Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BERKOMPETISI DALAM KEBAIKAN

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata pelajaran : Al-Qur’an Hadist

Guru pengampu : Ust.Iden Supriyadi S.Pd.I

Disusun oleh:

Siti komalasari

MADRASAH ALIYYAH

PESANTREN PERSATUAN ISLAM 81 CIBATU

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Garut, 01 Mei 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................2

DAFTAR ISI.....................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ………………………………………………………...4

B. Rumusan masalah ……………………………………………………..4

C. Tujuan ……………………………………………………….........................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Berkompetisi ………………………………………………………...5

B. Pengertian Kebaikan ……………………………………………………….........5

C. Berkompetisi dan Kebaikan


……………………………………………………….6

BAB III PENUTUPAN

A. Kesimpulan…………………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Allah SWT telah menciptakan manusia bersuku suku, berbangsa-bangsa untuk


saling kenal mengenal. Allah SWT juga telah menurunkan kepada ummat manusia
setiap masa seorang Rasul dengan membawa syari’atnya masing-masing. Kita tahu
ada ummat Yahudi, Nasrani, Majusi, dan Islam, serta ummat yang lain. Setiap ummat
pemeluk agama ( Kabilah ) mempunya kiblat sendiri, Orang Yahudi mempunyia
Kiblat sendiri yang mereka menghadap kepadanya. Orang Nasrani juga mempunyai
kiblat sendiri yang mereka menghadap kepadanya. Allah memberi petunjuk kepada
Ummat muhammad kepada Kiblat yang di ridhoi Allah SWT yaitu Ka’bah.

Ummat Islam di perintah oleh Allah SWT untuk berlomba-lomba dengan Ummat
yang lain dalam berbuat kebaikan, semua perbuatan akan mendapatkan Penilaian dari
Allah SWT, amal siapakah yang dinilai baik oleh Allah SWT? Jawabannyatentu harus
di kembalikan kepada Allah SWT.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka kami merumuskan beberapa


hal yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu:

1. pengertian dari berkompetist ? dan Apa pengertian kebaikan?

2. Bagaimana penjelasan perintah Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah:148


serta Surat Al Fathir : 32

C. Tujuan

1. kita mengetahui dan memahami perintah Allah SWT untuk berkompetisi dalam
kebaikan.
4
2. Untuk mengingat kita agar senantiasa berbuat kebaikan, kapanpun dan dimanapun.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Berkompetisi

Kompetisi adalah kata kerja intransitive yang berarti tidak membutuhkan objek
sebagai korban kecuali ditambah dengan pasangan kata lain seperti against (melawan), over
(atas), atau with (dengan). Tambahan itu pilihan hidup dan bisa disesuaikan dengan
kepentingan keadaan menurut versi tertentu.

Menurut Deaux, Dane dan Wrightsman (1993), kompetisi adalah aktivitas mencapai
tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok. Individu atau kelompok memilih
untuk bekerja sama atau berkompetisi tergantung dari struktur reward dalam suatu situasi.

B. Pengertian Kebaikan

Secara umum kebaikan adalah sesuatu yang diinginkan, yang diusahakan dan
menjadi tujuan manusia. Tingkah laku manusia adalah baik dan benar, jika tingkah laku
tersebut menuju kesempuranan manusia. Kebaikan disebut nilai(value), apabila kebaikan itu
bagi seseorang menjadi kebaikan yang konkrit.Manusia menentukan tingkah lakunya untuk
tujuan dan memilih jalanyang ditempuh. Pertama kali yang timbul dalam jiwa adalah tujuan
itu, dalampelaksanaanya yang pertama diperlukan adalah jalan-jalan itu. Jalan
yangditempuh mendapatkan nilai dari tujuan akhir.Manusia harus mempunyai tujuan akhir
untuk arah hidupnya.

Tingkah laku atau perbuatan menjadi haik dalam arti akhlak, apabila membimbing
manusia ke arah tujuan akhir, yaitu dengan melakukan perbuatan yang membuatnya baik
sebagai manusia

Berdasarkan norma susila, kebaikan atau keburukan perbuatan Manusia dapat


dipandang melalui beberapa cara, yaitu:
5
1. Objektif, keadaan perseorangan tidak dipandang.

2. Subjektif, keadaan perseorangan diperhitungkan.

3. Batiniah, berasal dari dalam perbuatan sendiri (kebatinan intrinsic)

4. Lahiriah, berasal dari perintah atau larangan Hukum Positif (ekstrinsik)Perbuatan yang
sendirinya jahat tidak dapat menjadi baik atau netralkarena alasan atau keadaan.

