Anda di halaman 1dari 10

PENULISAN SEJARAH MENURUT ALIRAN YAMAN

Makalah Individu Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata


Kulia Historiografi Islam Jurusan Pai

Disusun oleh

Rendi Pratama : 1730202243

Dosen Pengampu : Maryono,M.Pd.i

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2018
A. PENDAHULUAN
Penulisan sejarah islam berkembang dari masa ke masa, mengikuti
perkembangan peradapan Islam, karena keperluan agama, meriwayatkan
hadist-hadist Nabi, termasuk peran-perang Nabi dan para sahabat yang
berpartisipasi didalamnya. Pada masa sesudahnya, para sahabat juga
menjadi teladan bagi umat Islam. Penulisan hadist itu dapat dikatakan
sebagai cikal bakal penulisan sejarah. Dari penulisan hadist hadist Nabi
itu, para sejarawan segera memperluas cakupan sejarah. Pertama-tama
mereka mengembangkannya kepada riwayat-riwayat yang berkenaan
dengan perang-perang Nabi yang disebut dengan al-maghazi. Para
penulisnya adalah yang juga ahli hadist. Kemajuan peradapan selain
menghasilkan corak dan arus penulisan sejarah, menurut Badri yatim, juga
menjadi latar belakang lahirnya beragam aliran Yaman yang merupakan
aliran pertama misalnya, lebih muncul karena yaman merupakan daerah
yang lebih dulu meju dan berkembang. Husein Nashar misalnya
menyabutkan bahwa yaman telah mengenal kalender sejak 115 SM.
Disamping itu, menut Badri Yatim ketika bangsa Arab utara(Madina dan
sekitarnya) masih mementingkan orasi dan puisi lisan, bangsa Yaman
telah mementingkan tulis menulis.

1
B. PEMBAHASAN
1. Aliran Yaman
Yaman adalah sebuah negari yang terletak di bagian selatan Jazira Arab,
karena itu sering juga disebut sebagai Arab Selatan. Berbeda dengan Arab
bagian utara, negeri Yaman pernah mengalami kemajuan peradapan. Pada
masa kebangkitan Islam pertama, penduduk Yaman dapat dikatakan
sebagai sedikit lebih berperadapan dari pada penduduk Arab utara. Kalau
penduduk Arab Utara ketika itu belum memperhatikan pentingnya tulis
menulis, maka penduduk yaman sejak lama sudah menulis peristiwa-
peristiwa yang mereka alami. Mereka juga sudah mengenal kalender sejak
tahun115 SM. 1
Berita penting yang di peroleh dari tulisan-tulisan yang
ditemukan di tempat-tempat peribadatan mereka sebelum Islam, yang
terpenting di antaranya adalah berita tentang runtuhnya bendungan
Ma’arib yang menimbulkan banjir besar di negeri itu dan memaksa
penduduknya hijra ke Hijaz, Tihamah, Nejd, Irak dan Syria. Berita lainnya
adalah seperti tentang kerajaan Saba’ dan Ratu Balqisnya, yang
berhubungan dengan Nabi Sulaiman, tentang kerajaan Himyar, tentang
penaklukan Habasyah (Ethiopia) atas Yaman, tentang serbuan Yaman
(atas nama Habasyah) ke Mekkah dengan tentara gajah pada tahun 571 M,
dan tentang peperangan yang Sayf ibnu Yazn al- Himyari berhasil
mengusir orang-orang Habasyah dari negeri Yaman atas bantuan Persia.
Akan tetapi, berita-berita itu, terutama yang berkembang di masa Islam, di
dalamnya bercampur antara yang faktual(historis) dan yang bersifat
dongen dan legenda. Menurut perkiraan Muhammad AHMAD Tarhini,
muncul legenda dan dongeng dalam berita- berita itu adalah dikarenakan
tingginya fanatisme kedaerahan orang-orang Yaman pada abad pertama
dan kedua hijria. Dengan legenda-legenda itu, mereka ingin
memperlihatkan bahwa Arab Selatan lebih unggul dari pada Arab Utara,
karena dengan munculnya Nabi Muhammad saw. Di hijaz orang-orang

