Anda di halaman 1dari 13

SEKILAS TENTANG SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM SEM.

Nama : Hendrawan Jaler T


Nim : 214110102022
Kelas : 1 KPI C

Definisi Sejarah, Periodesasi Sejarah Islam, Dan Karakteristik Tiap periode


A. Definisi Sejarah
Berbicara mengenai sejarah tentunya tidak lepas dari namanya subtansi tentang peristiwa yang
terjadi pada manusia dimasa lampau, dan tentunya akan berdampak disesudah peristiwa itu
terjadi, namun pada dasarnya tidak semua peristiwa manusia itu bisa dikatakan sejarah. Inggat
sejarah merupakan guru terbaik dalam siklus kehidupan manusia, dengan adanya sejarah
tentunya dapat memperbaiki keadaan baik buruknya suatu peristiwa untuk menjadi nilai plus
dimasa yang akan datang.
Lantas kegunaan sejarah bagi kita apa si ?
1. Bisa mengetahui peristiwa yang telah terjadi dimasalalu dalam konteks, siapa yang
terlibat dalam suatu peristiwa, apa yang terjadi, serta dampak apa yang
mempengaruhi kehidupan di setelahnya, sehingga kita dapat mengambil makna dari
peristiwa yang terjadi dimasa lalu.
2. Sebagai sumber inspirasi, karena dengan kita bercermin pada sejarah yang terjadi
tentunya ada rasa ingin memperbaiki hal tersebut agar tidak terjadi lagi pada
generasi yang akan datang
3. Menumbuhkan jiwa nasionalisme, dengan mempelajari sejarah kita akan menyadari
bahwa pendahulu kita adalah orang orang yang kuat, orang orang hebat yang rela
mati demi kesejahteraan umat dimasa yang akan datang.
4. Sebagai pondasi sebuah bangsa, dengan mengetahui sejarah suatu bangsa akan
mengetahui jatidirinya, pernah saya membaca pepatah penjajah yang selalau
menyuarakan bahwa“apabila hendak menghancurkan suatu bangsa, maka
putuskanlah generasinya dengan para pendahulunya”.

B. Definisi Kebudayaan
Kebudayaan merupakan hasil manifestasi dari cita rasa manusia yang berlandaskan pada nilai
nilai tauhid. Perkembangan kebudayaan islam sangat didasari dengan nilai nilai keagamaan
untuk menunjukan agama yang memiliki fungsi yang sedemikian jelas sehingga bisa kita
rasakan sampai detik ini
1 Unsur Kebudayaan Universal :
1. Bahasa 5. Ekonomi
2. Pengetahuan 6. Religi
3. Organisasi 7. Kesenian
4. Teknologi
C. Periodisasi Dan Karakteristik Sejarah Islam

 Periode Klasik (650 – 1250 M)


Dimasa ini islam membuktikan adanya peningkatan, dengan melakukan perluasan wilayah
kekuasaan islam, terutama pada wilayah asia barat yang mendominasi bangsa arab bermukim
didaerah tersebut, penggunaan Bahasa arab menjadi Bahasa persatuan, namun masih
menggunakan sistem pemerintahan kekholifahan. Dan mengalami puncak kejayaan dimasa
dinasti abasiyah
 Periode Pertengahan (1250 – 1800 M)
Pada periode ini perkembangan islam telah menyebar diluar asia diantaranya telah menginjak
bagian Spanyol, Amerika timur, Asia bagian selatan. Namun bangsa arab sudah tidak lagi
mendominasi wilayah asia dan digantikan oleh bangsa itu sendiri dimana islam itu menyebar,
dan penggunaan bahasa arab sudah tidak menjadi Bahasa persatuan lagi, kekuasaan politik
terpecah pecah dab saling bermusuhan, puncak kejayaan dimasa ini ditandai dengan
kemegahan yang menonjol dibidang arsitektur bangunan.
 Periode Moderen (1800 – Sekarang)
Periode ini juga dikatakan sebagai zaman pembaharuan karena masuknya bangsa barat
kedunia islam, melemahnya politik persatuan umat islam timjr, banyak terjadinya kolonialisme
dan imprelialisme oleh bangsa barat terhadap umat muslim didunia timuar

ARAB PRA ISLAM


Arab sendiri memiliki arti secara Bahasa penggunaan yang bermakna : padang pasir atau
tanah gundul dan gersang bahkan tidak ada air.
 Batasan Wilayah Jazilah Arab
Bagian selatan : Yaman Dan Oman
Bagian timur : Persia dan Qatar
Bagian barat : Laut Merah, Mesir, Dan Etopia
Bagian utara : Yordania dan Irak

