Anda di halaman 1dari 10

ISLAM DI ANDALUSIA (SPANYOL)

Hamidah Nuroh, Rafiah Arsy, Tsara Karomah, Yunita Purnama Sari

Mahasiswa Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta

nrhhamida@gmail.com, rafiaharsy19@gmail.com, tsarakaramah@gmail.com


Yunitapurnamasari924@gmail.com

Abstrak

Membaca adalah jendela dunia karena dengan membaca kita mengetahui segala
hal, terutama membaca sejarah. Sejarah merupakan wawasan, maka tujuan di tulisnya
artikel ini agar semua orang dapat mengetahui sejarah seperti yang dibahas dalam
artikel ini yaitu tentang Islam di Andalusia (Spanyol), membahas mulai dari cara islam
menguasai Andalusia, kemajuan Andalusia, Serta runtuhnya Andalusia. Islam menguasi
andalusia melewati banyak rintangannya, melakukan ekspansi besar-besaran termasuk
upaya islam untuk merenggut negara tersebut dan pahlawan yang berjasa dalam hal itu
adalah Tharif ibnu Abdul Malik an-Nakhi, Thariq ibnu Ziyad, Musa ibni Nushair dan
paling terkenal diantara beliau bertiga adalah Thariq ibnu Ziyad karena beliau paling
banyak membawa pasukan dalam peperangan. Untuk meraih kemenangan di Spanyol
ada dua faktor yang memengaruhi yakni faktor internal dan faktor eksternal.
Perkembangan Islam disana melewati enam periode, dimana beberapa periode tersebut
ada Khalifah- khalifah yakni Abd al-Rahman al- Nashir, Hakam II, Hisyam II.
Kemajuan Andalusia dapat dilihat dari berbagai macam bidang dari ilmu pengetahuan
seperti Bahasa Arab, Fiqih, Seni, Sastra dsb. Dan yang paling terkenal dalam
kemajuannya ialah bangunan yang ada disana seperti bangunan masjid Cordova, kota
Al-Zahra, Istana Ja‘fariyah di Saragosa, tembok Toledo, istana Al-Makmun, Masjid
Seville, dan Istana Al-Hamra di Granada. Adapun keruntuhan dan kemunduran negara
spanyol karena kelemahan Dinasti Umayah Andalusia yakni lemah dalam pertahanan,
penyebab runtuhnya adalah: Konflik Islam dengan Kristen, Tidak adanya ideologi
pemersatu, kesulitan ekonomi, tidak jelasnya sistem peralihan kekekuasaan dan
keterpencilan. Jadi dapat di ambil intisari bahwa jika ingin menaklukan suatu negara
dengan upaya yang sungguh sebagaimana yang dicontohkan oleh pahlawan Thariq bin
Ziyad dan yang lainnya,sehingga spanyol dapat ditaklukan oleh islam serta
kemajuannya terkenal dengan ilmu-ilmu dan bangunan yang indahnya melebihi
konstatinopel walaupun akhirnya islam runtuh, tetapi sejarah menjadi bukti bahwa islam
pernah singgah dan berkembang di spanyol.
Kata kunci: Islam, Spanyol, Perdaban, Penaklukan, Eropa
Pendahuluan
Menurut catatan sejarah, tanah Spanyol lebih dikenal dengan sebutan Andalusia,
diambil dari Semenanjung Liberia, dan Andalusia ini sendiri berasal dari Vandalusia
yang artinya negara Vendal, sebab dahulu bagian selatan Semenanjung pernah dikuasai
oleh bangsa Vandal. Daerah ini kemudian dikuasai oleh Islam pada masa khalifah Al-

1
Walid bin Abdul Malik merebut dari Bani Ummayah yang berkuasa lebih dahulu.
Dalam proses penaklukan Spanyol, terdapat tiga pahlawan Islam yang tersohor, yaitu
Tharif Ibn Malik, Thariq bin Ziyad, dan Musa Ibn Nushair. Setelah Islam berkuasa di
tanah Spanyol, Islam sangat berperan besar dalam kemajuan Spanyol di bidang
pembangunan fisik seperti megahnya Cordova atasnya, serta kemajuan intelek baik
pada pengetahuan keislaman, hingga umum seperti sains, kesenian dan sastra.
Kemenangan umat Islam ini memuat faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal
berupa penderitaan rakyat yang amat sengsara setelah runtuhnya Romawi, seperti
pemerintahan Gothic yang intoleran dan memaksakan kehendak, dan kerap melakukan
penindasan, hingga ekonomi yang menurun seperti banyaknya pabrik yang ditutup dan
infrastruktur pun kian bobrok. Sedang untuk faktor internal ialah ketahanan fisik dari
para tokoh dan bala tentara Islam yang kuat, kompak dan percaya diri.1

