Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

JIHAD DAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR

DOSEN MATA KULIAH :


ABDUL HALIM, MHI

DISUSUN OLEH :
KAMELIA ROSA (09020420030)
IBRAHIM MUHAMMAD (09020420027)

PRODI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan HidayahNya
sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula
kami panjatkan sholawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw.

Penulisan maklah ini bertujuan untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah PSI yang
berjudul “Jihad, Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar”. Dalam makalah ini kami juga menguraikan
dasar-dasar pengetahuan Agama Islam tentang jihad dan amar ma’ruf nahi munkar.

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran maupun kritik yang membangun dari
pembaca dari kesempurnaan makalah ini

Akhir kata, harapan kami semoga makalah ini dapat menjadi informasi yang bermanfaat
bagi kami dan pembaca serta dapat memenuhi harapan.

Surabaya, 17 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL ……………………………………………………………………………………….............. i
KATA PENGANTAR ………………………………………........................................... ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………....................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………..……………………………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………… 1
C. Tujuan………………………………………………………………………………………………………….. 2
D. Manfaat………………………………………………………………………………………………………... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Jihad…………………………………………………………………………………..………………………….. 3
a. Definisi jihad............................................................................................ 3
b. Macam-macam jihad………………………………………………………………………….. 4
c. Tujuan jihad………………………………………………………………………………………… 5
d. Hukum jihad……………………………………………………………………………………….. 6
e. Keutamaan jihad…………………………………………………………………………………. 7
f. Kaidah dan syarat jihad……………………………………………………………………….. 8
g. Penyimpangan jihad……………………………………………………………………………. 9
h. Pandangan islam terhadap terorisme…………………………………………………. 10
i. Amalan yang setara jihad……………………………………………………………………. 11
B. Amar Ma’ruf Nahi Munkar……………………………………………………………………………… 11
a. Definisi amar ma’ruf nahi munkar…………………………………………….…………. 11
b. Perintah ber amar ma’ruf nahi munkar………………………………….……………. 12
c. Rukun-rukun amar ma’ruf nahi munkar…………………………………………….… 13
d. Pelaku amar ma’ruf nahi munkar………………………………………………….…….. 17
e. Perbuatan amar ma’ruf nahi munkar…………………………………………….……. 18
f. Kaidah amar ma’ruf nahi munkar………………………………………………….……. 19
g. Keutamaan amar ma’ruf nahi munkar………………………………………………… 20
C. Hubungan antara Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Jihad…………………………………. 20

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………………. 22
B. Saran ..…………………………………………………………………………………………………………… 22

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………. 23
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehadiran Agama Islam sebagai Agama yang Rahmatan Lil ‘alamin dibawa Nabi
Muhammad Saw dan diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang
sejahtera lahir dan batin. Petunjuk-petunjuk Agama mengenai berbagai kehidupan manusia
dan bersosialisasi yang terdapat didalam sumber ajarannya, Al-Quran dan Hadist tampak
ideal dan agung. Di dalam Al-Quran dan Hadist Allah memrintahkan untuk berjihad dan
melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar untuk menegakkan syariat Islam sebagaimana yang
telah dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw.

Jihad dan amar ma’ruf nahi munkar adalah perihal yang sangat penting dalam kehidupan
bersosialisasi dan beragama umat Islam. Manusia dituntut untuk bergiting royong dan
bersosialisasi. Taklepas pula pada alam smesta ini, tidak dibolehkan untuk merusaknya,
bahkan manusia disuruh untuk menjaga dan merawatnya tanpa terkecuali. Manusia juga
dituntut berbuat baik kepada sesama dan tidak boleh melakukan perusakan. Di dunia ini
manusia memiliki tanggung jawab yang sama karena sama-sama makhluk Allah, yakni
berbuat baik dan meninggalkan keberukan agar kehidupan ini berjalan selaras dan seimbang.

Didalam Islam untuk mengajak akan perbuatan yang baik, dan mencegah akan perbuatan
yang munkar, dan berjuang demi Agama Islam tidak lepas dari aturan-atran yang sudah
disebuttkan atau dijelaskan dalam Al-Quran ataupun Hadist, jadi tidak seorangpun yang
boleh semena-mena dalam melaksanakan jihad dan amar ma’ruf nahi munkar.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dan hukum jihad ?


2. Apa kaidah-kaidah dan syarat-syarat jihad ?
3. Apa definisi amar ma’ruf nahi munkar ?
4. Apa syarat yang wajib ada bagi pelaku amar ma’ruf nahi munkar ?
5. Apa sifat dan adab yang harus dimiliki pelaku amar ma’ruf nahi munkar ?
C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan nilai tugas UAS dan juga
diharapkan agar lebih memahami topik ini dapat meningkatkan kualitas kehidupan beragama
mahasiswa dan meningkatkan kualitas anatara hubungan sesama manusia dan hubungan
kepada Allah SWT.

D. Manfaat

Dan dengan makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang
jihad dan amar ma’ruf nahi munkar serta dapat mengubah sikap dan perilaku masyarakat
sekitarnya yang kurang baik.
BAB II
PEMBAHASAN

