Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH PERADABAN ISLAM

Ratu Suntiah, M.Ag.


Maslani, M.Ag.
Rafi’ah Arasy, Hamidah Nuroh, Yunita Purnama Sari, Tsara Karomah Hutomo

BAB I: PENGERTIAN SEJARAH


Sebelum kita mengetahui apa itu sejarah peradaban islam, alangkah baiknya kita
mengetahui satu persatu pengertian dari sejarah, peradaban dan islam. Sejarah menurut
bahasa diambil dari bahasa arab syajarah yang artinya pohon, keturunan, asal usul
sedangkan menurut istilah adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang
dialami oleh manusia, disusun secara ilmiah, meliputi urutan waktu , diberi penafsiran dan
analisis kritis, sehingga mudah dimengerti dan dipahami. Sejarah juga memiliki ojek dan
sumber yang dapat dijadikan alat bukti untuk mempelajari peristiwa masa lampau ,
objeknya mencakup segala pengalaman manusia, yakni peristiwa sejarah yang berbentuk
kejadian fisik dan non fisik yang bermakna dan terjadi sepanjang makna. Dan sumbernya
berupa peninggalan-peninggalan yang berbentuk relief-relief, monumen-monumen,
manuskrip-manuskrip, atau bukti lain yang berupa autentik. Adapun tujuana dari sejarah ini
adalah untuk meneliti dan mengambil kebaikan, hikmah dari peristiwa yang telah terjdi
serta menjadi sarana untuk mengukuhkan dan menanamkan aqidah terkhusus bagi pelajar.1
Peradaban menurut harun nasution adalah kumpulan-kumpulan dari kebudayaan.
dan menurut A.A.A Fyzee yang dikutip Siti Mariam berpendapat bahwa peradaban
diartikan menjadi dua cara yaitu proses menjadi berkeadaban dan suatu masyarakat
manusia yang sudah berkembang atau maju. Dapat disimpulkan bahwa peradaban adalah
segala hasil kegiatan yang dilakukan oleh manusia, yang dipandang memiliki nilai tinggi
dalam kehidupan manusia.2
Pengertian islam
Membahas islam itu sangat luas karena islam merupakan agama samawi (langit)
yang diturunkan oleh Allah SWT. melalui utusan-Nya, Muhammad SAW., yang ajaran-
1
Ratu Suntiah and Maslani, Sejarah Peradaban Islam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017),
h.1-6.
2
Suntiah and Maslani, h.8.

1
ajarannya terdapat dalam kitab suci al-Qur’an dan Sunnah dalam bentuk perintah, larangan,
dan petunjuk untuk kebaikan manusia baik di dunia maupun di akhirat. Islam berisi
tuntunan hidup (pedoman) agar manusia dapat menentukan baik, buruk, hak dan batil
sehingga selamat di dunia dan akhirat.3 Dari uraian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa
pengertian dari sejarah peradaban islam adalah segala peristiwa yang dialami manusia pada
masa lalu sebagai manifestasi atau penjelmaan kegiatan muslim yang didasari ajaran islam.

BAB II: ARAB PRA ISLAM


Letak geografis jazirah arab, terletak dibenua bagian barat yang berbatasan
langsung dengan benua eropa dan merupakan suatu daerah berupa pulau yang berada di
antara benua Asia dan Afrika sampai banyak yang mengatakan jazirah arab sebagai “hati
bumi” (dunia). Bentuk dari jazirah arab ini adalah persegi panjang yang sebelah utaranya
berbatasan dengan daerah daerah yang terkenal dengan“Bulan Sabit yang subur”, yaitu
daerah Mesopotamia, Syiria dan Palestina; Sebelah timur dan selatan berbatasan dibatasi
oleh Teluk Parsi dan Samudera Hindia; sebelah barat dibatasi dengan Laut Merah.4
Oleh karena sebagian besar arab itu berupa padang pasir dan gurun yang tandus,
maka kebanyakan dari kaumnya berpindah-pindah tempat (nomaden). Dengan keadaan
yang alamnya yang gurun, maka penduduknya memiliki kekeistimewaan yakni mempunyai
nasab yang murni, karena jazirah Arab tidak pernah dimasuki orang asing, meraka hidup
dalam udara yang merdeka, jauh dari jangkauan kaum penjajah. Sifat yang menonjol dari
mereka adalah pemberani disebabkan oleh keadaan mereka yang selalu sendiri di
pesawangan padang pasir.5
Sesungguhnya bangsa Arab merasa bahagia dengan kemerdekaan yang mereka
miliki. Namun, suku mereka terpecah belah serta tidak tunduk kepada suatu pemerintah
pusat, dari sinilah politik dan agama mereka tidak mempunyai satu kesatuan. Tiap suku
mempunyai pimpinan sendiri dengan gelar ‘Syaikhul Qabilah’ (kepala suku) dan kepala
dari suku itu seakan menjadi raja yang tidak bermahkota. Perintahnya menjadi undang-
undang, segala keperluannya harus dituruti dan seluruh suku yang kecil harus tunduk pada
3
Suntiah and Maslani, h.9-10.
4
Suntiah and Maslani, h.23-24.
5
Suntiah and Maslani, h.26-27.

