Abu Sa’id al-Khudri Masih diberi umur panjang sepeninggalan Nabi Saw.
sekitar 64 tahun. Dengan kesempatan itu, dia menyebarkan dan mengajarkan hadits
kepada banyak orng sehingga banyak sekali periwayatan yang bersumber darinya,
bahkan melebihi seribu hadits. Para perawi haditsmenerima darinya sebanyak 1.170
hadits.Bukhari-Muslim bersepakat dalan 46 hadits, lalu oleh bukhari sendiri
sebanyak 16 hadits, dan oleh Muslim sebanyak 52 hadits.Diantara para sahabat dan
tabi’in yang meriwayatkan darinya adalah Jahir, Zaid bin Tsabit, Ibnu Abbas,
Anas,Ibnu Umar, Ibnu Zubair. Sedangkan dari kalangan tabi’in-tabi’in adalah: Sa’id
bin Musayyah, Abu Salamah, Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah, Atha bin Yasar,
dan masih banyak yang lainnya.
Dia menyertai Nabi Saw. dalam 12 peperangan, yang pertama adalah perang
Khandaq karakternya merupakan seorang yang tes dlam kebenaran, tidak pernah
gentar menyampaikannya sekalipun yang ia hadapi adalah orang yang terpandang
dan memiliki kekuasaan.
Abu Sa’id wafat di Madinah tahun 74 H. Dalam usia lebih dari 80 tahun. Disana
ia banyak menyebarkan hadits dan mendapatkan apresiasi dari kalangan sahabat dan
tabi’in. Semoga Allah SWT. meridhoinya.
Anas tinggal di rumah Nabi dan dia banyak menyaksikan apa yang tidak pernah
dilihat oleh orang lain. Dia banyaka mengetahui kondisi Nasbi SAW. dan perbuatan
apa saja yang beliau lakukan. Sepeningal Nabi SAW. dia masih hidup selama 83
tahun. Waktu yang sedemikian panjang mendukungnya untuk banyak mempelajari
hadis dari Nabi SAW. dari para sahabat beliau serta menyebarluaskannya kepada
banyak orang.
Setelah di Madiah dia menetap di Bashrah, diasalah dia melakukan periwayatan
hadis. Dari bimbingannya bermunculan banyak para imam hadis dari kalangan
tabi’in seperti al-Hasan, Ibnu Sirin, Humaid ath-Thawil, Tsabit al- Banani, dan lain-
lain.
Hadis yang diriwayatkan dari Anas berjumlah 1286 hadis. Bukhori-Muslim
sepakat pada 168 hadis. Bukhari meriwayatkan sendiri sebanyak 83 hadis dan
Muslim sebanyak 71 hadis.
Di dalam kitabnya, at-Tarikh, Bukhari meriwayatkan dari Qatadah, bahwasanya
ketika Anas wafat, Mawriq berkata: “ Hari ini separuh ilmu telah pergi”., lalu
dikatakan kepadanya: “Bagaimana bisa demikian?, ia menjawab: “sebab, selama ini
jika ada orang yang memperturutkan hawa nafsunya menyelisihi kami dalam satu
hadis, maka kami akan katakan padanya ‘kemarilah ikut kami menemui orang yang
mendengarnya langsung dari Nabi SAW. (Anas).”
Anas wafat di luar kota Bashrah, sekitar 1,5 mil. Lalu dimakamkan disuatu
tempat yang kemudian yang dikenal denga Qashr Anas. Menurut pendapat jumhur
yang shahih, dia wafat pada tahun 93 H.
Dia meriwayatkam hadis dari Nabi SAW., juga dari ayahnya dan pamannya
(Zaid),dan dari saudarinya (Hafshah), Abu Bakar, Utsman, Ali, Bilal, Zaod bin
Tsabit, Shuhaib, Ibnu Mas’ud, Aisyah, Rafi’ bin Khadij, dan lain-lain.
Lalu yang meriwayatkan darinya juga cukup banyak, dari kalangan para sahabat
adalah Abdullah bin Abbas, Jabir, al-Aghar, al-Muzni, dan lain-lain. Sedangkan dari
kalangan tabi’in adalah keempat putranya, yaitu Bilal, Hmazah, Slim, Abdullah,
serta maulanya Nafi, Aslam Mawla Umar, Zaid dan Khalid, keduanya adalah putra
Aslam, dan putra urwah bin Zubair dan lain-lain.
