Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONSEP QADA DAN QASAR


Diajukan untuk memenuhi tugas kuliah Aswaja
Dosen pengampu :
Dadang Suhada, M.Si.

Disusun Oleh :
Ai Nurlatifah
Muhammad Lutfi

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


NAHDLATUL ULAMA INDRAMAYU
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah segala puji dan syukur hanya milik Allah Swt, yang telah memberikan
kenikmatan yang begitu banyak kepada penulis,sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini yang berjudul “ KONSEP QHADA DAN QADHAR.” Sholawat serta salam
semoga tercurah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, para
sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Penulis menyadari bahwa isi dalam
makalah ini masih banyak kekurangan di dalamnya. Hal ini dikarenakan keterbatasan
kemampuan penulis. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa
penulis harapkan guna tersempurnanya makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini, kita
bisa mendapatkan wawasan baru, dan pada akhirnya bermanfaat untuk kita semua. Aamiin...
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Cirebon, 26 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian qada dan qadhar......................................................................... 2
2. Pengertian iman kepada qada dan qadar......................................................3
3. Takdir............................................................................................................3
4. Ikhtiar............................................................................................................3
4. Hubungan antara Qada dan Qadar................................................................4
5. Hikmah beriman kepada qada dan qadar......................................................5
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan...................................................................................................6
2. Saran............................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bagi seluruh umat Islam, tentu mengetahui dan memahami bahwa segala sesuatu yang
terjadi dalam kehidupan merupakan takdir dari Allah SWT. Baik itu sebuah kehidupan atau
kelahiran, rezeki yang didapatkan, hingga kematian yang datang pada seseorang. Bukan hanya
itu, semua hal yang terjadi dalam hidup manusia merupakan campur tangan dari takdir yang
digariskan oleh Allah.
Dengan begitu, seluruh umat muslim sudah semestinya mempercayai hal ini. Bahwa Allah
adalah Dzat Yang Maha Kuasa, yang memiliki segala kekuatan untuk menciptakan dan
memberikan keputusan dalam berbagai urusan manusia dan makhluk hidup lainnya. Bahkan
percaya kepada hari akhir atau qada dan qadar merupakan salah satu iman Islam yang harus
dimiliki setiap umat muslim.
Untuk menumbuhkan kepercayaan ini, tentu perlu dipahami terlebih dahulu pengertian
qada dan qadar menurut Agama Islam. Kedua istilah ini memang mempunyai bentuk kata dan
pelafalan yang mirip. Bahkan qada dan qadar sering dipahami memiliki arti yang sama. Antara
qada dan qadar adalah dua hal yang berbeda, begitu juga dengan pengertian qada dan qadar.
Untuk itu, Anda perlu memahami makna dari dua istilah ini dengan baik. Selain itu, perlu
diketahui pula manfaat keutamaan yang akan didapatkan dengan beriman kepada qada dan
qadar

1.2 Rumusan Masalah


a) Bagaimana Pengertian qada dan qadhar ?
b) Bagaimana Pengertian iman kepada qada dan qadar ?
c) Takdir terbagi menjadi berapa ?
d) Apa yang di maksud dengan ikhtiar ?
e) Bagaimana Hubungan antara Qada dan Qadar ?
f) Bagaimana Hikmah beriman kepada qada dan qadar ?
1.3 Tujuan
a) Mengetahui pengertian qada dan qadar
b) Mengetahui pengertian iman kepada qada dan qadar
c) Mengetahui terbaginya takdir
d) Mengetahui pengertian ikhtiar
e) Mengetahui hubungan antara qada dan qadar
f) Mengetahui hikmah dari beriman kepada qada dan qadar
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN QADHA DAN QADAR


Menurut bahasa qadha memiliki beberapa arti yaitu hukum, ketetapan, perintah, kehendak,
pemberitahuan, dan penciptaan. Sedangkan menurut istilah, qadha adalah ketentuan atau
ketetapan Allah SWT dari sejak zaman azali tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan
makhluk-Nya sesuai dengan iradah (kehendak-Nya), meliputi baik dan buruk, hidup dan mati,
dan seterusnya.
Menurut bahasa, qadar berarti kepastian, peraturan, dan ukuran. Sedangkan menurut
istilah, qadar adalah perwujudan ketetapan (qadha) terhadap segala sesuatu yang berkenaan
dengan makhluk-Nya yang telah ada sejak zaman azali sesuai dengan idarah-Nya. Qadar
disebut juga dengan takdir Allah SWT yang berlaku bagi semua makhluk hidup. baik yang
telah sedang, maupun akan terjadi.
Allah Berfirman: yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak
mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan dia telah
menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.
(QS Al-Furqan ayat 2).

Umat Islam dalam masalah gadar ini terpecah menjadi tiga golongan:
1. mereka yang ekstrem dalam menetapkan qadar dan menolak adanya kehendak dan
kemampuan makhluk. Mereka berpendapat bahwa manusia sama sekali tidak
mempunyai kemampuan dan keinginan, dia hanya disetir dan tidak mempunyai pilihan,
laksana pohon yang tertiup angin.

2. mereka yang ekstrem dalam menetapkan kemampuan dan kehendak makhluk


sehingga mereka menolak bahwa apa yang diperbuat manusia adalah karena kehendak
dan keinginan Allah serta diciptakan olehNya. Bahkan ada diantara mereka yang
mengatakan bahwa Allah tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh manusia kecuali
setelah terjadi.
3. mereka yang beriman, sehingga diberi petunjuk oleh Allah untuk menemukan
kebenaran yang telah diperselisihkan. Mereka itu adalah Ahlussunnah Wal Jamaah.

‫إذا ذكر أصحابي فأمسكوا و إذا ذكر النجوم فأمسكوا‬


‫و إذا ذكر القدر فأمسكوا‬

Jika para sahabatku dibicarakan maka diamlah, jika bintang-bintang dibicarakan maka
diamlah dan jika takdir dibicarakan maka diamlah.

2.2 Hubungan antara Qadha dan Qadar


Pada uraian tentang pengertian qadha dan qadar dijelaskan bahwa antara qadha dan qadar
selalu berhubungan erat. Qadha adalah ketentuan, hukum atau rencana Allah sejak zaman azali.
Qadar adalah kenyataan dari ketentuan atau hukum Allah. Jadi hubungan antara qadha qadar
ibarat rencana dan perbuatan Allah berupa qadar-Nya selalu sesuai dengan ketentuan-Nya. Di
dalam surat Al-Hijr ayat 21 Allah berfirman."
Dan tidak satu pun melainkan disisi kami lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya
melainkan dengan ukuran yang tertentu.
Orang kadang-kadang menggunakan istilah qadha dan qadar dengan satu istilah, yaitu
Qadar atau takdir. Jika ada orang terkena musibah, lalu orang tersebut mengatakan, "sudah
takdir", maksudnya qadha dan qadar.

2.3 Pengertian Iman Kepada Qada dan Qadar


Beriman kepada qada dan qadar adalah meyakini dengan sepenuh hati adanya ketentuan
Allah SWT yang berlaku bagi semua Mahluk hidup. Semua itu menjadi bukti kebesaran dan
kekuasaan Allah SWT. Jadi, segala sesuatu yang terjadi di alam fana ini telah ditetapkan oleh
Allah SWT.

2.4 Takdir
Takdir adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi semua
sisi kejadiannya baik itu mengenai kadar atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya.
Dengan demikian segala sesuatu yang terjadi tentu ada takdirnya, termasuk manusia.
a. Takdir muallaq
Yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Contohnya seorang siswa bercita-
cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun.
Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. la menjadi insinyur pertanian.
b. Takdir mubram
Yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat di
tawar-tawar lagi oleh manusia. Contoh. Ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit, atau
dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih dan sebagainya.

2.5 Ikhtiar
Ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik material,
spiritual, kesehatan, dan masa depannya agar tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan
akhirat terpenuhi. Ikhtiar juga dilakukan dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati, dan
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya. Akan tetapi, usaha kita
gagal, hendaknya kita tidak berputus asa. Kita sebaiknya mencoba lagi dengan lebih keras dan
tidak berputus asa. Kegagalan dalam suatu usaha, antara lain disebabkan keterbatasan dan
kekurangan yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri. Apabila gagal dalam suatu usaha,
setiap muslim dianjurkan untuk bersabar karena orang yang sabar tidak akan gelisah dan
berkeluh kesah atau berputus asa. Agar ikhtiar atau usaha kita dapat berhasil dan sukses,
hendaknya melandasi usaha tersebut dengan niat ikhlas untuk mendapat Ridha Allah, berdoa
dengan senantiasa mengikuti perintah Allah yang diiringi dengan perbuatan baik, bidang usaha
yang akan dilakukan harus dikuasai dengan mengadakan penelitian atau riset, selalu berhati-
hati mencari teman (mitra) yang mendukung usaha tersebut, serta memunculkan perbaikan-
perbaikan dalam manajemen yang profesional.

2.6 Hubungan antara qadha dan qadar dengan ikhtiar


Iman kepada gadha dan qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah
SWT telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluknya. Berkaitan dengan qadha dan
gadar, Rasulullah SAW bersabda yang artinya sebagai berikut yang artinya:
"Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk
nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah
mengutus malaekat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu
tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan jalan hidupnya) sengsara atau bahagia."
(HR.Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas'ud).
Dari hadits di atas dapat kita ketahui bahwa nasib manusia telah ditentukan Allah sejak
sebelum ia dilahirkan. Walaupun setiap manusia telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa
manusia hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa berusaha dan ikhtiar. Manusia tetap
berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang dengan sendirinya Janganlah
sekali-kali menjadikan takdir itu sebagai alasan untuk malas berusaha dan berbuat kejahatan.
Mengenai adanya kewajiban berikhtiar, ditegaskan dalam sebuah kisah. Pada zaman nabi
Muhammad SAW pernah terjadi bahwa seorang Arab Badui datang menghadap nabi. Orang
itu datang dengan menunggang kuda. Setelah sampai, ia turun dari kudanya dan langsung
menghadap nabi, tanpa terlebih dahulu mengikat kudanya. Nabi menegur orang itu, "Kenapa
kuda itu tidak engkau ikat?." Orang Arab Badui itu menjawab, "Biarlah, saya bertawakal
kepada Allah". Nabi pun bersabda, "Ikatlah kudamu, setelah itu bertakwa lah kepada Allah".
Dari kisah tersebut jelaslah bahwa walaupun Allah telah menentukan segala sesuatu,
namun manusia tetap berkewajiban untuk berikhtiar. Kita tidak mengetahui apa-apa yang akan
Dari kisah tersebut jelaslah bahwa walaupun Allah telah menentukan segala sesuatu, namun
manusia tetap berkewajiban untuk berikhtiar. Kita tidak mengetahui apa-apa yang akan terjadi
pada diri kita, oleh sebab itu kita harus berikhtiar. Jika ingin pandai, hendaklah belajar dengan
tekun. Jika ingin kaya. bekerjalah dengan rajin setelah itu berdo'a. Dengan berdo'a kita
kembalikan segala urusan kepada Allah kita kepada Allah SWT. Dengan demikian apapun
yang terjadi kita dapat menerimanya dengan ridha dan ikhlas.

2.7 Hikmah Beriman kepada Qada dan qadar


Dengan beriman kepada qadha dan gadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi kita
dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah
tersebut antara lain:
• Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar
Orang yang beriman kepada gadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan
bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri.
Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian.
Firman Allah dalam QS. An-Nahl ayat 53 yang artinya :
"dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah datangnya), dan bila ditimpa oleh
kemudaratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan. "
• Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa
Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan ia
menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Dia merasa
dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa,
karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah.
Firman Allah SWT dalam QS.Yusuf ayat 87 yang artinya:
Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah, Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat
Allah, melainkan kaum yang kafir.
• Memupuk sifat optimis dan giat bekerja
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu
menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi
harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa
optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu.
Firman Allah dalam QS Al- Qashas ayat 77 yang artinya :
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan,
• Menenangkan jiwa
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa mengalami ketenangan jiwa dalam
hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika
beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan
berusaha lagi. Firman Allah dalam QS. Al-Fajr ayat 27-30 yang artinya :
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-
Nya.

BAB II
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Qada bermakna kehendak Allah. Yang wujudnya sejak awal berkaitan dengan segala hal yang
akan terjadi dari yang terkecil hingga terbesar. Sedangkan qadar adalah perwujudan dari Allah
yang mencakup hal-hal oleh qada. "Secara faktual, dalam kadar dan urutan tertentu, itulah yang
dinamai takdir.
Nasib manusia telah ditentukan Allah sejak sebelum ia dilahirkan. Walaupun setiap manusia
telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam menunggu nasib
tanpa berusaha dan ikhtiar. Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan
tidak datang dengan sendirinya.
Dan Janganlah sekali-kali menjadikan takdir itu sebagai alasan untuk malas berusaha dan
berbuat kebaikan. Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat
bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu.
3.2 Saran
Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari.Oleh karena
itu,penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah
SWT agar hidup kita senantiasa berhasil menurut pandangan Allah SWT.Juga keyakinan kita
terhadap takdir Allah senantiasa ditingkatkan demi meningkatkan amal ibadah kita.Serta Kita
harus senantiasa bersabar,berikhtiar dan bertawakal dalam menghadapi takdir Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad S., Qhada dan Qadar, Maktab At-Ta'wiin Lid Da'wah, Riyadh 1426
http://www.terpopuler.net/pengertian-iman kepada-qada dan gadar
al-qadha wa al-Qadar oleh Syaikh 'Umar Sulaiman al-'Asyqar. Edisi terjemahan oleh Abu
Miqdad atas judul Qadha' dan Qadar Menurut Qur'an dan Hadits; International Islamic
Publishing House, Riyadh, 2008

Anda mungkin juga menyukai