 Pembagian Daerah Jasilah Arab


Saudi arabia Unit Emirat Arab
Mekkah dan Madinah Qatar
Yaman Quait
Oman Bahrain

 Politik bangsa arab


Khabilah : politik yang disatukan karena kesamaan suku atau marga.
Nb : kalo Bani nama pemimpinya Amir
Kalo Khabilah Saykul Khabilah
Dan untuk perrgatian Khabilah dipilih berdasarkan seberapa luas wawasan
pengetahuanya.
 Kerajaan yang dibangun
 Himyar diarab selatan
 Saba/Ghosar
 Tempat tinggal bangsa arab
 Yang berada dipedesaan/badui biasanya nomaden
 Yang berada diperkotaan/al-hadlor menetap
 Kepercayaan
 Menganut agama Hanif yang didakwahkan oleh nabi ibraih dan nabi ismail
 Agama Nasrani
 Agama Paganisme dimana ajaran menyembah batu
 Kebudayaan
Adanya kebiasaan mengubur hidup bayi perempuan dengan alasan
 Anggapan bahwa malaikat merupakan anak perempuan tuhan
 Merasa bahwa mereka akan jatuh miskin dimana itu hal yang paling ditakuti
 Takut aib yang menanggung malu
 Kondisi sosial
 Tidak adanya peraturan kawin tetap
 Kondisi ekonomi
Pada masa itu kebanyakan dari penduduk arab pra islam lebih ke dunia perindustrian
perdagangan bahkan ada dari mereka yang berpusat pada pertaninan
Berikut adalah hasil pribumi yang mereka perjual belikan diantaranya :
 Kain bulu
 Kain tenda
 Anggur
 Bahan logistic
 Arak
 Kemenyan

DAKWAH NABI PERIODE MEKKAH MADINAH


Sebelum kehadiran islam, kota Madinah hanya terdiri dari dua bangsa yakni Arab dan
Yahudi. Ditahun 621 M sebanyak 10 orang dari suku Khazraj dan Aus mendatangi Nabi
Muhammad SAW di Aqabah. Dihadapan Nabi Muhammad SAW, orang-orang dari suku
Khazraj tersebut menyatakan diri mereka beriman kepada Allah dan Rasul Nya. Dalam
perjalanan menuju Madinah, Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar singgah di sebuah
tempat yang bernama Quba. Di tempat tersebut Nabi Muhammad dan Abu Bakar mereka
tinggal agak lama dan mendirikan sebuah masjid yang dinamai dengan masjid Quba. Barulah
setelah itu Nabi melanjutkan perjalanan kembali menuju Madinah pada hari Jumat, 24
September 622 M. Setibanya di Madinah, Nabi Muhammad disambut dengan gembira oleh
kaum Muhajirin yang telah terlebih dahulu tiba dan juga kaum Anshar.
 Pembangunan Masjid Nabawi
 Persaudaraan antara Kaum Muhajirin dan Anshar
 Kesepakatan untuk Saling Membantu antara Kaum Muslimin dan non Muslimin
 Peletakan Asas-asas Politik, Ekonomi, dan Sosial
KHULAFAUR RASYIDIN
Khulafaur Rasyidin adalah kekhalifahan pertama yang berdiri setelah wafatnya Nabi
Muhammad pada 632 masehi.
Latar belakang adanya Khulafaur Rasyidin karena Setelah Nabi Muhammad wafat, umat
muslim sempat mengalami kebingungan karena beliau tidak meninggalkan wasiat tentang
siapa yang akan menggantikanya sebagai pemimpin umat Islam.
Khulafaur Rasyidin berjumlah empat khalifah, yaitu :
 Abu Bakar Ash Shiddiq (632-634 M)
Pada masa pemerintahan beliau sempat terjadi Perang Riddah atau perang yang dikenal
untuk melawan kemurtadan untuk mengatasi perpecahan yang terjadi setelah wafatnya
nabi Muhammad
 Umar bin Khattab (634-644 M)
Adanya kemajuan islam yang sangat pesat karena berhasil mengalahkan kekuatan besar
saat itu, yaitu Romawi dibarat dan Persia ditimur.
Daerah yang menjadi kekuasaan Umar meliputi : Jazilah Arab, Palestina, Suriah,
Sebagian Persia, Mesir.
 Utsman bin Affan (644-655 M),
Dimasa ini islam mengalami era yang paling Makmur dan sejahtera. Wilayah Islam yang
diperluas hingga ke Tripoli,Armenia,Turkistan,Cyprus. Namun pada periode kedua terjadi
perpecahan dan pemberontakan karena jabatan strategis dipemerintahan yang diberikan
usman kepada keluarganya dari Bani Umayah.
 Ali bin Abi Thalib (655-660 M)
Pada pemerintahan Ali berusaha mengatasi pemberontakan dengan menarik para amir
yang sebelumnya diangkat oleh Usman.ia juga mengembil alih tanah yang dihadiahkan
usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatan negara.disisi lain Ali
juga mendapatka pemberontakan dari Talhah, Zubair, dan Aisyah karena tidak mau
menghukum pembbunuh usman. Diakhir pemerintahanya umat terpecah belahkan
menjadi 3 golongan dan disitu ali bin abi thalib terbunuh oleh salah satu dari tiga
golongan tersebut.
Para khalifah yang berkuasa selalu menerapkan nilai-nilai ajaran Islam dalam
kepemimpinannya dan mereka dikenal mempunyai perilaku terpuji yang patut diteladani
umatnya.
Dinasti umayyah damaskus (661 hingga 715)
Bani Umayah berdiri setelah Muawiyah Bin Abu Sufyan, gubernur Syiria, merebut kekuasaan
setelah meninggalnya Khalifah Ali bin Abi Thalib. Muawiyah memindahkan ibu kota
kekhalifan dari Madinah ke Damaskus. Setelah Khalifah Usman tewas dibunuh pada
pemberontakan tahun 656 M, Muawiyah melakukan perlawanan kepada penerus Usman, yaitu
Khalifah Ali bin Abi Thalib, karena Muawiyah Menganggap Ali tidak menindak dengan secara
tegas para pembunuh Usman. Perlawanan ini berunjuk pada pertempuran di perang Shifin
Setelah Ali dibunuh oleh kaum Khawarij, Muawiyah juga menolak untuk setia pada Husain
bin Ali, anak dari Khalifah Ali. Namun peperangan bisa dihindari setelah Hasan bin Ali,