2
mereka, akan tetapi pada beberapa daerah yang sudah maju terdapat kepala suku yang
bermahkota di singgasana kerajaan seperti raja Yaman, Ghasaniyah di perbatasan Siria dan
raja Manazirah di perbatasan Irak.
Negeri Arab adalah negeri yang tandus, maka tidak ada kerajaan yang berani
menyerangnya, kecuali Yaman yang mana yaman adalah negeri yang subur dan kaya raya.
Negeri ini pernah diperangi oleh bangsa Etiophia pada tahun 570 M dipimpin oleh Aryath
yang kemudian digantikan oleh Abrahah sebagai gubernur Yaman, lalu Abrahah
memerintah pasukannya untuk menyerang Makkah dengan maksud meruntuhkan Ka’bah
pada tahun 571. Angkatan perang ini dipelopori oleh pasukan gajah. Belum sampainya
mereka ke mekkah mereka hancur di tengah jalan karena Allah mengirimkan burung
Ababil untuk menyerang mereka.
Asal bangsa Arab adalah keturunan dari bangsa Smith, bangsa besar keturunan
Saam bin Nuh. Bangsa Arab mendiami daratan yang dinisbahkan kepada bangsa mereka,
yaitu jazirah Arab dan terdiri dari tiga bagian yakni Arab Baidah, di dalamnya terdapat
kaum ‘Ad, Tsamud, Tasm, Jadis, ‘Imliq, Jurhum dan Wabar. Jarang dari mereka
diceritakan dalam sejarah kecuali yang tertulis dalam Al-Qur’an dan Hadits Rasulallah
SAW.; Arab Aribah disebut Qhataniyyah yang berasal dari keturuna Qhatan, moyang
mereka; Arab Must’ribah yakni keturunan Ismail as ibnu Ibrahim as (ismailiyyah).6
Kepercayaan yang dipegeng teguh oleh bangsa Arab setelah islam datang bahwa
mereka percaya kepada Allah sebagai sang khaliq. Dan mereka sudah memahami keesaan
Allah dan mengikuti agama yang menuhankan Allah, bahkan sebelum Nabi Muhammad
SAW. di utus, mereka sudah mendapat seruan dari nabi utusan Allah agar mereka
menyembah Allah dan tidak menyekutukan dengan selain-Nya. Adapun Nabi utusan Allah
itu adalah Nabi Hud di utus untuk kaum ‘Ad dan Nabi Shaleh di utus untuk kaum Tsamud.
Akan tetapi mereka tidak ingin menerima seruan utusan tersebut hingga di utusnya Nabi
Ibrahim dan Nabi Ismail. Seruan beliau diterima baik di Jazirah Arab. Namun, beberapa
puluh tahun kemudian agama beliau diputarbalikanan oleh para pengikutnya. Dan sebagian
dari bangsa Arab menyembah berhala. Setiap kabilah memiliki patung sendiri, oleh karena
itu ada 360 patung di sekeiling Ka’bah. ketika peristiwa futuh makkah tersisa empat patung

6
Suntiah and Maslani, h.28-31.

3
yang masih ada di Jazirah Arab yaitu Hubal di Ka’bah, Latta di Thaif, ‘Uzza di Hijaz, dan
Manat di Yastrib.7

BAB III: ZAMAN NABI MUHAMMAD


Sebelum masuk pembahasan islam pada zaman Nabi Muhammad, ada baiknya jika
kita mengenal terlebih dahulu siapa itu Nabi Muhammad. Muhammad adalah Nabi terakhir.
Beliau lahir pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun gajah yang bertepatan pada tanggal 20
April 571 M. Dinamakan tahun gajah karena pada waktu itu tentara Ethiopia yang
merupakan pasukan bergajah (60.000 personil) pimpinan gubernur Abrahah menyerang
mekkah untuk menghancurkan Ka’bah. Namun penyerangan mereka mengalami kegagalan
karena Allah mengirim burung Ababil untuk menghentikan penyerangan Abrahah. Beliau
lahir dari keluarga yang miskin, tapi terhormat dan disegani.
Ayahnya ialah Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi manaf bin
Qusay bin Kilab. Abdullah merupakan orang dari kalangan suku Quraisy yang berpengaruh
dan berkuasa di Mekkah sedangkan ibunya adalah Aminah binti Wahab bin Abdi Manaf
juga keturunan Quraisy. Muhammad kecil ialah seorang yatim piatu ayahnya wafat
sebelum ia lahir (2 bulan dalam kandungan) dan ibunya wafat ketika ia masih berusia 6
tahun. Sejak kecil ia diasuh dan disusui oleh Halimah sa’diyah. Setelah ibunya wafat ia di
asuh oleh kakeknya, seorang pemimpin Quraisy, Abdul Muthalib. Akan tetapi ketika umur
sembilan tahun kakeknya itu wafat, kemudian ia di asuh oleh pamannya yaitu Abu Thalib.
Di usia 14 tahun, Nabi Muhammad SAW. mulai mengikuti perang Fijar ke IV,
Yakni perang antara suku Quraisy dan Kinanah di pihak satu dengan suku hawazin di pihak
lain. Lalu pada usia 25 tahun beliau menikah dengan Siti Khodijah yang berusia 40 tahun.
Kemudia memiliki 6 orang anak dari pernikahannya yaitu: Fatimah, Ummi Kultsum,
Jainab, Ruqayyah, Qosim dan Abdulallah.8
Semenjak kecil Muhammad gemar sekali menyendiri ia tak pernah mengikuti orang
Quraisy menyembah berhala, minum arak dan judi. Dan ketika umurnya 40 tahun dan
sedang menyendiri di gua Hira, datanglah Jibril (malaikat yang menyampaikan wahyu

