Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK

IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR

OLEH KELOMPOK 6 :

ANGGOTA

1. 1821030136 ILHAM SABRIALDI


2. 1821030132 LINA OCTAELIYANI
3. 1821030358 M.ANTONIO DJODY
4. 1821030112 M.ZULVAN SULAIMAN

FAKULTAS SYARIAH

PRODI MUAMALAH

DOSEN PEMBIMBING BPK.BADRUSZAMAN S.AG,M.HI

TAHUN AJARAN.2O18/144O H
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas rahmat ALLAH SWT .Atas segala karunia dan rahmat-
NYA,kamidapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “BERIMAN KEPADA QADA
DAN QADAR” dengan baik meskipun masih jauh dari kata sempurna.Sholawat serta salam
semoga dilimpahkan kepada rasulullah SAW.Yang telah membawa kita kea lam yang terang
benderang yang disinari oleh pengetahuan,iman dan islam.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna ,baik dari segi
materi,sistematika,maupun ilustrasi pembahasannya. Oleh karena itu kritik dan saran semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Mudah Mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua,Amin.

Bandar lampung, September 2018

DAFTAR ISI
A.Kata pengantar ………………………………1

B.Daftar isi ……………………………….2

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar belakang ……………….………….….3

B.Rumusan masalah .…………………….............. 3

C.Tujuan .…………………………….4

BAB II PEMBAHASAN

A.Iman kepada qadha dan qadar. ....................................................5

B.Macam macam takdir. ...................................................7

C,Tingkatan qadha dan qadar. ....................................................8

D.Fungsi iman kepada qadha dan qadar. ...................................................9

E.Hikmah iman kepada qadha dan qadar .................................................10

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan

B.Saran

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Iman adalah aspek agama Islam yang paling mendasar, dan bisa disebut pondasi dari setiap
agama.Bila sistem Iman rusak, maka runtuhlah bangunan agama secara keseluruhan. Dalam
agama Islam Iman ini terbagi menjadi enam, yaitu: Iman kepada Allah, Iman kepada
Rasulullah SAW, Iman kepada malaikat Allah, Iman kepada kitab-kitab Allah, Iman kepada
hari akhir, dan Iman kepada qadha&qadar.

Qadha dan qadar merupakan rukun Iman yang ke enam. Kita umat muslim harus benar-benar
meyakininya, artinya setiap manusia (muslim dan muslimah) wajib mempunyai niat dan
keyakinan sungguh-sungguh bahwa segala perbuatan makhluk, sengaja maupun tidak telah
ditetapkan oleh Allah SWT. dan tidak ada campur tangan dari siapapun. Orang yang benar-
benar beriman adanya qadha dan qadar akan senantiasa menjaga agar perilakunya baik dan
berusaha menjauhi hal-hal yang buruk. Begitu juga sebaliknya. Dalam makalah ini akan
diuraikan mengenai persoalan qadha dan qadar. Dari pembahasan makalah ini diharapkan
kita semua bisa mendapatkan pemahaman yang bisa meningkatkan kadar keimanan kita
terhadap rukun Iman yang telah di tetapkan khususnya Iman kepada qadha dan qadar.

RUMUSAN MASALAH

1.      Apakah pengertian qadha dan qadar?

2.      Jelaskan macam-macam takdir?

3.      Ada berapakah tingkatan qadha dan qadar?

4. Apa fungsi iman kepada qadha dan qadar

5. Apa ciri ciri orang yang beriman kepada qadha dan qadar

6.      Apakah hikmah Iman kepada qadha dan qadar?

   

Tujuan

Makalah ini disusun dengan tujuan yaitu : agar kita dapat mengetahui dan memahami apa itu
qadha dan qadar, mengetahui macam-macamnya, mengetahuitingkatan-tingkatannya,
hikmah beriman kepada qadha dan qadar, dan untuk mempermudah memperdalam ilmu
mengenai Iman kepada qadha dan qadar serta untuk dijadikan referensi kepada para pembaca
yang ingin mendalami tentang Iman kepada qadha dan qadar.

BAB II

PEMBAHASAN
A. IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR

Rukun iman yang keenam ,atau tiang kepercayaan yang paling akhir ialah percaya kepada
taqdir atau qadha dan qadar .Ringkasan kepercayaan ini ialah bahwa segala sesuatu yang
terjadi dalam alam ini ,atau terjadi pada diri kita sendiri ,buruk maupun baik ,naik maupun
jauh,senang dan sakit dan segala gerak gerij kita,semuanya tiklah lepas dari taqdir atau
ketentuan illahi

1. Pengertian Qadha dan Qodar

Dari segi bahasa, qadha artinya memutuskan, menentukan atau memerintahkan, sedangkan
menurut istilah qadha adalah keputusan terhadap sesuatu rencana yang telah ditentukan.
Dengan demikian qadhamerupakan pelaksanaan dari suatu rencana yang telah ditetapkan
berdasar qadar Allah.

Dari segi bahasa qadar berarti ketentuan.Sedangkan menurut istilah qadar adalah rencana
yang telah ditentukan oleh Allah SWT.pada masa azali (masa dahulu,sebelum manusia lahir)
dan segala sesuatu yang akan terjadi menurut qadar yang telah ditentukan.

Iman kepada qadha dan qadar artinya mempercayai bahwa semua kejadian baik yang sudah
terjadi, sedang terjadi, dan yang akan tejadi adalah kehendak dari ketentuan Allah SWT.

Ibnu Atsir memberi defenisi tentang qadar di dalam kitab An-Nihayah (4/22) sebagai berikut:
Qadar (takdir) adalah ketentuan Allah SWT. untuk seluruh makhluk dan ketetapannya atas
segala sesuatu. Ia adalah bentuk masdar dari akar kata: qadara-yaqduru-qadaran (kadang-
kadang huruf dal-nya dimatikan, sehingga menjadi qadran).

Iman kepada qadha dan qadar dalam ungkapan sehari-hari lebih populer dengan sebutan
Iman kepada takdir, Iman kepada takdir berarti percaya bahwa segala apa yang terjadi di
alam semesta ini, seperti adanya siang dan malam, adanya tanah yang subur dan yang tandus,
hidup dan mati, rezeki dan jodoh seseorang merupakan kehendak dan ketentuan Allah SWT.

Sedangkan takdir dalam bahasa Al-Qur’an, kata takdir (taqdir) terambil dari kata qaddara
berasal dari akar kata qadara yang berarti antara lain: mengukur, memberi kadar atau ukuran.
Sehingga jika ada yang berkata,“ Allah SWT. telah menakdirkan demikian,” maka itu
berarti,” Allah SWT. telah memberi kadar/ukuran/batas tertentu dalam diri, sifat, atau
kemampuan maksimal makhluk-Nya.

Hukum beriman kepada takdir adalah fardu ‘ain.Seseorang yang mengaku Islam, tetapi tidak
beriman pada takdir dapat dianggap murtad.
Dan sabda Rasullullah SAW yang artinya : “Malaikat akan mendatangi nuthfah yang telah
menetap dalam rahim selama empat puluh atau empat puluh lima malam seraya berkata; ‘Ya
Tuhanku, apakah nantinya ia ini sengsara atau bahagia? ‘ Maka ditetapkanlah (salah satu
dari) keduanya.Kemudian malaikat itu bertanya lagi; ‘Ya Tuhanku, apakah nanti ia ini laki-
laki ataukah perempuan?‘ Maka ditetapkanlah antara salah satu dari keduanya, ditetapkan
pula amalnya, umurnya, ajalnya, dan rezekinya. Setelah itu catatan ketetapan itu dilipat tanpa
ditambah ataupun dikurangi lagi.” (HR. Muslim)

Allah Berfirman

ْ‫ب ِمنْ قَ ْب ِل أَن‬ ِ ُ‫ض َوال ِفي أَ ْنف‬


ٍ ‫س ُك ْم إِال فِي ِكتَا‬ ِ ‫األر‬
ْ ‫ة فِي‬Nٍ َ‫صيب‬
ِ ‫اب ِمنْ ُم‬
َ ‫ص‬َ َ‫َما أ‬
ِ َ‫نَ ْب َرأَهَا إِنَّ َذلِ َك َعلَى هَّللا ِ ي‬
‫سي ٌر‬
Artinya : “Tiadalah suatu bencana menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu, melainkan
dahulu sudah tersurat dalam kitab (Lauhul Mahfuz) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hadiid:22) 