menyatakan setia kepada Muawiyah, dalam perjanjian pada tahun 661 M, dengan syarat
Muawiyah bersikap adil dan tidak membentuk dinasti. Namun, Muawiyah mengingkari
janjinya dan menjadikan anaknya, Yazid bin Muawiyah sebagai penerus dan calon khalifah.
Ini membuat pergantian sistem dimana khalifah yang sebelumnya diangkat berdasarkan
kesepakatan umat, menjadi bersifat turun temurun. Hal ini mengawali berdirinya Bani
Umayyah.
Perubahan ini menyebabkan perlawanan dari beberapa kelompok Islam terhadap Bni
Umayah, seperti Hussain bin Ali (adik Hasan dan anak kedua khalifah Ali), serta Abdullah
bin Zubair. Dalam masa pemerintahan Bani Umayyah, kekusaan Kekhalifahan Islam
mengalami perkembangan sangat pesat. Islam menyebar dari Andalusia (Spanyol dan
Portugal), hingga ke lembah Sungai Indus (Pakistan dan India). Perluasan ini menyebabkan
Bani Umayyah menjadi kekuasaan yang sangat besar, dan mampu menyaingi Kekasiaran
Romawi Timur. Kekuasaan Bani Umayah berakhir setelah mereka kalah dari pemberontakan
Bani Abassiyah pada tahun 750 M. Sebagaian besar pemimpin Bani Umayah tewas dalam
pemberontakan ini, namun salah seorang yang selamat, yaitu Abdurahman ad-Dakhil,
berhasil membangun kembali kekuasaan Bani Umayah di Andalusia
DINASTI ABBASIYAH
Bani Abbasiyah adalah sekelompok orang yang memiliki keturunan dengan Nabi
Muhammad melalui jalur paman nabi yang bernama Al-Abbas bin Abdul Muththalib ibn
Hasyim. Kelompok ini kemudian membentuk khilafah dan menggantikan Dinasti Umayyah
pasca keruntuhannya pada tahun 750 Masehi .
Perkembangan di Bidang Ilmu Agama Salah satu Kemajuan Ilmu dan peradaban pada Masa
Dinasti Abbasiyah dipengaruhi berkembangnya ilmu-ilmu agama. Terjadinya sistematisasi
dalam ilmu agama sehingga menjadi lebih terstruktur, luas dan terklasifikasi, seperti ilmu
Tafsir, Hadits dan Fiqh. Tepatnya pada tahun 143 H,ulama keilmuanmenyusun buku-buku
dalam bentuk yang sistematis di bidang ilmu Tafsir, Hadits dan Fiqh. Keilmuan dalam bidang
fikih diadopsi oleh empat mazhab yaitu mazhab Hanafi, Imam Abu Hanifah, madzhab al-
Syafi’i, Imam Muhammad Idris al-Syafi’i, dan madzhab Hambali.Dalam keilmuan teologi
munculnya aliran Mu’tazilah dan Ahlussunnah wal Jama’ahyang dipelopori oleh Abu Hasan
al-Asy’ari dan Abu Mansur al-Maturudi.
Dalam keilmuan hadis,ditemukan penghimpunan hadis yang terpusat di kota Madinah,
Mekkah, Basrah, Kufah dan sebagainya. Ulama yang terkenal dalam bidang hadis yaitu
adalah Ibn Jurayj telah menulis kumpulan haditsnya di Mekah, dan Mālik ibn Anas menulis
dalam kitab Al-Muwatta' nya di Madinah, Al-Awza`i di wilayah Syam, Ibn Abi `Urūbah dan
Hammād ibn Salāmah di Basrah, Ma`mar di Yaman, Sufyān al-Tsauri di Kufah, Muhamad
Ibn Ishāq yang menulis buku sejarah (AlMaghāzi), Al-Layts ibn Sa’ad serta Abū Hanīfah.
Kemudian Pada abad ketiga terjadi perkembangan inovasi dengan penulisan hadits dengan
perubahan bentuk musnad, diantara penulis musnad seperti Ahmad ibn Hanbal, `Ub aydullah
ibn Mūsa al-`Absy al-Kūfi, Musaddad ibn Musarhad al-Basri, Asad ibn Mūsā al-Amawi dan
Nu`aym ibn Hammād alKhuzā`i. Selanjutnya pertengahan abad ketiga penulisan hadits
mengalami perkembangan pesat melalui proses penelitian dan pemisahan hadits-hadits sahīh
dari yang dla`īf diantara tokoh-tokohnya yaitu: Al-Bukhari, Muslim, Ibn Mājah, Abu Dāwud,
Al-Tirmidzi, serta AlNasā’i.
DINASTI UMAYYAH DI ANDALUSIA
Setelah lebih dari 150 tahun setelah jatuhnya Dinasti Umayyah di Damaskus, pemerintahan
Emirat Cordoba yang menjadi sisa-sisa kekuasaan Dinasti Ummayyah, mengubah statusnya
menjadi pemerintahan Kekhalifahan Cordoba pada 929 M. Pengubahan status kekuasaan itu
terjadi ketika Cordoba berada di bawah pimpinan Abdurrahman III. Tidakannya tersebut
didasarkan pada peristiwa terbunuhnya pemimpin Kekhalifahan Dinasti Abbasiyah, bernama
Al-Muqtadir. 3 pemimpin yang sangat menonjol di antara pemimpin lainnya, yaitu
Abdurrahman yang berkuasa pada 931 M sampai 961 M, Al Hakam II yang berkuasa pada
961 M sampai 976 M, dan Hisyam II yang berkuasa pada 976 M sampai 1009 M. Pada
periode pemerintahan 3 penguasa itulah Dinasti Umayyah di kawasan Andalusia mengalami
perkembangan yang sangat pesar diberbagai bidang, terutama ekonomi dan kebudayaan.
Sebagai bukti besarnya kekuasaan Dinasti Umayyah ketika itu, didirikan bangunan-bangunan
megah yang melengkapi keindahan di kawasan tersebut, salah satunya Masjid Cordoba dan
Universitas Cordoba.
Pemerintahan Dinasti Umayyah di Andalusia mulai menunjukkan tanda-tanda
kemundurannya ketika berada di bawah kekuasaan Abdul Rahman Syanjul. Pereknomian
menjadi salah satu faktor yang mengalami kemunduran sangat signifikan. Hal itulah yang
menyebabkan rakyat mulai mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitasnya, sehingga
kota tidak dapat berkebang dengan baik. Kemudian pada 1031, Hisyam III sebagai pemimpin
Dinasti Umayyah ketika itu, memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya setelah
merasa tidak sanggup memperbaiki keadaan negeri yang semakin hari semakin parah.
A. Syalabi mengungkapkan beberapa faktor yang mendorong kaum muslimin menaklukkan
daerah ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Suasana Perang diantara kaum muslimin dengan orang-orang Kristen di Spanyol
(Spanyol dikenal dengan tempat bertemunya beberapa umat beragama).
2. Pergolakan – pergolakan dikalangan penduduk Spanyol (kaum Romawi pada 133 M,
kaum Yahudi, Vandal, Kristen/Nasrani), faktor inilah yang mendorong kaum
muslimin untuk menyerang Spanyol karena yakin dapat menaklukkan dengan mudah.
3. Perebutan kekuasaan yang berlaku di daerah Spanyol (umat Islam di undang oleh
kalangan tertentu untuk kepentingan tertentu pula).
4. Serangan kaum muslimin ke Spanyol atas undangan penduduk dalam negeri itu
sendiri untuk mempertahankan hak-hak mereka.
5. Niat kaum Islam untuk menyebarkan ajaran Islam di daerah-daerah itu.
Pada masa khalifah Abbasiyah, Al Manshur (754-755 M) telah melakukan aktifitas
penerjemahan hingga masa khalifah al makmun (813- 833 M). Bidang intelektual lainnya
yaitu sains yang meliputi ilmu kedokteran, fisika, matematika, astronomi, kimia, botani,
zoologi, geologi, ilmu obat-obatan juga berkembang dengan baik. Banyak lagi bidang yang
bermunculan seperti bahasa dan sastra, musik dan kesenian. Tidak kalah maju bidang arsitek
dan bangunan di beberapa kota di Andalusia, diantaranya yang terbesar ialah istana al-
hambra yang berada di Granada hingga saat ini bisa kita nikmati keindahannya, taman-taman
kota yang menghiasi seluruh kota jugan sudah tertata rapi.
Bidang lain yang menjadi sorotan utama dalam penulisan ini ialah kemajuan dibidang keilmuan
agama. Ilmu tafsir berkembang jauh setelah masa Hisyam Ibn Abdurrahman, salah satu
mufassir Andalusia yang terkenal adalah Al-Qurtubi, nama lengkapnya ialah Abu Abdillah
Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr bin Farh al Anshari al Khazraji al Andalusi (w.1273).
Kemajuan bidang keilmuan yang paling mendasar ialah dalam bidang fikih, Andalusia dikenal
sebagai pusat penganut mazhab Maliki. Adapun yang memperkenalkan mazhab ini di
Andalusia ialah Ziyad bin Abdurrahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibnu
Yahya yang menjadi Qadhi pada masa Hisyam Ibn Abdurrahman. Para ahli fikih lainnya ialah
Abu Bakr bin al Quthiyah, Muniz bin Sa‟id Al Baluthi, Ibnu Rusyd, penulis kitab Bidayah al
Mujtahid wa Nihayah al Muqtasid, Asy- Syatibi, penulis buku Al Muwaffaqat fi Ushul Asy
Syari’ah (Ushul Fikih), dan Ibnu Hazm.