Penguasan Islam di Andalusia (Spanyol)

Sebelum menaklukan spayol, wilayah yang pertama kali di taklukan islam


adalah Afrika Utara dan menjadi salah satu propinsi dari Khalifah Bani Umayyah.
Penaklukan ini memakan waktu selama 53 tahun, yaitu mulai tahun 30 H (masa
pemerintahan Muawiyah ibn Abi Sufyan) sampai tahun 83 H (masa Al-Walid).
Sebelum dikalahkan, kawasan ini merupakan basis kekuasaan kerajaan Romawi yaitu
kerajaan Gotik yang menghasut penduduknya supaya mereka menentang islam.

Pada zaman Khalifah Abdul Malik yang menjadi gubernur di daerah tersebut
adalah Hasan ibn Nu’man Al-ghassani dan pada masa Khalifah Al-Walid, Hasan ibn
digantikan oleh Musa ibn Nushair yang mana beliau memperluas wilayah kekuasaannya
sampai Aljazair dan Maroko dan menaklukan daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa
Barbar di pegunungan-pegunungan.

Setelah menaklukan Afrika Utara, islam melanjutkan misi selanjutnya yakni


menaklukan Spanyol. Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga tentara Islam
yang dapat disebut paling berjasa memimpin satuan pasukan ke wilayah tersebut.
Mereka adalah Tharif ibn Malik (perintis dan penyelidikan), Thariq ibn Ziyad, dan

1
Nur inah Fauziah Muhammad Mujtaba Mitra Zuana, “Peradaban Islam Di Andalusia,”
Al-’`Adalah : Jurnal Syariah Dan Hukum Islam 1, no. 1 (March 7, 2016): 80–91,
https://doi.org/10.31538/adlh.v1i1.448.

2
Musa ibn Nushair. Tharif menyeberangi selat yang berada diantara Maroko dan benua
Eropa lalu menaklukan suatu kerajaan yakni Visigoth dengan satu pasukan perang, 500
orang diantaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang
disediakan oleh Julian. Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapat perlawanan yang
berarti. Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang cukup
banyak.2

Kemudian termotivasi dari keberhasilannya Tharif, Musa ibn Nashir (711 M)


mengutus Thariq ibn Ziyad dan mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7000 Pasukan.
Setelah menyebrangi Mroko dan benua ropa Thariq serta pasukannya membakar seluruh
alat penyeberangan tersebut. Ia pun mengucapkan pidato yang bersejarah: Al-Aduwwu
amamakum wal bahru waraa’akum fakhtar ayyumaa shi´tum. (Musuh di depan kamu,
lautan di belakang kamu, silakan pilih mana yang kamu kehendaki) Ketika berperang di
Bakkah, Raja Roderick di kalahkan, karena kalahnya Raja tersebut maka Thariq beserta
pasukannya mengambil kesempatan untuk menaklukan kota-kota penting,seperti
Cordova, Granada, dan Toledo (ibukota kerajaan Goth saat itu). Sebelum Thariq
menaklukan kota Toledo, ia meminta tambahan pasukan kepada Musa ibn Nushair di
Afrika Utara sebanyak 5000 personel, sehingga jumlah pasukan Thariq seluruhnya
12.000 orang yang akan menyerang dengan pasukan Gotik yang jauh lebih besar,
100.000 orang. Oleh karenanya Musa ibn Nushair melibatkan diri untuk berperang
dengan membawa pasukakan yang besar untuk membantu Thariq dalam perjuangannya.
Selama perjalanan menyebrangi selat, Musa beserta pasukannya menaklukan beberapa
kota diantaranya Sidonia, Karmona, Seville, dan Merida serta mengalahkan penguasa
kerajaan Gothic, Theodomir di Orihuela dan bergabung bersanma Thariq ibn Ziyad di
Telodo, keduanya berhasil menaklukan kota-kota terpenting di spanyol. Tokoh yang
terkenal pada penaklukan spanyol ini adalah Thariq ibn Ziyad karena pasukannya lebih
besar dan hasilnya lebih nyata yang terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang
didukung oleh Musa ibn Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah
Al-Walid.3