2. Macam-macam Takdir

1.At-Taqdiirul ‘Aam (takdir yang bersifat umum)

At-Taqdiirul ‘Aam adalah takdir Rabb untuk seluruh alam, dalam arti Dia
mengetahuinya (dengan ilmu-Nya), mencatatnya, menghendaki dan juga menciptakanya.

2. At-Taqdiirul Basyari (takdir yang berlaku untuk manusia)

At-Taqdiirul Basyari adalah takdir yang di dalamnya Allah SWT.mengambil janji atas
semua manusia bahwa Dia adalah Rabb mereka, dan menjadikan mereka sebagai saksi atas
diri merekah akan hal itu , serta Allah SWT. menentukan di dalamnya orang-orang yang
berbahagia dan orang-orang yang celaka.

3. At-Taqdiirul ‘Umri (takdir yang berlaku bagi usia)

At-Taqdiirul ‘Umri adalah takdir (ketentuan) yang terjadi hamba dalam kehidupanya
hingga akhir ajalnya, dan juga ketetapan tentang kesengasaraan atau kebahagiaan.

4. At-Taqdiirus Sanawi (takdir yang berlaku tahunan)

At-Taqdiirus Sanawi adalah dalam malam qadar (Lailatul qadar) pada setiap tahun
ditulis apa yang akan terjadi dalam setahun (kedepan) mengenai kematian, kehidupan,
kemuliaan dan kehinaan, juga rizki dan hujan, hingga (mengenai siapakah) orang-orang yang
akan berhaji.

Selain macam-macam takdir berdasarkan waktu yang telah di uraikan di atas, ada juga
jenis takdir berdasarkan penetapan takdir lain. Dibagi menjadi dua yaitu:
1. Taqdir Mu’allaq

Taqdir mu’allaq adalah takdir Allah SWT.yang masih dapat diusahakan kejadianya oleh
manusia. Sebagai contoh dalam kehidupan ini, kita sering melihat dan mengalami
sunnahtullah, hukum Allah yang berlaku di bumi ini, yaitu hukum sebab akibat yang bersifat
tetap yang merupakan qadha dan qadar sesuai kehendak Allah SWT. Seperti, bumi brputar
pada porosnya 24 jam sehari, bersama bulan bumi mengitari bumi kurang lebih 365 hari
setahun, bulan mengitari bumi setahun 356 hari, air kalau dipanaskan pada suhu 100 celsius
akan mendidih, dan kalau didinginkan pada suhu akan menjadi es, matahari terbit di sebelah
timur dan tenggelam di sebelah barat, dan banyak lagi contoh lainnya, kalau kita mau
memikirkannya.

2 Takdir Mubram

Takdir mubram ialah takdir yang pasti terjadi dan tidak dapat dielakkan kejadiannya.Dapat
kita beri contoh nasib manusia, lahir, kematian, jodoh, terjadinya kiamat dan
sebagainya.Qadha dan qadar Allah SWT.yang berhubungan dengan nasib manusia adalah
rahasia AllahSWT. hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Manusia diperintahkan
mengetahui qadha dan qadarnya melalu usaha dan ikhtiar.

3.TINGKATAN QADHA’ DAN QADAR

Menurut Ahlussunnah Wal Jamaah, qadha dan qadar mempunyai empat tingkatan :

 Pertama : Al-‘Ilm (pengetahuan)

Artinya mengimani dan meyakini bahwa Allah SWT.atas segala sesuatu. Dia
mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi, secara umum maupun terperinci, baik itu
termasuk perbuatan-Nya sendiri atau perbuatan makhluk-Nya. Tidak ada sesuatupun yang
tersembunyi bagi-Nya.