DINASTI TURKI UTSMANI


Pada sistem pemerintahan dengan kurun waktu 1299-1923 (624 TH) turki usmani didirikan
oleh usman 1 dengan keturunan bangsa turki, yang beridiologi islam suni ternyata tidak jauh
lepas dari pengguanaan Bahasa turki sebagai Bahasa administrasi tidak hanya itu penggunaan
gelar tetntunya sangat melekat pada otak kita dengan gelar Sultan + Nama + Pasha. Dengan
sisitem kepercayaan yang ada diantaranya islam, kriten, katolik tidak menjadikan perbedaan di
antara mereka, bahkan kebudayaan yang ada seperti islam+Eropa+Turki tidak menyurutkan
kesejahteraan mereka menurun. Disini pasukan yang dimiliki adalah pasukan jannisari, selain
itu Pelabuhan Istanbul yang pernah nyentrik dimasanya karena letak yang sangat strategi itu.
Peninggalan yang mereka tinggalkan adalah Tophapi Palase.
Perang Bersama antara turki Usmani dengan Safawiyah di menangkan oleh pasukan turki
Usmani yang menghasilkan perjanjian :
1. Menyerahkan Wilayah Safawiyah yang berdekatan dengan Azarbaizan
2. Sepakat tidak menjelekan 3 khalifah, tidak memaksakan suni ke syiah
3. Sepakat melakukan gencatan senjata 2 dekade

DINASTI SYAFAWIYAH
Masa pemerintahan 1501-1706/Persia
Idiologi Islam Syiah
Founder Ismail 1
Gen Bangsa Turki + Persia
Bahasa Bahasa Persia/Farsi
Gelar Syah+Nama
Kebudayaan Persia
Pasukan Qizilbash/Baret Merah
Kepercayaan Islam Sufi, Suni
Masa kejayaan Oleh Syah Abas
Pelabuhan Hairmuz
Peninggalan Cihil Sut, Qapu Sheh Mosque Isfaha
DINASTI MUGHAL
Masa pemerintahan 1526-1857 /India
Idiologi Islam Suni
Founder Zahrudin Muhammad Babur 1
Gen Mongol keturunan Timur Lime + Jengkis + Mughol + Turki
Bahasa Urdu/Campuran Arab + Persia + Sansekerta
Gelar Sultan + Nama + Khan
Kebudayaan Persia + India
Pasukan Mansbdaris
Kepercayaan Islam, Hindu, Budha, Sikh
Pelabuhan Mughol Gowa
Peninggalan Tajmahal

Perkembangan kultur islam di asia tenggara


Dalam historiografi Asia Tenggara, diterima secara luas bahwa sejarah Asia Tenggara pada
umumnya dibagi menjadi dua periode yaitu, Asia Tenggara yang ter-India-kan dan periode
Asia Tenggara yang ter-Islam-kan sebelum datangnya era Kolonial. Penyebaran Islam ke
Kepulauan Asia Tenggara di mulai sekitar akhir abad ke-13 dan awal abad ke-14.
Kedatangan Islam menandai awal menelusuri lanskap sosio-politik dan kultural indigenos di
dunia melayu sebelum penetrasi budaya hindu serta asal-usul dan proses akulturasi dari
pengaruh Hindu dan Islam di kawasan Asia Tenggara.
Ada beberapa teori tentang masuknya Islam ke kawasan Asia Tenggara, seperti teori
kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Arab, Cina dan India.
1. Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Arab
Dikemukakan oleh John Crawford[3].Menurutnya Islam datang dari Arab melalui pedagang.
Buktinya catatan China mengatakan orang Arab dan Persia telah mempunyai pusat
perniagaan di Canton sejak tahun 300 M. Pedagang Arab yang ke China singgah di
pelabuhan Asia Tenggara tepatnya di Selat Malaka karena posisinya yang strategis, dalam
jalur perdagangan.
2. Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Cina.
Dikemukakan oleh E.G Eredia dan S.Q. Fatimi. Menurut Eredia, Canton pernah menjadi
pusat Perdagangan bagi para pedagang Arab hingga pedagang Cina memeluk Islam.
Pedagang China Islam ini kemudiannya berdagang di Asia tenggara disamping menyebarkan
Islam.
3. Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari India/Gujarat.
Dikemukakan oleh S.Hurgronje, Menurutnya Islam datang dari Gujarat/India dan pantai
Koromandel di semenanjung India. Hubungan dagang Asia Tenggara dengan India telah
terwujud sejak lama, hal ini memberikan peluang bagi pedagang Islam India untuk
menyebarkan Islam.
Cara-cara Datang dan Berkembangnya Islam di Asia Tenggara MenurutUka Tjandrasasmita,
saluran-saluran Islamisasi yang berkembang ada beberapa yaitu:
 Saluran Perdagangan
 Saluran Perkawinan
 Saluran Tassawuf
 Saluran pendidikan
 Saluran politik

Tahap-tahap perkembangan islam


 Kehadiran para pedagang muslim (7-12M)
 Terbentuknya kerajaan islam (13-16M)
 Pelembagaan islam
Perkembangan Islam di negara-negara Asia Tenggara
1. Islam di Indonesia
2. Islam di Malaysia
3. Islam di Singapura
4. Islam di Thailand
5. Islam di Filiphina
Waktu kapan Islam masuk ke Indonesia masih ada perbedaan pendapat, berikut beberapa
teori mengenai masuknya Islam ke Indonesia, yaitu :
1. Teori Gujarat
Teori ini merupakan teori tertua yang menjelaskan tentang masuknya Islam di
Nusantara. Dinamakan Teori Gujarat, karena bertolak dari pandangannya yang
mengatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara berasal dari Gujarat, pada abad ke-13
M, dan pelakunya adalah pedagang India Muslim.
2. Teori Makkah
Teori ini dicetuskan oleh Hamka, Ia lebih menguatkan teorinya dengan
mendasarkan pandangannya pada peranan bangsa Arab sebagai pembawa agama
Islam ke Indonesia, kemudian diikuti oleh orang Persia dan Gujarat. Gujarat
dinyatakan sebagai tempat singgah semata, dan Makkah sebagai pusat, atau Mesir
sebagai tempat pengambilan ajaran Islam.
3. Teori Persia
Pencetus teori ini adalah P.A. Hoesein Djajadiningrat. Teori ini berpendapat
bahwa agama Islam yang masuk ke Nusantara berasal dari Persia, singgah ke Gujarat,
sedangkan waktunya sekitar abad ke-13. Teori ini lebih menitikberatkan tinjauannya
kepada kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat Islam Indonesia yang
dirasakan memiliki persamaan dengan Persia (Morgan, 1963:139-140).
Kerajaan Islam di Asia Tenggara
1. Kesultanan Samudera Pasai (abad ke-13)\ Samudera Pasai merupakan kesultanan
Islam pertama di Indonesia.Letak kesultanan ini di Aceh Utara.Sultan pertama
Samudera Pasai adalah Malikush Shaleh.Letak Samudera Pasai sangat strategis
sebagai pusat pelayaran dan perdagangan di Nusantara.
2. Kesultanan Malaka (abad ke-15) Kesultanan ini terletak di Semenanjung
Malaka.Islam di Malaka berasal dari Kesultanan Samudera Pasai.Pendiri Kesultanan
Malaka adalah Paramesywara, seorang pangeran dari Sriwijaya.Paramesywara
menikah dengan putri sultan Samudera Pasai dan kemudian masuk Islam.Kesultanan
Malaka mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Muzaffar Syah
(1445-1459).
3. Kesultanan Islam Pattani (abad ke-15). Kehadiran Islam di Pattani dimulai dengan
kedatangan Syekh Said, mubalig dari Pasai, yang berhasil menyembuhkan raja
Pattani bernama Phaya Tu Nakpa yang sedang sakit parah.Phaya Tu Nakpa (1486-
1530) beragama Budha kemudian masuk Islam dan bergelar Sultan Ismail Syah.
4. Kesultanan Brunei Darussalam (abad ke-15). Kesultanan Brunei Darussalam
merupakan kesultanan Islam yang terletak di Pulau Kalimantan sebelah utara.Islam
pertama kali masuk ke Brunei pada 977, dibawa saudagar Cina. Setelah raja Awang
Alak Betatar (1406-1408) masuk Islam, ia mengubah kerajaan itu menjadi
kesultanan. Kata "Darussalam" ditambahkan pada kata "Brunei" pada abad ke-15
5. Kesultanan Islam Sulu (abad ke-15). Kesultanan Sulu merupakan kesultanan Islam
yang terletak di Filipina bagian selatan.Islam masuk dan berkembang di Sulu melalui
orang Arab yang melewati jalur perdagangan Malaka dan Filipina.Pembawa Islam di
Sulu adalah Syarif Karim al-Makdum, orang Arab yang ahli ilmu pengobatan.
6. Kesultanan Ternate (abad ke-15). Kesultanan Islam terbesar di Maluku adalah
Kesultanan Ternate.Penyebaran Islam di daerah ini dilakukan oleh para ulama dan
pedagang dari Pulau Jawa.Islam menjadi agam kerajaan setelah Sultan Zainal Abidin
memerintah.Kesultanan Ternate menjadi salah satu pusat penyebaran Islam di
kawasan timur Nusantara.Kesultanan Ternate mencapai kejayaannya pada masa
pemerintahan Sultan Babullah
7. Kesultanan Aceh Darussalam (abad ke-16). Kesultanan Aceh atau Aceh Darussalam
adalah kerajaan Islam yang terletak di Pulau Sumatera bagian utara.Kesultanan ini
didirikan pada 1541 oleh Sultan Ali Mughayat Syah.Kesultanan Aceh mengantikan
peran Kesultanan Samudera Pasai dan Kesultanan Malaka yang jatuh ke tangan
Portugis, terutama dalam perdagangan dan pelayaran.Kesultanan ini mengalami
puncak kejayaan pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda.
8. Kesultanan Demak (abad ke-16). Kesultanan Demak adalah kesultanan Islam
pertama di Pulau Jawa.Raja Demak pertama adalah Raden Fatah, bupati Majapahit di
Bintoro dan mencapai puncak kejayaan di bawah kepemimpinan Sultan Trengono.
9. Kesultanan Cirebon (abad ke-16). Kesultanan Cirebon merupakan kerajaan Islam
pertama di Jawa Barat.Kesultanan Cirebon didirikan pada 1450 oleh Pangeran
Walangsungsang.Tokoh yang paling berperan menjadikan Cirebon sebagai
Kesultanan Islam adalah Syarif Hidayatullah.
10. Kesultanan Banjar (abad ke-16). Kesultanan Banjar merupakan kesultanan Islam
yang terletak di Pulau Kalimantan bagian selatan.Kesultanan ini pada walnya
bernama Daha, sebuah kerajaan Hindu yang berubah menjadi kesultanan
Islam.Kesultanan Banjar berdiri pada 1595 dengan penguasa pertama Sultan
Suriansyah.Islam masuk ke wilayah ini tahun 1470
11. Kesultanan Banten (abad ke-16). Kesultanan ini adalah kesultanan terbesar di Jawa
Barat.Kesultanan Banten didirikan Sunan Gunung Jati pada 1524.Pada masa
pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin, Islam telah mengalami perkembangan
pesat.Hal ini ditandai dengan berdirinya bangunan masjid dan pesantren.Kesultanan
Banten mencapai masa keemasannya di masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa
(1651-1683).
12. Kesultanan Buton (abad ke-16). Kesultanan Buton merupakan kerajaan Islam yang
terletak di Pulau Buton, Sulawesi bagian tenggara.Kerajaan Buton menjadi
kesultanan setelah Halu Oleo, raja ke-6, memeluk agama Islam. Penyebaran Islam
secara luas dilakukan oleh syekh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Patani,
seorang ulama dari Kesultanan Johor.
13. Kesultanan Goa (abad ke-16). Kesultanan Goa terletak di sebelah selatan Pulau
Sulawesi.Kerajaan Goa berubah menjadi kesultanan pada akhir abad ke-16, di masa
pemerintahan Sultan Alauddin (1593-1639). Pada masa kepemimpinan Sultan
Hasanuddin terjadi perang Makassar (1666-1669) meawan Belanda.
14. Kesultanan Johor (abad ke-16). Kesultanan Johor berdiri setelah Kesultanan Malaka
dikalahkan oleh Portugis.Sultan Alauddin Riayat Syah membangun Kesultanan Johor
pada sekitar tahun 1530-1536.Masa kejayaan kesultanan ini terjadi pada masa
pemerintahan Sultan Abdul Jalil Riayat Syah II.
15. Kesultanan Kutai (abad ke-16).\ Kesultanan Kutai terletak di sekitar Sungai
Mahakam, Kalimanta bagian timur.Pada awalnya, Kutai merupakan kerajaan yang
dipengaruhi ajaran Hindu dan Buddha.Islam berkembang pada masa kepemimpinan
Aji Raja Mahkota (1525-1600).
16. Kesultanan Pajang (abad ke-16). Kesultanan Pajang merupakan kerjaan Islam
pertama di pedalaman Jawa.Kesultanan ini didirikan oleh Joko Tingkir pada 1546,
setelah Trenggono, Sultan Demak, wafat.Joko Tingkir atau Sultan Adiwijaya
membawa pengaruh Islam dari wilayah pesisir ke wilayah pedalaman
Jawa.Kesultanan Mataram (abad ke-16). Kesultanan Mataram beridiri sejak
1582.Kesultanan ini berawal dari wilayah Kesultanan Pajang yang dihadiahkan oleh
Sultan Adiwijaya kepada Kiai Ageng Pamanahan.Sultan pertama Mataram adalah
Panembahan Senopati (1582-1601).

Kolonialisme Dunia Islam Oleh Bangsa Barat

Bangsa Barat mulai melakukan kolonialisme di dunia Islam abad ke-16. Tanda-tanda kekuatan
tandingan mulai muncul setidaknya sejak abad ke-16. Portugal dan Spanyol mulai menguasai
sejumlah wilayah strategis umat Islam di Afrika Utara dan pesisir Samudra Hindia. Saat itu,
kekuatan Muslimin yang paling head to head terhadap Eropa ialah Kesultanan Utsmaniyyah.
Berabad-abad lamanya, Islam mendominasi warna peradaban dunia. Begitu besar kontribusi
kaum Muslimin pada pencerahan umat manusia. Perluasan wilayah pengaruh Islam terjadi
dengan berbagai cara, mulai dari ekspansi militer, diplomasi, perdagangan, hingga kebudayaan
sehari-hari. Bangsa Barat yang semula berlomba-lomba memperebutkan resources komoditas
di dunia Timur, kini mulai bersikap menjajah. Kolonialisme merupakan pengalaman pahit bagi
umumnya kaum Muslimin global.
Menurut Iik Arifin Mansurnoor dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, sejak abad ke-19,
ekspansi Barat kian kuat. Namun, saat itu, dunia Islam yang meliputi wilayah-wilayah di Afrika
Utara, Asia Barat, Asia Tengah, Anak Benua India, hingga Nusantara sudah menjadi fragmen-
fragmen tersendiri. Sebagai contoh, saat Portugal melancarkan serangan ke daerah pantai
Samudra Hindia, Kesultanan Utsmaniyyah berupaya melindungi kepentingannya di sana. Oleh
karena sejak awal pertumbuhannya kerajaan ini berorientasi ke Eropa, pemerintah Istanbul
semata-mata mencoba membantu penguasa Muslim lokal untuk menghadapi bangsa Eropa
non-Muslim itu. Sepan jang abad ke-16, misalnya, Kesultanan Aceh termasuk yang menikmati
berbagai bantuan dari saudara seimannya di Turki. Arifin lantas memetakan pola respons dunia
Islam terhadap eks pansi bangsa Eropa. Ditinjau dari segi stabilitas kedaulatan Muslim, ada
sejumlah corak yang menonjol.

Pertama, rezim yang stabil. Ini dicontohkan oleh Kesultanan Utsmaniyyah. Saat Eropa ber
ekspansi, Istanbul lebih siap menghadapinya karena sudah terlebih dahulu terbuka terhadap
dinamika modern yang muncul di Benua Biru, terutama sejak awal abad ke-18. Bahwa, pada
akhirnya kesultanan ini melemah dan luruh pascagerakan prosekulerisme yang diinisiasi
Kemal Ataturk, itu soal lain. Kedua, rezim yang agak stabil. Arifin mencontohkan, Dinasti
Qajar di Iran. Penguasa Qajar sejak abad ke- 19 mulai bersikap permisif terhadap pengaruh
asing. Alhasil, respons mengemuka. Kaum ulama setempat menentang penetrasi Barat sebagai
campur tangan terhadap Iran. Kelompok lokal yang berpendidikan Eropa mengecam
bobroknya rezim Qajar. Adapun kelompok pedagang melihat sistem ekonomi kini cenderung
merugikan mereka.

Ketiga, entitas politik yang terbelah-belah. Ini ditunjukkan kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara
saat kedatangan ekspansi bangsa Eropa. Maka dari itu, kekuatan militer dan taktis dari Barat
dapat secara relatif lebih mulus mencengkeramkan kekuasaanya. Mereka mencaplok satu per
satu wilayah di Nusantara. Memasuki abad ke-20, muncul corak pemerintahan baru. Bukan
lagi konsep teritorial-religius, melainkan republik (sekuler). Paham yang terutama
mendorongnya ialah nasionalisme, sebagaimana mengemuka di Barat pasca-Revolusi Prancis
akhir abad ke-18.

Dunia Islam juga terpengaruh hal itu, terutama sejak Ataturk menggulingkan kekuasaan sultan
Utsmaniyyah pada 1924. Persebaran kaum terdidik Barat di berbagai masyarakat Muslim,
termasuk Indonesia, juga ikut menguatkan diseminasi nasionalisme. Saat menempuh
pendidikan, mereka mendalami sistem sekuler yang memisahkan antara urusan agama dan
negara. Usai Perang Dunia II, pergerakan kemerdekaan bermun culan di Asia dan Afrika.

Anda mungkin juga menyukai