Biarpun mungkin taraf keburukannya dapat berubahsedikit sedikit, orang tidak boleh
berbuat jahat untuk mencapai kebaikan Perbuatan yang baik, tumbuh dalam
kebaikannya, karena kebaikan alasandan keadaannya. Suatu alasan atau keadaan yang
jahat sekali, telah cukup untuk menjahatkan perbuatan. Kalau kejahatan itu sedikit ,
maka kebaikan perbuatanhanya akan dikurangi.Perbuatan netral memproleh
kesusilaannya, karena alasan dan keadaannya. Jika ada beberapa keadaan , baik dan
jahat, sedang perbuatan itu sendiri ada baik atau netral dipergunakan .

C. Berkompetisi dalam Kebaikan

Berikut ini adalah beberapa ayat Al-Qur’an yang memerintahkan kepada kita
Ummat Islam untuk berlomba-lomba dengan ummat yang lain dalam berbuat
kebaikan. Diantaranya Surah al-Baqarah ayat 148 dan surah fathir ayat 32:

1. Surah Al-Baqarah, 2: 148

‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
‫َي ٍء قَ ِد ْي ٌر‬ ِ ‫ت اَ ْينَ َما تَ ُكوْ نُوْ ا يَْأ‬
ْ ‫ت بِ ُك ُم ُ َج ِم ْيعًا ۗ اِ َّن َ ع َٰلى ُك ِّل ش‬ ِ ۗ ‫َولِ ُك ٍّل ِّوجْ هَةٌ ه َُو ُم َولِّ ْيهَا فَا ْستَبِقُوا ْال َخي ْٰر‬

Artinya : Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja
kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat).
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.( QS Al-Baqarah: 148]

2. Isi Kandungan Surah Al-Baqarah, 2:148

Tiap tiap umat ada kiblatnya masing masing yang dijadikan arah untuk
ibadah pada zamanya. Umat Islam menhadapkan wajahnya dalam beribadah menuju
6
ke arah Masjidil Haram yang di dalamnya ada bangunan Kakhah. Umat nabi
Ibrahim dan Ismail juga menghadap ke arah Kakbah sedangkan umat Rani Izrail dan
umat Nasrani menghadap ke arah Baitul Maqdis. Allah swt

Memberikan ketentuan bagi setiap umat manusia dalam beribadah kepadaNya


dengan menunjukkan rah kiblat yang sudah di tentukan. Manusia yang taat dan patuh
terhadap apa yang diperintahkan Allah tentu akan melaksanakan dengan penuh taqwa,
sedangkan orang yang ingkar akan mencari dan membuat arah kiblat sendiri sesuai dengan
keinginanya.

Allah swt akan dapat menilai dan melihat hamba hambanya yang patuh dan taat,
dapat pula melihat hambanya yang melanggar serta meninggalkan perintahnya. Manusia
yang senantiasa berbuat baik dan taat pastilah Allah akan membalasanya dengan pahala
berupa Syurga. Sedangkan manusia yang lalai dan meninggalkan perintah Allah maka
tempatnya adalah di Neraka yang apinya senantiasa menyala nyala,

Hari kiamat sebagi hari pembalasan akan menjadi suatu masa bahwa setiap
perbuatan manusia akan diminta pertanggungjawabanya. Perbuatan baik sekecil appun pasti
akan mendapat balasanya demikian juga perbuatan buruk atau jahat sekecil apapun juga
akan mendapat balasan yang sangat adil dan setimpal. Tak ada satupun manusia di hari
kiamat yang akan dapat meloloskan diri dari pengadilan Allah swt. Kehidupan di akhirat
hakekatnya adalah kehidupan hakiki dan merupakan kehidupan yang sebenarnya,oleh
karena itu kehidupan yang sebentar di dunia ini hendaklah benar benar digunakan dengan
sebaik baiknya untuk di isi dengan amal perbuatan yang baik. Kebahagiaan manusia di
akhirat sesungguhnya ditentukan oleh kebahagiaan di dunia ini dengan satu syarat
senantiasa melakukan dan melaksanakan syariat Allah dengan sebaik baiknya.

Allah swt sudah memberikan gambaran dan peringatan agar manusia berhati hati
dalam hidup ini sebagaimana banyak tertuang dalam firman Allah yang berisi agar manusia
berbuat baik, karena setiap perbuatan akan kembali kepada manusia itu sendiri. Seperti
disebutkan dalam Al quran surat, Al- haqarah ayat, 25,58,83,195, Al-Maidah 13, Al-An’am :
84, Al-A’raf: 56, Yunus: 26, dan Surat Yunus: 7

Selain firman Allah tersbut masih banyak surat dalam Al quran yang memerintahkan
untuk berbuat haik. Maka dengan niat penuh keikhlasan hendaklah kita awali dan
perbaharui hidup ini dengan niat untuk senantiasa melakukan amal amal perbuatan yang
baik.

3. Penerapan Al-Baqarah, 2: 148 dalam Kehidupan Sehari-hari

a. Kita harus berusaha untuk menjadi pribadi yang selalu berusaha untuk
Berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya, dan juga meyakini bahwa nantinya
Akan ada hari kiamat/hari pempembalasan.

7
b. Meyakini bahwa setelah hidup di dunia masih ada kehidupan yang
selanjutnya yaitu di alam kubur dan alam akhirat, sehingga di dunia ini kita
harus berbuat kebaikan yang sebanyak-banyaknya untuk bekal di akhirat
nanti.

c. Sebagai seorang muslim kita harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-


Baiknya, contohnya, adalah menggunakan waktu luang untuk Memperbanyak
ibadah kepada Allah swt.

d. Memperbanyak berbuat kebaikan karena nantinya akan mendapatkan


Pembalasan di hari pembalasan nanti. Ingat, bahwa kebaikan sekecil Apapun
yang kita kerjakan selama di dunia ini pasti akan mendapatkan Balasan,
sebaliknya kejahatan sekecil apapun juga akan mendapatkan Balasan.

e. Senang berbuat baik terhadap diri sendiri dan orang lain serta alam
Sekitarnya sebagai bukti dari keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah
Swt.

f. Di sekolah kita harus berlomba-lomba dalam kebaikan, misalnya dalam


belajar, dalam mengerjakan ulangan secara jujur, sehingga kita bisa
mendapatkan nilai yang terbaik dan memuaskan.

4. Surat Al Fathir : 32

َ ِ‫ت بِاِ ْذ ِن هّٰللا ِ ٰۗذل‬


‫ك ه َُو ْالفَضْ ُل‬ ٌ ۢ ِ‫ص ٌد ۚ َو ِم ْنهُ ْم َساب‬
ِ ‫ق بِ ْال َخي ْٰر‬ ِ َ‫ب الَّ ِذ ْينَ اصْ طَفَ ْينَا ِم ْن ِعبَا ِدن َۚا فَ ِم ْنهُ ْم ظَالِ ٌم لِّنَ ْف ِس ٖه ۚ َو ِم ْنهُ ْم ُّم ْقت‬
َ ‫ثُ َّم اَوْ َر ْثنَا ْال ِك ٰت‬
‫اا ْل َكبِ ْي ُر‬

Artinya : Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara
hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di
antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu
berbuat kebaikan dengan izin Allah, Yang demikian itu adalah karunia yang amat besbesar

5. Isi Kandungan Surat Al Fathir : 32

Berdasarkan surat dan ayat di atas Ibnu Taimiyyah membagi manusia. Kedalam tiga derajat
kedudukan manusia:

a. Golongan Dholimun Linafsih, ialah golongan yang selalu mendholimi dan


menganiaya diri sendiri. Mereka merupakan golongan yang durhaka kepada Allah
SWT, dengan meninggalkan perintaNya dan mengerjakan Larangan laranganNya.

b. Golongan Mukhtasid, ialah golongan dari kelompok manusia yang derajatnya berada
pada pertengahan, bersifat cermat dan senantiasa berhati hati dengan melaksanakan
kewajiban dan menjauhi larangan laranganNya.

c. Golongan Sabiqun Bil Khairat, ialah golongan dari manusia yang senantiasa aktif
dalam melakukan kebaikan. Golongan ini memiliki ruhiyyah yangtinggi dengan
8
senantiasa melaksanakan yang wajib dan mengerjakan amalan amalan yang sunat.
Hidupnya istiqomah dan menjauhi dari perkara perkara yang syubhat dan ragu ragu
dalam kehidupan sehari hari.

Allah swt mewariskan kitab Al Quran) kepada hamba hambanya yang


terpilih untuk diamalkan dan dikerjakan apa yang diperintahkan dan dilarang dalam
kitab tersebut. Dalam kenyataanya manusia memiliki berbagai ragam bentuk
aktifitas untuk menerima dan mewarisi kitab yang telah Allah wariskan. Ada diantara
mereka menanggapi kitab Allah dengan sungguh sungguh dan mengerjakanya
dengan amal amal perbuatan haik karena mendapatkan ridho dan izin Allah, adapula
yang menerima dengan seenaknya tanpa mau mengerjakan apalagi mentaati isi dan
ajaran kitab Allah tersebut sehingga apa yang dilakukanya sesungguhnya seperti
menganiaya diri sendiri. Karena Manusia yang tidak mau beramal baik sesuai dengan
kitab Allah sesungguhnya amal perbuatan itu akan kembali pada dirinya sendiri. Dan
yang lebih banyak manusia itu ada di pertengahan yang terkadang taat namun dilain
waktu manusia itu melanggar.

Kitab Allah (Al-Quran) merupakan satu pedoman hidup manusia baik untuk
kebahagiaan di dunia maupun kebahagiaan hidup di akhirat. Agar manusia mampu
meraih kedua hal tersebut maka manusia dituntut untuk mampu memahami,
membaca, dan mengamalkan apa yang terkandung dalam kitab Allah tersebut.
Orang Islam mempunyai kewajiban untuk mampu dan dapat membaca Al-quran
dengan baik dan benar, memahami arti dan maknanya, serta mengamalkan apa
yang ada didalamnya.

Sayid Sabiq dalam kitabnya telah membagi akhlak manusia kedalam tiga
Tingkatan :

a. Nafsu Amarah, ialah nafsu manusia yang tingkatanya paling rendah dan Sangat
hina karena senantiasa mengutamakan desakan dan bisikan hawa Nafsu yang
merupakan godaan syaitan.

b. Natsu Lawwammah, ialah nafsu yang senantiasa menjaga amal manusia Untuk
berbuat salih dan berhati hati serta instropeksi terhadap kesalahan kesalahan
apabila terperosok kedalam kemungkaran.

c. Natsu Muthmainah, ialah akhlak manusia yang paling tinggi derajatnya karena
memiliki ruhani dan jiwa yang tenang, suci, dalam keadaan selalu melakukan
kebaikan kebaikan dan beramal shalih,

6. Penerapan Surat Al Fathir : 32 dalam Kehidupan Sehari-hari

9
a. Kita harus selalu berusaha untuk menjadi orang-orang yang bertaqwa Dengan
menjalankan apa-apa yang telah diperintahkan dan menjauhi apa- apa yang
telah menjadi larangannya.

b. Selalu berusaha semaksimal mungkin dalam berbuat kebaikan

c. Bertaubat apabila melakukan suatu kejahat, dan berusaha untuk tidak


mengulanginya lagi

d. Menjadikan amal shalih sebagai kebutuhan kita

BAB II

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Suatu nikmat apabila telah disyukuri, Tuhan berjanji akan menambahnya lagi.
Dan janganlah sampai berbudi rendah, tidak mengingat terima kasih. Tidak syukur atas
nikmat adalah suatu kekufuran. Kalau nikmat yang telah dianugerahkan Allah tidak
disyukuri, mudah saja bagi Allah mencabutnya kembali, dan meng- hidupkan kita di
dalam gelap.

Meskipun Rasul sudah diutus, ayat sudah diberikan, al-Qura’n sudah


Diwahyukan, hikmat sudah diajarkan dan kiblat sudah terang pula, semuanya tidak Akan
ada artinya kalau tidak ingat kepada Allah (zikir) dan bersyukur. Orang yang Tidak
mensyukuri nikmat Tuhan yang telah ada, tidaklah akan merasai nikmat Islam itu. Maka
zikir dan syukur, adalah dua pegangan teguh yang banyak Diterangkan di dalam al-Quran
dan Sunnah Rasulullah SAW.

Dari penjabaran diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa manusia tak lepas dari
sebuah dosa. Dimanapun kita berada pasti kita sering melakukan dosa setiap harinya
entah kita sadari atau tidak.Apabila kita ingin berbuat baik kepada orang lain. Terkadang
kita salah mengerti dengan keadaan orang tersebut sehingga terjadi salah paham diantara
sesama.

10
Dimanapun kaki ini menginjak dan dimanapun nafas ini masih menghembus,
jalankanlah perintah berlomba-lombalah dalam kebaikan sesuai dengan maksud yang ada.
Berikanlah yang terbaik untuk sesama dan pahami bagaimana keadaannya terlebih dahulu
agar kita terhindar dari rasa kesalahpahaman antar sesama serta tidak ada yang dirugikan
atas semua tindakan baik kita.

B. Saran

Dari makalah yang telah penulis buat, mungkin terdapat kesalahan dan kekurangan
baik itu dari penulisan atau dari kata-katanya, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
dari para pembaca, agar dapat memberikan motivasi atau nasihat guna memperbaiki
makalah ini nantinya.

DAFTAR PUSTAKA

http://tugasgalau.blogspot.co.id/2015/09/makalah-berkompetisi-dalam-
kebaikan.html

http://rosdianaz.blogspot.co.id/2015/05/makalah-berkompetisi-dalam-
kebaikan.html

https://rizkiwirsa.wordpress.com/2015/03/08/makalah-agama-tentang-kompetensi
dalam-kebaikan-kurikulum-2013/

http://creatifina.blogspot.co.id/2017/07/makalah-kompetisi-dalam-kebaikan.html

http://cari-carimakalah.blogspot.co.id/2017/03/makalah-berkompetisi-dalam-
kebaikan.html

http://www.izetmutaqien.id/2017/07/makalah-quran-dan-hadits-berlomba-
lomba.html

11

Anda mungkin juga menyukai