7
Suntiah and Maslani, h.31-32.
8
Suntiah and Maslani, h.40-42.

4
kepada para nabi) ketempat itu, dan menyampaikan wahyu kepada nabi berupa surat al-
Alaq ayat 1-5, dan ini adalah wahyu yang pertama turun kepada nabi Muhammad. Setelah
beberapa hari lamanya wahyu itu terputus datangnya, kemudian turunlah waktu yang kedua
berupa surat al-Muddatsir 1-7 yang memerintahkan kepada nabi Muhammad supaya
menyeru manusia kepada Islam. dengan turunnya ayat ini Muhammad mulai berdakwah
kepada Islam secara tersembunyi di Mekkah dan ketika itu Nabi menjadi pemimpin
tujuannya untuk menyeru manusia agar beriman kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa,
menganut agama tauhid.9
Hijrahnya nabi ke yatsrib pada tanggal 12 Rabi’ul Awal 1 H (tahun 13 dari
kenabian), hijrahnya bertujuan untuk strategi pengembangan islam di madinah dengan
alasan karena Madinah kotanya subur dalam arti memungkinkan masalah financial dan
material umat islam bisa menjadi infrastrukturnya, adanya dukungan anshar yang yakin
siap berkorban jiwa dan raga demi pengembangan islam, keinginan peduduk madinah yang
memiliki pemimpin selain dari Madinah karna pada waktu itu Madinah sering berperang
memusnahkan satu sama lain. Sebelum kemimpinan Muhammad nama Madinah adalah
Yatsrib kemudian diganti oleh Rasul menjadi Madinat al-Munawwarat yang
menggambarkan cita-cita Nabi membentuk sebuah masyarakat yang tertib, maju, dan
beradaban.
Nabi tinggal di Madinah dua tahun lamanya, semasa kepemimpinan, beliau
membuat peraturan yang di sebut Piagam Madinah sebagai pengatur kehidupan dan
hubungan antara komitas yang merupakan komponen masyarakat majemuk dimadinah serta
diangggap oleh pakar ilmu politik Islam sebagai Undang-undang Dasar bagi negara islam
pertama. Peran Nabi bukan saja sebagai kepala permerintahan tapi pendiri islam pertama
dimuka bumi.10

BAB IV: ZAMAN KHULAFA AL-ARRASYIDIN


Setelah Nabi wafat maka pemimpin umat ialah Khulafa al-Rasyidin, Khalifah yang
terpercaya atau yang mendapat petunjuk. Tentunya mereka itu adalah sahabat Nabi

9
Suntiah and Maslani, h.43-52.
10
Suntiah and Maslani, h.52-65.

5
Muhammad SAW. diantaranya adalah Abu bakar Sidhiq, Umar bin Khattab, Utsman bin
Affan dan Ali bin Abi Thalib.
Abu Bakar as-Sidhiq
Nama lengkapnya adalah Abdullah ibnu Abi Quhafah at-Tamimi, bersisilah dengan
Nabi Muhammad pada moyang Murra bin Ka’ab. Beliau mempunyai empat istri: pertama,
Kutayla binti Abd ‘Uzza melahirkan Abdullah dan ‘Asma; kedua, Ummu Rumman yang
melahirkan Abdurrahman dan ‘Aisyah; ketiga, Asma ibnu Umays yang melahirkan
Muhammad ibnu Abi Bakar; keempat, Habibah binti Kharaja yang melahirkan Ummu
Kultsum.11
Ketika Nabi Muhammad hendak wafat, nabi tidak berwasiat apa-apa tentang siapa
yang akan menjadi Khalifah setelah Nabi, entah sama karib atau sabat yang lain. Persoalaan
ini beliau serahkan kepada musyawarah umat Islam.
Setelah Nabi wafat, kaum Muhajirin dan Anshar berkumpul di Madinah untuk
bermusyawarah siapa yang akan menjadi pemimpin setelah Nabi. Orang Anshar meminta
yang jadi pemimpin adalah dari kalangan mereka yakni Sa’ad bin Ubadah yang pada
akhirnya tidak disetujui oleh Muhajirin dan ada perdebatan anatara keduanya, dan hampir
terjadi fitnah diantara keduanya. Abu Bakar menyatakan dengan alasan yang kuat dan tepat,
bahwa soal Khalifah hak kaum Quraisy, bahwa kaum Muhajirin telah lebih dahulu masuk
Islam, mereka lebih lama bersama Rasulallah maka setelah itu umat islam lebih memilih
Abu Bakaryang di dahului oleh Umar ibnu Khattab.
Keutamaan atau keberhasilan yang dimiliki oleh Abu Bakar adalah beliau dapat
memerangi orang-orang yang keluar dari ajaran Islam (murtad); memerangi para nabi
palsu; dan memerangi orang-orang yang tidak ingin bayar zakat, melanjutkan recana nabi
yang belum selesai yaitu mengadakan peperangan dengan Persia dan Byzantium karena
kasus Bendhi, pembagian wilayah dalam kekuasaan negara Madinah yang dipimpin oleh
amir dan wali, dan mengumpulkan al-Qur’anyang masih berserakan menjadi satu naskah
tahun 11 H atas inisiatif Umar ibnu Khattab.12
Umar ibnu Khattab
11
Ratu Suntiah and Maslani, Sejarah Peradaban Islam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017),
h.69.
12
Suntiah and Maslani, Sejarah Peradaban Islam, 2017, h.69-78.

6
Nama lengkapnya adalah Umar ibnu Khattab ibnu Nufail ibnu ‘Abdul ‘Uzza ibnu
Riyah ibnu ‘Abdullah ibnu Qurth ibnu ‘Abdi ibnu Ka’ab dari Bani Addiy. Beliau berasal
dari lingkungan keluarga yang tidak beraga Islam. ibunya bernama Hantamah bunti
Hasyim. Nasab Umar kepada Nabi Muhammad bertemu dengan nenek mereka yang
bernama Ka’ab ibnu Luai al-Quraisyin al- Kadawi. Beliau masuk Islam pada tahun ke-5
dari kenabian dan alassan beliau masuk islam adalah karena mendengar adik perempuannya
yang bernama Fatimah dengan suaminya melantunkan ayat suci al-Qur’an yakni surat
Thaha 1-8, dengan keislamannya maka bertambahlah kekuatan Islam. hal ini tidak menjadi
hal yang aneh apabila beliau terkenal sebagai sang pemberani dan pahlawan dalam
menerangkan kebenaran. Beliau dapat gelar ”Al-Faruq karena beliau sangat teguh dan keras
dalam membedakan mana yang haq dan mana yang bathil. Abu Bakar diangkat menjadi
khalifah melalui penunjukan oleh Abu Bakar dan ketika itu beliau sedang sakit sebagai
penghormatan Umar diberi piagam penunjukan yang dibuat sebelum Abu Bakar Wafat.
Kebijaksanaan beliau diterima oleh masyarakaat. Umar menyebut dirinya Khalifah
khalifati Rasulillah (pengganti dari pengganti Rasululah) juga memperkenalkan istilah
Amir al-Mu’minin (komandan orang-orang yang beriman) dan tetap menjadikan Madinah
sebagai pusat pemerintahannya.
Umar adalah sosok pemimpin yang pemikirannya selalu berdasarkan A-Qur’an dan
Haits yang di musyawarahkan dengan para sahabat yang lainnya. pada masa kepimpinan
umar ada beberapa keberhasilan yang di peroleh yaitu beliau melanjutkan perluasan
wilayah serta membangun administrasi dalam pemerintahan, karena dijuluki sebagai sang
pemberani maka selalu melakukan ijtihad dalam masalah kehidupan baik dalam hal ibadah
maupun bidang kemasyarakatan lainnya serta melajutkan perluasan wilayah yang dilakukan
pada masa Abu Bakar bahakan sampai melakukan ekspansi besar-besaran sehingga lebih
dikenal periode Futuhat al-Islamiyah (perluasan wilayah Islam)13
Utsman ibnu Affan
Beliau mempunyai nama lengkap Utsman Ibnu Affan ibnu Abil Ash ibnu Umayyah
ibnu Abd as-Syam ibnu Abd al-Manaf al-Quraisy al-Umawiy. Ibunya bernama Arwa binti
Kuriz ibnu Rabi’ah ibnu Habib ibnu as-Syam ibnu Abd al-Manaf. Beliau lahir di kota

13
Suntiah and Maslani, h.78-84.

7
Mekah pada tahun keenam tahun gajah atau 376 M. Beliau termasuk orang pertama yang
orang pertama dari Bnai Umayyah yang masuk Islam atas ajakan Abu Bakar, utsman bisa
ipanggil dengan nama panggilannya yakni Abu Abdillah, Abu Amer, Abu laila, seringkali
orang-orang menyebutnya dengan Dzu al-Nurain (memiliki dua cahaya).
Sebelum Umar wafat, beliau telah memilih enam kandidat yang akan memimpin
pemerintahan setelahnya yaitu Utsman bin Affan, Ali bn Abi Thalib, Thalhah ibnu
Ubaidillah, Zubair ibnu Awwam, ‘Abdurrahman ibnu Auf, dan Sa’ad Ibnu Abi Waqosh.
Karena Abdurrahman bin ‘Auf mengusulkan pendapat agar yang dijadikan kandidat dari
enam orang diatas itu menjadi dua, maka dipilihlah Utsman bin ‘Affan dengan Ali bin Abi
Thalib lalu pada akhir musyawarah terpilihlah Utsman sebagai Khalifah ketiga selama 12
tahun.
Selama masa jabatannya beliau melakukan perluasan wilayah sama halnya seperti
Khalifah sebelumnya akan tetapi beliau menambahkan perluasan wilayah sampai bagian
laut sehingga terbentuklah angkatan laut pada masa Utsman. Selain itu, beliau melakukan
penyeragaman Qur’an yakni menghapus versi bacaan Qur’an dan menyusun Qur’an dengan
bahasa standar dan melakukan otonomi daerah.
Ustman salah satu Khalifah yang sudah berusia tua ketika diangkat menjadi
khalifah, kala itu berumur 70 tahun, memiliki sifat yang lemah lembut. Dan dari sini
kebijakan beliau menyimpang dari kebijakan-kebijakan khilafah sebelumnya yakni memilih
kepala pemerintahan dari kerabatnya padahal di masa sebelumnya itu umar telah berpesan
agar Khalifah setelahnya tidak mengangkat kerabat dalam jabatan pemerintahan. Karena
inilah kebijakan yang diajukan oleh Utsman dipandang mengandung unsur nepotisme. Pada
akhirnya munculah nilai-nilai Arab lama yang berwatak ashabiyah.menjelang akhir
pemerintahan, pemberontakan terjadi diberbagai wilayah yakni Kuffah, Bashrah dan Mesir
kecuali Syam dan Palestina. Pemberontakan disebabkan karena perbuatan yang tidak
bertanggung jawab. Utsman dikepung oleh para pemberontak yang pada akhirnya tidak ada
yg dapat mengatasi ini semua. pada subuh hari Jum’at tanggal 8 Zulhijah tahun 35 H/656
M, beliau wafat dala usia 82 tahun sambil memeluk a-l-Qur’an yang sedang di bacanya.
Pembunuhnya adalah pasukan pemberontak berasal dari Mesir bernama al-Gafiki.14