1. JIHAD
 Definisi Jihad
Menurut bahasa (etimologi), Al Jihad berasal dari kata jahada-yajhadu-jahdah
atau juhdan yaitu keluasan atau kekuatan dan Al jahdu yang berarti berjuang atau
berjerih payah. Jadi kata Al jahdu dan Al jihadu dalam bahasa berarti dengan sekeras-
kerasnya demi mencapai cita-cita atau mencegah duka derita. Namun, menurut KBBI
jihad yaitu tentang usaha untuk mencapai kebaikan, upaya membela agama dengan
mengorbankan harta dan nyawa.
Menurut Mazhab Hanafi dalam “Fathul Qadir” oleh Ibnu Hammam Al jihad ialah
mengundang orang kafir kepada Agama Allah dan memerangi mereka kelau mereka
menolak undangan tersebut. Menurut Mazhab Maliki, Al jihad ialah memerangi orang
kafir yang tidak terikat perjanjian daemi meninggikan kalimatullah, atau
menghadirkan-Nya atau menaklukkan negerinya demi memenangkan AgamaNya.
Menurut Mazhab Asy Syafii, Al Bujuri berkata bahwa Al jihad artinya berperang
dijalan Allah dan Ibnu Hajar mengatakan bahwa menurut syariat, Al jihad adalah
berjuang sekuat-kuatnya untuk memerangi kaum kafir. Dan menurut Mazhab Hambali,
Al jihad adalah memerangi kaum kafir atau menegakkan Din (agama) Allah.
 Macam-macam Jihad dan Perintah Untuk Berjihad
a. jihad melawan musuh yang nyata
b. jihad melawan setan
c. jihad melawan hawa nafsu
ketiga macam jihad ini termasuk dalam Al-Quran diantaranyafirman Allah SWT
َ‫ج ۚ ِّملَّة‬ َّ ‫ُوا فِى ٱهَّلل ِ َح‬ ۟ ‫َو ٰ َج ِهد‬
ٍ ‫ٱجتَبَ ٰى ُك ْم َو َما َج َع َل َعلَ ْي ُك ْم فِى ٱلدِّي ِن ِمنْ َح َر‬
ْ ‫ق ِج َها ِد ِهۦ ۚ ه َُو‬
‫ش ِهيدًا َعلَ ْي ُك ْم‬َ ‫سو ُل‬ ُ ‫سلِ ِمينَ ِمن قَ ْب ُل َوفِى ٰ َه َذا لِيَ ُكونَ ٱل َّر‬ ْ ‫س َّم ٰى ُك ُم ٱ ْل ُم‬ َ ‫أَبِي ُك ْم إِ ْب ٰ َر ِهي َم ۚ ُه َو‬
۟ ‫ص ُم‬
‫وا بِٱهَّلل ِ ُه َو‬ ۟ ‫صلَ ٰوةَ َو َءات‬
ِ َ‫ُوا ٱل َّز َك ٰوةَ َوٱ ْعت‬ ۟ ‫س ۚ فَأَقِي ُم‬
َّ ‫وا ٱل‬ ِ ‫ش َهدَٓا َء َعلَى ٱلنَّا‬ ُ ‫وا‬ ۟ ُ‫َوتَ ُكون‬

ِ َّ‫َم ْولَ ٰى ُك ْم ۖ فَنِ ْع َم ٱ ْل َم ْولَ ٰى َونِ ْع َم ٱلن‬


‫ر‬tُ ‫صي‬
Artinya : Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-
benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu
dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah)
telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula)
dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu
semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang,
tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu,
maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.(QS Al-Hajj 22:78)

‫يل هَّللا ِ ۚ ٰ َذلِ ُك ْم َخ ْي ٌر لَ ُك ْم إِنْ ُك ْنتُ ْم‬ ِ ُ‫ا ْنفِ ُروا ِخفَافًا َوثِقَااًل َو َجا ِهدُوا بِأ َ ْم َوالِ ُك ْم َوأَ ْنف‬
َ ‫س ُك ْم فِي‬
ِ ِ‫سب‬
َ‫تَ ْعلَ ُمون‬
Artinya : Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan
berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah
lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS At Taubah 22:41)

‫ص ُر ٓو ۟ا‬
َ َ‫وا َّون‬۟ ‫ل ٱهَّلل ِ َوٱلَّ ِذينَ َءا َو‬tِ ‫سبِي‬ َ ‫س ِه ْم فِى‬ ۟ ‫وا َو ٰ َج َهد‬
ِ ُ‫ُوا بِأ َ ْم ٰ َولِ ِه ْم َوأَنف‬ ۟ ‫َاج ُر‬
َ ‫وا َوه‬ ۟ ُ‫إِنَّ ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
‫وا َما لَ ُكم ِّمن َو ٰلَيَتِ ِهم ِّمن ش َْى ٍء َحتَّ ٰى‬ ٓ
۟ ‫اج ُر‬
ِ ‫وا َولَ ْم يُ َه‬ ۟ ُ‫ض ۚ َوٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬ ٍ ‫ض ُه ْم أَ ْولِيَٓا ُء بَ ْع‬ُ ‫أُ ۟و ٰلَئِكَ بَ ْع‬
ٌ َ‫ص ُر إِاَّل َعلَ ٰى قَ ْو ۭ ٍم بَ ْينَ ُك ْم َوبَ ْينَ ُهم ِّمي ٰث‬
‫ق ۗ َوٱهَّلل ُ بِ َما‬ ْ َّ‫ص ُرو ُك ْم فِى ٱلدِّي ِن فَ َعلَ ْي ُك ُم ٱلن‬ َ ‫ستَن‬ ْ ‫وا ۚ َوإِ ِن ٱ‬ ۟ ‫اج ُر‬
ِ ‫يُ َه‬
‫صي ٌر‬ ِ َ‫تَ ْع َملُونَ ب‬
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad
dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan
tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu
sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi
belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka,
sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan
kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan
pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan
mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS Al Anfal 8:72)

Istilah jihad digunakan untuk melawan hawa nafsu, melawan setan, dan melawan
orang-orang fasik. Adapun jihad melawan hawa nafsu yaitu dengan belajar agama
Islam dengan benar. Adapun jihad melawan setan dengan menolak segala syubhat
dan syahwat yang selalu dihiasi oleh setan. Jihad melawan orang kafir dan fasik
dengan tangan, harta, lisan, dan hati.

