin tahu akan suatu hal yang membuat anak akan muncul
dipaksa).
17
b. Dampak Negatif Penggunaan Gadget
untuknya).
ada pada gadget, dan juga dapat merusak kesehatan mata anak).
terhambat).
18
7) Menghambat kemampuan berbahasa (anak akan terbiasa
untuk bersosialisasi
gadget.
mengamuk.
gadget. Seperti tidak mau di suruh orang tua untuk tidur atau mandi.
19
5. Durasi penggunaan gadget
seorang anak hanya boleh berada di depan layar kurang dari 1 jam setiap
harinya.
bermain gadget sekitar 1 jam perhari, dan 2 jam perhari untuk anak usia
akan berdampak bagi kesehatan anak dan tingkat agresif pada anak.
20
tua, lingkungan, bahkan teman sebayanya. Jika dibiarkan saja keadaan
orang yang sudah dewasa. Menurut para ahli kesehatan otak bagian
terekam dalam memori otak dan sulit untuk dihapus dari pikiran
gadget ini lebih dekat dengan mata, sehingga otot-otot pada mata
jarak baca yang terlalu dekat maka mata anak yang berkacamata akan
kelopak mata.
21
d. Kesehatan tangan terganggu
terutama bagian jari. Penyakit ini disebut oleh ahli kesehatan dengan
e. Gangguan tidur
f. Suka menyendiri
Ketika anak sudah merasa asyik bermain gadget maka ia merasa itu
g. Perilaku kekerasan
22
Menurut penelitian perilaku kekerasan yang terjadi pada anak
h. Pudarnya kreativitas
Husna, 2021). Menurut Kwan, dkk dalam (Chasanah & Kilis, 2018)
23
dan control orang tua dalam penggunaan gadget, karena kesibukan
(2017) :
lebih dari 2 jam dan jika gadget nya diambil si anak akan marah
teman setia karena selalu di bawa kemana-mana dan takut kalau tidak
ada wifi, takut lowbat atau blank area. Salah satu tanda anak adiksi
b. Perilaku sosial
24
temanteman yang ada di sekitarnya. Kompas journal intant behavior
tersebut.
yaitu anak laki-laki karena mereka lebih agresif dan tingkat emosinya
olahraga, malas keluar rumah (bermain diluar) dan bentuk lainya. Hal
aktifitas sosial.
25
e. Perilaku Tidur dan Belajar
terhadap 1.100 orang tua yang memiliki anak yang berusia 6-17 tahun
26
C. Definisi Tingkat Dan Emosional
(Myers, 2016).
belajar pada diri anak tentang berinteraksi dengan orang disekitarnya yang
sesuai dengan aturan sosial dan anak lebih mampu dalam mengandalikan
27
perasaannya yang sesuai dengan kemampuannya dalam mengidentifikasi
kepada orang tua, teman sebaya dan orang dewasa. Serta proses
Erwin (2017) tingkat emosonali terjadi sangat kuat pada usia 2,5-5,5 dan
a. Reaksi emosi anak sangat kuat, anak akan merespon peristiwa dengan
kadar emosi yang sama. Semakin bertambah usia anak samakin mampu
hatinya.
d. Reaksi emosi berdsifat individual dan pemicu emosi yang sama, namun
28
pemicu emosi
yaitu rinagn sedang dan berat. Gangguan emosional ringan biasanya tidak
mudah terdeteksi Karen orang tua biasanya menganggap hal ini sebagai
sesuatu yang wajar pada anak tetapi anak sudah dapat merasakan
untuk berbagi mainannya, bahkan marah jika ada yang mencoba untuk
bertindak lebih jauh dari yang sebelumnya dan anak dapat memahami
terlihat bila anak mudah mengamuk untuk sesuatu hal yang tidak sesuai
mengamuk pun akan di ikuti dengan tindakan menyakiti diri, atau saat
2. Tingkat Emosional
29
efektif.Davis memfokuskan pengertian tingkat emosional pada
dan emosi orang lain secara efektif, sehingga interaksi dan hasil kerja
emosional, yaitu :
b. Mengelola emosi
30
Kemampuan mengenali emosi orang lain yang bisa disebut dengan
pada dirinya.
diri.
31
a. Lingkungan keluarga
emosi yang dipupuk dalam keluarga sangat berguna bagi anak kelak di
sebagainya. Hal ini akan lebih menjadikan anak lebih mudah untuk
b. Lingkungan sosial
lainnya.
32
D. Kerangka Teori
(Notoatmojo, 2012).
1. intensitas
Perilaku yang dipengaruhi dalam
2. Jenis pemakaian
lama penggunaan gadget :
1. Perilaku emosi
2. Perilaku sosial
3. Perilaku kekerasan atau agresif
4. Perilaku malas dan obesitas
5. Perilaku tidur dan belajar
(Setiawan, 2017)
33
BAB III
A. Kerangka Konsep
antara variabel independen dengan variabel dependen yang akan di amati atau
34
35
B. Defenisi Operasional
organisasi yang dapat diukur atau diobservasi yang bervariasi antara orang
data yang bersifat kategori, data atau nominal, data kontinum : ordinal,
interval dan ratio. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Table 1
Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Cara Ukur Alat Hasil Ukur Skala
Oprasional Ukur Ukur
A. Hipotesis
(Notoatmojo, 2018)
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Arani (2014).
Adapun jenis penelitian ini melalui pendekatan cross sectional yaitu suatu
1. Populasi
populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang
lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah pada suatu obyek/subyek yang
dalah keseluruhan objek yang akan diteliti, didalam penelitian ini yang
37
menjadi populasi adalah semua siswa siswi yang bersekolah di SD Negeri
04 koba yang aktif bermain gagdet dai kelas 1-6 di SD negeri 04 Koba
2. Sampel
sebagai berikut :
2
N .z p.q
n= 2
d ( n−1 ) + z . p .q
302,526
¿
16,6604
= 18,15 = 18
Keterangan
37
q = 1-p (100%-p)
n
N=
1−f
keterangan:
= 18/ (1-0,01)
= 18/ 0,9
= 20 orang
3. Teknik Sampling
random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik
37
ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan misalnya
keterbatasan waktu, tenaga dan biaya yang digunakan sehingga tidak dapat
kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun kriteria sampel pada penelitian ini
adalah:
a. Kriteria inklusi:
b. Kriteria Eksklusi
D. Pengumpulan Data
1. Sumber data
37
b. Data sekunder adalah data yang di dapatkan observasi yang di lakukan
Bangka Belitung.
37
3. Pengolahan data
a. Editing data
Tahap ini dilakukan dengan memeriksa apakah seluruh data sudah terisi
a. Coding data
b. Entry data
Pada tahap ini, data yang sudah direkap dipindahkan atau dimasuukan
SPSS.
c. Cleaning data
dilakukan analisa.
37
E. Analisa Data
yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisa data ini dilakukan
statistik kebenaran hipotesis yang telah ditetapkan. Jenis analisa data yang
digunakan adalah :
1. Anlisa univariat
2. Analisa bivariat
dengan variabel dependen (tingkat emosional pada anak usia sekolah). Uji
yang digunakan dalam analisa bivariate ini adalah uji Chi Square untuk
(0.05) sehingga nilai p value ≤ 0.05 maka hasil hitung statistik bermakna.
(O−E)²
Jika ≥0.05 maka hasil hitung statistik tidak bermakna. X ²=∑
E
X² = distribusi kuantitas
∑ = penjumlahan
O = nilai observasi
37
E = nilai ekspektasi
a. Tidak boleh ada nilai sel yang mempunyai nilai harapan (nilai E)
kurang dari 1
b. Tidak boleh ada nilai sel yang mempunyai nilai harapan (nilai E)
kuarang dari 5, lebih dari 20 % dari julam keseluruhan sel, jika table
F. Etika Penelitian
objek dari penelitian sehingga dalam prosesnya tidak terlepas dari etika dan
and confidentiality)
37
memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Oleh sebab itu,
Prinsip keterbukaan dan adil dan perlu dijaga oleh peneliti dan jujur,
sebab itu, penatalaksanaan peneliti harus dapat dicegah atau paling tidak
Penelitian ini adalah orang tua sebagai subjek dan tidak boleh bertentangan
dengan etika penelitian. Tujuan penelitian harus etis dalam hak responden
surat pengantar dari STIKES Citra Delima Bangka Belitung, untuk dapat
DAFTAR PUSTAKA
37
Al, B. E. (2016). Lmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta: Egc. Desmita.
Dewi. (2017). Pengaruh Gadget Terhadap Kesehatan Mental Anak. Slamic Early
Childhood Education.
Muscari. (2017). Hubungan Tingkat Stres Pada Anak Usia Sekolah Di Unit Rawat
Inap Rsud Koja Jakarta Utara. Departemen Medikal Bedah, Stik Sint
Carolus Jakarta, Indonesia.
37
Sugiyono, (2017) . Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Pt Rineka Cipta.
yusuf. (2016). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: PGTKI
Press.
37
LAMPIRAN
37
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA
Nama :
Tanggal Lahir :
Alamat :
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Citra Delima Bangka Belitung yang bertempat di
SD 04 Koba Bangka Tenah. Surat pernyataan persetujuan ini saya buat dengan
kesadaran saya sendiri tanpa ada tekanan maupun paksaan dari pihak manapun.
(..................................)
LEMBAR KUISIONER
2. Isilah semua butir pernyataan dan jangan sampai ada yang terlewatkan
3. Pilih alternatif jawaban yang sesuai dengan pendapat dan keadaan anda
4. Beri tanda (√) pada pilihan yang telah disediakan dalam setiap pertanyaan .
2. Isilah semua butir pernyataan dan jangan sampai ada yang terlewatkan
3. Pilih alternatif jawaban yang sesuai dengan pendapat dan keadaan anda