yang tentunya harus kita syukuri dengan cara: yang pertama, kita meyakini
dalam hati bahwa nikmat-nikmat tersebut datangnya dari Allah semata, yang
Allah kehendaki.
Di antara nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita adalah harta dan
sehatnya anggota badan seperti lisan, tangan, kaki dan lainnya. Semua nikmat
itu harus kita gunakan untuk ketaatan kepada Allah,dan berkompetisi dalam
shahih, mengucapkan ucapan yang baik, beramar ma’ruf nahi munkar dan
sebagainya.
1
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian berkompetisi dalam kebaikan
2. Makna dan kandungan dari Ayat dan hadist tentang berkompetisi
dalam kebaikan
3. Pengertian amar ma’ruf nahi munkar
4. Makna dan kandungan Ayat dan hadist tentang amar ma’ruf nahi
munkar
2
PEMBAHASAN
)١٤٨ ( َج ِمي ًعا ِإنَّ هَّللا َ َعلَى ُك ِّل ش َْي ٍء قَ ِدي ٌر
1
Arif Sobaruddin, Pengertian Kompetisi. (Online). Diakses Pada Tanggal 11 Maret 2019.
Pada Pukul 22.34 wib. http//www.bisosial.com/2012/11/pengertian-kompetisi.html
3
mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat) Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Isi kandungan dari ayat diatas yaitu setiap umat memiliki kiblat, Umat
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail menghadap ke ka’bah, sedangkan Bani
Israil dan orang-orang Yahudi menghadap ke Baitul Maqdis, dan Allah
telah memerintahkan kaum muslimin untuk menghadap ka’bah dalam
shalat. Maka dari itu, hendaknya kaum muslimin harus bersatu, bekerja
dengan giat, beramal, bertaubat, dan berlomba-lomba dalam berbuat
kebaikan sehingga tidak menjadi fitnah dan bahan perbincangan dari
orang-orang yang ingkar sebagai penghambat. Selain itu Allah akan
mengumpulkan seluruh umat manusia pada hari kiamat kelak untuk
dihitung dan diberi balasan atas segala amal perbuatannya. Karena Allah
maha kuasa atas segala sesuatu dan tidak ada satupun yang dapat
melemahkannya untuk mengumpulkan seluruh umat manusia pada hari
pembalasan nanti.2
HR. Muslim No.309
Makna yang dapat kita ambil dari hadist diatas ialah kita sebagai
manusia tidak boleh menunda-nunda waktu dalam melakukan amal,
2
http://cari-carimakalah.blogspot.com/2017/03/makalah-berkompetisi-dalam-
kebaikan.html?m=1 Diakses tanggal 01/03/19 Jam 20:00
4
perbuatan, kerja dan menciptakan karya yang postif, dan bernilai
pahala selagi kita masih dalam keadaan ataupun kondisi yang
memungkinkan.3
3. Hikmah Perilaku Berkompetisi Dalam Kebaikan
a. Setiap orang mempunyai kewajiban untuk beribadah kepada
Allah dan berbuat baik kepada sesama.
b. Dengan kebaikan kita dapat berkompetisi atau bersaing dengan
orang lain.
c. Sebagai muslim kita meyakini bahwa Allah maha kuasa atas
segala sesuatu yang dikehendaki-Nya.
d. Memahami bahwa perbuatan ibadah dan kebajikan sangat
diperlukan bagi manusia.
e. Mempraktikan perilaku berkompetisi dalam kebaikan seperti yang
terkandung dalam Q.S. Al-Baqarah : 148.
f. Tanamkan keimanan yang kuat didalam hati agar tidak mudah
tergoda oleh bujuk rayu setan yang hendak menjerumuskan
manusia kejurang kenistaan.
g. Pahami dengan seksama, mana perilaku yang baik dan manpula
yang buruk. Agar kita dapat memilih dan menentukan mana
perbuatan yang pantas untuk dilakukan dan mana yang tidak
pantas untuk dilakukan.
h. Tanamkan keyakinan dalam hati bahwa berkompetisi atau
bersaing secara sehat untuk menjadi yang terbaik dan dalam hal
kebaikan sangat dianjurkan dalam islam.
i. Pandanglah semua orang sebagai pesaing mu dalam berbuat
kebaikan sehingga kamu mempunyai motivasi untuk berlomba
dalam hal kebaikan .