2
Nur Dinah Fauziah Muhammad Mujtaba Mitra Zuana, “Peradaban Islam Di Andalusia
(Spanyol),” Al-’`Adalah : Jurnal Syariah Dan Hukum Islam 1, no. 1 (March 7, 2016): 80–91,
https://doi.org/10.31538/adlh.v1i1.448.
3
Nur Dinah Fauziah Muhammad Mujtaba Mitra Zuana, “Peradaban Islam Di Andalusia
(Spanyol),” Al-’`Adalah : Jurnal Syariah Dan Hukum Islam 1, no. 1 (March 7, 2016): 80–91,
https://doi.org/10.31538/adlh.v1i1.448.

3
Islam sangat besar peranannya dalam menaklukan spanyol selama berkuasa
tujuh setengah abad, dengan itu islam dibagi menjadi enam periode. Periode pertama:
Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Bani Umayyah di
Damaskus. Abilitas stabilitas politik belum sempurna dan ada beberapa gangguan dari
dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam berupa perselisihan diantara elit
penguasa dan perbedaan pandangan antar khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika
Utara yang ber pusat di Kairawan, mereka saling berselisih karena saling klaim bahwa
mereka-lah yang menguasai Spanyol. Dan gangguan dari luar berupa datangnya dari
sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang tinggal di daerah pegunungan. Berakhirnya
periode ini setelah datangnya ‘Abd Al- Rahman Al-Dahil ke Spanyol pada tahun 755
M. Periode kedua: Pada periode ini Spanyol di bawah pemerintahan Abbasiyah di
Baghdad. Gubernur yang pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol,
tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Al-Dahil (yang masuk ke Spanyol). ‘Abd Al-
Rahman Al-Dahil adalah keturunan dari Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kejaran
Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukkan Bani Umayyah di
Spanyol. Pada periode ini, umat Islam mulai memperoleh kemajuan dalam bidang
politik atau pun peradaban dan didirikannya masjid Cordova oleh ‘Abd Al- Rahman Al-
Dahil serta sekolah-sekolah di kota-kota besar di Spanyol. Periode ketiga: dimulainya
periode ini dari pemerintahan ‘Abd Al-Rahman III yang bergelar “An-Nasir”, umat
Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi daulah
Abbasiyah di Baghdad serta berdirinya Universitas Cordova, perpustakaannya memiliki
ratusan buku dan masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang
tinggi. Periode keempat: pecahnya spanyol menjadi beberapa negara kecil menjadi
lebih dari 30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-mulukut
Tawaif yang berpusat di suatu kota seperti sevilla, Cordoba, Taledo dan sebagainya.
Periode kelima: walaupun islam masih terpecah belah, tapi ada kekuatan yang masih
domoninan yaitu Dinasti Murabitun (1086-1143 M) dan Dinasti Muwahiddun (1146-
1235 M). Selanjutnya islam di pimpin oleh penguasa yang lemah sehingga beberapa
wilayah islam dikuasai oleh kristen. Periode keenam: Islam hanya berkuasa di Granada
di bawah Dinasti Ahmar (1232-1492). Dan kembali mengalami kemajuan seperti di

4
zaman ‘Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi, secara politik dinasti ini hanya berkuasa di
wilayah yang kecil.4

Dari hasil penelitian tentang di atas bisa disimpulkan bahwa pengembangan


Islam ke Spanyol didasari oleh semakin berkuasanya Islam di Afrika Utara sehingga
perlu mengadakan perluasan ke Semenanjung Liberia. Kemajuan Eropa yang terus
berkembang hingga saat ini telah berhutang budi kepada kekayaan ilmu-ilmu
pengetahuan Islam yang telah berkembang di periode klasik5

Kemajuan Peradaban Islam di spanyol

Kemajuan Islam kepada Dunia Barat dinilai dengan adanya tokoh-tokoh filosouf
dan ilmuwan. Andalusia merupakan pintu utama terkenalnya Islam ke dunia Barat,
mengantarkan Eropa pada masa Renaissance. Renaissance telah membangkitkan Eropa
dari keterbelakangannya membawa pengaruh luar biasa terhadap Dunia Islam dan
masyarakat Eropa, mengenali mereka kepada perkembangan peradaban dan ilmu
pengetahuan. Pengaruh ilmu islam di Eropa meliputi ilmu-ilmu di bidang filsafat, karya-
karya ilmiah dan filosofis dalam jumlah besar dengan perpustakaan dan universitasnya
yang mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia
Islam.dan dari bidang keilmuan lainnya meliputi teologi, pengobatan, operasi, farmasi,
astronomi, Matematika, kimia, musik, dll.6

Masyarakat Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada di bawah


kekuasaan Islam jauh meninggalkan negara-negara dekatnya di Eropa, Kemajuannya
berdasarkan di dalam bidang pemikiran, bidang sains, bangunan-bangunan fisik dan
lainnya. Meskipun Muslim Spanyol sempat bertahan pada waktu yang lama tetapi pada
akhirnya perjuangannya mengalami keruntuhan. Selanjutnya dari wilayah Spanyol ini

4
Rusniati Rusniati, “Masuknya Islam Di Spanyol (Studi Naskah Sejarah Islam)” 5, no. 2
(December 31, 2019): 108–19, https://doi.org/10.35673/ajdsk.v5i2.591.
5
Sudirman Sudirman, “Islam Dan Peradaban Spanyol: Catatan Kritis Beberapa Faktor Penyebab
Kesuksesan Islam Spanyol,” El-Harakah (Terakreditasi), April 26, 2012,
https://doi.org/10.18860/el.v0i0.1890.
6
Ubadah El-Haji, “Peradaban Islam Di Spanyol Dan Pengaruhnya Terhadap Peradaban Barat,”
Hunafa: Jurnal Studia Islamika 5, no. 2 (August 15, 2008): 151–64,
https://doi.org/10.24239/jsi.v5i2.161.151-164.

5
mengalir berbagai pengetahuan untuk memajukan dan memperbaiki segala
ketinggalannya, mencapai kejayaannya hingga abad ini.7

Kemajuan peradaban Islam spanyol di lihat dari berbagai bidang baik dalam
bidang intelektual yang berpengaruh dengan kebangkitan eropa maupun bidang
kebudayaan dalam bentuk arsitektur. Dalam bidang intelektual perkembangan ekonomi
termasuk di dalamnya, yang mana perkembangan ekonomi ini di dukung dengan
mensejahterakan ekonomi pada abad ke-9 dan abad ke-10 yang pada akhirnya sangat
berpengaruh baik pada beberapa kota di spanyol seperti seville dan Cordova mengalami
kemakmuran lantaran melimpahnya produksi pertanian dan perdagangan internasional8.

Kemudian kemajuan intelektual ilmu pengetahuan yang di dalamnya


mengandung berbagai macam ilmu seperti filsafat yang mulai dikembangkan pada abad
ke-9 M, selama pemerintahan penguasaan Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn
Al-Rahman (832-886 M). Filosofi kala itu adalah Abu Bakar Muhammad ibn Al-Sayigh
atau lebih dikenal dengan Ibn Bajjah, Abu Bakar ibn Tufail yang menulis berbagai
masalah kedokteran,filsafat serta astronomi dan tokoh yang paling terkenalnya itu
adalah Ibn Rusyd yang mana beliau ahli dalam bidang menafsirkan karya aristoteles dan
juga ahli dalam bidang fiqh dengan kitabnya yang terkenal yaitu Bidaayatu Al-
Mujtahid.9

Ilmu pengetahuan selanjutnya adalah sains, ilmu-ilmu seperti kedokteran,


matematika, astronomi dan yang lainnya juga berkembang baik. Penemuan segala
sesuatu dari segala yang belum ada seperti bembuatan kaca dari batu yang ditemukan
oleh Abbas ibn Farnas dan dari segi geografinya ada seorang pemikir yakni Ibnu Jubair
dari Valencia yang menulis tentang negeri-negeri muslim di Mediterania dan Sisilia.
Ibnu Bathutah dari Tangier mencapai Samudera Pasai dan Cina. Ibn al-Khatib
menyusun riwayat Granada. Itulah sebagian naman-nama besar dalam bidang sains.

