Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Dengan nama Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah Keperawatan Komunitas III yang membahas tentang Asuhan Keperawatan Komunitas.
Dalam menyusun makalah ini, penyusun menyadari bahwa kemampuan yang penulis miliki adalah sangat
terbatas, akan tetapi penyusun sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah mata kuliah ini dengan
sebaik-baiknya, sehingga penulis berharap ini dapat berguna bagi mahasiswa yang membaca makalah ini, masyarakat
pada umumnya serta bagi penulis sendiri pada khususnya.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini.
Akhirnya Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
dengan kerendahan hati segala kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun akan penulis terima. Dan akhirnya penulis berharap semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi penambahan ilmu pengetahuan.

Mataram, 7 Desember 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan
melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya
seoptimal mungkin. Langkah – langkahnya dimulai dari (1) pengkajian : pengumpulan data, analisis data dan
penentuan masalah, (2) diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan
keperawatan. (Wahit, 2005). Proses keperawatan pada komunitas mencakup individu, keluarga dan kelompok khusus
yang memerlukan pelayanan asuhan keperawatan.
Tahap akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi. Evaluasi mengacu kepada

penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan
dapat berhasil atau gagal. Perawat menemukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan
menetapkan apa yang menjadi sasaran dari rencana keperawatan dapat diterima. Evaluasi berfokus pada individu
klien dan kelompok dari klien itu sendiri. Proses evaluasi memerlukan beberapa keterampilan dalam menetapkan
rencana asuhan keperawatan., termasuk pengetahuan mengenai standar asuhan keperawatan, respon klien yang
normal terhadap tindakan keperawatan, dan pengetahuan konsep teladan dari keperawatan.
Proses keperawatan komunitas juga memperhatikan adanya perbedaan budaya di masing-masing daerah,
karena hal itu Leininger (1978) mendefinisikan transkultural di keperawatan sebagai: “ bidang kemanusiaan dan
pengetahuan pada studi formal dan praktik dalam keperawatan yang difokuskan pada perbedaan studi budaya yang
melihat adanya
perbedaan dan kesamaan dalam perawatan, kesehatan, dan pola penyakit didasari atas nilainilai budaya, kepercayaan
dan praktik budaya yang berbeda di dunia, dan menggunakan pengetahuan untuk memberikan pengaruh budaya yang
spesifik pada masyarakat.”

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan pasien pada komunitas ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mampu memahami dan menjelaskan asuhan keperawatan komunitas


1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mampu memahami dan menjelaskan proses asuhan keperawatan komunitas

b. Mampu memahami dan menjelaskan program evaluasi keperawatan komunitas

c. Mampu memahami dan menjelaskan asuhan keperawatan peka budaya (menurut teori Madeleine Leininger)
1.4 Manfaat

Terkait dengan tujuan maka makalah pembelajaran ini diharapkan dapat memberi manfaat.
1. Dari segi akademis, merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam asuhan keperawatan komunitas
dalam bidang sistem Komunitas III.
2. Dari segi praktis, makalah pembelajaran ini bermanfaaat bagi :

a. Bagi mahasiswa Stikes Hang Tuah Surabaya

Hasil makalah pembelajaran ini dapat menjadi masukkan bagi mahasiswa Stikes Hang Tuah

Surabaya lainnya dalam asuhan keperawatan komunitas

b. Untuk Penulis

Hasil penulisan makalah ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi penulis berikutnya, yang akan melakukan penulisan
asuhan keperawatan komunitas dalam bidang sistem Komunitas

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PROSES ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

2.1.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas

Perawatan kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus dalam ilmu keperawatan, yang merupakan
gabungan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan social (WHO, 1959). Suatu bidang dalam keperawatan
yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat
(Rapat Kerja Keperawatan
Kesehatan Masyarakat, 1989). Dengan demikian ada 3 teori yang menjadi dasar ilmu perawatan kesehatan
masyarakat yaitu :
1. Ilmu Keperawatan

Konsep keperawatan di karakteristikkan oleh 4 komponen konsep pokok yang menjadi

paradigma dalam keperawatan, dimana menggambarkan hubungan teori –teori yang membentuk susunan yang
mengatur teori –teori tersebut berhubungan satu dengan lainnya yaitu : konsep manusia, konsep kesehatan, konsep
masyarakat dan konsep keperawatan (Christine Ibrahim, 1986).

2. Ilmu Kesehatan Masyarakat

Dalam mengaplikasikan praktik asuhan keperawatan dalam komunitas diperlukan

pengetahuan penunjang yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, dalam melihat perspektif proses terjadinya
masalah kesehatan masyarakat yang erat kaitannya dengan ilmu epidemiologi, ilmu statistik kesehatan sehingga
masalah tersebut diketahui faktor penyebab dan alternatif pemecahannya. Termasuk juga diperlukan pemahaman
tentang konsep
puskesmas, PHC atau posyandu dan untuk merubah perilaku masyarakat diperlukan pengetahuan yang berkaitan
dengan pendidikan kesehatan masyarakat (Soekidjo Notoadmojo, 2003).
3. Ilmu Sosial (Peran Serta Masyarakat)
Pengetahuan sosial kemasyarakatan penting untuk dipahami oleh seorang perawat kesehatan masyarakat
dalam menjalankan tugasnya, sebab dia akan berhadapan dengan kelompok – kelompok sosial dalam masyarakat.
Pengetahuan sosial yang dimaksud adalah ilmu pengembangan dan pengorganisasian masyarakat,
pendekatan edukatif dan teori tentang pendekatan perubahan perilaku. Hal ini
bisa dirasakan oleh perawat saat menjalankan tugas, peran dan fungsinya dalam keluarga,

kelompok atau masyarakat dengan berbagai latar belakang agama, budaya, pendidikan, ekonomi, norma, adat istiadat
dan aturan – aturan yang berlaku dalam masyarakat (Nasrul Effendi, 1999). Dengan memahami pengetahuan ilmu
sosial perawat kesehatan masyarakat dapat melakukan pendekatan untuk merubah perilaku masyarakat ke arah yang
positif dalam memelihara kesehatan keluarga, kelompok dan masyarakat sehingga menuju kemandirian (self care),
dimana mereka diharapkan dapat mengenal dan merumuskan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka
hadapi, memprioritaskan dan mencari alternatif pemecahan masalah melalui perencanaan bersama, kemudian
melaksanakan kegiatan bersama berdasarkan perencanaan yang mereka buat serta menilai hasil yang telah dicapai.
2.1.2 Pengertian Proses Keperawatan

Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan
melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya
seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan
dinamis. Selanjutnya menetapkan langkah proses keperawatan sebagai proses pengumpulan data, pengkajian,
perencanaan dan pelaksanaan (Wolf, Weitzel dan Fuerst, 1979).
Jadi proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat ilmiah, sistematis,
dinamis, kontinyu dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga,
kelompok atau masyarakat yang langkah – langkahnya dimulai dari (1) pengkajian : pengumpulan data, analisis data
dan penentuan masalah, (2) diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi
tindakan keperawatan. (Wahit, 2005). Proses keperawatan pada komunitas mencakup individu, keluarga dan
kelompok khusus yang memerlukan pelayanan asuhan keperawatan.
Dalam perawatan kesehatan komunitas keterlibatan kader kesehatan, tokoh – tokoh masyarakat formal dan
informal sangat diperlukan dalam setiap tahap pelayanan keperawatan secara terpadu dan menyeluruh sehingga
masyarakat benar – benar mampu dan mandiri dalam setiap upaya pelayanan kesehatan dan keperawatan yang
diberikan.
2.1.3 Tujuan Dan Fungsi Proses Keperawatan Tujuan dan Fungsi
Proses Keperawatan :
1. Tujuan

Tujuan melakukan proses keperawatan dalam komunitas adalah :

a. Agar diperoleh hasil asuhan keperawatan komunitas yang bermutu, efektif dan efisien sesuai dengan permasalahan
yang terjadi pada masyarakat dan agar pelaksanaannya dilakukan secara sistematis, dinamis, berkelanjutan dan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
b. Meningkatkan status kesehatan masyarakat.

c. Untuk dapat mencapai tujuan ini maka perawat kesehatan komunitas harus memiliki keterampilan dasar yang
meliputi : epidemiologi, penelitian, pengajaran, organisasi masyarakat dan hubungan interpersonal yang baik.
2. Fungsi
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga kesehatan masyarakat dan keperawatan
dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya dalam kemandiriannya di
bidang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahabn masalah, komunikasi yang efektif dan efisien
serta melibatkan peran serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahannya atau kebutuhannya sehingga
mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhannya.
2.1.4 Langkah-Langkah Proses Keperawatan

Banyak ahli yang mendefinisikan tentang langkah – langkah proses keperawatan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Subdit Perawatan Kesehatan Masyarakat Depkes RI

Membagi dalam empat tahap yaitu : (1) Identifikasi, (2) Pengumpulan data (3) Rencana dan kegiatan (4) serta
Penilaian.
2. Freeman

Sedangkan Freeman membagi dalam enam tahap yaitu : (!) Membina hubungan saling

percaya dengan klien, (2) Pengkajian, (3) Penentuan tujuan bersama keluarga dan orang terdekat klien, (4)
Merencanakan tindakan bersama klien, (5) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana, dan (6) Hasil evaluasi.
3. S.G Bailon

Membagi menjadi empat tahap yaitu : (1) Pengkajian, (2) Perencanaan, (3) Implementasi, dan (4) Evaluasi. Dari
pendapat – pendapat dari para ahli tersebut diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa pada dasarnya langkah –
langkah dalam proses keperawatan komunitas adalah :
(1) Pengkajian

(2) Diagnosis Keperawatan

(3) Perencanaan

(4) Pelaksanaan

(5) Evaluasi atau penilaian

1. Pengkajian

Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat
untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau
kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat
ditentukan.
Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data,
perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah.
1. Pengumpulan data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada
masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang
menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya.
Oleh karena itu data tersebut harus akurat dan dapat dilakukan analisa untuk pemecahan masalah. Kegiatan
pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
a. Data Inti
(1) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas

Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di komunitas dan studi dokumentasi sejarah
komunitas tersebut. Uraikan termasuk data umum mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek
keperawatan komunitas), luas wilayah, iklim, tipe komunitas (masyarakat rural atau urban), keadaan demografi,
struktur politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas.
(2) Data Demografi

Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat
pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agama dan komposisi keluarga.
(3) Vital Statistik

Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar atau CDR, penyebab kematian, angka pertambahan
anggota, angka kelahiran.
b. Status Kesehatan Komunitas

Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistik antara lain: dari angka mortalitas,
morbiditas, IMR, MMR, cakupan imunisasi. Selanjutnya status kesehatan komunitas kelompokkan berdasarkan
kelompok umur : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok khusus di masyarakat: ibu hamil,
pekerja industry, kelompok penyakit kronis, penyakit menular. Adapaun pengkajian selanjutnya dijabarkan
sebagaimana dibawah ini :
1. Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas

2. Tanda – tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi rate, suhu tubuh.

3. Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir) :

a. ISPA

b. Penyakit asma

c. TBC paru

d. Penyakit kulit

e. Penyakit mata

f. Penyakit rheumatik

g. Penyakit jantung

h. Penyakit gangguan jiwa

i. Kelumpuhan

j. Penyakit menahun lainnya

4. Riwayat penyakit keluarga


5. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari :

a. Pola pemenuhan nutrisi

b. Pola pemenuhan cairan elektrolit

c. Pola istirahat tidur

d. Pola eliminasi

e. Pola aktivitas gerak

f. Pola pemenuhan kebersihan diri

6. Status psikososial

7. Status pertumbuhan dan perkembangan

8. Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan

9. Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan

10. Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi yang

berlebihan, mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat tanpa resep,

penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan purin.

c. Data lingkungan fisik

a. Pemukiman

1. Luas bangunan
2. Bentuk bangunan : rumah, petak, asrama, pavilion

3. Jenis bangunan : permanen, semi permanen, non permanen

4. Atap rumah : genteng, seng, kayu, asbes

5. Dinding : tembok, kayu, bambu

6. Lantai : semen, keramik, tanah

7. Ventilasi : ± 15 – 20% dari luas lantai

8. Pencahayaan : kurang, baik

9. Penerangan : kurang, baik

10.Kebersihan : kurang, baik

11.Pengaturan ruangan dan perabot : kurang, baik

12.Kelengkapan alat rumah tangga : kurang, baik


b. Sanitasi

1. Penyediaan air bersih (MCK)

2. Penyediaan air minum

3. Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan bagaimana jarak dengan sumber air
4. Sarana pembuangan air limbah (SPAL)

5. Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah, bagaimana cara

pengelolaannya : dibakar, ditimbun, atau cara lainnya

6. Polusi udara, air, tanah, atau suaran/kebisingan

7. Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industry

c. Fasilitas

1. Peternakan, pertanian, perikanan dan lain – lain

2. Pekarangan

3. Sarana olahraga

4. Taman, lapangan

5. Ruang pertemuan

6. Sarana hiburan

7. Sarana ibadah

d. Batas – batas wilayah

Sebelah utara, barat, timur dan selatan

e. Kondisi geografis

f. Pelayanan kesehatan dan sosial 1) Pelayanan kesehatan


1. Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dari kader)

2. Jumlah kunjungan

3. Sistem rujukan

2) Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan)

(1) Lokasi

(2) Kepemilikan

(3) Kecukupan

3) Ekonomi

(1) Jenis pekerjaan

(2) Jumlah penghasilan rata – rata tiap bulan

(3) Jumlah pengeluaran rata – rata tiap bulan

(4) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia

d. Keamanan dan transportasi


a. Keamanan

1. System keamanan lingkungan

2. Penanggulangan kebakaran

3. Penanggulangan bencana

4. Penanggulangan polusi, udara dan air tanah

b. Transportasi

1. Kondisi jalan

2. Jenis transportasi yang dimiliki

3. Sarana transportasi yang ada

e. Politik dan pemerintahan

1. Sistem pengorganisasian

2. Struktur organisasi

3. Kelompok organisasi dalam komunitas

4. Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan

f. Sistem komunikasi

1. Sarana umum komunikasi

2. Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas

3. Cara penyebaran informasi

g. Pendidikan

1. Tingkat pendidikan komunitas

2. Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)

1) Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas

2) Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia 3. Jenis bahasa yang digunakan
h. Rekreasi

1. Kebiasaan rekreasi

2. Fasilitas tempat rekreasi

(a) Jenis Data

Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan obyektif.

1. Data subyektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan
komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
2. Data obyektif

Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran.

(b) Sumber Data

(1) Data primer

Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat kesehatan masyarakat dari individu,
keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
(2) Data sekunder

Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien
atau medical record (Wahit, 2005).
(c) Cara Pengumpulan Data

1. Wawancara atau anamnesa

Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab antara

perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien.
Wawancara harus dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan
bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau
anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan.
2. Pengamatan

Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik, psikologis,

perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosis keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan
panca indera dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan.
3. Pemeriksaan fisik

Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan
keluarga, maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosis keperawatan
dengan cara IPAP :
I = yaitu melakukan pengamatan pada bagian tubuh pasien atau keluarga yang sakit

P = yaitu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara meraba pada bagian tubuh yang mengalami gangguan
A = yaitu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan bunyi tubuh tertentu dan biasanya perawat
komunitas menggunakan stetoskop sebagai alat bantu untuk mendengarkan denyut jantung, bising usus, suara paru
P = yaitu cara pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mengetukkan jari telunjuk atau alat hammer pada
bagian tubuh yang diperiksa.
2. Pengolahan Data

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara sebagai berikut:
1. Klasifikasi data atau kategorisasi data

Cara mengkategorikan data :


a. Karakteristik demografi

b. Karakteristik geografi

c. Karakteristik sosial ekonomi

d. Sumber dan pelayanan kesehatan (Anderson & Mc Farlene 1988. Community as Client)

2. Perhitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly

3. Tabulasi data

4. Interpretasi data

3. Analisa Data

Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan
kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat
apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan. Tujuan analisis data :
1. Menetapkan kebutuhan community

2. Menetapkan kekuatan

3. Mengidentifikasi pola respon community

4. Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan

4. Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh
masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi.
Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan
prioritas masalah.
5. Prioritas Masalah

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai
faktor sebagai kriteria, diantaranya adalah :
1. Perhatian masyarakat

2. Prevalensi kejadian

3. Berat ringannya masalah

4. Kemungkinan masalah untuk diatasi

5. Tersedianya sumber daya masyarakat

6. Aspek politis

Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut Abraham H. Maslow yaitu :

1. Keadaan yang mengancam kehidupan

2. Keadaan yang mengancam kesehatan


3. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

Dalam menyusun atau mengurut masalah atau diagnosis komunitas sesuai dengan

prioritas (penapisan) yang digunakan dalam keperawatan komunitas adalah format penapisan

menurut Meuke dan Stanhope, Lancaster 1988 :

1. Format A (Meuke) : Seleksi atau penapisan diagnosa kesehatan komunitas

2. Format B (Stanhope dan Lancaster 1988)

Format B : Prioritas masalah (Stanhope dan Lancaster 1988)

2 Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah respons individu pada masalah kesehatan baik yang aktual maupun potensial.
Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah
yang mungkin timbul kemudian. (American
Nurses of Association ) jadi diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat, dan pasti tentang status
dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis
keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosis keperawatan akan memberikan gambaran
tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual) dan yang mungkin terjadi (potensial).
Diagnosis keperawatan mengandung komponen utama yaitu :
1) Problem atau masalah : problem merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya
terjadi
2) Etiologi atau penyebab : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat memberikan arah
terhadap intervensi keperawatan, yang meliputi :
a. Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat

b. Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan social

c. Interaksi perilaku dan lingkungan 3) Symptom atau gejala :


a. Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnose

b. Serangkaian petunjuk timbulnya masalah

3) Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan


Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat :

a. Identifikasi alternative tindakan keperawatan

b. Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan

c. Melibatkan peran serta masyarakat dalm menyusun perencanaan melalui kegiatan musyawarah masyarakat desa atau
lokakarya mini
d. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia

e. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat dirasakan masyarakat
f. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
g. Tindakan harus bersifat realistic

h. Disusun secara berurutan

4) Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan

Penentuan criteria dalam perencanaan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :

a. Menggunakan kata kerja yang tepat

b. Dapat dimodifikasikan

c. Bersifat spesifik Siapa yang melakukan?


Apa yang dilakukan?

Di mana dilakukan?

Kapan dilakukan?

Bagaimana melakukan?

Frekuensi melakukan?

5. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus
bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lainnya dalam hal ini melibatkan pihak

puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat. Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau
implementasi pada keperawatan komunitas :
1) Inovatif

Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa ( IMTAQ)
2) Integrated

Perawat kesehtan masyarakat harus mampu bekerja sama dengan sesame profesi, tim kesehtan lain, individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat berdasarkan azaz kemitraan.

3) Rasional

Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara
rasional demi tercapainya rencana program yang telah disusun.
4) Mampu dan mandiri

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan
keperawatan serta kompeten
5) Ugem

Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis
bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi focus
adalah program kesehatan komunitas dengan strategi komuniti organisasi dan parthnerships in community. (Model
for nursing parthnerships).
Prinsip lain yang perlu diperhatikan :

1) Berdasarkan respon masyarakat

2) Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada masyarakat

3) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan diri sendiri serta lingkungannya

4) Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

5) Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan dan perawatan masyarakat secara esensial

6) Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat

7) Melibatkan partispasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan perawatan Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam pelaksanaan :
1) Keterpaduan antara biaya, tenaga, waktu, lokasi, sarana, dan prasarana dengan pelayanan kesehatan maupun sektor
lainnya
2) Keterlibatan petugas kesehatan lain, kader, dan tokoh masyarakat dalam rangka alih peran

3) Tindakan keperawatan yang dilakukan di catat dan didokumentasikan

5. Evaluasi Atau Penilaian

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat
dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan
tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan
sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau
dirumuskan sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul Effendy, 1998 :
1) Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan

2) Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan

pelaksanaan

3) Hasil penelitian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi
3.1 Kesimpulan

Perawatan kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus dalam ilmu keperawatan, yang merupakan gabungan
ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan social (WHO, 1959). Dengan demikian ada 3 teori yang menjadi
dasar ilmu perawatan kesehatan masyarakat yaitu : Ilmu Keperawatan, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ilmu Sosial (Peran
Serta Masyarakat).
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan
melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya
seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan
dan dinamis. Selanjutnya menetapkan langkah proses keperawatan sebagai proses pengumpulan data,
pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan (Wolf, Weitzel dan Fuerst, 1979). Jadi proses keperawatan komunitas
adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat ilmiah, sistematis, dinamis, kontinyu dan berkesinambungan dalam
rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga, kelompok atau masyarakat yang langkah – langkahnya
dimulai dari (1)

pengkajian : pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah, (2) diagnosis keperawatan, perencanaan
tindakan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan. (Wahit, 2005).
Proses Evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan. Tugas selama tahap ini termasuk pencatatan
pernyataan evaluasi dan revisi rencana tindakan keperawatan dan intervensi jika perlu.
Pernyataan evaluasi memberikan informasi yang penting tentang pengaruh intervensi yang direncanakan pada
keadaan kesehatan klien. Suatu pernyataan evaluasi terdiri dari dua komponen yaitu :
1. Pencatatan data mengenai status klien saat itu.

2. Pernyataan kesimpulan mengindikasikan penilaian perawat sehubungan dengan

pengaruh intervensi terhadap status kesehatan klien.

3.2 Saran

1. Perawat kesehatan komunitas kiranya dapat bekerja sama dengan komunitas dan populasi untuk
memperbaiki kembali kesehatan.
2. Perawat kesehatan komunitas kiranya dapat memperhatikan standar evaluasi atau penilaian dalam
memberikan asuhan keperawatan komunitas.
3. Perawat kesehatan komunitas kiranya dapat terlibat dalam koordinasi dan organisasi dalam merespons isu-
isu yang berhubungan dengan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Elizabeth T, dkk. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik, edisi 3 .
Jakarta : EGC
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori . Jakarta

Anda mungkin juga menyukai