Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“HAKIKAT TAKDIR”
Dosen Mata Kuliah: Erwan Komara, S.Ag.,M.Ag

Disusun Oleh:
Hanarieva Anggia Pratami 2112171183
Fitria Dwi Ramadhani 2112181029
Nur Jihan Naima Tanjung 2112181072
Agesty Maharani N P 2112181075
Fani Oktafiani 2112181111

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik
UNIVERSITAS SANGGA BUANA (YPKP)
Jl. PHH Mustofa (Suci) No. 68 – Bandung Jawa Barat 40124
Telepon: 022 – 7201751
Fax: 022 – 7201756
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas kelompok dari mata kuliah Pendidikan Agama Islam dengan
judul “HAKIKAT TAKDIR”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bandung, 30 Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................................. 1
1.3. Metode Pemecahan Masalah ................................................................................................ 2
1.4. Tujuan ................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3
2.1. Pengertian Takdir ................................................................................................................. 3
2.2. Tingkatan-tingkatan Takdir .................................................................................................. 3
2.3. Manusia dan Takdir .............................................................................................................. 4
2.4. Sikap Manusia menghadapi Takdir Baik dan Buruk ............................................................ 5
2.5. Hikmah Beriman Kepada Takdir .......................................................................................... 6
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 9
3.1. Kesimpulan ........................................................................................................................... 9
3.2. Saran ..................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hidup ini memang penuh dengan warna. Dan ingatlah bahwa hakikat warna-warni
kehidupan yang sedang kita jalani di dunia ini telah Allah tuliskan (tetapkan) dalam kitab
“Lauhul Mahfudz” yang terjaga rahasianya dan tidak satupun makhluk Allah yang mengetahui
isinya. Semua kejadian yang telah terjadi adalah kehendak dan kuasa Allah. Begitu pula dengan
bencana-bencana yang akhir-akhir ini sering menimpa bangsa kita. Gempa, tsunami, tanah
longsor, banjir, angin ribut dan bencana-bancana lain yang telah melanda bangsa kita adalah
atas kehendak, hak, dan kuasa Allah.Dengan bekal keyakinan terhadap takdir yang telah
ditentukan oleh Allah, seorang mukmin tidak pernah mengenal kata frustrasi dalam
kehidupannya, dan tidak berbangga diri dengan apa-apa yang telah diberikan Allah.
Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah ditetapkan sesuai
ketentuan-ketentuan Ilahiah yang tidak pernah diketahui oleh manusia. Dengan tidak adanya
pengetahuan tentang ketetapan dan ketentuan Allah ini, maka kita harus berlomba-lomba
menjadi hamba yang saleh-muslih, dan berusaha keras untuk menggapai cita-cita tertinggi yang
diinginkan setiap muslim yaitu melihat Rabbul’alamin dan menjadi penghuni Surga.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah:
1. Apa Pengertian Takdir?
2. Apa saja Tingkatan-Tingkatan Takdir?
3. Apa saja Macam-macam Takdir?
4. Bagaimana Hubungan Manusia dan Takdir?
5. Bagaimana Sikap Seorang Muslim Menghadapi Takdir?
6. Apa Hikmah Beriman Kepada Takdir?

1
1.3. Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang dilakukan melelui studi literature/metode kajian
pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi lainnya yang
merujuk pada permasalahan yang dibahas. Adapun langkah pemecahan masalahnya adalah
menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan
langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban
permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisian serta pengorganisasian jawaban
permasalahan.

1.4. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Menjelaskan Pengertian, Tingakatan-tingkatan, Macam-macam dan keterkaitan
antara manusia dan Takdir;
2. Menjelaskan tentang sikap seorang muslim menghadapi Takdir;
3. Menjelaskan tentang hikmah beriman kepada Takdir;
4. Untuk memenuhi tugas Mata Kulia Aqidah STAIN Salatiga.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Takdir


Secara Bahasa, kata Takdir berasal dari Bahasa Arab qadara kemudian melalui proses
bahasa berubah menjadi qaddara – yuqaddiru – taqdiran. Qadara berarti kuasa, mampu, dapat.
Qadha` secara bahasa adalah ketetapan hukum, firman Allah, Qadha’ berarti hukum
atau keputusan, mewujudkan atau menjadikan, kehendak atau perintah. Qadar secara bahasa
adalah takdir (ukuran, kadar dan ketentuan), Qadar juga berarti perwujudan kehendak allah
terhadap semua makhluknya.
Iman Kepada Qadha’ dan Qadar adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa segala
sesuatu yang terjadi di ala mini dikuasai suatu hokum Allah yang pasti dan tetap dan tidak
tunduk pada kemauan manusia. Iman kepada Qadha dan Qadar biasa disebut Takdir. Jadi
Qadha adalah ketetapan yang masih bersifat rencana dan ketika rencana itu telah menjadi
kenyataan disebut Qadar.
Dari beberapa pengertian tersebut, takdir dapat diartikan sebagai suatu ketetapan dari
Allah SWT yang sudah pasti, apakah itu sifatnya baik maupun jelek menurut pandangan
manusia, didasarkan pada hukum kausalitas atau sebab-akibat.

2.2. Tingkatan-tingkatan Takdir


Berikut ini adalah tingkatan-tingkatan takdir:
1. Al-‘Ilmu
Allah maha mengetahui atas segala sesuatu, mengetahui apa yang telah terjadi dan yang
akan terjadi. Tidak satupun yang luput dari ilmu-Nya. Seperti yang ditulis dalam Qs. Al-
Haj (22):70, yang terjemahannya:“apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesunggunya
Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi ?, bahwasanya demikian itu
terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat
mudah bagi-Nya”.
2. Al-kitabah
3
Allah yang mengetahui telah menuliskan segala sesuatu di lauhin mahfudzdan tulisan itu
tetap ada sampai dunia kiamat. Apa yang telah, sedang dan akan terjadi telah dituliskan
oleh Allah dalam Qs. Al-Hadid (57):22, yang terjemahannya:“tiada suatu bencana yang
menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab
(Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah”.
3. Al-Masyi’ah
Mempunyai kehendak atas segala sesuatu baik di langit maupun di bumi. Tidak satupun
yang terjadi kecuali atas kehendak-Nya. Seperti yang ditulis dalam Qs. Al-Takwir (81):28-
29, yang terjemahannya:“dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bilah
dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah maha mengetahui lagi maha bijaksana”.
4. Al-Khalq
Segala sesuatu diciptakan oleh-Nya. Dialah maha pencipta dan diluar diri-Nya, semua
adalah ciptaan-Nya. Seperti yang dituliskan dalam Qs. Al-Zumar (39): 62,yang
terjemahannya:”Allah pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala
sesuatu”.

Macam – macam takdir, dibagi menjadi 2 yaitu:


1. Takdir Mubram yaitu takdir atau ketetapan Allah yang tidak dapat diubah oleh siapapun.
Contoh:Semua makhluk pasti mati, seseorang pasti hanya memiliki 1 ibu kandung,
manusia pasti memiliki akal, pikiran dan perasaan.
2. Takdir Muallaq yaitu takdir yang masih dapat diubah melalui usaha manusia.
Setiap hamba diberi kesempatan oleh Allah untuk berusaha mengubah keadaan
ddirinya menjadi lebih baik. Dalam Q.S Ar Ra’d:11 yang artinya”Sesungguhnya Allah
tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mau mengubah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri.”

2.3. Manusia dan Takdir


Kesadaran manusia untuk beragama merupakan kesadaran akan kelemahan dirinya.
Terkait dengan fenomena takdir, maka wujud kelemahan manusia itu ialah ketidaktahuannya

4
akan takdirnya. Manusia tidak tahu apa yang sebenarnya akan terjadi. Kemampuan berfikirnya
memang dapat membawa dirinya kepada perhitungan, proyeksi dan perencanaan yang canggih.
Namun setelah diusahakan realisasinya tidak selalu sesuai dengan keinginannya. Manusia
hanya tahu takdirnya setelah terjadi.
Oleh sebab itu sekiranya manusia menginginkan perubahan kondisi dalam menjalani
hidup di dunia ini, diperintah oleh Allah untuk berusaha dan berdoa untuk merubahnya. Usaha
perubahan yang dilakukan oleh manusia itu, kalau berhasil seperti yang diinginkannya maka
Allah melarangnya untuk menepuk dada sebagai hasil karyanya sendiri. Bahkan sekiranya
usahanya itu dinilainya gagal dan bahkan manusia itu sedih bermuram durja menganggap
dirinya sumber kegagalan, maka Allah juga menganggap hal itu sebagai kesombongan yang
dilarang juga (QS. Al Hadiid:23).
Kesimpulannya, karena manusia itu lemah (antara lain tidak tahu akan takdirnya) maka
diwajibkan untuk berusaha secara bersungguh-sungguh untuk mencapai tujuan hidupnya yaitu
beribadah kepada Allah. Dalam menjalani hidupnya, manusia diberikan pegangan hidup berupa
wahyu Allah yaitu Al Quran dan Al Hadits untuk ditaati.

2.4. Sikap Manusia menghadapi Takdir Baik dan Buruk


Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang dihadapkan kepada kenyataan hidup yang
dialaminya. Kenyataan itu kadang ada yang berbentuk positif dan terkadang negatif, seperti :
1. ada yang memuaskan ada yang tidak,
2. ada yang menyenangkan ada yang menyusahkan,
3. ada yang menurut kita baik ada yang buruk, dan sebagainya.
Bagi orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apapun kenyataan dan peristiwa yang
dialaminya, akan ditanggapi dan diterima secara positif. Sebaliknya, bagi orang yang tidak
beriman kepada qadha dan qadar, kenyataan apapun yang diterima ditanggapi dan diterima
secara negatif. Contoh :
1. Orang beriman yang tertimpa musibah menanggapi kenyataan ini dengan kesabaran dan
ketabahan. Kesabaran dan ketabahan merupakan sika positif yang dinilai Allah SWt

5
dengan pahala. Jadi, selama dia sabar dan tabah, selama itu pula pahalanya terus
mengalir.
2. Orang beriman ketika mendapatkan keberuntungan besar bersyukur dan merasa bahwa
semua itu karunia dari Allah SWT. Untuk itu ia ingin berbagi kepada orang lain dengan
menafkahkan sebagian keuntungannya tersebut.
3. Orang yang tidak beriman ketika mendapat musibah merasa bahwa dirinya tidak
berguna lagi. Dia merasa putus asa dan akhirnya melampiaskannya dengan berbagai
macam perbuatan yang merusak, seperti melamun, merokok, mengkonsumsi narkoba,
bahkan ada yang bunuh diri.
4. Orang yang tidak beriman ketika mendapat keuntungan bisnis yang berlimpah malah
menggunakannya untuk berfoya-foya. Dia merasa bahwa yang didapatnya itu semata-
mata merupakan prestasi yang harus diraakan dan dia berhak dan bebas menggunakan
sesuka hatinya.
Dengan memahami contoh-contoh tersebut, yakinkah kamu bahwa beriman kepada
qadha dan qadar mempunyai peranan penting dalam kehidupan? Kalau yakin, tentu kamu ingin
meningkatkan keimananmu kepada qadha dan qadar. Bagaimana ciri-ciri orang yang beriman
kepada qadha dan qadar? Berikut ini merupakan ciri orang yang beriman kepada qadha dan
qadar:
1. Selalu menyadari dan menerima kenyataan.
2. Senantiasa bersikap sabar.
3. Rajin dalam berusaha dan tidak mudah menyerah.
4. Selalu bersikap optimis, tidak pesimis.
5. Senantiasa menerapkan sikap tawakal.

2.5. Hikmah Beriman Kepada Takdir


Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi kita
dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah
tersebut antara lain: Banyak Bersyukur dan Bersabar. Orang yang beriman kepada qadha
dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan
itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka
6
ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian. Firman Allah yang artinya ”dan apa saja
nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan,
maka hanya kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan. ” ( QS. An-Nahl ayat 53).

1. Menjauhkan Diri dari Sifat Sombong dan Putus Asa


Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia
menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun
merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan
berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan
Allah. Firman Allah SWT yang artinya “Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah
berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.
(QS.Yusuf ayat 87).
2. Bersifat Optimis dan Giat Bekerja
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu
menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja,
tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar
senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu. Firman
Allah yang artinya “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al- Qashas
ayat 77).
3. Jiwanya Tenang
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa mengalami ketenangan jiwa dalam
hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya.
Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan
berusaha lagi. Allah SWT berfirman yang artinya “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah

7
kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam
jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam sorga-Ku. ( QS. Al-Fajr ayat 27-30).

8
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Iman Kepada Qadha’ dan Qadar adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa segala
sesuatu yang terjadi di ala mini dikuasai suatu hokum Allah yang pasti dan tetap dan
tidak tunduk pada kemauan manusia. Iman kepada Qadha dan Qadar biasa disebut
Takdir. Jadi Qadha adalah ketetapan yang masih bersifat rencana dan ketika rencana itu
telah menjadi kenyataan disebut Qadar.
2. Takdir dibagi menjadi 2 yaitu Takdik Mubram dan takdir Muallaq.
3. Tingkatan-tingakatan takdir: Al ‘Ilmu, Al Kitabah, Al Masyiah,Al Khalq.
4. Manusia itu lemah (antara lain tidak tahu akan takdirnya) maka diwajibkan untuk
berusaha secara bersungguh-sungguh untuk mencapai tujuan hidupnya yaitu beribadah
kepada Allah. Dalam menjalani hidupnya, manusia diberikan pegangan hidup berupa
wahyu Allah yaitu Al Quran dan Al Hadits untuk ditaati.
5. Bagi orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apapun kenyataan dan peristiwa yang
dialaminya, akan ditanggapi dan diterima secara positif. Sebaliknya, bagi orang yang
tidak beriman kepada qadha dan qadar, kenyataan apapun yang diterima ditanggapi dan
diterima secara negatif.
6. Hikmah beriman kepada Takdir: senantiasa bersyukur dan bersabar, tidak sombong dan
putus asa, giat bekerja dan jiwanya selalu merasa senang.

3.2. Saran
Dalam penyusunan makalah ini Penulis mohon dengan sangat masukan dan kritikan dari
Bapak Dosen agar menjadi lebih baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

 Komara, Erwan. 2011. Kuliah Islam. Bandung: Badan Penerbit USB-YPKP


 Nasrudin Razak. 1993. Dinul Islam, Bandung: Al-Ma’arif
 Ahmad Azhar Basyir. 1988. Pendidikan Agama Islam I (aqidah). Yogyakarta:
Fak Hukum UII
 https://andrilamodji.wordpress.com//
 http://kandajun.blogspot.com//
 http://muslimah.or.id//
 http://siyasahhjinnazah.blogspot.com/

10

Anda mungkin juga menyukai