 Tujuan Disyariatkannya Jihad


Tujuan disyariatkannya jihad yaitu seperti yang dikatakan Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah, “Tujuan Jihad adalah agar kalimat Allah tinggi, dan agar agama semua
milik Allah yaitu maksud tujuannya agar agama Allah tegak di bumi”. Beliau juga
berkata “Tujuan disyariatkannya jihad agar (manusia dan jin meyakini bahwa) tidak
ada yang disembah dengan benar kecuali hanya Allah, tidak berdoa kepada selain
Allah, tidak sholat kepada selain Allah, tidak puasa kepada selain Allah, tidak umrah
dan hajike baitullah, tidak boleh ada penyembelihan qurban melainkan hanya kepada
Allah, tidak bernazar melainkan hanya karena Allah, tidak bersumpah melainkan
hanya dengan nama Allah, tidak bertawakal melainkan hanya kepada-Nya, tidak ada
yang mendatangkan kebaikan melainkan hanya dari Allah, tidak ada yang dapat
menolak kejelekan melainkan hanya Allah, tidak ada yang menunjukkan jalan yang
lurus melainkan hanya Allah, tidak ada yang memberikan rezeki kecuali hanya
Allah, tidak ada yang memberikan kecukupan kepada mereka kecuali hanya Allah
dan tidak ada yang mengampuni dosa-dosa mereka kecuali Allah.
 Hukum Jihad
Hukumnya jihad adalah Fardhu (wajib) berdasarkan firman Allah SWT :

‫س ٰ ٓى أَن‬
َ ‫ا َوه َُو َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم ۖ َو َع‬tًًٔ‫ش ْئـ‬ ۟ ‫س ٰ ٓى أَن تَ ْك َره‬
َ ‫ُوا‬ َ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ٱ ْلقِتَا ُل َوه َُو ُك ْرهٌ لَّ ُك ْم ۖ َو َع‬ َ ِ‫ُكت‬
َ‫ا َوه َُو ش ٌَّر لَّ ُك ْم ۗ َوٱهَّلل ُ يَ ْعلَ ُم َوأَنتُ ْم اَل تَ ْعلَ ُمون‬tًًٔ‫ش ْئـ‬ ۟ ‫ت ُِح ُّب‬
َ ‫وا‬

Artinya : Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu
yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS Al-Baqarah 2:216)
Ayat ini merupakan penetapan kewajiban jihad dari Allah SWT bagi kaum
Muslimin agar mereka menghentikan kejahatan musuh dalam wilayah Islam. Dalil
tentang jihad juga terdapat dalam As Sunnah, Rasulullah SAW bersabda pada saat
Fathu Makkah (pembebasan kota Mekkah). “tidak ada hijrah setelah fathu makkah,
akan tetapi yang adalah jihad dan niat baik. Dan apabila kalian diminta untuk
berangkat berperang (oleh imam/ulil amri), maka berangkatlah.”
Hukum jihad memrangi orang kafir adalah Fardhu Kifayah.
 Keutamaan Jihad Fisabilillah
Keutamaan orang yang berjihad sangat banyak diantaranya adalah :
a. geraknya seorang mujahid (orang yang berjihad di jalan Allah) dimedan perang itu
diberikan pahala oleh Allah SWT
b. jihad adalah perdagangan yang pasti untung dan tidak pernah rugi
c. jihad lebih utama dari meramaikan masjidil haram dan lebih utama daripada
memberikan minuman kepada jamaah haji
d. jihad merupakan satu dari dua kebaikan (menang atau mati syahid0
e. orang yang berjihad, meskipun ia telah mati syahid namun ia tetap hidup dan
diberikan rezeki.
f. orang yang berjihad seperti orang yang berpuasa dan tidak berbuka yang
mengerjakan sholat malam terus menerus
g. jihad adalah jalan menuju surga
h. jihad menghilangkan kecemasan dan kesedihan
i. sesungguhnya surga itu memiliki 100 derajat yang disediakan Allah untuk orang
yang berjihad dijalan-Nya. Antara satu tingkat dengan tingkat berikutnya berjarak
seperti langit dan bumi.
j. surga itu dibawah naungan pedang
k. orang yang mati syahid memiliki 6 keutamaan sesuai dengan sabda Rasulullah
Saw, “orang yang mati syahid disisi Allah mendapatkan 6 keutamaan : 1. Diampuni
dosanya sejak tetesan darah pertama, 2. Dapat melihat tempatnya di surga, 3. Akan
dilindungi dari azab kubur, 4. Diberikan rasa aman dari ketakutan yang dahsyat pada
hari kiamat, 5. Diberikan pakaian iman, dinikahkan dengan bidadari, dan 6. Dapat
memberikan syafaat kepada 70 orang keluarganya.”
l. orang yang mati syahid ruhnya berada di qindil (lampu/lentera) yang berada
disurga
m. orang yang mati syahid diampunkan dosanya, kecuali hutang
n. orang yang berjihad fi sabilillah dan mati syahid akan diberikan rizki dan tidak
diazab dalam kuburnya.
 Kaidah-kaidah dan Syarat-syarat Jihad
Jihad memiliki kaidah-kaidah dan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Maka jihad
dijalan Allah tidak sempurna dan tidak diterima amal shalih yang diterima disisi Allah
SWT kecuali dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dengan syarat-syarat
tersebut. Diantara kaidah-kaidah dan syarat-syarat yang paling penting yaitu :
a. jihad harus dibangun diatas dua syarat yang merupakan dasar dari setiap amal shalih
yang diterima, yaitu ikhlas dan mutabaah.
b. jihad harus sesuai dengan maksud dan tujua disyariatkannya jihad, yaitu seorang
muslim berjihad agar agama Islam ini tegak dan agar kalimat Allah menjadi yang
paling tinggi.
c. jihad harus dengan ilmu dan pemahaman tentang agama, karena jihad termasuk
ibadah yang paling agung dan ketaatan yang paling mulia seperti yang telah
disebutkan
d. hendaknya jihad ditunaikan dengan kasih sayang dan kelembutan kepada makhluk
e. jihad harus dilaksanakan dengan keadilan dan menjauhi permusuhan
f. jihad harus dilaksanakan bersama dengan ulil amri
g. hendaknya jihad fii sabilillah dilakukan dengan keadaan mereka, sedang lemah atau
kuat.
h. jihad harus menghasilkan kebaikan yang jelas agar tidak ada kerusakan yang lebih
besar.
 Penyimpangan-penyimpangan dalam Jihad Fii Sabilillah
Setiap jihad yang tidak ditujukan untuk menegakkan kalimat Allah SWT, atau
tidak berdasarkan ketentuan syariat dan tidak dengan adab-adab Islami yang harus
diperhatikan dalam Jihad, maka itu termasuk penyimpangan jihad. Jika seorang
hambah terjatuh dalam penyimpangan ini maka ia tidak akan mendapatkan keutamaan
yang dijanjikan Allah SWT, bahkan menjadi dosa. Beberapa peringatan dari
Rasulullah Saw dalam hadist agar tidak terjadi penyimpangan beberapa diantaranya
adalah :
a. agar tidak riya (pamer menampakkan keberanian) dalam berjihad
b. bagi yang berjihad untuk kesenangan duniawi
c. larangan untuk membunuh wanita dan anak-anak
d. larangan untuk bunuh diri atau yang disebut intihaar
Beberapa contoh akibat bahaya penyimpangan yang terjadi adalah :
a. akan terjadi peperangan dibawahh panji-panji jahiliyah bukan panji-panji Islam
b. menghalalkan jiwa-jiwa yang diharamkan, dan membunuh jiwa-jiwa yang tak
berdosa
c. berpecah-belah, berselisih, dan keluar dari jemaah kaum muslimin dan
pemimpinnya.
d. memperburuk citra Agama Islam dimata dunia, dan memperlambat dakwah kepada
Allah ta’ala.
Dari beberapa contoh penyimpangan Jihad dan bahayanya, tentulah terdapat sebab
musabab yang melatar belakanginya diantaranya adalah :
a. rusaknya niat dan mengikuti hawa nafsu
b. sedikitnya ilmu dan kurangnya pemahaman
c. Ghuluw (berlebihan)
d. mengambil fatwa-fatwa yang salah dan menolak fatwa-fatwa dari ulama yang teguh
keimanannya.

 Pandangan Islam Terhadap Terorisme


Al Irhab (terorisme) yang terlarang adalah apa yang dikerjakan oleh pelaku irhab
(teroris) ini dengan cara mendatangi orang-orang yang dalam keadaan aman, tentram
dan damai yang tidak mempunyai urusan dengan masalah kekuatan, peprangan, dan
kazaliman, llau disergap secara tiba-tiba dengan pembunuhan, perusakan harta benda,
menimbulkan berbagai macam ketakutan atau kekhawatiran baik dari kalangan orang
kafir atau dari kalangan kaum muslimin.
Perbuatan irhab atau terorisme ini tidaklah sesuai dan selaras dengann firman Alah
SWT
ٰ
ِ ‫سا ٍد فِى ٱأْل َ ْر‬
‫ض‬ َ َ‫س أَ ْو ف‬ ٍ ‫سا بِ َغ ْي ِر نَ ْف‬ً ۢ ‫س ٰ َٓر ِءي َل أَنَّهۥُ َمن قَتَ َل نَ ْف‬
ْ ِ‫ِمنْ أَ ْج ِل َذلِ َك َكتَ ْبنَا َعلَ ٰى بَنِ ٓى إ‬
‫سلُنَا‬
ُ ‫اس َج ِمي ًعا ۚ َولَقَ ْد َجٓا َء ْت ُه ْم ُر‬ َ َّ‫اس َج ِمي ًعا َو َمنْ أَ ْحيَاهَا فَ َكأَنَّ َمٓا أَ ْحيَا ٱلن‬ َ َّ‫فَ َكأَنَّ َما قَتَ َل ٱلن‬
ٰ
َ‫ْرفُون‬ِ ‫ض لَ ُمس‬ ِ ْ‫ت ثُ َّم إِنَّ َكثِي ًرا ِّم ْن ُهم بَ ْع َد َذلِكَ فِى ٱأْل َر‬ ِ َ‫بِٱ ْلبَيِّ ٰن‬

Artinya : Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:
barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh)
orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan
dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara
kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan
manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami
dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara
mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan
dimuka bumi. (QS Al Maidah 5:32)
Allah juga berfirman dalam surah Al Araf ayat 85 :

tٌ‫ُوا ٱهَّلل َ َما لَ ُكم ِّمنْ إِ ٰلَ ٍه َغ ْي ُرهۥُ ۖ قَ ْد َجٓا َء ْت ُكم بَيِّنَة‬
۟ ‫ش َع ْيبًا ۗ قَا َل ٰيَقَ ْو ِم ٱ ْعبُد‬
ُ ‫َوإِلَ ٰى َم ْديَنَ أَ َخا ُه ْم‬
ِ ‫ُوا ِفى ٱأْل َ ْر‬
‫ض‬ ۟ ‫سد‬ ِ ‫شيَٓا َء ُه ْم َواَل تُ ْف‬ ْ َ‫اس أ‬َ َّ‫وا ٱلن‬ ۟ ‫س‬ ۟ ُ‫ِّمن َّربِّ ُك ْم ۖ فَأ َ ْوف‬
ُ ‫وا ٱ ْل َك ْي َل َوٱ ْل ِميزَ انَ َواَل تَ ْب َخ‬
َ‫ص ٰلَ ِح َها ۚ ٰ َذلِ ُك ْم َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم إِن ُكنتُم ُّم ْؤ ِمنِين‬
ْ ِ‫بَ ْع َد إ‬

Artinya : Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka,
Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan
bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari
Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu
kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah
kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman. (QS
Al Araf ayat 85)
Ayat diatas juga menunjukkan bahwa Allah SWT tidak menyukai kepada orang-orang
yang membuat kerusakan dimuka bumi, seperti terorisme yang mengganggu
keamanan dan merobohkan bangunan-bangunan umat dimuka bumi.
 Amalan-amalan yang Setara Jihad Fii Sabilillah
a. birul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua)
b. bekerja mencari riziki dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri,
keluarga, dan kedua orang tua
c. menuntut ilmu (Syar’i) dan mengajarkannya
d. menunaikan ibadah haji dan umrah
e. menunggu sholat seusai mengerjakan sholat
f. menjadi petugas amil zakat
g. membantu para orang-orang miskin
h. menyiapkanbekal bagi para mujahid dan mengurusi keluarganya
i. berdakwah kepada penguasa dan pemerintah yang zalim
j. berzikir kepada Allah SWT.

2. AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR


 Definisi Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Frasa amar ma’ruf nahi munkar menurut bahasa berasal dari dua kata yaitu Al-
Ma’ruf dan Al-Munkar. Ada tiga puluh delapan kata Al-Ma’ruf dan enam belas kata Al-
Munkar di dalam Al-Qur'an.
Secara bahasa Al-Ma’ruf berarti dikenal, sedangkan secara istilah berarti sesuatu
yang baik menurut syariat Islam, pandangan umum dan adat masyarakat selama sejalan
dengan nilai-nilai agama. Secara bahasa Al-Munkar berarti sesuatu yang tidak dikenali,
dan secara istilah berarti segala hal yang diingkari, dilarang, dan dicela oleh syariat Islam
serta dicela pula oleh orang-orang.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa Al-Ma’ruf adalah satu nama
yang mencakup bagi segala hal apa yang dicintai Allah SWT, berupa iman dan amal
shalih, dan Al-Munkar adalah satu nama yang mencakup segala apa yang Allah SWT
larang. Secara keseluruhan pengertian dari amar ma’ruf nahi munkar yaitu sebuah
perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal
yang buruk bagi masyarakat.
Kewajiban dalam melakukan amar ma’ruf nahi munkar merupakan kewajiban
atas seluruh umat atau disebut juga fardhu kifayah. Apabila segolongan dari umat
melaksanakannya, gugurlah kewajiban itu dari yang lain.

 Perintah ber Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Perintah ber amar ma’ruf nahi munkar terdapat pada sumber-sumber ajarah Islam
yaitu Al Quran dan Hadis.
a. Dalil dari Al Quran
Perintah ber amar ma’ruf nahi munkar terdapat pada firman Allah

‫وف َويَن َهونَ َع ِن ٱل ُمن َك ۚ ِر َوأُ ْو ٰلَئِ َك ُه ُم‬ َ ‫َولتَ ُكن ِّمن ُكم أُ َّمة يَدعُونَ إِلَى‬
ِ ‫ٱلخي ِر َويَأ ُم ُرونَ بِٱل َمع ُر‬
َ‫ٱل ُمفلِ ُحون‬
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang
yang beruntung.” (QS. Ali Imran [3]: 104)
b. Dalil dari As Sunnah
Dalil hadis untuk ber amar ma’ruf nahi munkar yaitu berasal dari Abu Sa’id Al
Khudri, ia berkata, ”Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,
‘Barang siapa di antara kalian melihat kemunkaran, maka hendaklah ia mengubahnya
dengan tangannya, jika tidak mampu, maka dengan lisannya, dan jika tidak mampu maka
dengan hatinya dan itulah selemah-lemahnya iman.”’
 Rukun-rukun Amar Ma’ruf Nahi Munkar
a.Syarat wajib pelaku amar ma’ruf nahi munkar
1)Beragama Islam
Ini adalah syarat paling penting dan sebagai pondasinya, karena hisbah (amar ma’ruf nahi
munkar) adalah otoritas syari’at Islam. Tidak dibenarkan orang kafir berkuasa atas
seorang muslim.
2)Mukallaf (baligh/sudah dewasa)
Orang yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar haruslah orang yang mukallaf (orang
yang sudah baligh dan berakal sehat. Jikalau seandainya anak kecil mumayyiz (sudah
dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk) melakukan amar ma’ruf atau
mengingkari kemunkaran maka boleh saja ia melakukannya dan dia mendapatkan pahala,
tetapi itu tidak wajib atasnya, dan tidak ada yang boleh mencegahnya karena ini
merupakan perbuatan baik.
3)Adanya kemampuan
Pelaku amar ma’ruf nahi munkar harus memiliki kemampuan ketika melakukan amar
mar’rif nahi munkar, dan manusia hanyalah diberikan beban dan kewajiban sesuai
kemampuannya. Orang yang tidak memiliki kemampuan maka tidak wajib amar ma’ruf
nahi munkar bagi dirinya.
Sebagaimana hadis Rasulullah SAW