14
Suntiah and Maslani, h.84-94.

8
Ali Bin Abi Thalib
Beliau termasuk orang yang masuk islam pertama dikalangan anak-anak, pada
umurnya enam tahun beliau di asuh dan di didik oleh Rasulallah sebagaimana paman
mendidiknya. Beliau tumbuh sebagai anak yang gagah perkasa, berbudi luhur serta
berkepribadian tinggi maka beliau di gelar karamallahu wajhahu. Pengangkatan Ali sebagai
Khalifah dilakukan sebagaimana khalifah sebelumnya. Pada masa pemerintahannya beliau
berusaha untuk mengatasi keterpurukan yang di alami pada masa Ali dengan beberapa
kebijakan yang dilakukannya diantaranya memecat pejabat yang diangkat utsman,
mengambil tanah yang telah dibagikan Utsman kepaa keluarga dan kaum kerabatnya tanpa
alasan yang benar, memberikan tunjangan kepada kaum muslimin yang diambil dari baitul
maal, mengatur tata laksana pemerintahan, meninggalkan kota madinah dan menjadikan
kuffah sebagai pusat pemerintahan. Kebijakan ini baik, akan tetapi ada beberapa yg tidak
sepakat dengan ini maka terjadilah pemberontakan berupa tantangan dari Thalhah, Zubair,
dan Aisyah dalam perang unta; tantangan dari Mu’awiyah dalam perang Siffin; dan
tantangan dari kaum khawarij dalam perang Nahrawan. Berakhirnya masa pemerintahan
Ali ketika Ali wafat pada tanggal 19 Ramadhan 40 H/661 M usia 63 tahun.15

BAB V: DINASTI UMAYYAH


Dinasti ini didirikan oleh Muawiyyah ibnu Abi sufyan ibnu Harb ibnu Umayyah.
Penamaan dinasti ini berasal dari Umayyah ibnu Abdi Syam ibnu Manaf yang merupakan
orang Quraisy dan pembentukannya dimulai sejak Ali bin Abi Thalib masih menjadi
khalifah ketika perang siffin. Perkembangan politik pada masa ini bersifat kekuasaan yang
tidak terbatas, ini salah satu tanda berakhirnya negara islam yang berbentuk khilafah pada
kota Madinah sampai dengan Khufah. Politik yang dijalankan berupa Arabisasi atau peng-
arab-an yang mampu membangun suatu bangsa Arab atau bangsa islam. adapun perluasan
daerah pada masa dinasti ini meliputi Andalusia, Afrika Utara, Suria, Palestina,
Semenanjung Arabia, Irak, sebagian Asia kecil, persia, Afghanistan, Pakistan, Rukmenia,
Uzbek dan Kirgis.16

15
Suntiah and Maslani, h.94-104.
16
Suntiah and Maslani, h.106-112.

9
Masa Dinasti Umayyah memiliki macam-macam administrasi pemerintahan beda
dari masa pemerintahan sebelumnya yang mempunyai satu administrasi pemerintahan,
adapun administrasinya yaitu: organisasi politik, organisasi tata usaha Negara, organisasi
keuangan/ekonomi, prganisasi ketentaraan, dan organisasi kehakiman.17
Berbicara tentang admiistrasi di atas maka akan ada sangkut pautnya dengan
perkembangan budaya Islam pada masa ini yang merupakan embrio bagi kemajuan
peradaban Islam pada masa sesudahnya yakni pembukuan buku yang mana Muawiyyah
memerintahkan kepada Ubaid ibnu Syaryah al- Jurhumi karena beliau ahli sejarah yang
hidup sampai zaman Abd Malik ibnu al-Marwan; pembidangan ilmu-ilmu yang terbagi
menjadi dua bidang yakni ilmu baru dan ilmu alam adapun imu baru yakni Fiqh, al-Qur’an,
filsafat dll. Dan ilmu alam seperti Lughah, Syair, Khitabah, Dan Amsal; arsitektur
bangunan sipil (gedung bergaya Persia, Romawi, dan Arab; dan yang terakhir arsitektur
masjid.18
Setelah mengalami masa pembentukan, perkembangan serta kemajuan akhirnya
dinasti ini mengalami kemunduran yang berujung kehancuran dengan beberapa sebab
diantara karena adanya perlawanan dari kaum Khawarij, perlawanan Syi’ah pengikut Ali
ibnu Abu Thalib, pertentangan tradisional antara suku Arab Utara dan Suku Arab Selatan,
terjadinya persaingan di kalangan anggota-anggota dinasti Bani Umayyah, kehidupan
mewah sehingga mereka kurang sanggup untuk memikul beban pemerintahan negara yang
begitu besar, dan munculnya Bani Hayim sebagai pemberontak Dinasti Bani Umayyah19

BAB VI: DINASTI ABBASIYAH


Di mulai dari pembentukannya, bahwa dinasti Abbasiyah ini di bentuk oleh
Abdullah ibnu Muhammad ibnu Ali ibnu Abdullah Ibnu Abbas (Abu Abbas as-Saffah)
melalui revolusi yang dilakukannya. Beliau mempunyai gelar as-Saffah artinya “haus
dengan darah” dimaksudkan karena sehubungan dengan kebujakannya membunuh seluruh
keturunan Umayyah dan semua lawan politiknya.20

17
Suntiah and Maslani, h.112-116.
18
Suntiah and Maslani, h. 116-118.
19
Suntiah and Maslani, h.118-120.
20
Suntiah and Maslani, h.123-124.

10
Setelah terjadinya pembentukan maka perkembangan pun di mulai. Dari segi politik
islam pada zaman Abbasiyah ini berbeda dengan zaman sebelumnya yang memakai sistem
kerajaan dan diganti dengan kekhalifahan. Dan menganggap bahwa orang arab meupakan
satu bagian dari komunitas umat Islam. perekonomian pada masa ini mulai meningkat dari
pertanian, pertambangan, dan tempat transit perdagangan antara Timur dan Barat serta
Bashrahyang menjadi puatnya pelabuhan, pendidikan serta ilmu pengetahuan lainnya.
Administrasi, pembagian kekuasaan yang dilakukan pada masa ini merupakan
perkembangan Dinasti Umayyah.21
Masa dinasti ini masa yang jaya bagi umat islam karena di dalmnya banyak
kemunculan yang belum ada sebelumnya dimulai dari ilmu serta kebudayaan, banyak
kebangkitan ilmiyah yang diciptakan pada masa ini seperti menyusun karya ilmiyah,
menerjemahkan ilmu-ilmu kedalam bahasa Arab hingga wujudlah disiplin ilmu pada masa
ini seperti Ilmu Hadis, Tafsir, Fiqh dan Ushul Fiqh, Tsawuf, Kalam, Tarikh, Sastra, Bahasa.
Sains pada masa ini di dukung dengan science policy yang memberi dampak positif
diantaranya didirikannya akademi, sekolah, tempat penelitian. Maka dari itu timbullah
kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan seperti Kedokteran, Ilmu Kimia, Astronomi,
Matematika, Optik, Fisika, Geografi, Botani, Antidote, Musik. Adapun kemunduran dan
kehancuran yang dialami oleh Dinasti Abbasiyah ini disebabkan karena dua faktor yakni
internal seperti lemahnya Khalifah, persaingan antar bangsa, kemerosotan ekonomi, konflik
keagamaan. Dan eksternalnya karena perang salib, serangan Hulag Khan.22

BAB VII: DINASTI-DINASTI KECIL


Kemunculan dinasti-dinasti paling sedikit mempunyai dua pola. Pertama,
pemimpin lokal melakukan suatu pemberontakan yang berhasil dan menegakkan
kemerdekaan penuh. Kedua, seseorang yang ditunjuk menjadi gubernur oleh khalifah yang
memiliki kekuatan dalam kekuasaannya, salah satunya dengan mengangkat keturunannya
sebagai penggantinya. Atas dasar inilah wilayah dalam waktu singkat, wilayah Timur dan

21
Suntiah and Maslani, h.125-137.
22
Suntiah and Maslani, h.137-154.

11
Barat Baghdad mulai bermunculan dinasti- dinasti otonom di luar kendali Baghdad23. Dari
77 dinasti kecil sebagaimana diungkapkan oleh C.E Boswort, diantaranya terdapat empat
dinasti-dinasti kecil yang berada di Afrika Utara dan Mesir, yaitu Dinasti Aghlabiyyah
(184-296 H/ 800-909 M) didirikan oleh Ibrahim Ibnu Aghlab Ibnu Salim, kemudian Dinasti
Fathimiyyah (909-1171 M) yang didirikan oleh Ubaidillah al-Mahdi, putra Husein Ibnu
Ahmad, Dinasti Ayyubiyah (1171-1250 M) menggantikan Dinasti Fathimiyah dengan
Salahuddin al-Ayyubi sebagai khalifah pertama, dan terakhir Dinasti Mamalik (1250-1517
M) yang dikuasai oleh Mamluk Bahri.24

BAB IX: PERANG SALIB (1096-1291 M)


Perang Salib atau The Crusades, yaitu perang keagamaan antara umat Islam di Asia
dengan umat Kristen Eropa selama dua abad, karena merasa umat Islam melakukan
penyerangan terhadap umat Kristiani tersebut. Istilah Perang Salib muncul karena ekspedisi
militer Kristen yang diberi simbol sebagai pemersatu dan peperangan yang suci (crusades)
dan bertujuan membebaskan Baitul Naqis (Yerussalaem) dari kekuasan Islam atas seruan
Paus Urbanus II.
Latar belakang terjadinya Perang Salib antara Timur Islam dengan Barat-Kristen
dikarenakan faktor agama, politik dan sosial ekonomi. Faktor agama, karena pihak Kristen
merasa tidak bebas dalam peribadatannya ke Baitul Maqdis. Kemudian faktor politik yaitu
karena kekalahan Bizantium dan jatuhnya Asia kecil ke tangan Dinasti Saljuk, maka
terjadilah permintaan bantuan untuk mengembalikan kekuasaan mereka, ditambah lagi
dengan kondisi Islam saat itu sedang melemah, sehingga mereka berani mengambil risiko
untuk berperang. Sedangkan dari segi sosial dan ekonomi, karena terdapat keuntungan bagi
umat Kristen pada pusat perdagangan mereka apabila Kristen Eropa menang, serta jaminan
kesejahteraan derajat sosial bagi rakyat jelata yang secara spontan membuat dorongan
peperangan ini semakin kuat.25
Selain itu, Hitti membagi periodisasi Perang Salib dalam tiga bagian atau tiga
periode, yaitu Periode Pertama (Periode Penaklukan 1096-1144 M) oleh Kaisar Alexius I

23
Suntiah and Maslani, h.171.
24
Suntiah and Maslani, h.171-178.
25
Suntiah and Maslani, h. 182.

12
dan Paus Urbanus II, Periode Kedua (Periode Reaksi Umat Islam: 1144-1992 M) yang
dipimpin oleh Imaduddin Zanki sebagai gubernur Mosul, hingga anaknya, Nuruddin Zanki,
dan Salahuddin al-Ayyubi. Kemudian yang terakhir Periode Ketiga (1193-1291 M), sejak
inilah Perang Salib di seluruh benua Timur runtuh karena adanya tujuan yang terlupakan,
hingga terjadinya perang saudara kecil di dalamnya.
Perang Salib ini dimenangkan oleh umat Islam, namun dampak kerugian yang
dialami sangat besar karena kawasan peperangan terjadi di kawasan dunia Islam (Turki,
Palestina dan Mesir), sedang bagi Kristen, mereka mendapatkan kekalahan dan juga
kerugian yang besar, namun sisi baiknya mereka mendapat hikmah yang tidak bernilai
harganya dan berkenalan dengan kebudayaan dan peradaban Islam yang sudah maju.26

BAB X: TIGA KERAJAAN BESAR


1. Turki Utsmani (1300-1922 M)
Bangsa Turki Utsmani berasal dari keluarga Qabey atau disebut Kayi, salah satu
dari federasi suku Oghuz, bertempat di Turkistan pada masa kekuasaan Raja Bighu. Turki
Utsmani didirikan oleh Utsmani Ibnu Erthogrol dan diperintah oleh 36 sultan dari
keturunannya.
Pemerintah yang dijalankan oleh kerajaan ini bercorak militer, bahkan dikatakan
pula aliansi antara syariat dan militer. Ketika Sultan Salim I berhasil menaklukkan Mesir
pada tahun 1517 M dari Mamluk, sejak saat itu Mutawakkil sebagai khalifah terakhir
Abbasiyah memberikan kekuasaan padanya, untuk itu, mulailah Turki Utsmani bukan
hanya sebagai kesultanan melainkan juga sebagai kekhalifahan yang membawa aspek
syariat.27
Seiring berjalannya kekhalifahan, kerajaan ini memiliki kemajuan di beberapa
bidang, yaitu bidang intelektual, agama dan budaya, pemerintahan hingga yang terkenal
yaitu di bidang militer dan perluasan wilayah, terbukti dengan adanya pasukan militer
Jenissari menjadikan mesin perang yang kuat, bahkan mampu merebut Konstatinopel dari
Romawi Timur pada tahun 1453 di bawah pimpinan Sultan Muhammad II yang kemudian
diberi gelar al-Fatih (sang penakluk). Sebaliknya, kemunduran kerajaan ini disebabkan
26
Suntiah and Maslani, h.188.
27
Suntiah and Maslani, h.193-194.

13
oleh faktor internal berupa terlalu luasnya wilayah kekuasaan, budaya pungli,
pemberontakan tentara Jenniseri, ekonomi menurun, hingga stagnasi dalam lapangan ilmu
dan teknologi. Sedang dari faktor eksternal yaitu timbulnya gerakan nasionalisme, dan
mulai beranggapan bahwa Turki Utsmani merupakan bangsa asing yang menaklukkan
mereka, serta terjadinya kemajuan teknologi Barat, khususnya dalam persenjataan.28

2. Dinasti Safari (1501-1732 M)


Pendiri tarekat Safawiyah, Safi al-Din menurut salah satu riwayat merupakan
keturunan dari Musa al-Khazim, imam ketujuh Syi’ah Itsna ‘Asyariah. Tarekat ini
mengubah gerakan keagamaan menjadi gerakan politik, dan dilakukan pertama kali oleh
Isma’il Ibnu Haidar (1501 M) dengan menaklukkan Anatolia di bawah naungan Turki.
Persaingan antara keduanya menuai perang yang berkepanjangan, berlangsung selama lebih
kurang lima periode. Namun pada akhirnya, terdapat perjanjian di antara keduanya agar
tidak akan terjadi lagi penghinaan khalifah dan dengan penyerah kekuasaan oleh Abbas I
kepada Turki Utsmani. Dinasti ini memiliki kemajuan di bidang pendidikan dan
pembangunan, seperti memiliki 48 perguruan dan menghasilkan beberapa karya buku serta
lahirnya ulama, kemudian 162 masjid, 273 tempat pemandian umun, dan lain sebagainya.
Setelah Abbas I, dinasti ini mendalami kemunduran karena Sulaiman, pengganti
Abbas 1 melakukan penindasan, dan pemerasan, terutama kepada ulama Sunni serta
memaksakan untuk menganut ajaran Syi’ah. Setelah itu, banyak kekuasaan lainnya yang
merasa ingin menjatuhkannya karena faktor agama maupun politik, untuk itu mereka saling
mendukung untuk meruntukan dinasti ini, salah satunya ditaklukkan oleh Dinasti Qajar dari
pimpinan Dinasti Safawi yaitu Nadir Syah.29

3. Dinasti Mughol (1526-1857 M)

Ibrahim Lodi, Sultan Delhi terakhir terbunuh dan kekuasaannya berpindah ke


tangan Babur, sejak itulah adanya Dinasti Mughal di India, dan Delhi menjadi ibu kotanya.
Setelah Zahiruddin Babur meninggal, dinasti ini mencapai puncak kejayaan pada
pemerintahan cucunya, yaitu Akbar Khan (1556-1605 M). Akbar Khan menjalankan
28
Suntiah and Maslani, h. 198.
29
Suntiah and Maslani, Sejarah Peradaban Islam, 2017, h. 200.

14
pemerintahan dengan sistem militeristis, ia menerapkan sistem politik Sulh e-kul (toleransi
universal), yakni sebuah konsep yang menyetarakan semua penduduknya. Kemajuannya
dicapai pula oleh sultan berikutnya, Jehangir, Syah Jehan dan Aurangzeb (1605-1707 M).
Kegemilangan pada politiknya membawa kemajuan juga pada bidang lainnya seperti
pertanian, pertambangan, perdagangan, baik untuk negeri maupun untuk diekspor.30

BAB XI: PEMBAHARUAN DALAM ISLAM

Pembaharuan dalam Islam timbul sebagai reaksi dan respons umat Islam terhadap
imperialisme Barat, terutama pada politik dan budaya. Namun, hal ini bukanlah alasan
terkait Islam membaharu, melainkan landasan teologis dan semangat umat Islam sendiri
untuk bergerak melakukan pembaharuan, terlebih lagi melihat kondisi internal umat Islam
yang cenderung tertinggal, untuk itulah saat itu umat Islam mulai bangkit dan melakukan
ragam pergerakan, dimulai dari melahirkan buah pikiran dari para tokoh, hingga mencetus
beberapa perkembangan dan kemajuan di berbagai bidang. Tokoh pembaharu saat itu
antara lain Muhammad Ibnu al-Wahhab (1115 H/1703 M), Jamaluddin al-Afghani (1254
H/1838 M), Muhammad Abduh (1849 M), Muhammad Rasyid Ridha (1282 H/1354 M),
dan Muhammad Iqbal (1876 M).

