Anda di halaman 1dari 4

Ulangan Tengah Semester

Bahasa Arab

Oleh: Kelompok 1
Warsinah India N
NIM. 20211528
Winda Arum Sari
NIM. 20211529
Wuti Wulandari
NIM. 20211530
Yulianti NIM. 20211531
Yunita Purnama sari
NIM. 20211532

Pembimbing: Abdur Rosyid, M.A.

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1442 H/2020
Islam adalah Aqidah dan Syari’at

Nabi Muhammad SAW. menerima sumber yang menyeluruh tentang akidah dan syari’at
Islam dari tuhannya berupa al-Qur’an. Dan al-Qur’an di sisi Allah dan orang-orang muslim
sebagai sumber utama dalam mengidentifikasi ajaran dasar Islam. dan dari al-Qur’an diketahui
sesungguhnya Islam mempunyai dua bagian dasar; yang tidak diketahui hakikatnya dan
maknanya kecuali dari dua bagian tersebut berada dalam akal, hati, dan kehidupan manusia, dua
bagian itu adalah aqidah dan syari’at.

Aqidah merupakan aspek teoritis pertama untuk mencari keimanan, yang mana di
dalamnya tidak ada keraguan sedikit pun. maka secara tabi’atnya, aqidah banyak konteks yang
berdasarkan hasil kesepakatan para Ulama yang memperjelas hal tersebut, dan kesepakatan itu di
mulai dari dakwah mereka sampai terjadi perbedaan setelahnya.

Aqidah adalah seruan pertama yang Rasul sampaikan. Manusia diminta untuk
mengimaninya dari fase pertama dakwah, yakni dakwah Rasul yang datang dari Allah
sebagaimana yang dibuktikan dalam al-Qur’an tentang para Nabi dan Rasul.

Syari’at adalah hukum yang Allah tetapkan untuk manusia dalan hubungan terhadap
tuhan, saudara muslim, orang lain serta kehidupannya secara umum.

Aqidah dan Syari’at dalam gambaran al-Qur’an

Al-Qur’an telah menggambarkan aqidah berupa iman dan syari’at berupa amal sholeh.
Maka dari itu, banyak ayat yang menjelaskan diantanya:

1. Surat Al- Kahfi ayat 107-108

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholeh itu sengguh benar-benar
akan mendapat surga firdaus sebagai tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya dsn tidsk ingin
beralih darinya.”

2. Surat An-Nahl ayat 97

“Barang siapa mengerjkan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka pasti akan kami berikan kepaanya kehidupan yang baik dan akan kami beri
balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.

3. Surat Al-Ashr 1-3

"Demi Masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling
menasihati untuk kesabaran."
Dan dari sini kita mengetahui sesungguhnya Islam bukan membahas perkara aqidah saja,
dan kewajibannya tidak hanya berhubungan dengan manusia serta tuhannya saja, akan tetapi
seungguhnya aqidah dan syari’at mengajarkan manusia kepada seluruh kebaikan dalam
hidupnya.

Aqidah itu Sumber dan Syari’at itu Bagian

Aqidah dalam Islam adalah sebuah dasar yang dibangun di atas syari’at. Dan syari’at
adalah pengaruh yang bersambung dengan aqidah. Maka kemudian, dalam Islam tidak ada
syari’at jika tidak ada aqidah. Sama halnya tidak akan ada perkembangan syari’at kecuali
dibarengi dengan naungan aqidah. Dengan itu sesungguhnya syari’at tanpa aqidah merupakan
sebuah keutamaan tanpa memiliki dasarnya.

Persamaan dalam islam

Islam telah menerapkan prinsip persamaan, sebagaimana Islam menerapkan prinsip


kemerdekaan dan persaudaraan pada masa awal-awal nya islam, dan prinsip itu hingga sekarang
masih di dakwahkan lebih dari seribu tahun.

Namun, penetapan prinsip ini tidak secara teori, sebagaimana yg terjadi di Prancis dan
Amerika dan ditempat lain dimana kaum muslimin berkumpul. Dan hanya sedikit saja yg
mengimplementasikan dan merealisasikan prinsip ini hal itu karena hawa nafsu yg dominan.
Padahal islam memerintah untuk mewujudkan nya dan nabi telah mewujudkan nya juga para
sahabat telah mengikuti nya.