Zubair bin Bakar berkata: “Ibnu Umarsenantiasa menghapalkan apa yang ia
dengar dari Rasulallah SAW. jika dia tidak sempat hadir maka dia senantiasa
bertanya kepada mereka yang hadir mengenai perbuatan atau perkataan yang
disampaikan oleh Rasulallah SAW.“
Al-Baihaqi meriwayatkan di dalam kitab Al-Madkhal, dari Az-Zuhri, ia berkata:
“Tidak ada yang menyamai pandangan Ibnu Umar, sesungguhnya 60 tahun dia hidup
sepeninggal Rasulallah SAW., selama itu pula dia tidak pernah menyembunyikan
apa yang pernah dilakukan oleh Rasul ataupun oleh para sahabat beiau.”
Dari Malik ia berkata: “Ibnu Umar hidup sselama 60 tahun setelah
meninggalnya Rasulallah SAW., dalam kurun waktu tersebut banyak sekali delegasi
kaum yang datang menimba ilmu kepadanya.”
Ayahnya menjauhkan Ibnu Umar dari urusan kekhalifahan, dia hanya meminta
pandangan darinya sebagai salah satu pandangan yang biasa dikemukakan dalam
suasana musyawarah, sehingga dia terhindar dari segala fitnah dan konflik yang
terjadi di antara para sahabat, dan ia hanya fokus pada keilmuan dan peribadatan.
Abdullah bin Umar terhitung sebagai salah seorang sahabat yang banyak
memiliki periwayatan hadis, hal itu di dukung oleh beberapa faktor:
Para sahabat memiliki perhatian besar dalam menghapal hadis, namun dalam hal
itu memiliki perbedaan terkait banyak dan sedikitnya hadis yang diriwayatkan. Hal
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang sudah kita ketahui dari biografi
masing-masing sahabat di atas, adapun beberapa faktor yang umum adalah
sebagaimana berikut ini:
Pertama: Kesibukan dalam urusan kekhilafahaan dan peperangan telah
menyulitkan banyak para sahabat untuk fokus menjaa hadis an meriwayatkannya,
sebaaimana yang terjadi pada keempat khalifah; Abu bakar, Umar, Utsman, Ali, dan
juga Thalhah dan Zubair, sebaliknya cukup banyak juga dari kalangan para sahabat
yang memiliki kesemptan untuk menjaga dan menyampaikan hadis sebagaimana
yang terjadi pada Abu Hurairah, Aisyah, Ibnu Umar, dan lain-lain.
Kedua: Lamanya masa persahabatan dengan Nabi SAW. dan intensitas
kebersamaan dengan beliau, baik dalam perjalanan maupun tidak. Serta panjangnya
usia sahabat setelah wafat Nabi, telah menjadi faktor bagi mereka untuk menjaga
hadis dan meriwayatkannya sebagaimana yang terjadi pada Ibnu Mas’ud, Abu
Hurairah, Jabir bin Abdullah, Anas, Ibnu Umar, dan lain-lain. Hal inilah yang
menyebabkan minimny atau tidak adanya periwayatan dari para sahabat yang sudah
meninggal pada masa kenabian atau tidak lama setelah masaa kenabian.
Sebagaimana minimnya periwayatan dari para sahabatyang intensitas kebersamaan
dengan Nabi SAW. agak kurang.
Ketiga: bermunculannya peristiwa-peristiwa baru yang dinamis dan
membutuhkan penjelasan hukum-hukum, telah menjadi faktor banyaknya
periwayatan, penyampaian, dan kajian-kajian hhadis, supaya dapat menjadi dasar
hukum syari’at terkait berbagai peristiwa baru yang bermunculan, yang sebelumnya
belum pernah ada pada masa kenabian, maupun masa Khalifah. Oleh karena itulah,
para sahabat bersegera dalam menyampaikan sunah-sunah Nabi yang ada pad
mereka untuk dipelajari dan diketahui banyak orang.