 Kedua : Al-kitabah (penulisan)

Artinya mengimani bahwa Allah SWT.telah menuliskan ketetapan segala


sesuatudalamLauhMahfuzh.
Kedua tingkatan ini sama-sama dijelaskan oleh Allah SWT.dalam firman-Nya:

ِ َ‫ب إِنَّ َذلِ َك َعلَى هَّللا ِ ي‬


‫سير‬ ِ ‫س َماء َواأْل َ ْر‬
ٍ ‫ض إِنَّ َذلِ َك فِي ِكتَا‬ َّ ‫أَلَ ْم تَ ْعلَ ْم أَنَّ هَّللا َ يَ ْعلَ ُم َما فِي ال‬
“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada

di langit dan di bumi; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kita (Lauh
Mahfuzh). sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah”.

(Al-Hajj:70)
Dalam ayat ini disebutkan lebih dahulu bahwa Allah SWT.mengetahui apa saja yang
ada di langit dan di bumi, kemudian dikatakan bahwa yang demikian itu tertulis dalam
sebuah kitab Lauh Mahfuzh.

 Ketiga: Al-Masyiah (kehendak).

Artinya: Bahwa segala sesuatu, yang terjadi atau tidak terjadi, di langit dan di bumi,
adalah dengan kehendak Allah SWT. Hal ini dinyatakan jelas dalam Al-Qur’an Al-Karim.
Dan Allah SWT. telah menetapkan bahwa apa yang diperbuat-Nya, serta apa yang diperbuat
para hamba-Nya juga dengan kehendak-Nya. Firman Allah:

َ‫ َو َما تَشَا ُؤونَ إِاَّل أَن يَشَاء هَّللا ُ َر ُّب ا ْل َعالَ ِمين‬. ‫ستَقِي َم‬
ْ َ‫لِ َمن شَاء ِمن ُك ْم أَن ي‬
“(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak
dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apa bila dikehendaki Allah, Tuhan semesta
alam”. (At Takwir : 28 -29).

 Keempat: Al–Khalq (penciptaan)

Artinya mengimani bahwa Allah SWT.pencipta segala sesuatu. Apa yang ada di
langit dan di bumi penciptanya tiada lain kecuali Allah SWT. Sampai“ kematian” lawan dari
kehidupan itupun diciptakan Allah.

َ ‫ق ا ْل َم ْوتَ َوا ْل َحيَاةَ لِيَ ْبلُ َو ُك ْم أَيُّ ُك ْم أَ ْح‬


‫سنُ َع َماًل‬ َ َ‫الَّ ِذي َخل‬
“Yang menjadikan hidup dan mati, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang
lebih baik amalnya”. (Al-Mul: 2).1[7].

4. FUNGSI BERIMAN KEPADA QADA’DAN QADAR ALLAH SWT

            Beriman kepada qada’dan qadar mempunyai fungsi penting bagi manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Diantaranya:

a) Mempunyai semangat ikhtiar

Ikhtar artinya melakukan perbuatan yang baik dengan penuh kesungguhan dan keyakinan
akan hasil yang baik bagi dirinya. Dengan pemahaman seperti itulah ,seorang murid akan
bekerja keras agar biasa sukses, pedagang akan hidup hemat agar usahanya berkembang, dan
sebagainya.

b) Mempunyai sifat sabar dalam menghadapi cobaan

 Dengan Percaya qada’ dan qadar , manusia akan sadar bahwa kehidupan adalah ujian – ujian
yang harus dilalui dengan sabar. Sabar adalah sikap mental yang teguh pendirian,berani
menghadapi tantangan,tahan uji,dan tidak menyerah pada kesulitan. Teguh pendirian berarti
tidak mudah goyah dalam memagang prisip atau pedoman hidup,berani menghadapi
tantangan berarti berani menghadapi cobaan, penderitaan, kesakitan dan kesensaraan.

1
Cobaan harus dihadapi dengan tenang, dipikir dengan jernih, dicari jalan keluarnya tampa
menyerah pada kesulitan,dan akhirnya diserahkan kepada Allah SWT.

c) Sabar bahwa cobaan adalah qada’dan qadar dari Allah SWT

 Segala yang ada di alam semesta hakikatnya adalah milik Allah SWT dan suatu saat akan
kembali kepada Allah SWT

d)Tawakal

Tawakal menurut bahasa artinya bersandar atau berserah diri.Dalam istilah agama, tawakal
artinya berserah dirisepenuhnya kepada Allah SWT dalam menghadapi atau menunggu hasil
dari suatu pekerjaan atau usaha.  Menurut Imam Al-Ghazali, tawakal artinya menyandarkan
diri kepada Allah SWT dalam menghadapi setiap kepentingan. Dalam hal ini, tawakal kepada
Allah SWT bkan berarti penyandaran diri kepada Allah SWT secara mutlak, melaikan
penyandaran diri yang haras didahului dengan kerja keras dalam berikhtiar berdasarkan
kemampuan maksimal.

5. CIRI- CIRI ORANG YANG BERIMAN KEPADA QADA’DAN QADAR.

a. Qana’ah dan Kemuliaan Diri

Seseorang yang beriman kepada qadar mengetahui bahwa rizkinya telah tertuliskan, dan
bahwa ia tidak akan meninggal sebelum ia menerima sepenuhnya, juga bahwa rizki itu tidak
akan dicapai oleh semangatnya orang yang sangat berhasrat dan tidak dapat dicegah oleh
kedengkian orang yang dengki. Ia pun mengetahui bahwa seorang makhluk sebesar apa pun
usahanya dalam memperoleh ataupun mencegahnya dari dirinya, maka ia tidak akan mampu,
kecuali apa yang telah Allah tetapkan baginya. Dari sini muncullah qana’ah terhadap apa
yang telah diberikan, kemuliaan diri dan baiknya usaha yang dimaksudkan dengan qana’ah
ialah, qana’ah pada hal-hal keduniaan setelah ia menempuh usaha, jauh dari kebakhilan,
kerakusan, dan dari mengorbankan rasa malunya.

b. Cita-Cita Yang Tinggi

Maksud dari cita-cita yang tinggi adalah menganggap kecil apa yang bukan akhir dari
perkara-perkara yang mulia. Sedangkan cita-cita yang rendah, yaitu sebaliknya dari hal itu, ia
lebih mengutamakan sesuatu yang tidak berguna, ridha dengan kehinaan, dan tidak
menggapai perkara-perkara yang mulia. Iman kepada qadar membawa pelakunya kepada
kemauan yang tinggi dan menjauhkan mereka dari kemalasan, berpangku tangan, dan pasrah
kepada takdir.

c. Bertekad dan Bersungguh-Sungguh dalam Berbagai Hal

Orang yang beriman kepada qadar, ia akan bersungguh-sungguh dalam berbagai urusannya,
memanfaatkan peluang yang datang kepadanya, dan sangat menginginkan segala kebaikan,
baik akhirat maupun dunia. Sebab, iman kepada qadar mendorong kepada hal itu, dan sama
sekali tidak mendorong kepada kemalasan dan sedikit beramal.

d. Bersikap Adil, Baik Pada Saat Senang Maupun Susah

Iman kepada qadar akan membawa kepada keadilan dalam segala keadaan, sebab manusia
dalam kehidupan dunia ini mengalami keadaan bermacam-macam.
Orang-orang yang beriman kepada qadar menerima sesuatu yang menggembirakan dan
menyenangkan dengan sikap menerima, bersyukur kepada Allah atasnya, dan menjadikannya
sebagai sarana atas berbagai urusan akhirat dan dunia.

e. Selamat Dari Kedengkian dan Penentangan

Iman kepada qadar dapat menyembuhkan banyak penyakit yang menjangkiti masyarakat, di
mana penyakit itu telah menanamkan kedengkian di antara mereka, misalnya hasad yang
hina.Orang yang beriman kepada qadar tidak dengki kepada manusia atas karunia yang Allah
berikan kepada mereka, karena keimanan-nya bahwa Allah-lah yang memberi dan
menentukan rizki mereka.Dia memberikan dan menghalangi dari siapa yang dikehendaki-
Nya, sebagai ujian.Apabila dia dengki kepada selainnya, berarti dia menentang ketentuan
Allah. Jika seseorang beriman kepada qadar, maka dia akan selamat dari kedengkian, selamat
dari penentangan terhadap hukum-hukum Allah yang bersifat syar’i (syari’at) dan ketentuan-
ketentuan-Nya yang bersifat kauni (sunnatullah), serta menyerahkan segala urusannya kepada
Allah semata.

