Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AKIDAH AKHLAK

“BERIMAN KEPADA QADA DAN QADAR”

DOSEN PENGAMPU :

Hervrizal,Dr

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 11
Milna Riani (12120523533)
Murniati (12120522998)

KELAS 3F

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Akidah Akhlaq dengan judul “Beriman
Kepada Qada dan Qadar”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak belah pihak yang dengan tulus memberikan do’a,saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Dan Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarnakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.Oleh karna itu kami
mengharapkan segala bentuk dan saran serta masukan yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan.

Pekanbaru, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar belakang.........................................................................................................
B. RumusanMasalah.....................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Beriman Terhadap Qada dan Qadar........................................................................
B. Ta’rif Qada dan Qadar.............................................................................................
C. Macam-Macam Qadar atau Takdir Secara umum qadar terbagi menjadi dua yaitu
takdir mubham dan muallaq...................................................................................
D. Tidak Ada Perubahan Dalam Qada dan Qadar Allah(Rizki,Ajal,Amal,dan Orang
Baik/Jahat)...............................................................................................................
E. Funssi dan Pengaruh Beriman Dengan Qada dan Qadar Dalam Kehidupan..........
F. Contoh Perilaku dari Iman kepada Qada dan Qadar...............................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Qada adalah ketentuan atau ketetapan Allah SWT dari sejak zaman azali tentang
segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya sesuai dengan iradah (kehendak-
Nya) meliputi baik maupun buruk, sedangkan qadar adalah keputusan Allah SWT yang
telah terjadi pada diri seseorang atau makhluk-Nya yang lain, berdasarkan ketetapan dan
usaha serta doa yang dilakukan orang tersebut. Maka Iman kepada qada dan qadar adalah
meyakini bahwa Allah telah membuat ketetapan terhadap ciptaan-Nya dan Allah juga
berkuasa mengubah ketetapan-Nya apabila orang mau berusaha untuk mengubahnya
disertai dengan doa yang sungguh-sungguh.
Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah ditetapkan sesuai
ketentuan-ketentuan Ilahiah yang tidak pernah diketahui oleh manusia. Dengan tidak
adanya pengetahuan tentang ketetapan dan ketentuan Allah ini, maka kita harus
berlomba-lomba menjadi hamba yang saleh-muslih, dan berusaha keras untuk menggapai
cita-cita tertinggi yang diinginkan setiap muslim yaitu menjadi penghuni Surga.
Qadha dan Qodar adalah dua hal yang secara bahasa berbeda namun merupakan satu
kesatuan kuasa Allah yang tak dipisahkan. Hal ini disebabkan keduanya merupakan
ketentuan atau keputusan dan wilayah otonomi kekuasaan Allah yang tak terbatas oleh
ruang dan waktu.
Allah mempunyai hak untuk menciptakan dan memerintah apa yang dikehendakinya.
Segala sesuatu pun telah ditetapkan oleh Allah sebelum ia menciptakan makhluqnya. Ia
juga     mengatur dan     menetapkan empat perkara pada makhluqnya, seperti     rizqi,
ajal, amalaannya dan celaka atau bahagia, sekali-kali tidak     ada pilihan bagi mereka.
Dalam kenyataan hidup yang kita lihat     setiap hari di     masyarakat berbagai macam
warna kehidupan, ada     orang yang hidupnya beruntung ada pula yang nasibnya serba    
kekurangan.Itu semua telah menunjukkan bahwa Allah     menciptakan segala sesuatu    
menurut kadar ukurannya.
Dalam al-Qur’an banyak ayat yang inti kandungannya     mengacu untuk menyakini
akan ketentuan dan ketetapan Allah     swt. Dalam makalah ini semua contohnya ada
golongan makiyah     dan juga ada golongan madaniyah. Dan sebagai seorang mukmin    
harus menyakini bahwa segala apa yang terjadi di alam semesta ini     telah direncakan
oleh     penciptanya.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, timbul beberapa masalah, yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud qada dan qadar?
2. Apa Itu Ta’rif Qada dan Qadar
3. Sebutkan macam-macam takdir?
4. Apa hikmah bagi orang yang beriman kepada qada dan qadar?

C. Tujuan
Makalah ini disusun  dengan tujuan agar kita mengetahui dan memahami apa itu
qadha dan qadar, ikhtiar, tawakal dan takdir. Serta mengetahui hikmah qada dan qadar1

1
http://sekolahanggikusumah.blogspot.com/2018/05/makalah-qada-dan-qadar.html
BAB II
PEMBAHASAN

A. Beriman Terhadap Qada dan Qadar


Secara bahasa kata qadha mempinyai banyak arti antara lain adalah,memtuskan,membayar dan
Mencegah,dan banyak lagi arti lainnya.
Secata istilah qadha dapat di atrikan sebagai pengetahuan allah tentang segala sesuatu yang
sedan dan akan terjadi,kata qadha dari segi bhahasa bearti mengkur,memberikan kadar/ukuran :
jika anda berkata “allah menakdirkan”seharusnya memahami,sebagai allah memberi
kadar,ukuran ,sesuai batas tertentu dalam diri,sifat dan betas kemampuan maksimal seseorang2.
Secara bahasa, qadha’ mengandung beberapa makna berbeda sesuai konteks kalimatnya. Di
antaranya berarti:
a. Memutuskan hukum (al-hukmun). Qadha yaqdhi qadhaan. Berarti menghukumi
b. Perintah (al-amr). Allah berfirman dalam surat Al-Isra’ [17] ayat 23.

۞ ْ‫ ُدهُ َمٓا اَو‬O‫ َر اَ َح‬Oَ‫ك ْال ِكب‬ َ ‫ َد‬O‫نً ۗا اِ َّما يَ ْبلُغ ََّن ِع ْن‬O‫ َدي ِْن اِحْ ٰس‬Oِ‫ضى َربُّكَ اَاَّل تَ ْعبُ ُد ْٓوا آِاَّل اِيَّاهُ َوبِ ْال َوال‬
ٰ َ‫َوق‬
‫ف َّواَل تَ ْنهَرْ هُ َما َوقُلْ لَّهُ َما قَوْ اًل َك ِر ْي ًما‬ ٍّ ُ‫ِك ٰلهُ َما فَاَل تَقُلْ لَّهُ َمٓا ا‬
Artinya
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah
berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya
perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya
perkataan yang baik.”

c. Kabar. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Hijr [15] ayat 66.


ٌ ْ‫ض ْينَٓا اِلَ ْي ِه ٰذلِكَ ااْل َ ْم َر اَ َّن دَابِ َر ٰهُٓؤاَل ۤ ِء َم ْقطُو‬
َ‫ع ُّمصْ بِ ِح ْين‬ َ َ‫َوق‬
Artinya
: “Dan telah Kami tetapkan kepadanya (Luth) keputusan itu, bahwa akhirnya mereka
akan ditumpas habis pada waktu subuh”3

2
Fof.dr.h rosihon nawar,M,Ag,Saehudin,S.Th.M.Ud. Akidah Akhalq(.Cv pusraka setia.2014) Hal 231
3
Imam Ghazali Masykuri, dkk., Al Mumayyaz, Al-Qur’an Tajwid Warna Transliterasi Per Kata Terjemah Per Kata,
(Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2014), hlm. 265.
B. Ta’rif Qada dan Qadar
Dalam bahasa Indonesia, terjemahan qada dan qadar adalah takdir. Jika merujuk pada makna
spesifik, sebenarnya qada dan qadar memiliki sejumlah perbedaan tertentu,
Dalam bahasa Arab, qada artinya ketetapan, ketentuan, ukuran, atau takaran. Sementara itu,
qadar adalah ketetapan yang telah terjadi dan diwujudkan. Penjelasan dan perbedaan keduanya
adalah sebagai berikut.
Pertama, qada merupakan takdir atau ketetapan yang tertulis di lauh al-mahfuz sejak zaman
azali.
Takdir dan ketetapan ini sudah diatur oleh Allah SWT bahkan sebelum Dia menciptakan semesta
berdasarkan firman-Nya dalam surah Al-Hadid ayat 22:
“Tiadalah sesuatu bencana yang menimpa bumi dan pada dirimu sekalian, melainkan
sudah tersurat dalam kitab [lauh al-mahfuz] dahulu sebelum kejadiannya,” (QS. Al-Hadid [57]:
22.)
Artinya, qada merupakan ketetapan Allah SWT terhadap segala sesuatu sebelum sesuatu itu
terjadi. Hal ini juga tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW:
"Allah SWT telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun
sebelum penciptaan langit dan bumi," (H.R. Muslim).
Kedua, qadar adalah realisasi dari qada itu sendiri. Artinya, adalah ketetapan atau keputusan
Allah SWT yang memiliki sifat Maha Kuasa (qudrah dan qadirun) atas segala ciptaan-Nya, baik
berupa takdir yang baik, maupun takdir yang buruk.
Jika qada itu ketetapan yang belum terjadi, maka qadar adalah terwujudnya ketetapan yang
sudah ditentukan sebelumnya itu.4
C. Macam-Macam Qadar atau Takdir Secara umum qadar terbagi menjadi dua yaitu
takdir mubham dan muallaq.
 Pertama, takdir mubham adalah ketetapan Allah SWT yang tak dapat diubah, pasti,
dan tak bisa diganggu gugat. Contoh sederhana dari takdir mubham adalah semua
makhluk di semesta pasti akan mati, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah
Ali Imran ayat 185:
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu,” (QS. Ali Imran [3]: 185).

4
https://tirto.id/rangkuman-materi-beriman-kepada-qada-dan-qadar-gnr1
Takdir mubham lainnya adalah ketentuan hukum alam (sunnatullah) yang terjadi di dunia,
misalnya gravitasi bumi (semua benda jatuh ke bawah), kayu memiliki kemampuan berbeda dari
besi, air mengalir dari hulu ke hilir, dan sebagainya.

 Kedua, takdir muallaq adalah takdir yang dapat diubah melalui upaya dan kerja
keras. Bagaimanapun juga, Allah SWT memberi kesempatan kepada hamba-Nya
untuk berubah dan memperbaiki diri.
"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mau
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri," (QS. Ar-Ra'ad [13]: 11).

D. Tidak Ada Perubahan Dalam Qada dan Qadar Allah(Rizki,Ajal,Amal,dan Orang


Baik/Jahat)
Berbagai hal yang terjadi pada diri makhluk, terutama manusia, sudah menjadi ketetapan Allah
Swt., sebagaimana telah diulas sebelumnya bahwa takdir semua.
makhluk telah ditetapkan Allah jauh sebelum penciptaannya. Demikian pula halnya
dengan kebahagiaan, kesengsaraan, rizki, ajal, atau amal seseorang, telah ditetapkan Allah
sesuai dengan iradah-Nya jauh sebelum penciptaan dirinya.
Penetapan takdir atas kebahagiaan, kesengsaraan, rizki, amal, dan ajal seseorang
ini dijelaskan dalam salah satu hadits yang diriwayatkan dari Abdullah ibnu Mas’ud
ra.:
Abdullah bin Mas’ud ra., dari Rasulullah saw. yang beliau adalah seorang yang jujur
menyampaikan, dan berita yang disampaikan kepadanya adalah benar, bahwa
penciptaan salah seorang diantara kalian dihimpun dalam perut ibunya selama empat
puluh hari, atau empat puluh malam, kemudian menjadi segumpal darah dalam empat
puluh hari berikutnya, kemudian menjadi segumpal daging dalam empat puluh hari
berikutnya, kemudian Allah mengutus malaikat kepadanya dan memerintahkan untuk
menetapkan empat kalimat (empat hal); tentang rezekinya, ajalnya, amalnya, sengsara
ataukah bahagia. Kemudian Allah meniupkan ruh padanya, sungguh ada salah
seorang di antara kalian yang melakukan amalan-amalan penghuni surga hingga tak
ada jarak antara dia dan surga selain sehasta, namun kemudian takdir telah
mendahului dia, lantas ia pun melakukan amalan penghuni neraka dan akhirnya masuk
neraka. Dan sungguh ada salah seorang di antara kalian yang melakukan amalan
penghuni neraka, hingga tak ada jarak antara dia dan neraka selain sehasta, namun
kemudian takdir mendahuluinya, lantas ia pun mengamalakan amalan penghuni surga
sehingga ia memasukinya (HR. Al-Bukhari, HR. Muslim, HR. Abu Dawud, HR. At-
Tirmizi, dan HR. Ibnu Majah).

Dhahir hadits ini menjelaskan bahwa orang yang beramal dengan amalan yang benar
dan ia sudah dekat dengan surga sebab amalnya itu, hingga tinggal satu hasta lagi baginya
untuk memasuki surga (menjelang ajal), dan yang menghalangi dirinya untuk memasukinya
hanyalah takdir yang mendahuluinya (telah ditetapkan sebelumnya) yang tampak pada akhir
kehidupannya.
Namun, karena ketetapan terdahulu itu tidak terlihat oleh kita sedang penutupnya nyata,
maka An-Nawawi (2012, hlm. 76) mengemukakan hadits dari Sahal yang
diriwayatkan Al-Bukhari: ‫( ميتاوخلا ًب لامعلأاامنإ‬sesungguhnya amal tergantung
penutupnya), bila dinisbatkan pada pantauan kita tentang sebagian individu dan tentang
sebagian perbuatan. Hadits yang dimaksud An-Nawawi tersebut adalah
sebagai berikut:

Dari Sahal bin Sa’ad, bahwasanya ada seorang muslim yang gagah berani dalam peperangan
ikut serta bersama Nabi saw, kemudian beliau memperhatikan orang itu dan berujar:
‘Barangsiapa ingin melihat lelaki penghuni neraka, silahkan lihat orang ini.’ Seorang laki-laki
mengikutinya, dan rupanya orang tersebut merupakan orang yang paling ganas terhadap
orang-orang musyrik. Akhirnya lelaki tersebut terluka dan dia ingin segera dijemput kematian
sebelum waktunya, maka ia ambil pucuk pedangnya dan ia letakkan di dadanya kemudian ia
hujamkan hingga tembus di antara kedua lengannya. Orang yang mengikuti lelaki tersebut
langsung menemui Nabi saw5

E. Hikmah Beriman Dengan Qada dan Qadar Dalam Kehidupan.


Hikmah beriman kepada takdir (qadha dan qadar) membuahkan hasil dan dampak yang baik
untuk umat dan individu, di antaranya:

5 Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 18 No. 1 - 2020


1. Akan membuahkan berbagai macam amal saleh dan sifat yang terpuji, seperti ikhlas,
tawakal, rasa takut dan pengharapan kepada Allah, berbaik sangka kepada-Nya, sabar dan
tabah, menghilangkan rasa putus asa, ridha dengan Allah, hanya bersyukur kepada Allah,
dan senang dengan karunia dan rahmat-Nya, tawadhu' kepada-Nya, meninggalkan
kesombongan dan keangkuhan, mendorong untuk berinfak di jalan kebaikan karena
tsiqoh (percaya) kepada Allah, berani, qana'ah (menerima yang ada) dan memiliki. harga
diri, tekad yang tinggi, tegas, kesungguhan dalam segala permasalahan, bersikap
menengah dalam suka dan duka, selamat dari hasad dan penolakan, bebasnya akal dari
khurafat dan kebathilan, kelapangan jiwa dan ketenangan hati.
2. Seorang mukmin dengan taqdir akan berjalan dalam hidupnya di atas jalan kebenaran,
nikmat tidak akan membuat dia berputus asa serta meyakini bahwa segala kesulitan yang
menimpanya adalah merupakan taqdir dan ujian dari Allah, dengan demikian dia akan
bersabar dan tabah dan tidak akan gelisah.
3. Beriman kepada taqdir, melindunginya dari sebab-sebab yang menjerumuskan kepada
kesesatan dan suul khatimah (pengakhiran hidup yang jelek) karena taqdir membuat
seseorang senantiasa bersungguhsungguh untuk istiqamah, memperbanyak amal saleh
dan menjauhi kemaksiatan dan penyebab kehancuran.
4. Menumbuhkan pada jiwa orang-orang beriman keteguhan hati dan keyakinan yang
mantap di samping mengusahakan sebab dalam menghadapi musibah dan berbagai
kesulitan6. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
"Sungguh mengherankan urusan seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya baik
dan hal itu tidak dimiliki kecuali oleh mukmin, jika ia mendapatkan nikmat ia bersyukur
dan itu baik buat dia, dan jika mendapatkan musibah ia bersabar maka hal tertib pun
baik untuknya.”7
5. Dengan memahami konsep qada dan qadar yang benar, seorang muslim senantiasa
optimis, berikhtiar, serta bertawakal kepada Allah SWT.
6. Seseorang yang memahami qada dan qadar tidak akan berprasangka buruk, baik kepada
Allah maupun kepada makhluk-Nya.

6
Universitas Islam Madinah Bidang Riset & Kajian Ilmiah Bagian Terjemah, Erwandi Tarmizi (Murajaah), Rukun Iman,
(Riyadh: Islamic Propagation Office in Rabwah, 1426H), hlm. 140.
7
HR. Muslim no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu.
7. Allah SWT menciptakan makhluknya dengan segenap kemampuan, anggota tubuh, atau
kelebihan tertentu. Dengan berkah tersebut, seorang muslim diwajibkan berusaha untuk
memperoleh kehidupan yang layak dan tidak berputus asa dengan rahmat Allah SWT.
8. Kita menyadari bahwa manusia diciptakan berbeda-beda dan beragam. Hikmahnya
adalah untuk saling mengenal dan bekerja sama.
9. Setiap manusia memiliki kehendak bebas. Kendati sudah ada ketetapannya, namun ia
diberi keleluasaan untuk memilih. Dari pilihannya itulah ia memperoleh balasan, baik itu
balasan di dunia atau balasan di akhirat.
10. Allah SWT akan memberikan berkah dan hasil yang maksimal sesuai usaha hambanya,
jika ia mau berusaha.
11. Mampu membedakan antara jalan yang baik dan yang buruk karena masing-masing
memiliki akibat atau konsekuensinya.
12. Tidak ada sesuatu sia-sia yang diciptakan Allah SWT. Dengan segala kemampuan yang
sudah diberikan, manusia sepatutnya memanfaatkan potensinya untuk mencapai hal-hal
yang ia inginkan.

F. Fingsi Beriman Kepada Qada dan Qadar

Fungsi Beriman kepada Qada dan Qadar Iman kepada qada dan qadar bermanfaat bagi yang
meyakininya. Jika dianut dengan benar, iman kepada takdir dapat mengantarkan seseorang
kepada kebahagiaan dan kemakmuran..
1. Mendorong kemajuan dan kemakmuaran
Dengan meyakini takdir mubham bahwa Allah SWT telah mengatur hukum alam secara
teratur, manusia dapat merencanakan usahanya dengan logis dan rasional. Sebab, takdir
pasti dilatari dengan kausalitas atau sebab akibat. Dengan mengimani qada dan qadar,
manusia bisa memanfaatkan hukum yang pasti sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi
dapat berkembang maksimal.
2. Menghindari sifat sombong
Orang yang mengimani qada dan qadar akan terhindar dari sifat sombong. Bagaimanapun
juga, segala pencapaian yang ia raih berasal dari ketetapan Allah SWT. Tidak ada
kesuksesan dari hasil usahanya sendiri, melainkan juga takdir dari Allah SWT. Iman
kepada qada dan qadar akan membuat seorang muslim rendah hati. Ia sadar bahwa
keberhasilannya merupakan campur tangan dan pertolongan dari Allah SWT.
3. Melatih husnuzan atau berbaik sangka
Allah SWT selalu menetapkan hal baik kepada hamba-hamba-Nya. Biarpun seseorang
mengalami musibah atau bencana, peristiwa buruk itu dimaksukan sebagai ujian atau
teguran kepadanya. Seseorang yang mengimani qada dan qadar akan selalu berhusnuzan
bahwa Allah SWT adalah Zat yang Maha Pengasih dan Penyayang. Tak ada takdir yang
ditetapkan dengan maksud buruk Allah kepada seorang muslim.

G. Contoh Perilaku dari Iman kepada Qada dan Qadar


Jika seseorang memahami konsep qada dan qadar, maka ia tidak akan pasrah pada takdir,
namun terus berikhtiar jika ingin meraih tujuan dan keinginannya. Bagaimanapun juga, iman
kepada qada dan qadar, selain dilakukan dalam hati, juga terjewantah dalam perilaku sehari-hari.

Berikut perilaku-perilaku yang dapat diterapkan sebagai buah dari keimanan kepada qada dan
qadar, sebagaimana dikutip dari uraian "Beriman kepada Qada dan Qadar" yang diterbitkan
Kementerian Agama RI:
 Allah tidak akan menyalahi hukum-Nya, Dia berlaku dengan adil dan sesuai dengan
ketetapan yang maha bijaksana. Karena itulah, seorang muslim tidak mengeluh dan
menyalahkan keadaan yang menimpanya, sesulit apa pun itu.
 Berusaha menyusun usaha dan strategi, khususnya, dalam hal pekerjaan sehingga
hasilnya efektif dan efisien.
 Jika memperoleh rezeki, seorang muslim patut bersyukur. Sementara itu, jika
mengalami musibah, ia bersabar.
 Salah satu cara bersyukur kerika memperoleh nikmat adalah dengan bersedekah.
Sementara itu, sikap sabar adalah tidak mengeluh atau menyalahkan takdir.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
beriman kepada qada dan qadar berarti meyakini adanya ketentuan allah swt .yg berlaku
buat manusia sebagai bukti dari kekuasaan allah swt. atau kata lainnya adalah percaya dan yakin
dgn sepenuh hati bahwa allah swt.telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluk-
NYA,agar manusia bertambah kuat akidahnya dan kesadarannya untuk taat dan tunduk kepada
allah swt.dan untung ruginya seseorang hanya ada pada kekuasaan dan kehendak allah.

meyakini dan memastika bahwa seluruh perbuatan,ucapan,dan gerakannya,yg baik


maupun yg jelek adalah terjadi karena adanya kehendak,takdir dan pengetahuan ALLAH SWT.
perbuatan yg baik itu atas ridha allah dan yg jelek itu bukan karena ridha allah.

B. Saran

Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari.Oleh karena


itu,penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah
SWT agar hidup kita senantiasa berhasil menurut pandangan Allah SWT.Juga keyakinan kita
terhadap takdir Allah senantiasa ditingkatkan demi meningkatkan amal ibadah kita.Serta Kita
harus senantiasa bersabar,berikhtiar dan bertawakal dalam menghadapi takdir Allah
DAFTAR PUSTAKA

Fof.dr.h rosihon nawar,M,Ag,Saehudin,S.Th.M.Ud. Akidah Akhalq(.Cv pusraka setia.2014)


Imam Ghazali Masykuri, dkk., Al Mumayyaz, Al-Qur’an Tajwid Warna Transliterasi Per Kata Terjemah Per Kata,
(Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2014)

http://sekolahanggikusumah.blogspot.com/2018/05/makalah-qada-dan
qadar.html.selasa13/09/22,20.36

http://sekolahanggikusumah.blogspot.com/2018/05/makalah-qada-dan-
qadar.htmlselasa13/09/22.21.03

ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/jpai/article/viewFile/11232/8566

", https://tirto.id/gnr1rabu14)/09/22.21.48

https://tirto.id/rangkuman-materi-beriman-kepada-qada-dan-qadar-gnr1rabu14/09/22/21.49

Anda mungkin juga menyukai