7
Lailatul Maskhuroh, “Islam Spanyol,” Dar El-Ilmi : Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan Dan
Humaniora 4, no. 2 (October 20, 2017): 106–17.
8
Zuana, “Peradaban Islam Di Andalusia (Spanyol),” March 7, 2016.
9
Dedi Sahputra Napitupulu, “Romantika Sejarah Kejayaan Islam di Spanyol,” Mukadimah:
Jurnal Pendidikan, Sejarah, Dan Ilmu-Ilmu Sosial 3, no. 1 (February 2, 2019): 7–18,
https://doi.org/10.30743/mkd.v3i1.886.

6
Bahasa sastra juga menjadi aspek jayanya islam di spanyol, bahasa yang
digunakan pada saat itu adalah bahasa arab karena bahasa arab sudah menjadi bahasa
sinternasional dan penduduknya pun lebih mahir berbahasa arab dibanding dengan
bahasa aslinya begitu juga dengan non islam yang menjadi penduduk di sana.

Musik dan kesenian, yang terkenal dari musik dan kesenian itu adalah sya’ir,
sya’irnyidak jauh berbeda dengan syairnya orang arab dan dalam bidang ini spanyol
islam mempunyai seniman terkenal diantaranya adalah al-Hasan ibn Nafi dikenal
dengan julukan Ziryab (789-857) juga dikenal sebagai pengubah lagu.

Fiqih, mazhab yang dianut oleh islam spanyol adalah mazhab maliki maka dari
itu para fuqaha atau ulama menyampaikan ilmu terutama imu fiqih itu dengan
mengikuti mazhab makiki. Adapun Ulama yang memperkenalkan madzhab ini ialah
Ziyad ibn Abd al-Rahman, perkembangan selanjutnya dilanjutkan oleh Ibn Yahya yang
menjadi qhodi pada masa Hisyam ibn Abd Rahman. Ahli fiqih lainnnya diantaranya
Abu Bakr ibn Al-Quthiyah, Munzir ibn Said Al-Baluthi dan Ibnu Hazm yang terkenal.10

Jika dilihat dari bidang arsitektur bagunan, kemajuan ini merupakan aspek yg
paling menonjol yang terkenal diantara diantara yang lainnya karena memiliki nilai
arsitektur yang tinggi bahkan memiliki keindahan melebihi kota Konstatinopel seperti
bangunan masjid Cordova, kota Al-Zahra, Istana Ja‘fariyah di Saragosa, tembok
Toledo, istana Al-Makmun, Masjid Seville, dan Istana Al-Hamra di Granada.

Kontribusi islam spanyol terhadap Eropa adalah banyaknya cendikiawan muslim


yang memengaruhi wawasan cendikiawan Eropa yang pada saat itu belajar di
Universitas Andalusia. Mengapa demikian? Karena cendikiawan muslim selalu berfikir
kritis dan luasnya pemikiran mereka.11

Perspektif Pendidikan dan Politik dalam sejarah peradaban Islam, Spanyol


merupakan negara padat penduduk dan memiliki predikat pulau terbesar kedua di
Spanyol. Islam masuk Andalusia pada tahun 711 M di bawah pimpinan Walid bin
Abdul Malik dari Daulah Bani Ummayah. Pasca mampu menguasai Andalusia, Islam

10
Muh Dahlan, “ISLAM DI SPANYOL DAN SISILIA,” Rihlah: Jurnal Sejarah dan
Kebudayaan 4, no. 1 (June 1, 2016), https://doi.org/10.24252/rihlah.v4i1.2580.
11
Listiawati Susanti, “Mengupas Kejayaan Spanyol Dan Kontribusinya Terhadap Eropa,” Jurnal
Dakwah Risalah 27, no. 2 (December 1, 2016): 57–61, https://doi.org/10.24014/jdr.v27i2.2513.

7
segera membentuk ragam versi pemerintahan dan pembangunan, kemajuannya sangat
terasa dan patut diapresiasi, mereka mampu mempertahankan kredibilitas selama 700
tahun lebih. Secara politik, pemerintahan Islam di Andalusia terbagi menjadi enam
periode, yaitu kepemimpinan gubernur, keturunan Bani Umayyah, kekhalifahan, raja-
raja (Muluk al-Thawaif ), kepemimpinan murobithun dan muwahhidun, dan periode
terakhir yaitu kepemimpinan Bani Ahmar. Selama enam periode politik
kepemimpinan Islam, pada periode ketiga atau kepemimpinan khalifah yang mampu
membawa Islam pada puncak kejayaannya.