Keempat: Terjadinya berbagai fitnah dan pendustaan terhadap hadis Nabi yang
dilancarkan oleh sebagian kelompok-kelompok, seperti Syi’ah dan Khawarij, dimana
mereka banyak membuat hadis-hadis palsu, sehingga hal ini menjadi faktor untuk
memperketat periwayatan hadis dan standarisasi perawi yang akan dijadikan sumber
hadis. Dari sinilah bermula minimnya periwayatan hadis dari Ali r.a, sehingga para
ahli hadis akhirnya banyak bersandar kepada hadis-hadis yang berasal dari murid-
murid Ibnu Mas’ud, seperti Ubaidah as-Salmani, Syuraih, Abu Wail, dan lain-lain,
atau bersandar kepada periwayatan ahli bait yang kuat dan terpercaya.
Kelima: Jumlah pengikut atau murid, serta geliat aktifitas mereka turut
mempengaruhi kuantitas periwayatan dari sahabat. Contohnya adalah Utsman bin
Affan, tidak banyak hadis-hadis yang bersumber darinya yang sampai kepada kita
lantaran dia tidak memiliki banyak murid, sebab dia sibuk berfokus pada dinamika
urusan kekhilafahan dan peperangan, serta pembukuan al-Qur’an.
Keenam: kekuatan hapalan dan pencatatan hadis, merupakan dua faktor yang
sangat mendukung banyaknya periwayatan. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada
Abu Hurairah dan Abdullah bin Amru bin Al-Ash.
Ketujuh: Memfokuskan diri hanya kepada aktifitas peribadatan dan kerap
menghindar dari meriwayatkan hadis yang lafadznya tidak di dengar langsung dari
Rasulallah SAW. telah menjadikan banyak dari kalangan para sahabat enggan untuk
meriwayatkan hadis, atau meminimalisir periwayatannya, sekalipun mereka tetap
bersandar dalam penyampaian hadis kepada banyaknya para sahabat Rasul yang
memfokuskan diri pada periwayatan dan penyampaian hadis.
Kedelapan: Jalur periwayatan yang bersambung kepada seorang sahabat yang
merupakan perawi hadis dinilai lemah (dhaif),sehingga para imam hadis yang
berkonsentrasi pada hadis-hadis shahih meninggalkan rantai periwayatan yang lemah
tersebut. seperti yang terjadi pada Abu Ubaidah bin Jarrah yang memiliki gelar
Amiru hadzihi al-Ummah, sanad periwayataan yang bersambung kepadanya banyak
tidak shahih,sehingga hadis-hadisnya tidak tercantum di dalam shahih Bukhori dan
shahih Muslim’.
Sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis
Yang paling banyak meriwayatkan hadis dari kalangan para sahabat adalah Abu
Hurairah, kemudian Abdullah bin Umar bin Khatab, Anas bin Malik, Ibnu Abbas,
Jabir bin Abdullah, Abu Sa’id al-Khudri, Aisyah Ummul Mukninin. Mereka adalah
para sahabat yang memiliki periwayatan lebih di atas seribu hadis, selain mereka
tidak ada lagi.
Imam Muhammad bin Assa’ad mengatakan, di dalam kitab at-Thabaqot,
“Muhammad bin Umar al-Aslami mengatakan, ‘penyebab yang membuat
minimmnya periwayatan hadis dari kebanyakan para sahabat senior adalah
dikarenakan mereka wafat sebelum kebutuhan periwayatan itu muncul sedangkan
terkait dengan Umar dan Ali, mengapa cukup banyak riwayat yang bersumber dari
mereka adalah disebabkan keduanya merupakan pemimpin yang banyak dihadapkan
paa pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab, dan keputusan-keputusan yang harus
ditetapkan diantara orang banyak. Sesungguhnya sahabat Rasulallah SAW. adalah
imam yang patut menjadi panutan dan dipelihara segala sesuatu yang pernah mereka
lakukan dan fatwakan, sebab mereka telah mendengarkan langsung dari Nabi dan
melaksanakan sunah-sunah beliau.
Adapun para sahabat senior yang hadisnya sedikit diriwayatkan, seperti Abu
Bakar,