Adapun kewajiban Syariat berupa Sholat, puasa, zakat, haji dan ibadah yg lainnya itu
merupakan tuntutan bagi setiap musim yg harus dilakukan tanpa terkecuali.

Sholat adalah bagian kedua dari rukun" Islam, di dalam nya terdapat persamaan kaum
muslimin dalam satu shaf, seperti anak kecil dan orang dewasa, orang kaya dan orang miskin,
orang merdeka dan budak, mereka semua rukuk kepada Allah. Begitu juga pada pakaian haji dan
juga dalam pelaksanaan ritual ibadah haji.

Begitu juga dalm masalah pelaksanaan hak bagi seluruh kaum muslimin tanpa terkecuali.
Tidak seperti pemerintahan besar sebelum islam, yang mana apabila telah diputuskan suatu
hukum maka hukum itu hanya berlaku pada masyarakat saja.

Dan disini kami akan ceritakan seorang wanita dari bani makhzum yg telah melakukan
pidana pencurian, kemudian keluarga nya meminta belas kasih kepada Usamah bin zaid karena
ia cinta kepada nabi SAW , maka ketika diceritakan kasusnya kepada nabi, nabi pun marah dan
bersabda, "Apakah kamu meminta belas kasih dari hak Allah? " Sesungguhnya bani Israel itu
jika yang melakukan pelanggaran dari kalangan yg mulia, mereka tidak menghukum nya.
Namun, jika yg melanggar itu dari kalangan yg lemah, mereka memotong tanganya. Demi Allah,
jika sekiranya Fatimah binti Muhammad mencuri maka akan ku potong tangan nya.
Qishash juga diterapkan kepada semua orang, meskipun berbeda tingkatan antara si
pelaku dan korban. Diantaranya bahwa pada suatu hari Nabi SAW berkata kepada orang banyak:
wahai sekalian manusia, barang siapa yang saya ambil hartanya, maka inilah hartaku dan
ambillah darinya, barang siapa yang pernah saya pukul maka qishashlah aku sebelum datang hari
qiyamat.

Adapun ketika itu Nabi merasa para sahabatnya, memiliki persamaan dalam hal ahlak
atau perilaku Nabi. Mereka ingin membantu Rasul dalam perjalanannya, maka Rasul berkata :
"Aku mengetahui, sesungguhnya kalian semua (Sahabat) tunduk kepadaku akan tetapi aku tidak
ingin membeda-bedakan kalian, dan sesungguhnya Allah membenci hamba yang membeda-
bedakan sesama sahabatnya. Dan abu Hurairah telah menceritakan bahwasanya dia keluar
bersama Nabi kepasar untuk membeli beberapa celana, ketika itu aku ingin membawakan celana
itu untuk nabi, ia berkata: "Pemilik barang lebih berhak untuk membawanya". Dengan ini
sahabat menuruti Nabi, maka dari sini Abu Bakar dalam khutbahnya ketika ia diangkat menjadi
Khalifah berkata: “Wahai manusia! Aku telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu, padahal
aku bukanlah orang yang terbaik di antaramu. Maka jikalau aku dapat menunaikan tugasku
dengan baik, bantulah (ikutlah) aku, tetapi jika aku berlaku salah, maka luruskanlah! Orang yang
kamu anggap kuat, aku pandang lemah sampai aku dapat mengambil hak dari padanya.
Sedangkan orang yang kamu lihat lemah, aku pandang kuat sampai aku dapat mengembalikan
haknya kepadanya. Maka hendakklah kamu taat kepadaku selama aku taat kepada Allah dan
Rasul-Nya, namun bila mana aku tiada mematuhi Allah dan Rasul-Nya, kamu tidak perlu
mematuhiku. Ingatlah !!! jika aku lebih kuat dari kalian, aku tetap memiliki kelemahan. dengan
itu aku berbuat kebaikan , dan jika aku lebih lemah daripada kalian aku masih memiliki kekuatan
untuk berbuat baik.

Anda mungkin juga menyukai