Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PAI KELOMPOK 4

IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR


Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Pembelajaran PAI

Guru Pengampu:
Siti Fatimah, S.Ag, M.Pd

Kelas:
XII IPA 1

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Billy Aditama H
Kevin Alif
Ririn Hardika P
Salman Alfarisi

SMAN 15 KOTA TENGERANG


JLN. VILLA TANGERANG REGENCY
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Iman Kepada Qadha dan Qadar” ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari ibu Siti Fatimah pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pentingnya beribadah dan bersyukur bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Siti Fatimah selaku guru Pendidikan Agama
Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, 12 September 2023

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
KAJIAN PUSTAKA................................................................................................................5
2.1 Kajian Teori....................................................................................................................5
A. Dalil Naqli tentang Qadha dan Qadar Allah swt ..........................................................5
B. Hubungan Qadha dan Qadar Allah swt........................................................................6

C. Peran Optimis terhadap Ketentuan Qadha dan Qadar...............................................6

D. Peran Tawakkal terhadap Ketentuan Qadha dan Qadar............................................7


E. Peran Tawakkal terhadap Ketentuan Qadha dan Qadar............................................7

F. Kaitan Takdir Allah swt. Dengan sikap Optimis,Ikhtiar dan Tawakkal...................8


G. Hikmah Beriman Kepada Qadha dan Qadar................................................................8
H. Perilaku yang Mencerminkan Kesadaran Beriman kepada Qadha dan Qadar.......8

I. Kaitan Antara Beriman kepada Qadha dan Qadar dengan Sikap Optimis,Ikhtiar dan
tawakkal ................................................................................................................................9
BAB III....................................................................................................................................10
PENUTUP...............................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10
3.2 Saran................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
1.1 Latar BAB I
Belakang
PENDAHULUAN

Syukur dapat diartikan sebagai ungkapan terima kasih kepada pihak yang telah
berjasa kepada kita baik dalam bentuk moril maupun materil. Ibadah adalah proses
mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dengan melakukan segala yang diperintahkan dan
meninggalkan segala yang dilarang-Nya, serta melakukan sesuatu yang diizinkan-Nya.
Bersyukur dapat ditujukan kepada Allah Swt dan juga kepada manusia. Perwujudan
dari syukur kepada manusia adalah dengan cara membalas perbuatan baik dengan yang lebih
baik (ihsān) atau setidaknya sama baiknya, walaupun dalam konteks bersyukur kepada orang
tua, tidak ada perbuatan yang dapat setimpal dengan kebaikan mereka, apalagi melebihi.
Begitupun bersyukur kepada Allah Swt.
Perwujudannya tidak lain adalah dengan beribadah, yaitu melaksanakan perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya, meskipun tidak ada amal yang dapat mencukupi untuk sekadar
berterima kasih atas segala limpahan nikmat-Nya kepada kita. Jika untuk mensyukuri
nikmat- Nya saja tidak cukup, apalagi untuk “membeli” surga-Nya. Jadi, kalaupun Allah
Swt memberikan kita surga, tentu bukan karena ibadah kita, tetapi karena besarnya kasih
sayang (rahmat) Allah Swt. kepada kita.

1.2 Rumusan Masalah


1. Ayat Al-Quran apa saja yang membahas tentang Qadha dan Qadar?
2. Sikap dan perilaku apa saja yang harus dikembangkan dan dijauhi?
3. Hikmah apa saja yang bisa di ambil dari mempelajari iman kepada Qadha dan Qadar?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Agar mengetahui Ayat Al-Quran apa saja yang membahas tentang iman kepada Qadha
dan Qadar
2. Dapat mengetahui Sikap dan perilaku apa saja yang harus dikembangkan dan dijauhi
3. Untuk mengetahui peran ikhtiar dan tawakkal terhadap ketentuan Qadha dan Qadar
Allah swt.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


-Pengertian
1.Qadha
 Qadha secara bahasa artinya adalah hukum, ketetapan, kehendak, pemberitahuan, dan
penciptaan
 Qadha secara istilah artinya adalah ketetapan Allah swt. tentang segala sesuatu yang
berkenaan dengan makhluk, dengan menciptakan (menghidupkan), meniadakan (mematikan),
dan merubah (keadaan mereka) sebelum menciptakannya sejak zaman azali (terdahulu) sesuai
dengan iradah-Nya yang Maha Sempurna

2. Qadar
 Qadar secara bahasa artinya adalah akhir atau batas sesuatu, kadar, ukuran, dan kepastian
 Qadar secara istilah adalah apa yang Allah swt. takdirkan sejak zaman azali (terdahulu) yang
berkaitan dengan apa yang akan terjadi pada (semua) makhluk-Nya

3.Iman Kepada Qadha dan Qadar Allah swt.


 Iman kepada Qadha dan Qadar adalah mengimani dan meyakini segala informasi Allah swt.
yang disampaikan dalam Al-Qur'an dan Rasulullah saw. dan telah dijelaskan dalam hadits
mengenai Qadha dan Qadar Allah swt.
 Beriman kepada qadha dan Qadar Allah swt. memiliki kedudukan sebagai rukun iman yang
keenam, setelah beriman kepada hari akhir (kiamat).
 Qadha adalah sesuatu yang berkaitan dengan mahluk Allah swt. dan belum terjadi. Sifatnya
masih berupa tulisan yang berada dio lauh mahfuz. Sedangkan Qadar adalah sesuatu yang
berkaitan dengan mahluk dan sudah terjadi, sehingga dapat diketahui oleh manusia.

-Dalil Naqli tentang Qadha dan Qadar Allah swt.


Allah swt. menciptakan makhluk berdasarkan Qadar

﴾٤٩ ﴿ ‫ِإَّنا ُك َّل َش ْي ٍء َخ َلْقَناُه ِبَقَد ٍر‬


Artinya:
“Sungguh,kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (Q.S. Al-Qamar/54:49)

Qadha dan Qadar Allah swt. untuk setiap makhluk telah tertulis di Lauhil Mahfuz

ۚ‫َم ا َأَص اَب ِم ْن ُمِص يَبٍة ِفي اَأْلْر ِض َو اَل ِفي َأْنُفِس ُك ْم ِإاَّل ِفي ِكَتاٍب ِم ْن َقْبِل َأْن َنْبَر َأَها‬
‫ِإَّن َٰذ ِلَك َع َلى ِهَّللا َيِس يٌر‬
Artinya:
“Setiap bencana yang menimpa dibumi dan yang menimpa dirimu sendiri,semuanya telah tertulis
dalam kitab (Lauhil Mahfuz) sebelum kami mewujudkannya.Sungguh,yang demikian itu mudah bagi
Allah swt.” (Q.S. Al-Hadid/57:22)

Antara Kehendak Allah swt. dan Kehendak makhluk

﴾٢٨ ﴿ ‫ِلَم ْن َش اَء ِم ْنُك ْم َأْن َيْسَتِقيَم‬

﴾٢٩ ﴿ ‫َو َم ا َتَش اُء وَن ِإاَّل َأْن َيَش اَء ُهَّللا َر ُّب اْلَع اَلِم يَن‬
Artinya:
“(Yaitu) bagi siapa diantara kamu yang menghendaki menempuh jalan yang lurus(28).(Dan) kamu
tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah,Tuhan seluruh
alam(29).” (Q.S At-Takwir/81:28-29)

-Hubungan Qadha dan Qadar Allah swt.


Melalui hubungan antara usaha manusia dengan qadha dan Qadar Allah swt., para ulama berpendapat
bahwa Qadar itu ada dua macam, yaitu;

 Takdir Muallaq
adalah takdir yang erat kaitannya dengan usaha (ikhtiar) manusia. Artinya, usaha atau
ikhtiar manusia mempunyai pengaruh terhadap takdir, sehingga usaha manusia mendatangkan hasil
seperti yang dicita-citakan oleh manusia.

 Takdir Mubram
adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat
diubah melalui usaha manusia. Artinya, usaha manusia sudah tidak dapat lagi berpengaruh terhadap
qadha dan Qadar Allah swt.

-Peran Optimis terhadap ketentuan Qadha dan Qadar Allah swt.


 Pengertian Optimis
Optimis adalah sikap seseorang yang memiliki harapan positif dalam menghadapi segala hal
atau persoalan. Seseorang yang optimis akan tetap semangat menghadapi semua permasalahan. Jika
tidak berhasil dalam menyelesaikan suatu permasalahan, dia akan mencoba lagi untuk kedua kalinya,
jika kembali gagal, dia akan mencoba lagi sampai berhasil. Sebaliknya jika seorang pesimis, maka
akan menyerah dan tidak mau berusaha lagi. Hal tersebut merupakan sebuah usaha yang dilakukan
manusia untuk mendatangkan hasil yang dicita-citakan, dan hal tersebut mempunyai pengaruh
terhadap takdir

 Dalil Naqli tentang Perintah Optimis


‫ُقْل ٰي ِع َباِدَي اَّلِذ ْيَن َاْس َر ُفْو ا َع ٰٓلى َاْنُفِس ِهْم اَل َتْقَنُطْو ا ِم ْن َّرْح َم ِة ِهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َيْغ ِفُر‬
‫الُّذ ُنْو َب َج ِم ْيًعاۗ ِاَّنٗه ُهَو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْيُم‬
Artinya:
“Katakanlah: “Hai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah
kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun,Maha Penyayang.” (Q.S. Az-Zumar/39:53)

-Peran Ikhtiar terhadap ketentuan Qadha dan Qadar Allah swt.

 Pengertian Ikhtiar
Kata ikhtiar berasal dari bahasa Arab ikhtaara-yakhtaaru-ikhtiyaraan yang berarti memilih.
Ikhtiar diartikan berusaha karena pada hakikatnya orang yang berusaha berarti memilih.

Adapun menurut istilah, ikhtiar adalah berusaha dengan mengerahkan segala kemampuan
yang ada untuk meraih suatu harapan dan keinginan yang dicita-citakan. Ikhtiar juga dapat diartikan
sebagai usaha sungguh-sungguh yang dilakukan untuk mendapatkan kebahagiaan, baik di dunia
maupun di akhirat.

 Dalil Naqli tentang Perintah Berikhtiar

‫َفِإَذ ا ُقِض َيِت الَّص اَل ُة َفاْنَتِش ُروا ِفي اَأْلْر ِض َو اْبَتُغ وا ِم ْن َفْض ِل ِهَّللا َو اْذ ُك ُروا َهَّللا َك ِثيًرا‬
‫َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحوَن‬
Artinya:
“Apabila shalat telat dilaksanakan,maka bertebaranlah kamu dibumi,carilah karunia Allah dan
ingatlah Allah sebanyak-banyak agar kamu beruntung.” (Q.S. Al-Jumuah/62:10)

-Peran Tawakkal terhadap ketentuan Qadha dan Qadar Allah swt.


Tawakkal dapat diberi pengertian berserah diri kepada Allah swt. setelah semua proses
pekerjaan atau amalan lain sudah dilakukan secara optimal. Tawakkal harus dilakukan ada usaha dan
kerja keras dengan menyerahkan segala kemampuan yang dimiliki. Akan tetapi, ketika seseorang
belum berusaha secara optimal untuk mencapai suatu angan atau cita-citanya,kemidian ia pasrah atau
berserah diri, maka orang tersebut belum dapat dikatakan tawakkal.

Serahkan semua urusan hanya kepada Allah swt., jangan menggantungkan sesuatu kepada
selain Allah swt. sebab hanya Allah-lah yang mempunyai kekuasaan atas segala sesuatu. Segala
usaha dan kerja keras tidak akan berarti apa-apa jika Allah swt. tidak menghendaki keberhasilan atas
usaha itu. manusia boleh berharap dan ahrus berusaha dengan segenap daya upaya, namun jangan
lupa bahwa manusia tidak dapat menentukan suatu usaha itu berhasil atau gagal

 Dalil Naqli tentang Perintah Tawakkal

ۖ ‫َفِبَم ا َر ْح َم ٍة ِم َن ِهَّللا ِلْنَت َلُهْم ۖ َو َلْو ُكْنَت َفًّظا َغ ِليَظ اْلَقْلِب اَل ْنَفُّض وا ِم ْن َح ْو ِلَك‬
‫َفاْعُف َع ْنُهْم َو اْسَتْغ ِفْر َلُهْم َو َش اِو ْر ُهْم ِفي اَأْلْم ِرۖ َفِإَذ ا َع َز ْم َت َفَتَو َّك ْل َع َلى ِهَّللاۚ ِإَّن‬
‫َهَّللا ُيِح ُّب اْلُم َتَو ِّك ِليَن‬
Artinya:
“Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu.
Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah
dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad,
bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal." (Q.S.
Ali-Imran/3:159)

-Kaitan Takdir Allah swt. dengan sikap optimis, ikhtiar dan tawakkal
Takdir, optimis, ikhtiar, dan tawakkal adalah empat hal yang sulit untuk dipisahkan. Dengan
kemahakuasaan-Nya, Allah swt. menciptakan undang-undang, peraturan, dan hukum yang tidak
dapat diubah oleh siapa pun. Sementara itu, manusia diberi kebebasan untuk memilih dan diberi hak
untuk bekerja dan berusaha demi mewujudkan pilihannya. Akan tetapi, setiap manusia tidak dapat
dan tidak dibenarkan memaksaan kehendak kepada Allah untuk mewujudkan keinginannya.

-Hikmah beriman kepada qadha dan Qadar


1. Mempunyai semangat ikhtiar (berusaha)
2. Mendorong kemajuan dan kemakmuran
3. Menghindari sifat sombong dan putus asa
4. Melatih sifat husnuzzan (prasangka baik)
5. Melatih kesabaran dan rasa syukur
6. Terhindar dari sifat ragu dan penakut
7. Bersifat optimis,giat bekerja dan jiwanya tenang

-Perilaku yang Mencerminkan Kesadaran Beriman kepada Qadha dan Qadar Allah swt.
dalam kehidupan sehari-hari
1. Selalu bersikap qana'ah (menerima dan Beraterhadap apa yang telah diberikan Allah swt.
kepadanya.
2. Selalu memuliakan dirinya sendiri dan membebaskan diri dari sikap penghambaan kepada
mahluk atau mengharap pemberian orang lain.
3. Memiliki cita-cita yang tinggi, yaitu memiliki kemauan yang tinggi dan menjauhkan diri dari
kemalasan, berpangku tangan, dan pasrah kepada keadaanya.
4. Bertekad dan bersungguh-sungguh dalam segala hal, senantiasa memanfaatkan peluang yang
datang kepadanya, dan sangat menginginkan segala kebaikan, baik untuk di akhirat atau pun
di dunia.
5. Bersikap adil, baik pada saat senang maupun sedih. Artinya kenikmatan yang diperoleh tidak
membuatnya sombong, musibah yang menimpa tidak membuatnya berputus asa.
6. Terhindar dari penyakit dengki kepada manusia atas karunia yang Allah swt. berikan kepada
mereka, selamat dari penentangan terhadap hukum-hukum Allah swt. yang bersifat syar'l dan
ketentuan-ketentuannya yang bersifat sunnatullah, serta menyerahkan segala urusannya hanya
kepada Allah swt. semata

-Kaitan antara Beriman kepada Qadha dan Qadar Allah swt. dengan sikap optimis, ikhtiar,
dan tawakkal
 Kaitan antara Beriman kepada Qadha dan Qadar Allah swt. dengan siakp optimis

Di antara contoh sikap optimis adalah:


1. Yakin dan percaya bahwa dalam setiap musibah dan ujian selalu ada kenikmatan
2. yang menunggu
3. Senantiasa berharap atas rahmat dan pertolongan Allah swt. di segala masalah, musibah, dan
ujian.
4. Mengerjakann ujian dengan kemampuan sendiri.
5. 4.Selalu bersyukur atas nikmat dan rahmat yang Allah berikan.
6. Sikap-sikap optimis tersebut banyak kaitannya dengan qadha dan Qadar Allah swt. yaitu
menerima dan mensyukuri segala pemberian yang diberikan Allah. Dengan demikian, ada
keterkaitan yang erat antara beriman kepada gadha dan Qadar Allah dengan sikap optimis.
Sehingga umat islam semakin yakin terhadap qadha dan qdar Allah swt., manusia akan hidup
semakin optimis dalam menghadapi masa depan. Sekurang-kurangnya bagi seorang hamba
Allah yang beriman tetap berkeyakinan bahwa kalau tidak memperoleh kebahagiaan di dunia,
masih ada harapan meraih kebahagiaan kelak di akhirat.

 Kaitan antara Beriman kepada Qadha dan Qadar dengan Perilaku Ikhtiar
Tidak dibenarkan bagi umat uslam yang memunyai keinginan atau cita-cita, namun hanya
berdiam diri tanpa ada upaya sama sekali. Selanjutnya usaha tersebut harus diikuti denagn doa,
memohon kepada Allah swt. agar keinginan tersebut dapat terwujud.

seseorang yang beriman kepada qaha dan Qadar secara benar, sungguh-sungguh dan sepenuh
hati akan menumbuhkan sikap positif. Sikap positif tersebut adalah selalu mewujudkan segala bentuk
keinginan. Karena Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali manusia itu sendiriyang
mengubah dengan melalui ikhtiar (berusaha).

Kaitan antara Beriman kepada qadha dan Qadar dengan tawakkal kepada Allah
swt.
seseorang yang memiliki sikap tawakkal berarti telah memiliki modal awal yang baik.
Seandainya hasil usha tidak memuaskan, dapat menerima denagn lapang dada dan penuh kesabaran.
Sebaliknya, jika hasil usahanya sangat memuaskan, tidak sombong dan tidak angkuh. Karena hal
tersebut semata-mata merupakan karunia dari Allah swt. ingat bahwa manusia hanya berkewajiban
untuk berusaha, sedangkan keputusan sepenuhnya merupakan hak Allah swt.

seseorang yang beriman kepada qadha dan qadar Allah secara benar, sungguh-sungguh dan
sepenuh hati, sangat berkaitan erat dengan sikap positif dalam perilaku kehiduan sehari-hari. Sikap
positif tersebut adalah tumbuh dan berkembangannya sikap tawakkal.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Beriman kepada qada’ dan qadar akan melahirkan sikap optimis,tidak mudah putus asa,
sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan
Allah akan memberikan yang terbaik kepada seorang muslim,sesuai dengan sifatnya yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang.Oleh karena itu,jika kita tertimpa musibah maka ia akan
bersabar,sebab buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah,sebaliknya baik menurut kita
belum tentu baik menurut Allah.Karena dalam kaitan dengan takdir ini sehingga lahir sikap sabar
dan tawakal yang dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untuk
mencari takdir yang terbaik dari Allah swt.
Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari.Oleh karena itu,kita
senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT agar hidup kita senantiasa berhasil
menurut pandangan Allah SWT.Juga keyakinan kita terhadap takdir Allah senantiasa ditingkatkan
demi meningkatkan amal ibadah kita.Serta Kita harus senantiasa bersabar,berikhtiar dan bertawakal
dalam menghadapi takdir Allah swt.
.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu
kepada guru pembimbing yaitu Ibu Siti Fatimah, S.Ag, M.Pd saran dan kritik sangatlah diperlukan
oleh penulis agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya. Dan semoga karya tulis ini
dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca yang ingin mengkaji tentang kewajiban beribadah dan
bersyukur kepada Allah Swt. Menurut ayat Al-Quran.

DAFTAR PUSTAKA
Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai