BAB 6
PERILAKU TAAT, KOMPETISI DALAM
KEBAIKAN DAN ETOS KERJA
OLEH:
MUHAMMAD RIFWAN
KELAS XI IPS 2
Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah SWT. Tuhan
seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang
yang penulis beri judul ” bab 6 perilaku taat, kompetisi dalam kebaikan dan etos
kerja”.
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa berteri makasih yang
sebesar-besarnya kepada mereka, kedua orang tua dan segenap keluarga besar
penulis yang telah memberikan dukungan, moril, dan kepercayaan yang sangat
.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
A. Pengertian Berkompetisi...............................................................................6
B. Pengertian Kebaikan.....................................................................................6
A. Kesimpulan.................................................................................................19
B. Saran............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
untuk saling kenal mengenal. Allah SWT juga telah menurunkan kepada
masing-masing. Kita tahu ada ummat Yahudi, Nasrani, Majusi, dan Islam, serta
ummat yang lain. Setiap ummat pemeluk agama ( Kabilah ) mempunya kiblat
ummat yang lain dalam berbuat kebaikan, semua perbuatan akan mendapatkan
penilaian dari Allah SWT, amal siapakah yang dinilai baik oleh Allah SWT?
B. Rumusan Masalah
dimanapun.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Berkompetisi
lain seperti against (melawan), over (atas), atau with (dengan). Tambahan itu
versi tertentu.
B. Pengertian Kebaikan
Secara umum kebaikan adalah sesuatu yang diinginkan, yang diusahakan dan
menjadi tujuan manusia. Tingkah laku manusia adalah baik dan benar, jika tingkah
apabila kebaikan itu bagi seseorang menjadi kebaikan yang konkrit.Manusia menentukan
tingkah lakunya untuk tujuan dan memilih jalanyang ditempuh. Pertama kali yang
tujuan akhir. Manusia harus mempunyai tujuan akhir untuk arah hidupnya.
membimbing manusia ke arah tujuan akhir, yaitu dengan melakukan perbuatan yang
Perbuatan yang sendirinya jahat tidak dapat menjadi baik atau netralkarena
keadaannya. Suatu alasan atau keadaan yang jahat sekali, telah cukup
alasan dan keadaannya.Jika ada beberapa keadaan, baik dan jahat, sedang perbuatan itu
kepada kita Ummat Islam untuk berlomba-lomba dengan ummat yang lain
dalam berbuat kebaikan. Diantaranya Surah al-Baqarah ayat 148 dan surah
fathir ayat 32 :
1. Surah Al-Baqarah,2: 14
a. Isi Kandungan
Tiap tiap umat ada kiblatnya masing masing yang dijadikan arah
ada bangunan Kakbah. Umat nabi Ibrahim dan Ismail juga menghadap
keinginanya.
yang patuh dan taat, dapat pula melihat hambanya yang melanggar
baik dan taat pastilah Allah akan membalasanya dengan pahala berupa
menyala nyala.
juga perbuatan buruk atau jahat sekecil apapun juga akan mendapat
balasan yang sangat adil dan setimpal. Tak ada satupun manusia di
hari kiamat yang akan dapat meloloskan diri dari pengadilan Allah
dalam firman Allah yang berisi agar manusia berbuat baik, karena
Maidah : 13, Al-An`am : 84, Al-A`raf : 56, Yunus: 26, dan Surat
Yunus : 7
Selain firman Allah tersbut masih banyak surat dalam Al quran
keikhlasan hendaklah kita awali dan perbaharui hidup ini dengan niat
Allah swt.
2. Surat Al Fathir : 32
Isi Kandungan :
laranganNya.
menjauhi dari perkara perkara yang syubhat dan ragu ragu dalam
yang terpilih untuk diamalkan dan dikerjakan apa yang diperintahkan dan
berbagai ragam bentuk aktifitas untuk menerima dan mewarisi kitab yang
telah Allah wariskan. Ada diantara mereka menanggapi kitab Allah dengan
karena mendapatkan ridho dan izin Allah, adapula yang menerima dengan
seenaknya tanpa mau mengerjakan apalagi mentaati isi dan ajaran kitab
menganiaya diri sendiri. Karena manusia yang tidak mau beramal baik
sesuai dengan kitab Allah sesungguhnya amal perbuatan itu akan kembali
pada dirinya sendiri. Dan yang lebih banyak manusia itu ada di
melanggar.
Agar manusia mampu meraih kedua hal tersebut maka manusia dituntut
kewajiban untuk mampu dan dapat membaca Al-quran dengan baik dan
benar, memahami arti dan maknanya, serta mengamalkan apa yang ada
didalamnya.
tiga tingkatan :
a.Nafsu Amarah, ialah nafsu manusia yang tingkatanya paling rendah dan
sangat hina karena senantiasa mengutamakan desakan dan bisikan hawa
manusia untuk berbuat salih dan berhati hati serta instropeksi terhadap
mengulanginya lagi
pemerintah, orang tua dan lain-lain, tidak berlaku curang, dan setia.
dijalankan. Taat pada aturan adalah sikap tunduk kepada tindakan atau
perbuatan yang telah diatur baik oleh Allah Swt., nabi, pemimpin, atau yang
masyarakat terdapat aturan, di mana saja kita berada, pasti ada aturannya.
Mustahil aturan dibuat tanpa adanya tujuan. Oleh karena itu, wajib hukumnya
kita menaati aturan yang berlaku. Taat kepada Allah Swt. adalah hal yang
paling utama, namun kita juga harus taat kepada para pemimpin kita selama
Aturan yang tertinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah Swt., yaitu
yang dibuat oleh Nabi Muhammad saw., yang disebut sunah atau hadis. Di
bawahnya lagi ada aturan yang dibuat oleh para pemimpin (amir), baik
pemimpin keluarga.
terkecil sampai pada suatu negara sebagai institusi terbesar, tidak akan stabil
negara, tentulah negara tersebut akan menjadi lemah dan mudah terombang-
ambing oleh kekuatan luar. Oleh karena itu, Islam memerintahkan umatnya
untuk taat kepada pemimpin karena dengan ketaatan rakyat kepada pemimpin
serta kemakmuran.
Ayat dan hadis yang berhubungan dengan ketaatan pada aturan dan
pimpinan. Dalam agama Islam, banyak dalil yang menunjukkan perintah untuk
ِ يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا أَ ِطيعُوا هَّللا َ َوأَ ِطيعُوا ال َّرسُو َل َوأُولِي اأْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ْم فَإ ِ ْن تَنَا َز ْعتُ ْم فِي َش ْي ٍء فَ ُر ُّدوهُ إِلَى هَّللا
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
semangat kerja yg menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu
kelompok.
Etos berasal dari bahasa Yunani yang berarti sesuatu yang diyakini, cara
muslim bahwa bekerja tidak hanya bertujuan memuliakan diri, tetapi juga
sebagai suatu manifestasi dari amal sholeh dan mempunyai nilai ibadah yang
luhur.
bermakna, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang
melahirkan keyakinan yang sangat mendalam bahwa bekerja itu bukan saja
sebagai suatu manifestasi dari amal sholeh. Sehingga bekerja yang didasarkan
sikap pengabdian sebagaimana firman Allah, “Dan tidak Aku menciptakan jin
56).
sehingga bekerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman tauhid, bukan saja
Apabila bekerja itu adalah fitrah manusia, maka jelaslah bahwa manusia
yang enggan bekerja, malas dan tidak mau mendayagunakan seluruh potensi
diri untuk menyatakan keimanan dalam bentuk amal kreatif, sesungguhnya dia
itu melawan fitrah dirinya sendiri, dan menurunkan derajat identitas dirinya
sebagai manusia.
Setiap muslim selayaknya tidak asal bekerja, mendapat gaji, atau sekedar
bekerja secara produktif serta dilandasi semangat tauhid dan tanggung jawab
merupakan salah satu ciri yang khas dari karakter atau kepribadian seorang
muslim.
hidup yang tak memberikan makna, apalagi menjadi beban dan peminta-minta,
sesuatu yang penuh manfaat yang merupakan bagian amanah dari Allah. Dan
yang diinginkan (“man jada wa jada” – Siapa yang giat, pasti dapat)
2. Melakukan sesuatu dengan prinsip: “Mulai dari diri sendiri, mulai dari
Artinya:
begitu juga rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan
kepada Allah yang maha mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu
Taubah/9 : 105)
Allah Swt. akan melihat dan menilai amal-amal tersebut. Pada akhirnya,
seluruh manusia akan dikembalikan kepada Allah Swt. dengan membawa amal
atas perbuatannya itu. Mereka yang berbuat jahat akan diberi siksaan atas
PENUTUP
A. Kesimpulan
terima kasih. Tidak syukur atas nikmat adalah suatu kekufuran. Kalau nikmat
yang telah dianugerahkan Allah tidak disyukuri, mudah saja bagi Allah
diwahyukan, hikmat sudah diajarkan dan kiblat sudah terang pula, semuanya
tidak akan ada artinya kalau tidak ingat kepada Allah (zikir) dan bersyukur.
Orang yang tidak mensyukuri nikmat Tuhan yang telah ada, tidaklah akan
rnerasai nikmat Islam itu. Maka zikir dan syukur, adalah dua pegangan teguh
Dari penjabaran diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa manusia tak
lepas dari sebuah dosa. Dimanapun kita berada pasti kita sering melakukan
dosa setiap harinya ,entah kita sadari atau tidak.Apabila kita ingin berbuat
baik kepada orang lain.Terkadang kita salah mengerti dengan keadaan orang
dengan maksud yang ada. Berikanlah yang terbaik untuk sesama dan pahami
bagaimana keadaannya terlebih dahulu agar kita terhindar dari rasa
kesalahpahaman antar sesama serta tidak ada yang dirugikan atas semua
B. Saran
maupun Al-Hadist.
DAFTAR PUSTAKA
http://anandalangkai.blogspot.co.id/2015/09/membangun-bangsa-melalui-
perilaku-taat.html
https://mubt4.blogspot.co.id/2015/09/pendidikan-agama-islam-taat-peraturan.html
http://www.bisosial.com/2012/11/pengertian-konpetisi.html