Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah menghantarkan kami dari
zaman jahiliyah ke zaman yang terang benderang.
Makalah yang berjudul “Iman Kepada Qadha dan Qadar Allah” ini disusun
dalam rangka pemenuhan tugas mata kuliah Pendidikan Aqidah dan juga untuk
meningkatkan pengetahuan mahasiswa dan mahasiswi terhadap iman kepada qadha
dan qadar dengan baik.
Kami sering menemukan kekeliruan yang sering menghambat kami dalam
proses penulisan. Oleh karenanya kami sebagai tim penulis mohon maaf apabila
terdapat begitu banyak kekeliruan dalam makalah ini. Kritik dan saran yang sifatnya
membangun, demi penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tim penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................
Daftar Isi.............................................................................................................................
Bab I Pendahuluan..............................................................................................................
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................
1.3 Tujuan....................................................................................................................
Bab II Pembahasan.............................................................................................................
2.1 Beriman Kepada Qadha dan Qadar........................................................................
2.2 Teori Kedudukan Qadha dan Qadar.......................................................................
2.3 Fungsi Ikhtiar dan Do’a..........................................................................................
2.4 Hikmah iman kepada Qadha dan Qadar................................................................
Bab III..................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................
3.2 Daftar Pustaka......................................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Islam merupakan agama yang paling sempurna yang di turunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Kesempuranaan akan agama Islam tidak dapat diragukan lagi
karena agama ini telah di jelaskan secara terperinci dalam Alquran. Tapi dalam
pembahasan makalah ini kita tidak akan membahas pengertian Islam tetapi akan lebih
kepada persoalan keyakinan atau iman. Iman kepada Qadha dan Qadar terdapat dalam
rukun iman yang keenam.
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang dihadapkan kepada kenyataan hidup
yang dialaminya. Kenyataan itu kadang ada yang berbentuk positif dan negatif. Bagi
orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apapun kenyataan dan peristiwa yang
dialaminya, akan ditanggapi dan diterima secara positif. Sebaliknya, bagi orang yang
tidak beriman kepada qadha dan qadar, kenyataan apapun yang diterima ditanggapi
dan diterima secara negatif. Seperti Firman Allah SWT yang artinya : “Katakanlah:
“Siapakah yang mampu melindungi diri dari (takdir) Allah jika Allah menghendaki
siksa atau menghendaki rahmat untuk dirimu? Dan mereka tidak akan memperoleh
pelindung dan penolong selain Allah” (QS. al-Ahzab : 17).
1.4 Tujuan
1. Mampu memahami beriman kepada qadha dan qadar
2. Mampu memahami teori kedudukan qadha dan qadar
3. Mampu memahami fungsi ikhtiar dan doa
4. Mampu memahami hikmah iman kepada qadha dan qadar
3
BAB II
PEMBAHASAN
Berkaitan dengan ayat di atas, dalam ayat yang lain Allah Swt berfirman
sebagai berikut:
4
)٦٢ :هللا خالق كل شيء وهو على كل شيء وكيل (الزمر
Artinya: “Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.” (Qs.
Azzumar: 62)
)٩٦ :وهللا خلقكم وما تعملون (الصفات
Artinya: “Allah yang menjadikan kamu sekalian dan apa-apa yang kamu perbuat.”
(Ash-Shaffat: 96).
Manusia merupakan pelaku perbuatan yang sebenarnya, akan tetapi Allah Swt
yang mempunyai kehendak, kekuasaan dan kemauan. Hal tersebut sebagaimana
terdapat dalam berfirman Allah Swt sebagai berikut:
-٢٨ : وما تشاءون إال أن يشاء هللا رب العالمين (التكوير٠لمن شاء منكم أن يستقيم
)٢٩
Artinya: “(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan
kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki
Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. At-Takwir: 28-29).