Namun, masa keemasan tersebut tidak terlepas dari kepemimpinan Islam yang
menuai konflik dengan lawan kekuasaannya, umat Kristiani, bahkan saudara
semuslim yang terpecah belah seperti yang terjadi pada periode Muluk al-Thawaif.
Para perjabat yang kinerjanya semakin menurun, tingginya konflik perbedaan
kelompok, suku, etnis dan budaya yang membuat politisasi umat Islam baik dalam
pembangunan ekonomi, infastruktur hingga fasilitas pendidikan ini lenyap begitu
saja. Pada akhirnya Islam runtuh di Andalusia karena kurangnya perhatian untuk
menjalin persatuan (nations state), persaudaraan (broterhood) serta tergiur aspek
duniawi (profanitas) dan kekuasaan. Abu Abdullah Muhammad dari periode Bani
Ahmar (898 H/1143 – 1492 M) kewalahan atas serangan-serangan penguasa Kristen,
dan akhirnya menyerahkan kekuasaan Islam pada Ferdinand dan Isabella pada tahun
1492 M12

Interaksi Religius dan Linguistik, Islam mulai memegang kekuasaan di tanah


Andalusia pada abad ke 2 H dan terus berkembang proses kulturasi antara keduanya,
hingga pada abad ke 3 H sejumlah penduduk asli Andalusia telah mempelajari dan
bahkan ahli bahasa Arab. Meskipun begitu, bukan berarti Andalusia mengacuhkan
bahasa mereka, namun hal inilah keistimewaan Andalusia, yakni mereka mengenal
dan turut melestarikan budaya yang ada di tengah masyarakatnya. Masyarakat
Andalusia memiliki keterikatan yang sangat kuat dengan Dunia Islam Timur dalam
hal pengembangan Islam dan bahasa Arab.

Ringkas kata, interaksi religius dan linguistik berjalan sangat intens di


Andalusia sejak masa yang paling awal. Proses ini banyak ditentukan oleh pergeseran
12
Fatikhah Fatikhah, “Distorsi Umat Islam Andalusia: Persepektif Pendidikan Politik,” Religia,
October 3, 2017, https://doi.org/10.28918/religia.v12i2.193.

8
posisi umat Islam di sana, mulai dari kekuatan kekuasaan politik, jumlah penduduk,
dan intensitas hubungan mereka dengan penduduk asli Andalusia. Catatan-catatan
sejarah menunjukkan bahwa Andalusia mengimpor sejumlah besar buku- buku karya
para ulama dari dunia Islam Timur, sejumlah besar orang pindah dari Timur ke
Andalusia dan sebaliknya.

Pada masa setelah ‘Abd al-Rahman lll, Andalusia mencapai kejayaannya


dalam hal apapun terutama keagamaan dan kebudayaan. Pada masa ini,
ketergantungan kultural Andalusia kepada Dunia Islam Timur sudah berakhir, dan
Andalusia mulai mengembangkan kebudayaannya sendiri dengan identitasnya yang
khas Andalusia. Islam dan bahasa Arab jelas merupakan faktor terpenting dan
sekaligus menjadi identitas dalam kemajuan budaya Andalusia saat itu, sama dengan
di berbagai belahan dunia Islam lainnya. Akan tetapi, kini Andalusia mulai
membangun identitas sosio kulturalnya sendiri. Sekadar contoh, jika di berbagai
tempat lain pendidikan anak dimulai dengan menghapal al-Qur’an, di Andalusia
pendidikan anak dimulai dengan pelajaran membaca dan menulis menggunakan
ayat-ayat al-Qur’an sebagai materi. Dengan cara itu mereka dapat menguasai
keterampilan membaca, menulis dan penguasaan kitab suci pada saat yang
bersamaan. Selain itu, lembaga pendidikan madrasah juga berkembang dengan baik
dan menjadi wadah pengembangan ilmu-ilmu keislaman secara umum. Ibn Rusyd
dikenal sebagai seorang penulis besar di bidang fikih, terutama karena karyanya,
Bidâyah al-Mujtahid.13
Kesimpulan