BAB XII: DUNIA ISLAM ABAD XIX DAN XX

Kejayaan dunia Islam semakin mengendur. Pada abad ke-16 dan 17 M Eropa mulai
bangkit menuju modern. Mereka mengembangkan sains dan teknologi yang dipelajari di
dunia Islam, khusunya universitas Cordova, Granada, Seville, dan Toledo. Mereka bukan
saja menerjemahkan kajian filsafat dan sains Muslim dari Arab ke Latin, melainkan mereka
mengadopsi pemikiran Islam dari pemikiran dogmatis mereka untuk dikembangkan di
gereja. Selanjutnya di Eropa terjadi revolusi industri, dengan adanya penemuan mesin uap
agar bisa mengelilingi dunia untuk melakukan perdagangan internasional.31

Bagi umat Islam, terjadi kebangkitan pada abad ke-18 M, Raja dan para pemuka
Islam mulai sadar akan keterbelakangannya dan mencari jalan keluar, salah satunya dengan

30
Suntiah and Maslani, Sejarah Peradaban Islam, 2017, h.202-204.
31
Suntiah and Maslani, h. 215-217.

15
konsep “balance of power”, yang telah mematahkan Islam. Melihat Barat maju, Islam pun
mulai melakukan modernisasi.

Setelah sekian lama dunia Islam dijadikan “sapi perah” oleh Barat, maka pada awal abad
ke-20 umat Islam mulai bangkit dan membebaskan diri dari ketegangannya dari penjajahan
Barat.
BAB XIII: ISLAM DI ASIA TENGGARA

Berikut beberapa proses islamisasi dan perkembangannya di Asia Tenggara:

Indonesia

Indonesia merupakan urutan teratas dalam menempati popularitas agama Islam di


Asia Tenggara. Teori masuknya Islam di Indonesia menurut Pijnappel, orang-orang
bermadzhab Syafi’i yang bermigrasi dan membawa Islam ke Nusantara. Selain itu, Keijer
juga berpendapat bahwa masuknya islam ke Nusantara karena atas dasar kesamaan
madzhab Syafi’i yang berasal dari Mesir. Sedangkan untuk proses penyebarannya melalui
saluran perdagangan antar imigran, hubungan perkawinan pendakwah dengan pribumi
seperti putri-putri kerjaan, melalui pendekatan tasawuf, pendidikan, kesenian, dan lain
sebagainya yang mana proses islamisasi ini tidak terlepas dari budaya kearifan lokal.32

Dalam proses terbentuknya Negara Republik Indonesia, para tokoh agama Islam
aktif berperan dalam pembentukan dan mempertahankan bangsa dan negara. Tokoh-tokoh
tersebut di antaranya K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Wahid Hasyim, H.M Natsir, dan lain-lain.
Sedang para tokoh yang mencetak kemerdekaan melalui karya-karyanya hingga kini yaitu
Buya HAMKA, Harun Nasution, Amin Rais, H.M. Hasby Ash-Shiddieqy, dan lain-lain.

Selain itu, bentuk kebudayaan Islam di Indonesia cukup beragam, dimulai pada
bidang seni bangunan seperti museum-museum, kerajaan Islam tempo dulu, dan bangunan
masjid yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, salah satunya Masjid Istiqlal yang
menjadi masjid terbesar di Asia Tenggara.33

32
Suntiah and Maslani, h234-235.
33
Suntiah and Maslani, h.238-239.

16
Thailand

Mayoritas penduduk Thailand beragama Buddha, sedikit sekali yang menganut


Islam maupun Konghucu. Namun meskipun jumlahnya sedikit, umat Islam Thailand
mampu berkembang dengan cepat dan berada pada tingkat kedua minoritas terbesar setelah
China. Agama Islam di Thailand merupakan minoritas yang paling kuat di daerah Patani
pada awal abad ke-17, bahkan ulama besar seperti Syeikh Muhammad Daud Ibnu Abdillah
ibnu Idris al-Fatani merupakan darah ketururan Islam di Thailand ini. Selain itu,
perkembangan Islam di Thailand juga telah banyak membawa peradaban, salah satunya
terbukanya lapangan pekerjaan yang beragam, dalam hal ini, pekerjaan yang mendominasi
adalah petani, pedagang kecil, buruh pabrik, dan pegawai pemerintahan.34

Myanmar

Pada tahun 1055, Islam baru saja masuk di Myanmar. Menurut catatan orang-
orang Eropa, China dan Persia, ajaran Islam ini dibawa oleh saudagar Arab yang beragama
Islam. Populasi umat Islam di Myanmar saat terdiri dari keturunan Arab, Persia, Turki,
Moor, Pakistan dan Melayu. Sebagian besar umat Islam disini bekerja sebagai penjelajah,
pelaut, saudagar dan tentara.35

34
Suntiah and Maslani, h.241-243.
35
Suntiah and Maslani, h.252.

17

Anda mungkin juga menyukai