Berdasarkan beberapa ayat di atas, dapat diketahui bahwa seorang mukmin
harus benar-benar mengimani qadha dan qadar, yang baik maupun yang buruk, manis
maupun pahit. Dia juga harus percaya bahwa semua yang ada dan yang terjadi dari
sejak awal sampai hari kiamat kelak sudah menjadi ketetapan Allah. Tidak ada
seorang manusia pun dapat melarikan diri dari takdir yang telah ditetapkan di dalam
Lauh al-Mahfudz. Selain itu, dia juga harus percaya seandainya ada orang yang
berusaha sekuat tenaga untuk dapat mengambil manfaat dari orang lain yang tidak
ditakdirkan oleh Allah, niscaya dia tidak akan pernah mendapatkannya. Demikian juga
jika orang itu berusaha keras untuk mencelakai orang lain yang tidak ditakdirkan oleh
Allah, niscaya dia tidak akan pernah dapat mencelakainya.
5
amalan penghuni surga, hingga antara dirinya dengan surga tinggal satu hasta, lalu
takdir telah menetapkannya bahwa dia akan mengerjakan amalan penghuni neraka
sehingga dia pun masuk neraka.”(Muttafaq ‘alaih)
Sedangkan dalam Shahih Bukhari, dari jalan lain yang disebutkan, “Mengapa
kita tidak bersandar pada kitab (catatan) kita saja dan meninggalkan amal, karena
orang yang termasuk golongan yang berbahagia akan diarahkan kepada amal orang-
orang yang berbahagia. Sedangkan orang yang termasuk golongan sengsara akan
diarahkan kepada amal orang-orang yang sengsara.”
Diriwiyatkan dari Abu Zubair bin ‘Abdullah, dia menceritakan bahwa Suraqah
bin Malik bin Ju’syam datang dan berkata, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepada kami
tentang agama kami, sehingga seolah-olah kami diciptakan sekarang. Lalu untuk apa
amal kami sekarang, apakah untuk sesuatu yang telah dituliskan (ditetapkan) oleh pena
dan telah menjadi ketetapan takdir unutk amal yang aka dikerjakan ?” Lebih lanjut dia
bertanya, “Lalu untuk apa amal perbuatan ?” Beliau menjawab, “Berbuatlah, karena
masing-masing akan diberikan kemudahan.”(HR Muslim)
6
rasul-rasulnya, hari akhir dan beriman pula kepada qadar(takdir) yang baik ataupun
yang buruk. Lelaki tersebut berkata” Tuan benar”. (H.R. Muslim). Lelaki itu adalah
Malaikat Jibril yang sengaja datang untuk memberikan pelajaran agama kepada umat
Nabi Muhammad SAW. Jawaban Rasulullah yang dibenarkan oleh Malaikat Jibril itu
berisi rukun iman. Salah satunya dari rukun iman itu adalah iman kepada qadha dan
qadar. Dengan demikian, bahwa mempercayai qadha dan qadar itu merupakan hati
kita. Kita harus yakin dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri
kita, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan adalah atas
kehendak Allah.
Sebagai orang beriman, kita harus rela menerima segala ketentuan Allah atas diri
kita. Di dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman yang artinya: ”Siapa yang tidak
ridha dengan qadha-Ku dan qadar-Ku dan tidak sabar terhadap bencana-Ku yang aku
timpakan atasnya, maka hendaklah mencari Tuhan selain Aku. (H.R.Tabrani)
Takdir Allah merupakan iradah (kehendak) Allah. Oleh sebab itu takdir tidak
selalu sesuai dengan keinginan kita. Tatkala takdir atas diri kita sesuai dengan
keinginan kita, hendaklah kita beresyukur karena hal itu merupakan nikmat yang
diberikan Allah kepada kita. Ketika takdir yang kita alami tidak menyenangkan atau
merupakan musibah, maka hendaklah kita terima dengan sabar dan ikhlas. Kita harus
yakin, bahwa di balik musibah itu ada hikmah yang terkadang kita belum
mengetahuinya. Allah Maha Mengetahui atas apa yang diperbuatnya.
7
Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang dengan
sendirinya.
Mengenai hubungan antara qadha dan qadar dengan ikhtiar ini, para ulama
berpendapat, bahwa takdir itu ada dua macam :
1. Takdir mua’llaq: yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Contoh
seorang siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-
citanya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi
kenyataan. Ia menjadi insinyur pertanian.
2. Takdir mubram: yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat
diusahakan atau tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia. Contoh. Ada orang yang
dilahirkan dengan mata sipit , atau dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan
bapaknya kulit putih dan sebagainya.
8
menemukan harta dari perut bumi disebut harta karun (Qarun).
Hendaknya kita berdoa sambil berusaha. Di samping itu hendaklah ia
menyadari, bahwa manusia hanyalah berusaha, tetapi Tuhanlah yang menentukan.
Kesudahannya dari segala sesuatu ada di ”Tangan” Allah Yang Maha Kuasa.
Kewajiban manusia hanyalah berusaha dan berdo’a. Doa merupakan manifestasi atau
perwujudan sikap tawakkal manusia kepada Allah. Sebab di dalam doa terdapat ikhtiar
manusia, ketergantungan hati terhadap Allah, penyerahan diri, kepercayaan dan
keyakinan terhadap janji-Nya.
Fungsi dari doa adalah sebagai berikut :
a) Allah menyertai hamba-hambanya yang berdoa. Muhammad SAW bersabda,
“Sesungguhnya Allah berfirman: “Aku selalu dalam persangkaan hamba-Ku
kepada-Ku, dan Aku selalu bersamanya ketika ia berdoa kepada-Ku.” (HR.
Bukhori Muslim dari Abu Huroiroh ra)
b) Sebagai senjata orang mukmin. Muhammad SAW bersabda, “Doa adalah
senjata orang mukmin, dan tiang agama, serta cahaya langit dan bumi.” (HR.
Hakim dari Ali Bin Abi Tholib ra.). Memanjatkan doa kepada Allah SWT
pertanda beriman kepada-Nya. Itulah sebabnya doa dikatakan sebagai tiang
agama. Doa yang dipanjatkan oleh orang-orang yang beriman tersebut, jika
diawali atau diakhiri dengan bacaan sholawat, akan dibawa naik oleh para
malaikat. Maka, tidak salah jika doa itu diibaratkan cahaya oleh langit dan
bumi.
c) Datangkan keselamatan. Muhammad SAW bersabda, “Janganlah engkau
merasa lemah untuk berdoa, sebab sesungguhnya tidak seorangpun yang binasa
selama ia tetap berdoa.” (HR. Ibnu Hiban dan Hakim dari Anas ra.)
d) Menolak bencana dan menolak tipu daya musuh. Muhammad SAW bersabda,
“Doa berguna terhadap apa saja yang telah menimpa seseorang, dan hal-hal
yang belum turun kepadanya. Sesungguhnya bencana pasti akan turun, dan
akan ditemui oleh doa. Lalu keduanya saling bersaingan sampai hari kiamat.”
(HR. Bazaar dan Thobroni dari Aisyah ra.). maksudnya bencana senantiasa
mengintai manusia, dan semua itu dapat ditolak hanya dengan doa.
9
Fungsi dari ikhtiar adalah sebagai berikut :
a) Merasakan kepuasan batin karen atelah berusaha dengan sekuat tenaga.
b) Terhormat di hadapan Allah dan sesama manusia.
c) Dapat berhemat karena telah merasakan susahya bekerja.
d) Tidak mudah berputus asa.
e) Menghargai jerih payahnya dan jerih payah orang lain.
f) Tidak menggantungkan orang lain dalam hidupnya.
Kita tahu bahwa di dunia ini tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa sebab. Allah
telah menetapkan bahwa alam ini akan berjalan sesuai dengan hukum sebab akibat,
karena hidup itu hukum timbal balik dari semua hal, juga karena Allah menciptakan
semua hal secara berpasang-pasangan, walaupun terkadang ada sebagian hal yang
dapat berjalan tanpa sebab kebiasaan, dan itu untuk menunjukkan kekuasaan-Nya.
Seperti contoh, untuk mencapai tingkat bahagia, kita harus sedih dahulu, karena rasa
senang dan sedih itu selalu melekat pada hidup, absurd kalau tidak ada.
Doa bukanlah sekadar proses meminta. Doa pada hakikatnya merupakan cara
untuk mempertemukan antara kehendak makhluk dengan kehendak-Nya. Jika ada dua
kehendak yang berlainan, maka Tuhan akan menunjukkan pilihan yang terbaik buat
hamba-hamba-Nya. Termasuk pilihan untuk tidak mendapat apapun dari apa yang kita
minta. Tidak ada doa yang sia-sia. Karena itu, doa tidak bisa berdiri sendiri. Doa baru
merupakan satu sisi, dari dua sisi yang tidak bisa dipisahkan. Untuk melengkapi sisi
tersebut, diperlukan sisi yang lainnya yaitu ikhtiar. Melalui proses ikhtiar inilah
seseorang dapat memperoleh jawaban Allah, apakah doanya akan memberikan makna
atau tidak bagi kehidupannya.
10
Firman Allah:
ث ّم إذامسّكم الض ّر فإليه تجئرون. ومابكم من نعمة فمن هللا
Artinya: ”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari
Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah
kamu meminta pertolongan. ” ( QS. An-Nahl ayat 53).
إنه ال ييئس من روح هللا إالّ القوم الكافرون. ٰيبن ّي اذهبوا فتحسّسوا من يوسف وأخيه والتيئسوا من روح هللا
Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya, dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS.Yusuf ayat 87)
Sabda Rasulullah SAW yang artinya” Tidak akan masuk sorga orang yang didalam
hatinya ada sebiji sawi dari sifat kesombongan.”( HR. Muslim)
Artinya : Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan
masuklah kedalam sorga-Ku. ( QS. Al-Fajr : 27-30)
BAB III
PENUTUP
12
3.1 Kesimpulan
Seorang mukmin harus benar-benar mengimani qadha dan qadar, yang baik
maupun yang buruk, manis maupun pahit. Dia juga harus percaya bahwa semua yang
ada dan yang terjadi dari sejak awal sampai hari kiamat kelak sudah menjadi ketetapan
Allah. Tidak ada seorang manusia pun dapat melarikan diri dari takdir yang telah
ditetapkan di dalam Lauh al-Mahfudz.
Teori kedudukan qadha dan qadar ialah hubungan antara qadha dan qadar,
kewajiban beriman kepada qadha dan qadar, dan hubungan antara qadha dan qadar
dengan ikhtiar.
Fungsi dari ikhtiar adalah merasakan kepuasan batin karena telah berusaha dengan
sekuat tenaga, terhormat di hadapan Allah dan sesama manusia, dapat berhemat karena
telah merasakan susahya bekerja, tidak mudah berputus asa, menghargai jerih
payahnya dan jerih payah orang lain, tidak menggantungkan orang lain dalam
hidupnya. Dan fungsi dari doa adalah Allah menyertai hamba-hambanya yang berdoa,
sebagai senjata orang mukmin, datangkan keselamatan, menolak bencana dan menolak
tipu daya musuh.
Hikmah iman kepada qadha dan qadar adalah melatih diri untuk banyak bersyukur
dan bersabar, menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa, memupuk sifat
optimis dan giat bekerja, menenangkan jiwa.
13
http://afifrahma.blogspot.com/2012/12/teori-kedudukan-qadla-dan-qadar.html, ditulis
oleh Afif Rahma Eka Putra. Diakses tanggal 11 Desember 2015 pukul 21.37.
http://m.pustaka.abatasa.co.id/pustaka/detail/doa/allsub/931/pengertian -doa-dan-
fungsi-doa.html&ei. Diakses tanggal 11 Desember 2015 pukul 20.00.
http://infodakwahislam.wordpress.com/2013/03/05/pengertian-ikhtiar-dan-tawakal/.
Diakses tanggal 11 Desember pukul 21.30.
14