‫سانِ ِه‬ ْ َ‫سلَّ َم قَا َل َمنْ َرأَى ُم ْن َك ًرا فَ ْليُ َغيِّ ْرهُ بِيَ ِد ِه فَإِنْ لَ ْم ي‬
َ ِ‫ستَ ِط ْع فَبِل‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫سو َل هَّللا‬ُ ‫َر‬
ْ َ‫ستَ ِط ْع فَبِقَ ْلبِ ِه َو َذلِكَ أ‬
‫ض َعفُ اإْل ِ ي َما ِن‬ ْ َ‫فَإِنْ لَ ْم ي‬
“Barang siapa di antara kalian melihat kemunkaran, maka hendaklah ia mengubahnya
dengan tangannya, jika tidak mampu, maka dengan lisannya, dan jka tidak mampu maka
dengan hatinya dan itulah selemah-lemahnya iman.”
b.Sifat-sifat dan adab-adab yang harus dimiliki oleh pelaku amar ma’ruf nahi
munkar antara lain:
1)Niat yang baik (ikhlas)
Ikhlas adalah mengesakan hak Allah SWT dengan hanya menunjukkan ketaatan kepada-
Nya. Ikhlas adalah perkara yang terdapat dalam lubuk hati, tidak ada satu orang pun yang
mampu mengetahuinya kecuali hanya Allah SWT.
2)Mutaba’ah (mengikuti contoh Rasulullah SAW)
Perbuatan amar ma’ruf nahi munkar ialah apa-apa saja yang dibawa oleh Rsulullah SAW
dan hendaklah hal ini selalu menjadi perhatian bagi pelaku amar ma’ruf nahi munkar agar
mengetahui keseluruhan tentang Rasulullah SAW dan mencontohi segala amal
perbuatannya.
3)Berilmu
Pelaku amar ma’ruf nahi munkar haruslah mengetahui segala sesuatu tentang apa yang
diperintahkannya itu adalah benar-benar perbuatan yang ma’ruf demikian pula orang
yang melarang kemunkaran harus mengetahui bahwa apa yang benar-benar dilarangnya
itu ialah kemunkaran. Sebagaimana firman Allah SWT
َ‫بحنَ ٱهَّلل ِ َو َما أَنَا ِمن‬ ُ ‫ير ٍة أَنَا َو َم ِن ٱتَّبَ َعنِيۖ َو‬
َٰ ‫س‬ َ ‫ص‬ َ ‫قُل ٰ َه ِذ ِهۦ‬
ِ َ‫سبِيلِي أَدعُو ْا إِلَى ٱهَّلل ِ َعلَ ٰى ب‬
َ‫ٱل ُمش ِر ِكين‬
“Katakanlah (Muhammad), "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang
mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah,
dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik" (QS. Yusuf [12]: 108)
Ayat ini menunjukkan harus adanya hujjah yaitu dalil yang jelas. Imam Ibnu Qayyim
mengatakan, “Apabila dakwah mengajak manusia ke jalan Allah merupakan kedudukan
yang mulia dan utama bagi seorang hamba, maka hal itu tidak akan terlaksana kecuali
dengan ilmu. Dengan ilmu, seseorang dapat berdakwah dan kepada ilmu ia berdakwah.
Bahkan demi sempurnanya dakwah, ilmu itu harus dicapai sampai batas usaha yang
maksimal.
4)Mengamalkan apa yang telah diketahuinya
Orang yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar hendaklah mengamalkan ilmu yang
telah diketahuinya sebagai penerapan dari perkataannya sehingga perbuatannya
membenarkan perkataannya. Sebagaimana firman Allah SWT

َ ۚ َ‫س ُكم َوأَنتُم تَتلُونَ ٱل ِك ٰت‬


َ‫ب أَفَاَل تَعقِلُون‬ َ ُ‫سونَ أَنف‬ َ َّ‫أَتَأ ُم ُرونَ ٱلن‬
َ ‫اس بِٱلبِ ِّر َوتَن‬

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri
(kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu
berpikir?” (QS. Al-Baqarah [2]: 44)
Demikianlah Allah SWT mencela orang yang melakukan amal ma’ruf nahi munkar
namun perbuatannya sendiri menyelisihinya.
5)Ar-Rifq (lemah lembut) dan kasih sayang terhadap manusia
Ar-rifq adalah lemah lembut dalam perkataan dan perbuatan serta selalu mengambil jalan
mudah. Ar-rifq adalah lawan dari kekerasan. Kelemah-lembutan merupakan sifat dari
para nabi dan rasul.
6)Amanah
Hendaklah pelaku amar ma’ruf nahi munkar adalah orang yang amanah dan memiliki hati
nurani yang hidup dalam menyampaikan dan melaksanakan perintah Allah SWT.
7)Hikmah
Hikmah dalam melakukan dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar sangatlah dituntut
keberadaanya. Hikmah ialah kebenaran atau sesuatu kesesuaian dalam segala perkataan
dan perbuatan serta meletakkan segala sesuatu pada tempatnya.
Sifat hikmah ini akan diraih dengan hal-hal berikut:
•Mengetahui dan mengenal tingkatan-tingkatan dakwah
•Mengetahui dan mengenal tingkatan objek dakwah
•Mengetahui dan mengenal tingkatan apa yang hendak ia perintahkan dan apa yang
hendak ia larang atau cegah.
•Mengetahui dan mengenal berbagai maslahat dan mafsadat
8)Sabar
Sabar ialah menahan diri dari keluh kesah dan murka, menahan lisan dari mengadu, dan
menahan anggota badan dari tasywisy (tindakan yang tidak wajar). Sebagaimana firman
Allah SWT

‫س ِل َواَل تَستَع ِجل لَّ ُهمۚ َكأَنَّ ُهم يَو َم يَ َرونَ َما يُو َعدُونَ لَم‬ ُ ‫ٱلر‬
ُّ َ‫زم ِمن‬ ِ ‫صبَ َر أُ ْولُو ْا ٱل َع‬ َ ‫فَٱصبِر َك َما‬
َ‫سقُون‬ ِ َ‫ساعَة ِّمن نَّ َها ۚ ِر بَ ٰلَ ۚغ فَ َهل يُهلَ ُك إِاَّل ٱلقَو ُم ٱل ٰف‬
َ ‫يَلبَثُو ْا إِاَّل‬
“Maka bersabarlah kamu sebagaimana kesabaran rasul-rasul yang memiliki keteguhan
dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat
azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia)
melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak
dibinasakan melainkan kaum yang fasik.” (QS. Al Ahqaf [46]: 35)
Ayat diatas menunjukkan bahwa rasul-rasul Allah telah senantiasa bersabar dalam
menyampaikan tauhid dan amar ma’ruf nahi munkar kepada umatnya. Maka dari itu
pelaku amar ma’ruf nahi munkar hendaklah memiliki kesabaran dan keteguhan yang
tinggi seperti yang telah dicontohkan oleh rasul-rasul Allah.
9)Melakukan amar ma’ruf nahi munkar secara syar’i dan adil
Dalam menyampaikan amar ma’ruf nahi munkar haruslah syar’i dan adil. Sebagaimana
yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah “Kebanyakan pelaku amar ma’ruf
nahi munkar melampaui batas. Adakalanya karena kebodohan dan adakalanya karena
kezhaliman. Permasalahan ini harus dilakukan dengan teliti, baik mengingkari
kemunkaran terhadap orang kafir, munafik, fasik, atau pelaku maksiat.” Dari perkataan
Imam Ibnu Taimiyah inilah hedaknya pelaku amar ma’ruf nahin munkar melakukannya
dengan syar’i dan adil agar tidak termasuk orang-orang yang melampaui batas.
10)Tidak Putus Asa
Seorang pelaku amar ma’ruf nahi munkar tidaklah boleh memiliki sifat putus asa
dalam menyampaikan apa yang benar, meskipun apa yang telah dia sampaikan tidak
pernah berhasil mengembalikan orang tersebut ke jalan yang benar.
 Pelaku Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Sasarannya
Yang menjadi pelaku amar ma’ruf nahi munkar yaitu setiap Muslim yang kuasa
dan ada keyakinan dalam dirinya bahwa jika ia tidak melakukan penentangan (amar
ma’ruf nahi munkar) niscaya ia mendapatkan mudarat besar (kerugian) atau juga orang
yang menganggap bahwa amar ma’ruf nahi munkar mustahab (lebih baik dilakukan),
karena terdapat usaha menampakkan syiar Islam dan memperingatkan manusia terhadap
perintah-perintah agama.
Yang menjadi sasaran dari pelaku amar ma’ruf nahi munkar yaitu setiap orang
yang mukallaf, bahkan juga orang yang tidak mukallaf seperti anak-anak dan orang
kurang berakal, dan bila dikhawatirkan adanya mudharat dari orang-orang selain mereka.
Anak-anak dicegah dari perbuatan yang diharamkan, sehingga mereka tidak terbiasa
mengerjakannya. Juga mereka dipaksa shalat, agar terbiasa.
 Perbuatan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Kemunkaran yang wajib dihilangkan oleh seorang Muslim ialah kemunkaran yang
terdapat padanya empat syarat berikut:
a.Kemunkaran itu nyata sebagai bentuk kemunkaran
Kemunkaran yang wajib diingkari ialah kemunkaran yang telah ditetapkan syariat
berupa dosa-dosa kecil maupun besar; mencakup semua kemaksiatan yang dilakukan
oleh siapa saja. Sehingga jika terlihat orang yang melakukan kemaksiatan, maka ia wajib
melarangnya.
b.Kemunkaran itu sedang terjadi
Keadaan 1 : Masih Dalam Niatan dan Tekad
Yakni pelaku kemunkaran yang telah bertekad untuk melakukannya yang dapat diketahui
dari tingkah laku dan tanda-tanda lainnya. Yang perlu pelaku amar ma’ruf nahi munkar
lakukan ialah dengan menasihati sesuai dengan kaidah beramar ma’ruf nahi munkar.
Keadaan 2 : Pada Saat Terjadi Kemunkaran
Pelaku kemunkaran yang sedang melakukan kemunkaran pada saat dicegah atau
diingkari. Pada saat seperti ini pelaku amar ma’ruf nahi munkar harus langsung
mengingkari kemunkaran tersebut selama dia mampu mencegahnya.
Keadaan 3 : Setelah Terjadinya Kemunkaran
Bila kemunkaran telah selesai dan yang tersisa hanya bekasnya saja maka pelaku
kemunkaran harus diserahkan kepada penguasa atau wakilnya.
c.Kemunkaran tersebut terlihat jelas tanpa harus dimata-matai
Islam menghukumi sesuatu secara lahiriah, menghukumi yang tampak jelas,
sedang hal-hal yang tersembunyi diserahkan kepada Allah SWT, sehingga Islam tidak
boleh menyebarkan aib atau rahasia orang lain.
d.Kemunkaran itu sudah maklum dan bukan permasalahan khilaf ijtihadiyah
Imam An Nawawi mengatakan, “Tidak boleh ada pengingkaran terhadap sesuatu
hal yang diperselisihkan para ulama dan belum disepakati karena menyangkut dari salah
satu mazhab. Berkaitan dengan kemunkaran yang jelas menyalahi nash dan bukan
masalah ijtidaiyah maka harus diingkari seperti:
•Orang yang menyalahi Al Quran dan Sunah dan yang telah menjadi kesepakatan Ulama
maka termasuk kemunkaran.
•Seluruh bid’ah dalam akidah maupun selainnya wajib diingkari.
•Orang yang berpindah kemudian mengikuti kebiasaan munkar di daerah tersebut atau
orang yang mengikuti hawa nafsunya bukan karena dalil maka termasuk perbuatan
munkar.
•Orang yang mencari rukhshah (keringanan) dari ulama karena keinginan hawa nafsu
termasuk perbuatan munkar.
•Jika terdapat pendapat ulama yang lemah atau jelas kelemahannya kemudian berpegang
pada pendapat tersebut maka termasuk kemunkaran.

 Kaidah-kaidah Amar Ma’ruf Nahi Munkar


a.Syariat adalah pokok dalam menetapkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Yang menjadi timbangan dan tolok ukur dalam menentukan sesuatu yang ma’ruf
dan yang munkar yaitu Kitabullah, Sunah Rasulullah SAW, dan yang menjadi
kesepakatan Salafush Shalih, dan bukan yang dianggap baik oleh manusia dari perkara-
perkara yang menyelisihi syariat.
b.Memiliki ilmu bashirah tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Dalam beramar ma’ruf nahi munkar haruslah memiliki ilmu dan mengetahui
antara yang benar dan salah berdasarkan sumber Islam yaitu Al Quran dan As Sunah,
serta mengetahui hakikat dan sasaran beramar ma’ruf nahi munkar.
c.Mendahulukan yang paling penting sebelum yang penting
Dalam beramar ma’ruf nahi munkar hendaklah lebih mendahulukan yang paling
penting terlebih dahulu yaitu dengan memperbaiki ushul (pokok-pokok) Aqidah diri
sendiri terlebih dahulu. Setelah diri sendiri sudah siap menyampaikan amar ma’ruf nahi
munkar barulah melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
d.Memikirkan dan menimbang antara Maslahat dan Mafsadat
Maksud dan inti dari kaidah ini yaitu seperti perkataan Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah “Amar ma’ruf tidak boleh menghilangkan kema’rufan lebih banyak, atau
mendatangkan kemunkaran yang lebih besar. Nahi munkar tidak boleh mendatangkan
kemunkaran yang lebih besar atau menghilangkan kema’rufan yang lebih kuat
kepadanya.” Syariat Islam dibangun diatas kaidah memperoleh maslahat (kebaikan) dan
menyempurnakannya dan mencegah mafsadat (kerusakan dan menghilangkan atau
meminimalisirnya.
 Keutamaan dan Manfaat Amar Ma’ruf Nahi Munkar
a.Amar ma’ruf nahi munkar merupakan sifat nabi-nabi dan rasul-rasul
b.Termasuk kewajiban yang paling penting dalam Islam
c.Sebagai sebab keutuhan, keselamatan, dan kebaikan bagi masyarakat
d.Menghidupkan hati
e.Sebagai sebab datangnya pertolongan, kemuliaan, dan diberikannya kedudukan di bum
f.Amar ma’ruf nahi munkar termasuk shadaqah
g.Menolak marabahaya
h.Orang yang mencegah terjadinya kemunkaran akan diselamatkan oleh Allah SWT
i.Termasuk sifat-sifat orang-orang mukmin dan shalih
j.Amar ma’ruf nahi munkar termasuk jihad yang utama
k.Sebagai terapi dari problematika yang ada di setiap zaman dan setiap negeri
l.Sebab dihapuskannya dosa
m.Amar ma’ruf nahi munkar adalah perkataan yang baik.

3. HUBUNGAN ANTARA AMAR MARUF NAHI MUNKAR DAN JIHAD

Salah satu keindahan ajaran Islam adalah ajaran jihad, perintah untuk melakukan
semua yang ma’ruf, dan larangan dari semua yang mungkar dalam agama ini. Jihad yang
sebenarnya dimaksudkan untuk menolak tindakan aniaya orang-orang zalim terhadap
hak-hak agama ini dan dakwahnya. Inilah jenis perjuangan yang paling afdhal di mana
tidak dimaksudkan dengannya ambisi, tamak, atau keinginan-keinginan hawa nafsu
lainnya.

Barangsiapa yang melihat kepada dalil-dalil pokok ini serta melihat sejarah Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya dalam menyikapi musuhnya, maka ia
akan tahu tanpa ragu sama sekali bahwa jihad masuk dalam persoalan darurat (hanya
dilakukan jika sangat terpaksa) untuk menolak tindakan aniaya orang-orang yang
melampaui batas.

Demikian halnya dengan amar ma’ruf dan nahi mungkar, ketika agama ini takkan
stabil kecuali dengan keistiqamahan penganutnya dalam memegang ushul dan syariatnya,
melakukan perintah-perintahnya yang merupakan puncak keharmonisan, meninggalkan
larangan-larangannya yang merupakan keburukan dan kerusakan, dan juga agar hawa
nafsu yang zhalim tidak menghias-hiasi atas mereka untuk nekat melakukan perbuatan
haram, lalai dalam melaksanakan kewajiban yang telah ditetapkan, maka ditetapkan amar
ma’ruf dan nahi mungkar yang akan menyempurnakan semuanya.
Inilah bagian terbesar dari keindahan agama Islam, hal yang sangat darurat untuk
ditegakkan, sebagaimana padanya ada tindakan meluruskan penganutnya yang bengkok,
pembersihan jiwa, dan cambukan bagi mereka dari melakukan perbuatan yang hina, serta
membawa mereka untuk melakukan perbuatan mulia.
Adapun membiarkan saja mereka berbuat semaunya setelah mereka berpegang
dengan agama Islam dan masuk dibawah hukum dan syariatnya, maka merupakan
kezhaliman dan kemudharatan yang terbesar atas mereka sendiri juga atas masyarakat.
Khususnya jika berbuat semaunya terhadap hak dan kewajiban yang dituntut oleh syara’,
akal, dan adat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Memerintahkan suatu kebajikan dan melarang suatu kemungkaran (Amar Ma’ruf
Nahi Munkar) dan berjuang di jalan Allah (Jihad) adalah perintah agama, karena itu ia
wajib dilaksanakan oleh setiap umat manusia sesuai dengan kemampuan dan
kekuatannya. Islam adalah agama yang berdimensi individual dan sosial, maka sebelum
memperbaiki orang lain, seorang Muslim dituntut berintrospeksi dan memperbaiki
dirinya terlebih dahulu, agar bisa menjadi pelaku amar ma’ruf nahi munkar atau menjadi
seorang mujahid yang bisa diteladani oleh umat, sebab cara berdakwah yang baik dalam
Islam adalah dengan diiringi keteladanan.

B. SARAN
Dalam menyampaikan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar dan Jihad haruslahlah dengan
ilmu yang benar dan kembali kepada Al Quran dan As Sunnah sehingga tidak
menimbulkan kerusakan yang lebih parah. Dan dalam melakukan kegiatan Amar Ma’ruf
Nahi Munkar maupun Jihad haruslah disandarkan kepada keihklasan karena mengharap
ridho Allah semata.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/375277084/Amar-Maruf-Nahi-Munkar-Dan-Jihad
https://id.wikipedia.org/wiki/Jihad
https://en.wikipedia.org/wiki/Fi_sabilillah
http://digilib.uinsby.ac.id/10766/

Anda mungkin juga menyukai