3
https://asysyariah-com.cdn.ampproject.org
5
B. Pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar
1. Secara Etimologis
penggalan kata yang apabila dipisahkan satu sama lain mengandung :منكرnahi,
berikut:
“Amar ialah suatu tuntutan perbuatan dari pihak yang lebih tinggi
ma’ruf kata ini berasal dari kata dengan arti (mengetahui) bila berubah
menjadi isim, maka - معرفة- عرفاناkata ma’ruf secara harfiah berarti terkenal
yaitu apa yang dianggap sebagai terkenal dan oleh karena itu juga diakui
dipegang oleh agama islam, maka pengertian maruf ialah, semua kebaikan
yang dikenal oleh jiwa manusia dan membuat hatinya tentram, sedangkan
munkar adalah lawan dari ma’ruf yaitu durhaka, perbuatan munkar adalah
Nahi menurut bahasa larangan, menurut istilah yaitu suatu lafadz yang
4
Khairul Umam, A Ahyar Aminuddin, Usul Fiqih II, (Bandung :Pustaka Setia, 1998) 97
5
Ibid, 97
6
Ibnu Mundhur, Lisan al Arab, jilid XI, (Beirut: dar al Shodir, tt), 239.
6
fiqih adalah, lafadz yang menyuruh kita untuk meninggalkan suatu pekerjaan
Jadi bisa disimpulkan bahwa Allah berupa iman dan amal salih.
“Amar” adalah suatu tuntutan perbuatan dari pihak yang lebih tinggi
kata ma’ruf maka secara harfiah berarti terkenal yaitu apa yang
dianggap sebagai terkenal dan oleh karena itu juga diakui dalam
Karena kalimat tersebut suatu istilah yang dipakai dalm al-Qur’an dari
berbagai
aspek, sesuai dari sudut mana para ilmuan melihatnya, oleh karena
itu
boleh jadi pengertiannya cenderung kea rah pemikiran iman, fiqih dan
akhlak.
7
Khairul Umam, A Ahyar Aminuddin, Usul Fiqih II, (Bandung :Pustaka Setia, 1998). 107
8
Salman Bin Fahd al-Audah, Urgensi Amar Ma’ruf Nahi Munkar, penj. Ummu’ udhma’
azmi (Solo: Pustaka Mantiq), 13
7
2. Secara Terminologis
Munkar adalah segala sesuatu yang diketahui oleh hati dan jiwa tentran
nahi munkar adalah yang dibenci oleh jiwa, tidak disukai dan
akal.9
amar ma’ruf berarti menghalalkan semua yang baik, karena itu yang
amalan sunah yang sangat agung (mulia) maka sesuatu yang wajib dan
9
Ibnu Taimiyah, Etika Beramar Ma’ruf Nahi Munkar , penj. Abu Fahmi, (Jakarta: gema
Insan press, 1995), 15
10
Ibid, 17
8
Al-Qur’an adalah kitab Tuhan yang universal, berlaku kapan saja, dimana
saja, dan untuk siapa saja. Dalam kehidupan kita sehari-hari, banyak kita
berbuat kemungkaran, bahkan diri kita sendiri pun disadari atau tidak
Amar ma’ruf nahi munkar tidak hanya menyangkut hal-hal yang berkaitan
dengan pokok-pokok agama saja atau ideologi semata. Amar ma’ruf nahi
munkar juga bisa saja berkaitan dengan kehidupan sosial, politik, budaya
yang masih membujang untuk segera menikah, berarti orang tersebut telah
PENUTUP
A. kesimpulan
9
tersebut. Amar Ma’ruf Nahi Munkar adalah menyuruh apa yang
diperintahkan oleh syara’ dan dinilai baik oleh akal, dan mencegah apa
yang dilarang syara’ dan dinilai buruk oleh akal. Namun apabila perbuatan
itu dianggap baik oleh akal sedangkan dianggap buruk oleh syara’ maka
kita harus meningalkannya.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://cari-carimakalah.blogspot.com/2017/03/makalah-berkompetisi-dalam-
Khairul Umam, A Ahyar Aminuddin, Usul Fiqih II, (Bandung :Pustaka Setia,
1998).
Ibnu Mundhur, Lisan al Arab, jilid XI, (Beirut: dar al Shodir, tt).
Khairul Umam, A Ahyar Aminuddin, Usul Fiqih II, (Bandung :Pustaka Setia,
1998).
Salman Bin Fahd al-Audah, Urgensi Amar Ma’ruf Nahi Munkar, penj.
Ibnu Taimiyah, Etika Beramar Ma’ruf Nahi Munkar , penj. Abu Fahmi,
11