Anda di halaman 1dari 5

DEWAN PENGURUS PUSAT

PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA


TAHUN 2020
Graha DPP PPNI: Jl. Lenteng Agung Raya No 64 RT 006/RW 008 Kec. Jagakarsa Jakarta
Selatan 12610;
Telp: +6221 2271 0272 www.inna-ppni.or. id; dppppni@gmail.com;
Badan Hukum: AHU-93.AH.01.07 Tahun 2012 AHU-133.AH.01.08
Tahun 2015 tentang Perubahan Pengawas dan Pengurus

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


Kegiatan Belajar I

SISTEM PERNAPASAN

DE SKRI PSI
Modul ini berisi materi tentang penyakit asma dan masalah keperawatan yang sering
terjadi pada pasien dewasa dengan asma untuk mendukung kemampuan lulusan dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan berbagai masalah pada pasien asma dengan
pendekatan proses keperawatan.

Kompetensi/ Capaian Pembelajaran

Setelah menyelesaikan modul ini, peserta mampu melakukan:


1. Menjelaskan definisi/pengertian dari asma
2. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada pasien asma dengan benar
3. Mampu menegakkan masalah keperawatan pada pasien asma
4. Mampu mengidentifikasi tindakan keperawatan yang dapat dilakukan secara
mandiri dan kolaborasi
5. Mampu melakukan evaluasi proses keperawatan pada pasien ama
UR AI AN MATE RI
1. Pengertian

Asma adalah penyakit jalan napas obstruktif intermitten, reversibel dimana trakea dan
bronchus berespons secara hiperaktif terhadap stimuli.

2. Penyebab
a. Faktor ekstrinsik (asma imunologik atau asma alergi): reaksi antigen-antibodi dan
inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)
b. Faktor intrinsik (asma non imunologi atau asma non alergi):
- infeksi parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasma.
- fisik: cuaca dingin, perubahan temperatur, iritan: kimia, polusi udara: CO2,
asap rokok, parfum,
- emosional: takut, cemas dan tegang, aktivitas yang berlebihan

3. Pengkajian data
a. Data subjektif: pasien mengeluh batuk, sesak napas, kesulitan mengeluarkan
lendir
b. Data objektif:
- Napas wheezing pada waktu inspirasi
- Batuk dengan banyak lendir yang lengket
- Tampak kesulitan mengeluarkan lendir
- Tampak gelisah dan usaha bernapas dengan keras,
- Bernapas melalui sela-sela bibir,
- Sianosis, takipnea, nadi cepat
- Asupan makan klien kurang
- Pemeriksaan penunjang:
1. Analisa Gas Darah (AGD): hipoksia berat, PaO2 < 60 mmHg serta nilai
pH darah rendah.
2. Pemeriksaan foto thoraks: gambaran bronchovaskuler kanan dan kiri
4. Masalah keperawatan
a. Bersihan jalan napas tidak efektif. Masalah ini ditegakkan jika ditemukan data:
- Batuk tidak efektif /tidak mampu batuk
- Sputum berlebih
- Bunyi napas tambahan seperti ronkhi kering, wheezing
b. Pola napas tidak efektif. Masalah ini ditegakkan jika ditemukan data
- Dispnea /sesak
- Penggunaan otot bantu pernapasan
- Pola napas abnormal (takipnea, bradipnea, Kussmaul)
c. Gangguan pertukaran gas. Masalah ini ditegakkan jika ditemukan data:
- Dispnea/sesak
- PCO2 meningkat/menurun
- PO2 menurun
- Takardia
- pH arteri meningkat/menurun
- Bunyi napas tambahan
d. Perfusi perifer tidak efektif. Masalah ini ditegakkan jika ditemukan data:
- Pengisian kapiler > 3 detik
- Nadi perifer menurun atau tidak teraba
- Akral teras dingin
- Warna kulit pucat
- Turgor kulit menurun

5. Intervensi Keperawatan
a. Latihan batuk efektif
- Identifikasi kemampuan batuk
- Identifikasi posisi yang nyaman, misal peninggian kepala tempat tidur, duduk
pada sandaran tempat tidur
- Monitor adanya retensi sputum (auskultasi bunyi napas, catat adanya bunyi
napas, misalnya; wheezing, krekels atau ronki)
- Monitor frekuensi pernapasan
- Monitor adanya/derajat dispnea, misal gelisah, ansietas, distress pernapasan,
penggunaan otot bantu
- Monitor karakteristik batuk mis : menetap, batuk pendek, basah
- Atur posisi semi-fowler atau fowler
- Ajarkan latihan napas dan batuk efektif
b. Manajemen asma
- Monitor frekuensi dan kedalaman napas
- Monitor tanda dan gejala hipoksia (gelisah, agitasi, penurunan kesadaran)
- Monitor bunyi napas tambahan (wheezing, mengi)
- pasang saturasi oksigen
- Berikan oksigen 6-15 liter via sungkup untuk pertahankan SpO2 > 90%
- Pasang jalur intravena untuk pemberian obat dan hidrasi
- Ambil sampel darah lengkap dan AGD
- Kolaborasi pemberian bronkodilator sesuai indikasi (missal albuterol,
metaproterenol)
- Kolaborasi pemberian obat tambahan jika tidak responsif dengan
bronkodilator (misal prednisolone, methylprednisone, aminophyline)
6. Evaluasi
a. Bersihan jalan napas meningkat dengan kriteria hasil: batuk efektif meningkat,
produksi sputum menurun, ronkhi menurun, wheezing menurun
b. Pertukaran gas meningkat dengan kriteria hasil: tingkat kesadaran meningkat,
dispnue menurun, bunyi napas tambahan menurun, takikardi menurun,
pH/PO2/PCO2 membaik.
c. Pola napas membaik dengan kriteria hasil: dispnea menurun, penggunaan otot
bantu napas menurun

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansyoer(1999). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Media


Acsulapius. FKUI. Jakarta.
Suhendro, dkk .(2006) Soeparman. (1987). Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi kedua.
Penerbit FKUI. Jakarta
Hudack & Gallo (1997). Keperawatan Kritis Edisi VI Vol I. Jakarta. EGC.
Doenges, EM (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC.
Tucker, SM(1998). Standar Perawatan Pasien. Jakarta. EGC
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai