Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

QADHA DAN QADAR


(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Tauhid)

Dosen Pengampu:
Nihayaturrohmah, M.HI.

Disusun oleh:
Puput Lailatul Tusa’adah ( 103220065 )
Sefti Amelia Maisaroh (103220077)
Tanti Aprilia (1032200840)

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2023

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Ilmu Tauhid, dengan judul Qadha dan Qadar
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami juga menyadari bahwa sepenuhnya makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan baik kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Ponorogo,21 Maret 2023

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Qadha dan Qadar.............................................................................2
B. Qadha dan Qadar menurut Ahlus Sunnah.........................................................3
C. Qadha dan Qadar menurut Jabariyah.................................................................4
D. Qadha dan Qadar menurut Qadariyah...............................................................4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................5
B. Saran..................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Qada adalah ketentuan atau ketetapan Allah SWT dari sejak zaman azali tentang
segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya sesuai dengan iradah (kehendak-Nya)
meliputi baik maupun buruk, sedangkan qadar adalah keputusan Allah SWT yang telah terjadi
pada diri seseorang atau makhluk-Nya yang lain, berdasarkan ketetapan dan usaha serta doa
yang dilakukan orang tersebut. Maka Iman kepada qada dan qadar adalah meyakini bahwa
Allah telah membuat ketetapan terhadap ciptaan-Nya dan Allah juga berkuasa mengubah
ketetapan-Nya apabila orang mau berusaha untuk mengubahnya disertai dengan doa yang
sungguh-sungguh.
Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah ditetapkan sesuai
ketentuan-ketentuan Ilahiah yang tidak pernah diketahui oleh manusia. Dengan tidak adanya
pengetahuan tentang ketetapan dan ketentuan Allah ini, maka kita harus berlomba-lomba
menjadi hamba yang saleh-muslih, dan berusaha keras untuk menggapai cita-cita tertinggi
yang diinginkan setiap muslim yaitu menjadi penghuni Surga.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Qadha dan Qadar?
2. Bagaimana Qadha dan Qadar menurut Ahlus Sunnah?
3. Bagaimana Qadha dan Qadar menurut Jabariyah?
4. Bagaimana Qadha dan Qadar menurut Qadariyah?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa pengertian Qadha dan Qadar.
2. Untuk mengetahui bagaimana Qadha dan Qadar menurut Ahlus Sunnah.
3. Untuk mengetahui bagaimana Qadha dan Qadar menurut Jabariyah.
4. Untuk mengetahui bagaimana Qadha dan Qadar menurut Qadar

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Qadha dan Qadar


Qada artinya menetapkan. Qada Allah artinya ketetapan Allah kepada setiap
makhluk hidup-Nya yang bersifat Azali. Azali artinya ketetapan itu sudah ada
sebelum keberadaan atau kelahiran makhluk. Makhluk menaati ketentuan Allah.
Misal, Allah menentukan burung bisa terbang, ular dapat berjalan tanpa kaki.
Semuanya menaati ketentuan Allah tersebut.1
Qadar dari segi bahasa berarti memutuskan suatu perkara. Qadar Allah pada
seseorang berdasarkan ketetapan Allah bersama ikhtiar dan do’anya. Seseorang yang
telah ditetapkan Allah dengan potensi kecerdasan rendah, dapat berubah menjadi
pandai jika ia mau belajar keras dan berdo’a dengan sungguh-sungguh. Seseorang
yang ditetapkan Allah dengan rezeki secukupnya dapat berubah menjadi kaya jika ia
bekerja keras, hemat, dan berdo’a dengan sungguh sungguh. Oleh karena itu qadar
yang sering disebut sebagai takdir seseorang dapat berubah jika ia berusaha dengan
giat dan memohon (berdo’a) dengan sungguh-sungguh sehingga Allah
mengabulkannya.
Beriman kepada qada dan qadar Allah adalah percaya sepenuh hati bahwa
semua ciptaan Allah di alam semesta telah ditentukan Allah dengan ukuran-ukuran
dan hukum Allah yang ditetapkan pada manusia ada yang tidak bisa berubah adapula
yang bisa berubah jika manusia mau berikhtiar dan berdo’a sungguh-sungguh.
Kaitan dan hubungan qada dan qadar
Dikatakan, bahwa yang dimaksud dengan qadar ialah takdir, dan yang dimaksud
dengan qadha’ ialah penciptaan, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
“Maka Dia menjadikannya tujuh langit… .” [Fushshilat: 12]
Qada dan qadar adalah dua perkara yang beriringan, salah satunya tidak
terpisah dari yang lainnya, karena salah satunya berkedudukan sebagai pondasi, yaitu
qadar, dan yang lainnya berkedudukan sebagai bangunannya, yaitu qadha’. Barang
siapa bermaksud untuk memisahkan di antara keduanya, maka dia bermaksud
menghancurkan dan merobohkan bangunan tersebut.
Dikatakan pula sebaliknya, bahwa qada ialah ilmu Allah yang terdahulu, yang
dengannya Allah menetapkan sejak azali. Sedangkan qadar ialah terjadinya
penciptaan sesuai timbangan perkara yang telah ditentukan sebelumnya. Ibnu Hajar
al-Asqalani berkata, “Mereka, yakni para ulama mengatakan, ‘Qada’ adalah ketentuan
yang bersifat umum dan global sejak zaman azali, sedangkan qadar adalah bagian-
bagian dan perincian-perincian dari ketentuan tersebut”.2
Dikatakan, jika keduanya berhimpun, maka keduanya berbeda, di mana
masing-masing dari keduanya mempunyai pengertian sebagaimana yang telah

1
Toto Suryana, Dkk, Pendidikan Agama Islam (Bandung:Tiga Mutiara)
2
T. Ibrahim, H. Darsono, Membangun Aqidah dan Ahklak (Solo:Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,2013) h.29

2
diutarakan dalam dua pendapat sebelumnya, dimana jika salah satu dari keduanya
disebutkan sendirian, m, aka yang lainnya masuk di dalam (pengertian)nya.
Pada uraian tentang pengertian qada dan qadar dijelaskan bahwa antara qada
dan qadar selalu berhubungan erat . Qada adalah ketentuan, hukum atau rencana Allah
sejak zaman azali. Qadar adalah kenyataan dari ketentuan atau hukum Allah. Jadi
hubungan antara qada dan qadar ibarat rencana dan perbuatan.
Perbuatan Allah berupa qadar-Nya selalu sesuai dengan ketentuan-Nya. Di
dalam surat Al-Hijr ayat 21 Allah berfirman, yang artinya sebagai berikut: ” Dan tidak
sesuatupun melainkan disisi kami-lah khazanahnya, dan Kami tidak menurunkannya
melainkan dengan ukuran yang tertentu”.

B. Qadha dan Qadar menurut Ahlus Sunnah


Qadha menurut paham ahlussunnah wal jama’ah ialah ketetapan Tuhan pada
azal tentan3g sesuatu. Barang sesuatu yang akan terjadi semuanya sudah ditentukan
Tuhan sebelumnya dalam azal.Kita telah ditetapkan oleh Tuhan dalam azal jadi orang
Indonesia. Itu namanya Qadha Tuhan. Hal ini tak bisa di rubah oleh siapapun juga.
Kemudian kita dilahirkan di Indonesia, itulah qadar atau takdir Tuhan.
Manusia wajib yakin seyakin-yakinnya, bahwa yang terjadi di atas dunia ini
semuanya sudah qadha Tuhan dan sudah takdir Tuhan, tidak berubah lagi dan tak
seorangpun yang sanggup merubahnya.
Setiap manusia tidak bis membebaskan diri dari Qadha dan Qodar Tuhan.
Allah SWT berfirman dalam hal ini :
‫ب ِم ْن قَ ْب ِل َأ ْن نَ ْب َرَأهَا ِإ َّن َذلِكَ َعلَى هَّللا ِ يَ ِسي ٌر‬
ٍ ‫ض َوال فِي َأ ْنفُ ِس ُك ْم ِإال فِي ِكتَا‬ ِ ‫اب ِم ْن ُم‬
ِ ْ‫صيبَ ٍة فِي األر‬ َ ‫ص‬َ ‫َما َأ‬
Artinya : “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lohmahfuz) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah” (Q.S.
Al-Hadid : 22).Jadi apa saja yang terjadi di dunia menurut ayat ini sudah diqadhakan
oleh Tuhan dalam azal dan dilaksanakan adanya di dunia sesuai dengan qadha-Nya itu.
Dan firman Allah SWT lagi :
‫ِإنَّا ُك َّل َش ْي ٍء خَ لَ ْقنَاهُ بِقَدَر‬

Artinya : “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”(Q.S.


Al-Qamar : 49)
Berkata Imam Nawawi dalam mengartikan ayat ini “Allah SWT telah mentakdirkan
sesuatu dalam azal dan Tuhan telah tahu bahwa sesuatu itu akan terjadi pada waktu
yang Ia tentukan. Maka sesuatu itu terjadi sesuai dengan takdirnya”.
Demikianlah, ummat islam ahlussunnah wal jama’ah meyakini bahwa sesuatu
yang terjadi sudah ditakdirkan oleh Ilahi, kita hanya mendapati saja lagi.
Hanya takdir sesuatu itu kita tidak tahu kepastiannya dank arena itu tidak boleh
menunggu saja tanpa kerja. Bekerjalah, berusahalah sehabis tenaga, dan serahkanlah
kepada Tuhan apa yang akan terjadi.

3
Siradjjuddin, Abbas, I’tiqad Ahlussunnah Wal Jama’ah, (Jakarta:Pustaka Tarbiyah,2006) h. 66

3
C. Qadha dan Qadar menurut Jabariyah
Jabariyah berasal dari kata jabr yang artinya paksaan. Aliran ini ditonjolkan
pertama kali Jahm bin Safwan (131 H), sekretaris Harits bin Suraih. Aliran ini juga
dikenal sebagai aliran Jahmiyah. Sebelumnya munculnya aliran ini dipelopori oleh
Ja’ad bin Dirham, namun pemikiran kalam ini belum terlalu berkembang. Aliran ini
lahir bermula dari ketidak berdayaan dalam menghadapi kekejaman Muawiyah bin
Abu Sufyan, dan mengembalikan semuanya atas kehendak dan kekuasaan Tuhan.
Dalam segi pemikiran kalammnya yang berkenaan dengan qada’ dan qadar aliran
Jabariyah sebenarnya 4memiliki konsep yang bertentangan dengan aliran Qadariyah.
Menurut Jabariyah manusia tidak mempunyai kemampuan untuk mewujudkan
perbuatannya, dan tidak mempunyai kemampuan untuk memilih. Segala gerak dan
perbuatan yang dilakukan manusia, pada hakikatnya adalah dari Allah semata.
Meskipun demikian, manusia tetap mendapatkan pahala atau siksa, karena perbuatan
baik atau jahat yang dilakukannya
Menurut faham ini, manusia tidak hanya bagaikan wayang, yang digerakkan oleh
dalang, tapi manusia tidak mempunyai bagian sama sekali dalam mewujudkan
perbuatan-perbuatannya. Sementara nasib mereka diakhirat ditentukan oleh Tuhan
secara mutlak. Aliran ini cenderung mengikuti aliran tradisional yakni aliran ilmu
kalam yang kurang menghargai kebebasan manusia, serta kurang melakukan
pendekatan logika nalar dalam pemikiran kalam mereka.

D. Qadha dan Qadar menurut Qadariyah


Aliran ini lahir dilatar belakangi oleh kegiatan politik pada masa Mu’awiyab
bin Abu Sufyan, dari Daulah Bani Umayyah. Menurut aliran qadariyah, mereka
beranggapan bahwa manusia diberi Allah daya dan kekuatan untuk melakukan suatu
perbuatan. Manusia juga di beri kebebasan untuk memilih antara melakukan sesuatu
kebaikan dan keburukan, dan mereka harus mempertanggung jawabkan semua
perbuatannya kelak di hari akhir.
Bila manusia memilih untuk melakukan perbutan baik, maka dia akan
memperoleh pahala di sisi Allah dan akan memperoleh kebahagiaan dalam hidup di
akhirat kelak. Sedang mereka yang memilih melakukan perbuatan buruk, akan
memperoleh siksa di neraka.5

4
https://iqipedia.com/2022/05/23/qada dan qadar
5
ibid

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Qadar dari segi bahasa berarti memutuskan suatu perkara. Qadar Allah pada
seseorang berdasarkan ketetapan Allah bersama ikhtiar dan do’anya. Seseorang
yang telah ditetapkan Allah dengan potensi kecerdasan rendah, dapat berubah
menjadi pandai jika ia mau belajar keras dan berdo’a dengan sungguh-sungguh.
Seseorang yang ditetapkan Allah dengan rezeki secukupnya dapat berubah
menjadi kaya jika ia bekerja keras, hemat, dan berdo’a dengan sungguh sungguh.
Oleh karena itu qadar yang sering disebut sebagai takdir seseorang dapat berubah
jika ia berusaha dengan giat dan memohon (berdo’a) dengan sungguh-sungguh
sehingga Allah mengabulkannya.
Beriman kepada qada dan qadar Allah adalah percaya sepenuh hati bahwa
semua ciptaan Allah di alam semesta telah ditentukan Allah dengan ukuran-
ukuran dan hukum Allah yang ditetapkan pada manusia ada yang tidak bisa
berubah adapula yang bisa berubah jika manusia mau berikhtiar dan berdo’a
sungguh-sungguh.
Qadar dari segi bahasa berarti memutuskan suatu perkara. Qadar Allah pada
seseorang berdasarkan ketetapan Allah bersama ikhtiar dan do’anya. Seseorang
yang telah ditetapkan Allah dengan potensi kecerdasan rendah, dapat berubah
menjadi pandai jika ia mau belajar keras dan berdo’a dengan sungguh-sungguh.
Seseorang yang ditetapkan Allah dengan rezeki secukupnya dapat berubah
menjadi kaya jika ia bekerja keras, hemat, dan berdo’a dengan sungguh sungguh.
Oleh karena itu qadar yang sering disebut sebagai takdir seseorang dapat berubah
jika ia berusaha dengan giat dan memohon (berdo’a) dengan sungguh-sungguh
sehingga Allah mengabulkannya.
Beriman kepada qada dan qadar Allah adalah percaya sepenuh hati bahwa
semua ciptaan Allah di alam semesta telah ditentukan Allah dengan ukuran-
ukuran dan hukum Allah yang ditetapkan pada manusia ada yang tidak bisa
berubah adapula yang bisa berubah jika manusia mau berikhtiar dan berdo’a
sungguh-sungguh.

B. Saran
Demikian lah makalah yang kami buat sedemikian rupa ini, mudah-mudahan
bermanfaat bagi kita semua. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini
masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kritikan dan saran yang membangun
sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.

5
DAFTAR PUSTAKA

Suryana Toto, Dkk, Pendidikan Agama Islam (Bandung:Tiga Mutiara)


Siradjjuddin, Abbas, I’tiqad Ahlussunnah Wal Jama’ah, (Jakarta:Pustaka Tarbiyah,2006)
T. Ibrahim, H. Darsono, Membangun Aqidah dan Ahklak (Solo:Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri,2013)
https://iqipedia.com/2022/05/23/qadadanqadar

Anda mungkin juga menyukai