1
H.A. Muin Umar, Historiografi Islam,(Jakarta: Rajawali Pers, 1988,)hlm,102.

2
Arab Utara ketika itu merasa lebih unggul dari pada orang-orang Arab
selatan.2

2. Riwayat Yaman
Riwayat-riwayat Yaman dimasa silam kebanyakan dalam bentuk
hikayat (al-qashash) cerita, sebagaimana al-ayyam dikalangan Arab
Utara. Isinya adalah cerita-cerita khayal dan dongen-dongen kesukuan.
Dia merupakan kelanjutan dari corak sejarah sebelum Islam.
Penulisanya dapat dijuluki tukang hikayat (narator) dan kitab-kitabnya
dapat dikatakan riwayat-riwayat sejarah (novel sejarah). Oleh karena
itu , para sejarawan tidak menilai hikayat-hikayat itu sebagai memiliki
nilai historis.

3. Toko-Toko Aliran Yaman


a) Ka’b al-Ahbar (w. 32 H)
Nama lengkapnya adalah Abu Ishaq Ka’b al-Ahbar. Dia adalah
seorang yang sangat terkenal dari suku Dzu Ru’ain Hunyar. Dia
melewati masa mudahnya di yaman sebagi pemeluk agama Yahudi
dan memeluk agama Islam pada masa pemerintahan khalifah Umar
ibnu al-Khaththab, sebagian menyebutkan pada masa pemerintahan
khalifah Abu Bakr al- shiddiq. Riwayat yang di kutip al- Wakidi
dari Yunus Ibnu Maysarah Ibnu Hulays terdapat petunjuk bahwa
ketika Ali ibnu Abi Thalib mengunjungi Yaman, Ka’b datang
kepadanya untuk mendengarkan pembicaraanya. Ia memohon
kepada Ali untuk menceritakan pribadi Nabi Muhammad saw.
Setelah mendengar apa yang di sampaikan Ali itu ia berkata
“semua itu persis dengan apa yang terdapat di dalam kitab suci
kami. Saya percaya dan masuk Islam.

2
Muhammad Ahmad Tarhini, al-Mu’arrikhum wa al-Tarikh al-‘Arab,(Beirut: Dar al-Kutub al-
Ilmiyah,1991),hlm,14.

3
Yang jelas, pada masa pemerintahan ‘Umar ibnu al-Khaththab dia
datang ke dan menetap di kota madina untuk beberapa lama di
Madina dia bergaul dengan para sahabat Nabi, meriwayatkan
kepada mereka berita-berita yang bersumber dari kitab-kitab Isra
iliyyat (Agama Yahudi), di samping belajar hadist-hadist Nabi saw.
Di akhir hayatnya, dia menjadi seorang ulama yang cemerlang.
Kemudian dia pindah ke Syria dan tinngal di Hamash sampai
meninggal dunia pada tahun 32 H, pada masa pemerintahan
Utsman ibnu affan.
Sebagai seorang bekas penganut agma Yahudi, dia dinilai sebagai
sangat menguasai kitab-kitab Yahudi dan dapat membedakan
antara yang benar dan yang bathil. Riwayat-riwayatnya tentang
hadist terdapat di dalam Sunan Abu Dawud, Sunan al-Tirmidzi,
dan Sunan al- Nasa’i. Kisah-kisah para Nabi banyak bersumber
darinya.
Dia dinilai oleh sejarwan klasik Islam sebagai seorang sejarawan
yang banyak memasukan keterangan mitologi dalam karyanya.
Oleh karena itu, para sejarawan yang sangat berhati-hati dalam
mengutip suatu riwayat, seperti Ibnu Qutaybah al-Dinawari, tidak
memasukan riwayat-riwayat yang datang dari padanya. Namun, di
dalam karya sejarah al-Thabari, seorang sejarawan besar muslim,
terdapat sedikit riwayat yang berasal dari Ka’ab al-Ahbar itu.

b) Wahb Ibnu Munabbih (34H-110 atau 114H /729 ATAU 732M)


Wahb Ibnu Munabbih lahir pada tahun 34 H. Dia adalah seorang
narator yang terkenal tentang asal-usul Yman dan jabatannya
setingkat dengan qadhi.3 Dia banyak mempengaruhi penulisan
sejarah Arab dalam banyak hal. Pertama, dia adalah seorang yang
memperkenalkan kandungan kitab-kitab suci Yahudi dan asal-mula
Talmud dalam sejarah Islam. Kedua, dia adalah seorang penduduk

3
Nisar Ahmed Faruqi,Early Muslim Historiography,(Delhi: Idarah-i Adabiyati Delli,1979),hlm,92.

4
yaman yang berdara persia. Dia sanagat dalam melangkah ke
materi cerita rakyat (folklore) Yaman yang legendaris yang
ditransmisikannya untuk keperluan ahli tafsir dalam penafsiran al-
Quran dan penulis-penulis maghazi. Dia, meskipun
demikian,adalah seorang perintis penyusun al-maghazi,
sebagaiman yang dikembangkan oleh aliran Madina, dalam
penulisan sejarah, yaitu pada pertama Hijrah. Disamping itu, di
antara jasanya dalam lapangan sejarah adalah:
1) Meriwayatkan sejarah bangsa Arab sebelum Islam.
2) Meriwayatkan bangsa-bangsa Arab, yang terutama yang
bersumber dari kitab-kitab suci Yahudi dan Nasrani.
3) Menciptakan kerangka sejarah para Nabi Muhammad saw,
4) Dan memasukan unsur kisah kedalam lapangan sejarah.

Dia meninggalkan beberapa tulisan yang berkenann dengan sejarah


Arab sebelum Islam. Ibnu Sa’ad menyebutkan bahwa dia adalah
pengarang buku yang berjudul Ahadits al-Anbiya wa al-Ibad wa
Ahadits Bani Israil (Berita tentang nabi-nabi, orang-orang saleh,
dan bani Israil). Ibnu al-Nadim menyebutkan bahwa dia adalah
pengarn buku yang berjudul al-Mubtada, Ibnu Qutaybayh
menyebutkan beberapa karanganya, yaitu:

1) Qashash al- Anbiya’(kisah para Nabi).


2) Mubtada’al-Khlq (Awal penciptaan).
3) Al-Mabda,dan al-Mubtada.

Sebagaimana di sebutkan di atas, Yaqub menyebutkan bahwa,


disamping al-mubtada, Wahb Ibnu Munabbih juga menulis karya
lain yang berjudul kitab al-Muluk al- Mutawajjib mia Himyar wa
Akhbaruhum wa Ghyr Dzalik (kitab tentang raja-raja bermahkota
dari Himyar, sejarah mereka, dan lain-lain.) karya-karyanya ini
tidak dijumpai lagi, tetapi bagian-bagian tertentu daripadanya dapat
dijumpai di dalam karya-karya sejarawan yang datang sesudahnya,

5
seperti Ibnu Qutaybah, Ibnu Ishaq, Ibnu Hisyam, al- Thabari, dan
lain sebagainya.

Laporan tentang sejarah Yaman kebanyakan bersifat mitologi yang


didapatkannya dari sejarah bangsa-bangsa terdahulu dan dari
sumber bangsa Yahudi, baik tertulis ataupun dari sumber-sumber
lisan. Dia juga mencontoh syair-syair Arab, seperti al-ayyam, yang
bertujuan untuk memuliakan bangsa Yaman di Arab bagian
Selatan. Dalam menulis sejarah dia tidak terlalu kritis dan tidak
pula teliti dalam menerima bahan, yang sebenarnya tidak dapat
dijadakan sumber sejarah. Oleh karena itu, menurut al-Sakhawi,
karya-karya Wahb ibnu Munaibbih hampir seluruhnya tidak dapat
diterima sebagai bahan penelitian untuk kepentingan penulisan
sejarah.

Meskipun demikian, banyak ceritanya yang kemudian dikutip oleh


sejarawan-sejarawan muslim yang datang kemudian, seperti
tentang kejadian alam, ditunkannya Adam dan Hawa dari surga ke
bumi karena memakan buah terlarang, sejarah Daud, Jalut, Thalut,
Nabi Sulaiman dan ratu Bilqis. Al-Thabari juga banyak mengambil
pendapat-pendapat Wahb ibnu- Munabbih, seperti tentang usia
alam yang 60.000 tahun. Al-Thabari juga banyak mengutipnya
tentang sejarah bangsa-bangsa dan nabi-nabi di masa silam.

c) Abid ibnu Syariyyah al-Jurhumi


Dia adalah seorang yang berusia sangat panjang. Sebagian
sejarawan menyebutkan bahwa dia hidup selama tiga ratus tahun
dan sebagian lagi menyatakan bahwa usianya sampai dua ratus dua
puluh tahun yang jelas dia hidup di dua masa, masa pra Islam dan
masa Islam. Dia tidak mendapatkan penghargaan di negerinya.
Menurut ibnu Hisyam, dia pernah ikut perang Dahis. Sejarah
tentang Abid juga diceritakan dalam bukunya al-Tijan min Muluk
Himyar wa al-Yaman (Mahkota raja-raja Himyar dan Yaman).

6
Muawiyah ibnu Abi Sufyan, khalifa pertama Daulah Bani
Umayyah, pernah memanggilnya dari San’a ke ibukota Damaskus,
untuk menyelidiki serta memeriksa tentang ilmu bahasa, alam,
serta geografinya. Selama masa pemerintahan Mu’awiyah, Abid
dihormati sebagai pakar sejarah dunia. Muawiyah merasa puas
dengan ide-idenya dan menyuruh wakilnya menulis secara detail
tentang Abid. Atas dasar itulah Abid hidup bersama para khalifah
Bani Umayyah samapai khalifah abd al-malik ibnu Marwan. Ibnu
al-Nadim telah menulis di dalam kitabnya al-fihrist bahwa abid
perna menulis dua buku, yaitu kitab al amtsal (cerita Alegoris) dan
kitab al-muluk wa Akhbar al-Madhi (Raja-raja dan sejarah masa
silam). Menurut ibnu al-Nadim mengaku pernah melihat kitab al-
Amtsal itu, tebal kitab itu adalah 50 halaman.
Karya ini di transmisikan secara lisan oleh Zayb ibnu Kayyis al-
Namery Abd al-Wudd al-Jurhumi dan Alaqah ibnu karim al-Kilabi
Transmiter adalah anggota suku al-Kilab.
Pada masa Yazid ibnu Muawiyah ai seorang informan yang
dihormati oleh orang Arab terdahulu. Sebagian kritikus
menyatakan bahwa karyanya yang terahir itu lebih dekat kepada
hikayat dari pada karya sejarah.4

4
Muhammad Ahmad Tarhini,al-Mu’arrikhun wa al-Tarikh al-Arab, (Beirut: Dar al-kutub al-
Ilmiyah,1991),hlm,17.

7
C. KESIMPULAN
Riwayat-riwayat tentang yaman di masa silam kebanyakan dalam bentuk
hikayat (Al-qashash, cerita), sebagaimana al-ayyam dikalangan Arab
Utara. Isinya adalah cerita-cerita khayal dan dongeng-dongeng kesukuan.
Oleh karena itu, para sejarawan tidak menilai hakikat-hakikat itu sebagai
memiliki nilai historis. Para penulis aliran Yaman adalah: Al-ahbar, Wahb
ibnu Munaibbih, dan ‘ubay ibnu Syariyah.

8
DAFTAR PUSTAKA

Nisar Ahmed Faruqi,Early Muslim Historiography,(Delhi: Idarah-i Adabiyati


Delli,1979) Muhammad Ahmad Tarhini,al-Mu’arrikhun wa al-Tarikh al-Arab,
(Beirut: Dar al-kutub al-Ilmiyah,1991)

H.A. Muin Umar, Historiografi Islam,(Jakarta: Rajawali Pers, 1988,)

Anda mungkin juga menyukai