Bersumber pada hasil penelitian serta pembahasan di atas bisa disimpulkan,


Spanyol adalah tempat yang paling utama bagi Eropa menyerap peradaban Islam, dalam
bentuk hubungan politik, sosial, serta perekonomian, dan peradaban antarnegara.
Masyarakat Eropa menyaksikan kebenaran bahwa Spanyol berada di bawah kekuasaan
Islam jauh membelakangi negara-negara tetangga Eropa, terpenting dalam bidang
pemikiran dan sains di samping bangunan fisik. Toleransi beragama ditegakkan oleh
para penguasa terhadap penganut agama Kristen dan Yahudi, sehingga, mereka ikut
berpartisipasi mewujudkan peradaban Arab Islam di Spanyol.
13
“Andalusia: Sejarah Interaksi Religius Dan Linguistik | Siregar | Miqot: Jurnal Ilmu-Ilmu
Keislaman,” accessed January 28, 2021,
http://jurnalmiqotojs.uinsu.ac.id/index.php/jurnalmiqot/article/view/93.

9
DAFTAR PUSTAKA

“Andalusia: Sejarah Interaksi Religius Dan Linguistik | Siregar | Miqot: Jurnal Ilmu-
Ilmu Keislaman.” Accessed January 28, 2021.
http://jurnalmiqotojs.uinsu.ac.id/index.php/jurnalmiqot/article/view/93.
Dahlan, Muh. “Islam Di Spanyol Dan Sisilia.” Rihlah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan
4, no. 1 (June 1, 2016). https://doi.org/10.24252/rihlah.v4i1.2580.
El-Haji, Ubadah. “Peradaban Islam Di Spanyol Dan Pengaruhnya Terhadap Peradaban
Barat.” Hunafa: Jurnal Studia Islamika 5, no. 2 (August 15, 2008): 151–64.
https://doi.org/10.24239/jsi.v5i2.161.151-164.
Fatikhah, Fatikhah. “Distorsi Umat Islam Andalusia: Persepektif Pendidikan Politik.”
Religia, October 3, 2017. https://doi.org/10.28918/religia.v12i2.193.
Maskhuroh, Lailatul. “Islam Spanyol.” Dar El-Ilmi : Jurnal Studi Keagamaan,
Pendidikan Dan Humaniora 4, no. 2 (October 20, 2017): 106–17.
Napitupulu, Dedi Sahputra. “Romantika Sejarah Kejayaan Islam di Spanyol.”
Mukadimah: Jurnal Pendidikan, Sejarah, Dan Ilmu-Ilmu Sosial 3, no. 1
(February 2, 2019): 7–18. https://doi.org/10.30743/mkd.v3i1.886.
Rusniati, Rusniati. “Masuknya Islam Di Spanyol (Studi Naskah Sejarah Islam)” 5, no. 2
(December 31, 2019): 108–19. https://doi.org/10.35673/ajdsk.v5i2.591.
Sudirman, Sudirman. “Islam Dan Peradaban Spanyol: Catatan Kritis Beberapa Faktor
Penyebab Kesuksesan Islam Spanyol.” El-Harakah (Terakreditasi), April 26,
2012. https://doi.org/10.18860/el.v0i0.1890.
Susanti, Listiawati. “Mengupas Kejayaan Spanyol Dan Kontribusinya Terhadap Eropa.”
Jurnal Dakwah Risalah 27, no. 2 (December 1, 2016): 57–61.
https://doi.org/10.24014/jdr.v27i2.2513.
Zuana, Nur Dinah Fauziah Muhammad Mujtaba Mitra. “Peradaban Islam Di
Andalusia.” Al-’`Adalah : Jurnal Syariah Dan Hukum Islam 1, no. 1 (March 7,
2016): 80–91. https://doi.org/10.31538/adlh.v1i1.448.
———. “Peradaban Islam Di Andalusia (Spanyol).” Al-’`Adalah : Jurnal Syariah Dan
Hukum Islam 1, no. 1 (March 7, 2016): 80–91.
https://doi.org/10.31538/adlh.v1i1.448.
———. “Peradaban Islam Di Andalusia (Spanyol).” Al-’`Adalah : Jurnal Syariah Dan
Hukum Islam 1, no. 1 (March 7, 2016): 80–91.
https://doi.org/10.31538/adlh.v1i1.448.

10

Anda mungkin juga menyukai