6. HIKMAH ORANG YANG BERIMAN KEPADA QADA’ DAN QADAR.


1. Keimanan kepada takdir dapat mengkristalkan makna-makna rububiyah yang
menyebabkan seseorang bertawakal kepada-Nya dan ikhlas, serta semata-mata hanya
menyembah kepada-Nya. Inilah buah keimanan terhadap takdir yang tertinggi.

2. Ridha dengan hukum Allah SWT. dan pilihanya. Hal ini bertujuan untuk membersihkan
hati dan mengosongkannya dari kesusahan dan kesedihan. Firman Allah SWT .

‫ة إِال بِإ ِ ْذ ِن هَّللا ِ َو َمنْ يُ ْؤ ِمنْ بِاهَّلل ِ يَ ْه ِد قَ ْلبَهُ َوهَّللا ُ بِ ُك ِّل ش َْي ٍء َعلِيم‬Nٍ َ‫صيب‬
ِ ‫اب ِمنْ ُم‬
َ ‫ص‬َ َ‫َما أ‬
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan
barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada
hatinya.Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. at-Taghabun: 11).

‫َال فَ ُخو ٍر‬ َ ْ‫لِ َك ْيال تَأ‬


ٍ ‫س ْوا َعلَى َما فَاتَ ُك ْم َوال تَ ْف َر ُحوا بِ َما آتَا ُك ْم َوهَّللا ُ ال يُ ِح ُّب ُك َّل ُم ْخت‬
Firman-Nya pula, “(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita
terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa
yang diberikan-Nya kepadamu.Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi
membanggakan diri.” (Al-Hadid: 23).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari tulisan makalah di atas, maka dapatlah kita simpulkan sedemikian di bawah ini:

1.      Qadha dan qadar adalah ketetapan Allah SWT. yang wajib kita imani.

2.      Qadha berarti penetapan hukum, atau pemutusan penghakiman sesuatu. Seorang qadhi
(hakim) di namakan demikian sebab ia bertugas atau bertindak menghakimi dan memutuskan
perkara antara kedua orang yang bersengketa di muka pengadilan.

3.      Takdir terbagi menjadi dua yaitu: Pertama takdir mu’allaq, yaitu qadhayang diketahui,
ditulis dan dikehendakai-Nya. Akan tetapi, Allah menggantungkan (masyarakat)
penciptaannya (terjadinya), baik dengan adanya sebab atau tidak adanya sebab.Kedua takdir
qadhamubram yang ia adalah qadha yang pasti terjadi dan tidak bisa di tolak dengan sebab
apapun. Ini terbagi menjadi dua; pertama, yang dipengaruhi oleh sebab dalam mencapai
akibat dengan izin Allah SWT. Kedua, yang tidak bisa dipengaruhi sebab, dan sebab tersebut
tidak akan bermanfaat baginya.

4.      Orang yang beriman kepada qadha dan qadar adalah orang yang bisa qona’ah, ikhlas,
dan ridha dalam menyikapi setiap persoalan yang datang. Yang hasil dari pada itu adalah
terciptanya kehidupan yang sehat lahir dan batin.

B. Saran

Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari hari.Oleh karena itu ,saya
menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kepada ALLAH SWT agar
hidup kita senantiasa berhasilmenurut pandangan ALLAH SWT. Juga keyakinan kita
terhadap takdir Allah senantiasa ditingkatkan demi meningkatkan amal ibadah kita.Serta kita
harus senantiasa bersabar ,berikhtiar dan bertawakal dalam menghadapi takdir Allah.

DAFTAR PUSTAKA
1.https://husnulkhotimahpambangisi.blogspot.com

2.Buku pelajaran agama islam percetakan offset PT.metro pos Jakarta

3.https://khoiruddinaziz.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai